Apa Itu Quiet Quitting dan Quiet Firing dalam Dunia Kerja? Fresh Graduate Wajib Baca Ini
Apa Itu Quiet Quitting dan Quiet Firing dalam Dunia Kerja? Fresh Graduate Wajib Baca Ini – Dalam dunia kerja, terdapat istilah “quiet quitting” dan “quiet firing”. Apakah kamu sudah tahu perbedaan keduanya?
Quiet Quitting dan Quiet Firing dalam Dunia Kerja
Daftar Isi
Daftar Isi
Jika kamu sudah bekerja, kamu akan menemukan banyak ungkapan serta istilah baru yang berbeda dengan dunia sekolah. Misalnya saja istilah “work from home” yang menunjukkan kerja dari rumah.
Beberapa istilah dalam dunia kerja tersebut perlu kamu ketahui agar kamu lebih mudah beradaptasi serta tidak salah menangkap maksud rekan kerja. Ada pula istilah dalam dunia kerja khusus bagi fresh graduate.
Salah satu istilah yang juga kerap digunakan dalam dunia kerja adalah “quiet quitting” dan “quiet firing”. Pada artikel berikut, Mamikos akan mengulas kedua istilah tersebut agar fresh graduate tidak kebingungan.
Istilah Quiet Quitting dalam Dunia Kerja
Istilah quiet quitting mulai populer setelah pandemi Covid-19 melanda. Sebab, ada banyak pekerja yang mengalami kesulitan memprioritaskan pekerjaan dan menyeimbangkannya dengan kehidupan sehari-hari atau mencapai work-life balance.
Definisi terkait quiet quitting juga bermacam-macam. Ada yang mendefinisikan quiet quitting sebagai bekerja secukupnya, kemudian keluar diam-diam tetapi tidak melakukan resign.
Hal ini menunjukkan bahwa pekerja membuat batasan terhadap dunia kerjanya.
Contohnya dengan pulang tepat waktu setelah waktu kerja usai, mengerjakan pekerjaan sesuai jobdesk dan tidak menerima pekerjaan di luar kontrak kerja.
Definisi lainnya terkait quiet quitting adalah tidak benar-benar keluar dari pekerjaan yang digelutinya.
Quiet quitting justru lebih erat kaitannya dengan melakukan pekerjaan sesedikit mungkin, tidak melebihi batas yang diberikan, serta menolak adanya tugas tambahan di lokasi kerja.
Tujuan Quiet Quitting
Pekerja melakukan quiet quitting bukan tanpa alasan. Saat bekerja secukupnya dan tidak terlihat menonjol di antara rekan kerja yang lain, mereka berharap untuk tidak dipedulikan oleh lingkungan.
Dengan cara tidak terlalu peduli pada pekerjaan, pekerja berharap tidak terlihat oleh atasan dan dianggap tidak ada. Dengan demikian, atasan tidak memberikan pekerjaan yang lebih.
Selain itu, pekerja juga melakukan quiet quitting agar terlihat tidak peduli pada jam kerja yang seringkali melebihi batas waktu (lembur).
Atasan pun akan menyadari bahwa diam-diam pekerja tersebut sudah tidak ada dan tidak memberikan beban di luar jam kerja.
Quiet quitting merupakan strategi bertahan pekerja untuk melindungi dari burnout serta kerja yang berlebihan.
Dampak Quiet Quitting
Quiet quitting memberikan dampak bagi orang yang melakukannya.
Bagi pekerja yang melakukan quiet quitting, risiko burnout dan tidak seimbang dalam menjalani kehidupan pekerjaan serta kehidupan sehari-hari bisa diminimalisasi.
Pekerja pun tidak perlu melakukan resign dan khawatir kehilangan pendapatan. Selain itu, proses resign yang memakan waktu dan menghabiskan tenaga bisa dihindari.
Quiet quitting bisa memberikan dampak positif bagi pekerja, seperti menciptakan batasan antara pekerjaan dan kehidupan, sehingga produktivitas yang bersifat toksik dapat dihindari.
Kualitas hidup pekerja pun bisa ditingkatkan.
Meskipun ada banyak dampak positif bagi pekerja yang melakukan quiet quitting, ada pula dampak negatif yang akan menunggu.
Misalnya saja perusahaan yang memerlukan pekerja produktif bisa mengambil keputusan memecat pekerja tersebut dan menggantinya dengan pekerja yang lebih baik.
Jadi, sebelum melakukan quiet quitting, pertimbangkan terlebih dahulu atmosfer dan budaya perusahaan agar kamu tetap dipertahankan di sana.
Istilah Quiet Firing dalam Dunia Kerja
Quiet firing juga menjadi istilah yang populer setelah quiet quitting. Definisi quiet firing adalah pemecatan secara diam-diam.
Hal tersebut dilatarbelakangi karena perusahaan tidak banyak melakukan investasi pada karyawan.
Quiet firing tidak dilakukan dengan memecat pekerja secara langsung, tetapi dengan cara-cara yang tersirat. Contohnya adalah dengan hal-hal berikut:
- Memberikan tambahan pekerjaan di luar perjanjian kerja
- Tidak memberikan feedback atau umpan balik setelah pekerja menjalankan kewajiban
- Tidak memberikan apresiasi atau pujian
- Tidak menaikkan gaji
- Membatalkan jadwal penting yang seharusnya dilakukan
Adanya quiet firing terjadi saat atasan tidak bisa membangun hubungan baik dengan pekerja sebagai anggotanya.
Akibatnya, atasan tidak memberikan feedback yang diperlukan oleh pekerja untuk menjadi lebih baik.
Bahkan, seringkali atasan melihat pekerjaan tambahan apa yang bisa didelegasikan pada pekerja, bukan pada pekerjaan yang sudah dilakukan oleh pekerja.
Selain itu, ada pula alasan quiet firing dari atasan yang memang tidak peduli pada pekerja dan tidak memberikan inspirasi serta fleksibilitas dalam pekerjaan.
Tujuan Quiet Firing
Tujuan quiet firing adalah mengeluarkan pekerja dari proyek kerja yang sedang dilakukannya secara diam-diam dengan memberikan perlakuan tertentu.
Harapan perusahaan dalam melakukan quiet firing adalah meminta pekerja untuk melakukan pengunduran diri secara sukarela, sehingga menghemat beban pesangon perusahaan.
Dampak Quiet Firing
Quiet firing memberikan dampak bagi perusahaan dan pekerja yang diberikan perlakukan tersebut.
Bagi pekerja, perlakuan quiet firing membuat mereka merasa tidak mempunyai kompetensi di kantor, terisolasi, tidak diapresiasi, sehingga pada akhirnya pekerja akan mengundurkan diri (resign).
Bagi perusahaan, quiet firing memberikan dampak positif karena tidak perlu melakukan pemecatan terhadap karyawan, sehingga alokasi dana untuk memberikan pesangon bisa dihemat.
Meskipun demikian, perusahaan juga bisa mengalami kerugian saat melakukan quiet firing seperti kehilangan pekerja yang loyal dan berdedikasi tinggi.
Jadi, sebaiknya quiet firing tidak dilakukan karena perusahaan yang baik akan saling terbuka antara atasan dan bawahan.
Penutup
Demikian informasi terkait artikel apa itu quiet quitting dan quiet firing dalam dunia kerja yang wajib dibaca fresh graduate. Apakah kamu tertarik untuk melakukan salah satunya?
Sebelum kamu menjalankan quiet quitting ataupun quiet firing, pertimbangkan terlebih dahulu dampak baik buruknya keputusanmu.
Jangan sampai kamu menyesal karena melakukan quiet quitting sehingga dipecat ataupun menyesal karena kehilangan pekerja yang bagus karena melakukan quiet firing.
Apabila kamu mendapati masalah di tempat kerja, komunikasikan masalah tersebut dengan baik dan hindari terburu-buru mengambil keputusan.
Selain perlu mengetahui istilah dalam dunia kerja tersebut, cari tahu pula istilah-istilah lain untuk membantumu beradaptasi di dunia kerja.
Jangan ragu untuk bertanya terkait istilah baru di dunia kerja apabila kamu bingung dan belum paham. Dapatkan informasi tentang dunia kerja dan seluk beluknya via blog Mamikos. Semoga bermanfaat.
Klik dan dapatkan info kost di dekat mu: