Cerita Hikayat Bunga Kemuning Singkat Bahasa Indonesia [Ringkasan]
Cerita Hikayat Bunga Kemuning Singkat Bahasa Indonesia [Ringkasan] – Cerita hikayat Bunga Kemuning singkat merupakan legenda tentang asal-usul sebuah tanaman. Prosa lama berjenis hikayat ini terdapat unsur intrinsik dan ekstrinsik serta pesan moral yang mendalam.
Untuk kamu yang senang membaca cerita legenda, prosa lama ini sangat menarik untuk ditelaah. Sebelum mengulas cerita lengkapnya, Mamikos akan memberi tahu mengenai apa itu cerita hikayat?
Hikayat merupakan karya sastra lama dalam bentuk prosa. Umumnya berisikan cerita yang bersifat historis, keagamaan, biografis, maupun rekaan.
Ringkasan Cerita Hikayat Bunga Kemuning Singkat
Daftar Isi
Daftar Isi
Legenda ini dimulai dari kisah seorang raja yang memiliki 10 anak perempuan.
Namun karena kesibukan, sang ayah kurang memberikan perhatian. Akhirnya mereka tumbuh menjadi pemalas.
Selain pemalas, mereka juga sering tidak akur satu sama lain. Hal ini disebabkan tidak ada sosok ibu yang telah lama meninggal selepas melahirkan anak terakhir. Sehingga mereka diasuh oleh para inang.
Akan tetapi, diantara kesepuluh anak tersebut, satu orang yang memiliki sifat yang baik. Putri tersebut bernama Kuning.
Hal ini sangat nampak ketika ayahnya sedang pergi bertugas, berikut ini ringkasannya:
Bunga Kemuning
Di suatu masa terdapat seorang raja dengan sepuluh anak perempuannya yang diberi nama dari warna. Bahkan mereka mengenakan pakaian berwarna sesuai namanya.
Nama putri raja tersebut di antaranya, Jambo, Kelabu, Hijau, Oranye, Merah Merona, Nila, Jingga, Ungu, Biru dan terakhir bernama Kuning. Anak bungsu inilah tokoh utama dalam cerita ini.
Suatu hari raja pergi untuk melakukan tugas kerajaan. Sebelum berangkat dia bertemu dengan anak-anaknya. Kemudian para putri menyebutkan masing-masing keinginannya sepulang ayahnya nanti.
Mulai dari putri Jambon yang meminta diberikan perhiasan yang mahal oleh sang ayah. Tidak kalah dengan yang lainya anak raja bernama Jingga meminta kain sutra yang bernilai tinggi.
Semua putri dalam cerita hikayat Bunga Kemuning singkat meminta buah tangan yang mewah. Kecuali Putri Kuning, gadis itu hanya berpesan agar sang ayah dapat kembali dengan selamat.
Ketika sang ayah tidak berada di kerajaan, putri-putri raja tersebut membuat ulah. Hal ini membuat para inang kewalahan dan tidak bisa melakukan pekerjaan yang lainnya. Terkecuali Putri Kuning.
Ketika para inang disibukan dengan saudaranya yang rewel, Putri Kuning menemukan Taman favorit ayahnya terbengkalai. Sehingga gadis ini berinisiatif untuk membersihkan tempat tersebut.
Namun setiap Kuning membersihkan taman, putri raja yang lainnya terus mengganggu. Sehingga membuat gadis itu merasa jengkel dan marah dengan kelakuan saudaranya.
Setelah raja pulang dari tugasnya, dia menemukan anak-anaknya tengah bermain seperti biasa di danau. Sedangkan si bungsung Kuning tengah merias bunga di teras.
Kemudian, sang Ayah menemui Putri Kuning dan memberikannya buah tangan berupa kalung batu berwarna hijau. Tentunya dia merasa senang karena ayahnya telah pulang kembali.
Gadis itu kemudian beranjak pergi ke dapur. Sementara saudara yang lainnya menyambut ayahnya. Mereka ribut untuk menerima pemberian dari ayahnya dan saling pamer satu sama lain.
Kejengkelan Putri Hijau
Pada esok harinya, Putri Hijau melihat adik bungsunya mengenakan kalung hijau pemberian ayahnya. Dia merasa iri dan berkata seharusnya pemberian tersebut menjadi miliknya.
Putri Hijau merasa jengkel karena tidak memiliki perhiasan tersebut. Kemudian dia menghasut saudara lainnya dan bersepakat untuk mengambil kalung itu.
Kemudian para putri beraksi, mereka membekap Putri Kuning dan memukul kepala gadis tersebut. Tidak disangka pukulan keras ini membuat si Bungsu kemudian tewas seketika.
Setelah melakukan kejahatan, saudaranya merasa takut perbuatan tersebut diketahui oleh raja. Sehingga mereka memutuskan untuk mengubur Putri Kuning di taman istana bersama kalung hijau.
Di tempat lain, sang ayah berusaha mencari anaknya tersebut. Ketika ditanya, tidak ada satupun putri raja yang berani menjawab sehingga raja memerintahkan para pengawal untuk menemukannya.
Namun, sang ayah tidak kunjung menemukan anaknya tersebut sehingga dia merasa kesepian. Sedangkan para putri lainnya dikirim untuk bersekolah di luar negeri agar tidak bermalas-malasan.
Suatu ketika, raja menemukan sebuah tanaman yang memiliki bunga berwarna putih kekuningan dan harum. Tumbuhan tersebut kemudian diberi nama Kemuning karena mengingatkan pada Putri Kuning.
Unsur Intrinsik Cerita Hikayat Bunga Kemuning Singkat
Unsur Intrinsik merupakan komponen yang membangun dalam sebuah karya sastra baik, cerpen, novel maupun prosa. Bagian tersebut menghasilkan struktur dan inti cerita.
Adapun menurut suhendi, unsur intrinsik merupakan teori strukturalisme. Bagian tersebut terdiri dari yang terdiri dari plot, latar, penokohan, tema, sudut pandang, gaya bahasa dan amanat.
Sama halnya dengan karya sastra lainnya, sebuah karangan prosa juga memiliki elemen tersebut. Berikut ini nilai intrinsik dari cerita hikayat Bunga Kemuning singkat.
Tema Cerita
Hikayat tersebut bertemakan, keluarga dan kebangsawanan. Dimana dalam cerita tersebut mengisahkan sosok raja yang juga merupakan figur ayah bagi para putri.
Tema ini sangat nampak pada saat sang ayah yang merupakan seorang raja melakukan tugas kerajaan. Selain itu, dia memiliki pengawal yang dapat diberikan perintah.
Lebih dari itu, cerita ini menggambarkan hubungan persaudaraan yang tidak akur dalam sebuah keluarga. Hal ini nampak ketika para putri raja menghabisi salah satu saudaranya yaitu Kuning.
Penokohan
Tokoh utama dari cerita hikayat Bunga Kemuning singkat ini adalah Putri Kuning. Gadis ini memiliki watak yang baik hati dan berbakti pada orang tua serta tidak manja.
Sedangkan tokoh antagonis dalam cerita tersebut yaitu saudara dari Putri Kuning. Dimana mereka tega menjahili hingga membunuh saudaranya sendiri, selain itu mereka juga manja kepada para inang.
Adapun raja, merupakan tokoh protagonis. Sosok ayah yang menjadi pelengkap pada cerita tersebut. Dimana dia tidak memihak pada siapapun dan memberikan perhatian kepada semua anak-anaknya.
Latar Cerita
Adapun latar dalam sebuah karya sastra berisikan dua hal. Pertama yaitu penggambaran tempat dan kedua yaitu mengenai waktu yang menerangkan kondisi dalam cerita tersebut.
Latar Tempat dalam cerita hikayat Bunga Kemuning singkat ini ada dua. Dimana dikisahkan anak raja yang sering bermain di Danau dan Taman Istana yang selalu dibersihkan oleh Putri Kuning.
Sedangkan latar waktu dalam cerita tersebut mengisahkan legenda pada masa kerajaan. Hal ini bisa diketahui dengan sosok ayah yang merupakan seorang raja dengan para putri di dalamnya.
Plot
Cerita hikayat Bunga Kemuning singkat ini memiliki alur maju. Dimana cerita tersebut mengisahkan peristiwa yang beruntun. Mulai dari perkenalan tokoh hingga penyelesaian masalah.
Dalam cerita tersebut kisah dimulai dari tokoh anak raja yang memiliki nama yang berdasarkan warna. Kemudian mereka membuat masalah ketika ayahnya sedang melaksanakan tugas kerajaan.
Sampai ketika sang ayah kembali ke kerajaan, konflik terjadi saat Putri Kuning memiliki kalung batu hijau pemberian dari raja.
Klimaksnya ketika para putri mencoba merebut kalung batu hijau milik Putri Kuning yang kemudian menewaskan saudaranya tersebut.
Di akhir cerita raja menemukan sebuah tanaman yang mengingatkan pada anaknya yang bernama Putri Kuning. Sehingga tumbuhan tersebut diberi nama Bunga Kemuning.
Sudut Pandang Cerita
Kisah ini dipaparkan dengan sudut pandang campuran. Dimana pada cerita tersebut penulis memiliki tinjauan sebagai orang pertama maupun orang ketiga yang mengetahui segala hal dalam hikayat ini.
Gaya Bahasa
Gaya bahasa yang digunakan dalam cerita hikayat Bunga Kemuning singkat yaitu tautologi dan parabel. Keduanya pada umumnya digunakan pada karya sastra berbentuk prosa lama.
Gaya bahasa tautologi merupakan cara retorika dalam menyampaikan sesuatu secara berulang.
Biasanya menggunakan kata yang memiliki makna yang serupa untuk pengertian yang mendalam.
Sedangkan parabel merupakan gaya bahasa yang digunakan dalam cerita-cerita fiktif. Umumnya digunakan pada tokoh manusia yang kental dengan tema bermoral.
Pesan Moral
Pesan moral yang pertama adalah hiduplah rukun dengan saudara. Jangan memiliki rasa iri maupun benci dengan sesama karena hal tersebut dapat merusak hubungan.
Kedua, janganlah bersikap serakah dan mengambil milik orang lain tanpa hak. Hal ini dapat menyebabkan permusuhan dan perbuatan yang melanggar kemanusiaan.
Ketiga, bersikaplah dewasa dalam menyikapi sesuatu. Jangan mengambil keputusan dengan menggunakan emosi sehingga membuat sebuah kesalahan.
Terakhir, jadilah orang tua yang senantiasa memberikan perhatian penuh pada anak. Namun, perhatian ini bukan hanya berupa materi, melainkan pendidikan etika dan moral.
Unsur Ekstrinsik Cerita Hikayat Bunga Kemuning Singkat
Unsur Ekstrinsik dalam sebuah cerita sangat berkaitan dengan nilai serta norma.
Selain itu, pada bagian ini merupakan potret realitas yang objektif di masyarakat ketika karya tersebut diciptakan.
Adapun menurut sumasari, unsur ekstrinsik adalah bagian yang menyusun karya sastra yang bersumber dari luar.
Umumnya berkaitan erat dengan aspek psikologi, sosiologi, dan yang lainnya.
Sedangkan menurut Mido, bagian ini merupakan latar belakang serta sumber informasi yang memiliki pengaruh pada cerita. Berikut ini unsur ekstrinsik cerita hikayat Bunga Kemuning singkat:
Nilai Moral pada Cerita
Kisah ini menyampaikan pesan untuk menghindari sikap sombong dan menindas sesama saudara.
Selain itu, janganlah menjadi pribadi yang iri, dengki, serta senang menghasut orang lain.
Dalam kisah ini mengajarkan pada pembaca untuk menjadi anak yang berbakti kepada orang tua. Seperti watak yang digambarkan melalui tokoh Putri Kuning.
Dimana Putri Kuning senantiasa membantu ayahnya dengan menjadi anak yang mandiri dan bersikap dewasa sehingga ketiadaan Putri Kuning membuat raja kehilangan.
Adapun bagi orang tua agar tidak terlalu disibukan dengan pekerjaannya sehingga lupa untuk mendidik anak-anak agar tidak menyesal di kemudian hari.
Nilai Sosial
Cerita hikayat Bunga Kemuning singkat ini mengajarkan untuk tidak mempersulit urusan orang lain. Seperti saudara Kemuning yang membuat ulah kepada para inang di Istana.
Selain itu, kisah ini memberikan pelajaran bahwa manusia harus saling tolong-menolong.
Sebagaimana Putri Kuning yang membantu para inang membersihkan Taman Istana.
Nilai Agama
Selain memiliki nilai moral dan sosial, cerita ini juga tersimpan nilai agama yang bisa jadi pedoman.
Kisah ini mengajarkan agar manusia menjaga kebersihan yang merupakan sebagian dari iman.
Tidak hanya itu, cerita ini menyampaikan pesan bahwa fitnah merupakan perbuatan yang tercela.
Seperti Putri Hijau yang menghasut saudaranya untuk mendapatkan kalung batu hijau.
Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu: