7 Contoh Teks Anekdot Kritik yang Menarik dan Singkat
Contoh teks anekdot kritik ialah contoh tulisan yang memuat cerita ringkas dengan sifat lucu atau berisi sindiran.
Sindirannya dapat ditujukan kepada pihak tertentu atau fenomena yang terjadi dalam kehidupan. Biasanya jenis tulisan ini memang memuat tokoh, tempat, waktu hingga peristiwa.
Umumnya apa yang tertulis di dalamnya kerap ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya saja mengenai korupsi, pencemaran lingkungan, dan lain-lain. Berikut Mamikos sajikan contohnya yang menarik dan singkat. 📖😊✨
Daftar Isi
Daftar Isi
Contoh Teks Anekdot Kritik Singkat
Kalau kamu suka membaca koran, akan sangat mudah menemukan contoh teks anekdot kritik di dalamnya.
Selain itu, jenis tulisan ini juga tersebar di internet. Cukup ketikkan kata kuncinya pada kolom pencarian maka akan menemukan banyak referensi.
Jika kamu sukses membuat teks anekdot juga bisa membagikannya ke internet.
Seperti mengunggahnya di sosial media, website atau blog. Jadi dapat membagikan pesan kepada masyarakat luas.
Teks anekdot ialah tulisan yang dibuat untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat namun dalam bentuk lucu, unik dan menarik.
Biasanya, diselipkan unsur humor supaya pembaca merasa terhibur, seperti berbagai contoh di bawah ini.
1. Teks Anekdot tentang Pencuri Sandal
Mari memulai contoh teks anekdot kritik dengan tema hukum.
Kamu pasti sering melihat di televisi atau internet mengenai kasus hukum yang sedang berjalan di pengadilan. Misalnya saja kasus pembunuhan, pencurian sampai korupsi.
Tidak jarang banyak kasus kecil yang hukumannya terasa berat, misalnya mencuri kayu lantas dihukum beberapa tahun penjara. Sementara kasus besar seperti korupsi pelakunya dibebaskan begitu saja.
Fenomena ketimpangan hukum tersebut menjadi ide bagi banyak penulis untuk membuat contoh teks anekdot kritik dengan tujuan menyindir. Misalnya saja, kisah lucu mengenai pencuri sandal berikut.
Pada suatu waktu, Jamal melewati masjid dan melihat banyak sandal disana.
Jamal tergoda dengan salah satu sandal dan segera mencurinya. Ia tidak banyak berpikir atau menyiapkan rencana, akan tetapi langsung mengambil sandalnya dan melarikan diri.
Tindakan ceroboh Jamal tentu saja membawa petaka. Sang pemilik sandal rupanya mengetahui jika Jamal mencuri.
Lantas, sang pemilik mengejar Jamal sampai tertangkap. Sampai akhirnya sanga pemilik sandal membawa Jamal ke kantor polisi.
Polisi lantas memproses hukum atas tindakan Jamal. Polisi melakukan penyelidikan sampai tuntas. Kemudian, Jamal dijatuhi sanksi pasal pencurian dan kasusnya disidangkan pada pekan berikutnya.
Ketika persidangan berlangsung, Jamal duduk dengan muka lesu. Ia mendengar vonis hakim bahwa hukuman untuk mencuri sandal seharga Rp50 ribu ialah penjara selama 5 tahun.
Jamal segera protes. Ia merasa tidak adil sebab hukumannya jauh lebih berat daripada koruptor. Bagaimana mungkin mencuri satu sandal saja hukumannya sampai 5 tahun.
Lantas, hakim menjelaskan dengan tenang pada Jamal. Menurut hakim, Jamal sudah merugikan satu orang sebanyak Rp 50 ribu, sedangkan koruptor mengambil uang rakyat sebanyak Rp 2 miliar.
Uang sebanyak itu adalah milik 200 juta rakyat Indonesia. Oleh karena itu, jika dihitung kerugian masing-masing rakyat Indonesia akibat koruptor hanya Rp 20 ribu.
Tentu kerugian pemilik sandal jauh lebih besar daripada kerugian akibat pejabat yang korupsi.
Penjelasan
Bagaimana pendapat kamu mengenai contoh teks anekdot kritik di atas? Kasusnya terasa sangat familiar bukan? Fenomena di dalam jenis teks tersebut memang diambil dari kehidupan nyata.
Sudah ada banyak kasus korupsi yang terjadi. Namun, kamu tahu sendiri jika kasusnya biasanya tiba-tiba ditutup dan pelaku dibebaskan. Terkadang ada beberapa pelaku yang ditahan namun hanya sebentar.
Bandingkan dengan para pencuri sandal, kayu, ayam, atau hal-hal kecil lainnya. Mereka mendapat vonis sampai beberapa tahun penjara.
Contoh teks anekdot kritik di atas benar-benar mampu menyampaikan realita pahit, kritik dan tentu hiburan untuk pembaca.
Kamu perlu ingat, jika hendak membuat teks anekdot maka jangan lupa memasukkan unsur komedi di dalamnya.
Hal tersebut dikarenakan memang itulah daya tarik dari tulisan tersebut. Isi di dalamnya serius namun audiens dapat membacanya sambil tertawa.
2. Teks Anekdot tentang Koruptor
Sekarang mari membahas contoh teks anekdot kritik yang memuat sindiran langsung pada koruptor. Berikut ini akan kami sajikan satu contoh tulisan yang memuat pembahasan tentang koruptor.
Bambang dan Budi ialah siswa yang kritis. Mereka kerap membaca buku lantas mendiskusikannya. Tidak hanya itu, mereka juga terkadang menonton berita di televisi lantas mendiskusikannya.
Pada suatu sore, Bambang dan Budi membaca sebuah majalah yang memuat informasi sistem pendidikan di Finlandia.
Majalah tersebut juga menampilkan perbandingan sistem pendidikan di Finlandia dengan Indonesia.
Finlandia memang terkenal akan kualitas pendidikannya yang tinggi. Sudah banyak negara yang mengakuinya, termasuk Indonesia. Bambang dan Budi lantas mendiskusikan topik tersebut.
Bambang memulai diskusi dengan menyatakan bahwa Finlandia merupakan negara yang memanjakan murid. Negara tersebut tidak menuntut siswanya untuk memperoleh nilai akademis dalam angka tinggi.
Berbeda sekali sekali dengan Indonesia yang menekankan perlunya memperoleh nilai tinggi dalam dunia pendidikan. Sampai pada akhirnya banyak siswa melakukan tindakan curang seperti mencontek.
Budi menanggapi Bambang dengan menyetujui pendapatnya. Menurut Budi, sistem pendidikan di Indonesia justru berpotensi mencetak para koruptor andal sebab terbiasa melakukan kecurangan sejak di sekolah.
Bambang lantas menyatakan bahwa koruptor adalah manusia yang kualitasnya di atas rata-rata. Budi kemudian bertanya mengapa Bambang bisa sampai berpikir seperti itu.
Bambang mengatakan bahwa lihainya koruptor berkelit tatkala menjalani sidang sehingga lebih banyak dari mereka yang dibebaskan daripada ditangkap. Hal tersebut menunjukkan kualitas mereka di atas rata-rata.
Budi tertawa, lantas bertanya “Itu artinya, sistem pendidikan di Indonesia berhasil?”. Bambang membenarkannya.
Pendidikan di Indonesia berhasil mencetak orang-orang curang berkualitas tinggi. Lalu mereka berdua tertawa terbahak-bahak.
Penjelasan
Apa yang kamu pikirkan setelah membaca contoh teks anekdot kritik? Terasa lucu namun sekaligus miris.
Sebenarnya, masyarakat sudah berupaya ikut mengawal kasus korupsi supaya pelakunya bisa mendapat hukuman setimpal.
Namun, sayangnya hukum di Indonesia selalu berpihak pada koruptor sehingga kasus korupsi terus menerus terjadi.
Kalau kamu tertarik untuk membuat teks anekdot, tidak ada salahnya mengambil topik korupsi yang familiar di telinga masyarakat Indonesia.
3. Teks Anekdot tentang Membuang Sampah
Mari melanjutkan contoh teks anekdot kritik dengan tema lingkungan. Kamu pasti hapal dengan yang namanya sampah bukan? Kamu pasti juga tahu bukan jika sampah seharusnya dibuang ke tempatnya?
Meskipun banyak masyarakat Indonesia yang memahami bahwa sampah harus dibuang ke tempatnya, tetap saja mereka membuang sampah sembarangan.
Padahal, terkadang ada tong sampah di sekitar mereka namun malah membuangnya sembarangan.
Sikap masyarakat Indonesia yang gemar membuang sampah sembarangan menjadi inspirasi dalam menulis contoh teks anekdot kritik.
Kamu bisa mempelajari contoh berikut dan mengambil pesan yang disampaikan si penulis.
Pada suatu hari, terdapat dua orang laki-laki yang duduk santai sembari menenggak minuman dingin. Dua orang itu berbincang-bincang dengan akrab sebelum seorang perempuan lewat di depan mereka.
Salah seorang dari mereka lantas membuang kaleng bekas minuman secara sembarangan sambil berujar, “Sepertinya aku jadi menteri lingkungan hidup saja supaya bisa menjaga lingkungan sekitar”.
Perempuan yang lewat tersebut lantas berhenti. Ia mengambil kaleng minuman yang dibuang oleh salah seorang laki-laki tersebut.
Ia berujar, “Mana mungkin orang sepertimu jadi menteri lingkungan hidup. Buang sampah saja tidak pada tempatnya!”
Perempuan tersebut kemudian membuang sampah kaleng ke tong sampah yang tidak jauh dari situ, sementara si laki-laki merasa malu karena mendapat teguran dari perempuan tersebut.
Penjelasan
Jika kamu membaca beragam contoh teks anekdot kritik dengan tema lingkungan, mungkin akan menemukan dampak negatif dari kebiasaan membuang sampah sembarangan.
Misalnya, sungai yang dipenuhi sampah lantas menyebabkan banjir.
Banyak sekali cara yang dapat dilakukan untuk menyadarkan masyarakat mengenai pentingnya membuat sampah dengan benar. Salah satunya dengan membuat teks anekdot seperti contoh di atas.
4. Teks Anekdot tentang DPR
Dunia politik memang menarik untuk dibahas dalam contoh teks anekdot kritik, misalnya saja mengenai DPR. Sudah bukan hal aneh lagi ketika masyarakat Indonesia membahas segala hal yang dilakukan oleh DPR.
Kamu pasti juga tahu jika DPR kerap melontarkan janji-janji palsu pada masyarakat namun pada akhirnya justru hanya melakukan korupsi. Di bawah ini contoh tulisan mengenai DPR.
Pada suatu hari, terdapat dua anak kecil bernama Doni dan Ilham yang berbincang santai di bawah pohon pisang. Mereka memang kerap bermain di sana setelah pulang sekolah.
Doni mengajak Ilham untuk bermain tebak-tebakan. Ia langsung bertanya pada Ilham, kursi apa yang bisa menjadikan orang lupa ingatan.
Mendengar pertanyaan itu, sebuah jawaban langsung terlintas di kepala Ilham.
Ilham menjawab bahwa itu adalah kursi goyang sebab tatkala seseorang duduk di kursi goyang maka akan mengantuk lantas tertidur sehingga orang tersebut akan lupa ingatan karena tertidur.
Doni tertawa mendengar jawaban Ilham meskipun jawabannya salah. Doni menyatakan bahwa jawabannya ialah kursi DPR.
Tentu jawaban Doni mengundang pertanyaan Ilham. Ilham bertanya mengapa jawabannya bisa seperti itu.
Doni lantas menjelaskan bahwa sebelum seseorang duduk di kursi DPR pasti akan memberi janji manis pada rakyat Indonesia sehingga rakyat memilihnya dan berhasil menjadi DPR.
Setelah berhasil duduk di kursi DPR, biasanya mereka langsung lupa dengan janji manisnya. Mereka lupa seolah tidak pernah memberikan janji tersebut pada rakyat Indonesia.
Penjelasan
Apakah kamu pernah melihat janji manis yang disampaikan oleh calon wakil rakyat seperti contoh teks anekdot kritik di atas?
Mungkin seluruh rakyat Indonesia juga sudah hapal dengan kebiasaan calon legislatif.
Mungkin sebenarnya semua orang sudah tahu bahwa calon DPR hanya memberikan janji manis supaya dipilih. Namun, masyarakat juga tidak bisa melakukan apa-apa selain percaya.
Contoh teks anekdot kritik di atas sepertinya juga menggambarkan betapa lemahnya peran masyarakat Indonesia dalam memilih calon legislatif yang kompeten di DPR.
Kebanyakan calon legislatif hanya mementingkan diri sendiri.
Kamu pasti juga tahu betapa banyak kasus korupsi di DPR. Padahal rakyat sudah mempercayakan DPR untuk menjadikan Indonesia sebagai negara yang lebih baik. Namun, mereka hanya memedulikan keuntungan pribadi.
5. Teks Anekdot tentang Layanan Publik
Di suatu pagi yang cerah, Pak Darto berangkat lebih awal untuk mengurus KTP elektronik di kantor kecamatan. Ia tiba pukul 07.00, berharap antrean belum panjang. Namun, begitu tiba, ia melihat puluhan orang sudah duduk menunggu dengan wajah lelah.
Ia langsung mengambil nomor antrean dan duduk di kursi plastik yang warnanya sudah pudar. Papan pengumuman bertuliskan “Pelayanan cepat, ramah, dan transparan” terpampang besar di dinding.
Tiga jam berlalu, namun nomor antrean Pak Darto belum juga dipanggil. Ia mencoba bertanya kepada petugas.
“Pak, nomor saya sudah dari tadi, kok belum dipanggil juga ya?”
Petugas itu menjawab santai sambil menyeruput kopi, “Sabar, Pak. Mesin pencetak KTP-nya lagi ngopi dulu.”
Pak Darto tersenyum kecut. Ia memutuskan menunggu lagi. Tak lama kemudian, datang seseorang berpakaian rapi dan langsung masuk ke ruang petugas tanpa antre. Lima menit kemudian, orang itu sudah keluar dengan wajah senang sambil menenteng KTP baru.
Pak Darto menatap heran, lalu bertanya pelan pada warga di sebelahnya, “Kok dia cepat sekali, ya?”
Warga itu berbisik, “Dia saudaranya petugas, Pak. Kalau kita rakyat biasa, harus sabar jadi penonton dulu.”
Akhirnya, pukul 14.00, nama Pak Darto baru dipanggil. Ia hanya bisa tertawa getir melihat papan pengumuman besar bertuliskan “Pelayanan Prima Tanpa Pungli”.
Penjelasan
Teks anekdot di atas menyindir lambannya pelayanan publik di Indonesia yang sering kali tidak adil. Fenomena seperti “orang dalam” dan kurangnya disiplin masih menjadi masalah klasik di instansi pemerintahan.
Melalui humor ringan, penulis ingin menunjukkan perlunya reformasi pelayanan publik agar masyarakat benar-benar merasakan keadilan dan kenyamanan dalam mengurus dokumen resmi.
6. Teks Anekdot tentang Pendidikan
Suatu pagi di sebuah sekolah dasar, guru bernama Bu Rina mengumumkan akan mengadakan ujian mendadak. Murid-murid panik, kecuali Dani yang duduk santai sambil menggambar.
Bu Rina menegurnya, “Dani, kenapa kamu tidak belajar? Ini ujian penting.”
Dani menjawab santai, “Tenang saja, Bu. Saya kan anak bangsa yang kreatif, bukan penghafal.”
Bu Rina tersenyum, lalu mulai membagikan soal. Setengah jam berlalu, Dani tampak asyik menulis sesuatu di kertas ujiannya.
Ketika dikumpulkan, Bu Rina kaget membaca jawabannya. Di setiap soal yang sulit, Dani menulis, “Saya percaya, pendidikan di Indonesia tidak menilai dari hasil, tapi dari niat.”
Keesokan harinya, Bu Rina mengembalikan hasil ujian. Nilai Dani: 30.
Dani protes, “Bu, kenapa nilai saya rendah padahal saya sudah jujur dan berniat baik?”
Bu Rina menjawab dengan sabar, “Niat baik saja tidak cukup, Dani. Dalam pendidikan, kamu harus berusaha keras, bukan sekadar berharap keajaiban.”
Dani tersenyum dan berkata, “Kalau begitu, Bu, berarti saya sudah seperti sistem pendidikan kita — niatnya bagus, hasilnya belum kelihatan.”
Penjelasan
Teks ini menyindir kondisi pendidikan Indonesia yang sering kali hanya menekankan formalitas dan niat baik tanpa hasil nyata.
Melalui karakter Dani yang polos namun kritis, anekdot ini menunjukkan bagaimana sistem pendidikan masih perlu berbenah agar tidak hanya fokus pada ujian dan nilai, tetapi juga pada pembentukan karakter dan kreativitas siswa.
7. Teks Anekdot tentang Kemacetan
Suatu sore, Jakarta kembali macet parah. Klakson bersahut-sahutan, dan pengendara mulai kehilangan kesabaran. Di tengah kemacetan itu, seorang polisi berdiri di perempatan dengan wajah datar.
Tiba-tiba, seorang pengendara motor muda berteriak, “Pak! Katanya pemerintah sudah mengatasi macet, tapi kok masih begini?”
Polisi itu menjawab tenang, “Tenang, Nak. Ini bukan macet, ini bentuk solidaritas nasional. Kita semua berhenti bersama-sama.”
Si pengendara tertawa pahit, “Kalau begitu, berarti rakyat Indonesia paling kompak ya, Pak. Kompak nggak jalan.”
Polisi hanya tersenyum. “Ya, Nak. Di negara lain orang kompak maju, kalau di sini kompak berhenti.”
Beberapa saat kemudian, sebuah mobil mewah melaju di jalur busway dengan pengawalan sirine. Semua kendaraan harus menepi. Si pengendara motor kembali bersuara, “Nah, kalau yang itu kok boleh lewat, Pak?”
Polisi menjawab, “Itu beda kelas, Nak. Mereka sedang melaksanakan tugas negara, walau kadang tugasnya cuma lewat.”
Semua pengendara tertawa getir. Akhirnya, ketika lampu hijau menyala, arus lalu lintas tetap tak bergerak. Seorang bapak tua di pinggir jalan bergumam, “Di negeri ini, lampu hijau cuma hiasan. Yang bisa jalan cuma yang punya kuasa.”
Penjelasan
Anekdot ini menyindir kemacetan kronis di kota besar Indonesia serta ketimpangan perlakuan di jalan raya. Humor satir digunakan untuk mengkritik perilaku pejabat yang kerap mendapat keistimewaan, sementara rakyat kecil harus menunggu berjam-jam di jalan.
Pesan moralnya adalah bahwa kemacetan bukan hanya soal kendaraan, tapi juga soal mentalitas dan ketidakadilan sosial yang masih mengakar kuat.
Penutup
Kalau kamu kerap merasa resah karena suatu fenomena di masyarakat, tuangkan saja menjadi teks anekdot seperti contoh teks anekdot kritik.
Kalau belum mendapat ide, cari saja di internet atau berdiskusi dengan orang-orang terdekat.
Tema yang bisa diangkat dalam teks anekdot sangat bervariasi. Kamu boleh mengangkat tema teknologi, politik, pendidikan, lingkungan dan lain sebagainya. Namun, jangan sampai menyinggung SARA.
Fenomena dalam hidup dapat diangkat ke dalam teks anekdot terutama karena tujuan dari dibuatnya teks anekdot adalah untuk memberikan kritis secara halus.
Kalau kamu ingin membuat tulisan semacam itu, silakan pelajari contoh teks anekdot kritik baik-baik.
Sekian artikel mengenai contoh teks anekdot kritik yang bisa kamu jadikan sebagai referensi.
Jika artikel ini bermanfaat untuk kamu, jangan lupa untuk bagikan kepada teman-teman mu, ya!
Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu: