Cara Menyimpulkan Isi Puisi beserta Langkah-langkahnya yang Baik dan Benar
Cara Menyimpulkan Isi Puisi beserta Langkah-langkahnya yang Baik dan Benar – Puisi adalah karangan atau teks yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyairnya dengan mengutamakan keindahan kata-kata.
Untuk bisa memahami isi puisi, tentu sangat berbeda dengan memahami prosa. Kamu perlu menyimpulkan isi puisi untuk memahami isi dari puisi tersebut.
Berikut Cara Menyimpulkan Isi Puisi beserta Langkah-langkahnya
Daftar Isi
Daftar Isi
Merupakan
ungkapan hati penyair yang dalam maknanya, puisi adalah karya sastra yang
memiliki rima, irama, matra, dan bait. Puisi sejatinya mengandung ungkapan
implisit dan samar, bermakna konotatif.
Puisi merupakan sebuah karya sastra tertulis yang paling awal dulunya ditulis oleh manusia.
Beberapa Sastrawan Indonesia yang terkenal dengan karya puisinya adalah Chairil Anwar, Joko Pinurbo, Taufik Ismail, WS Rendra, Sapardi Joko Damono, dan masih banyak lagi.
Agar dapat memahami keseluruhan isi puisi, kamu harus menyimpulan isi puisi tersebut terlebih dahulu. Yuk baca langkah-langkah cara menyimpulkan isi puisi beserta contohnya berikut ini.
Apa
Itu Puisi?
Puisi sejatinya masuk dalam karya sastra tertulis, di mana di dalamnya tertuang pikiran, perasaan, pesan, dan imajinasi penyair.
Menurut buku Seni Mengenal Puisi (2020) karya Agnes Pitaloka dan Amelia Sundari, puisi diartikan sebagai karya sastra yang berasal dari ungkapan atau curahan hati penyair.
Sederhananya, puisi adalah bentuk ekspresi diri yang menggambarkan keresahan, imajinasi, kritik, pemikiran, pengalaman, kesenangan, maupun nasihat.
Atau, puisi juga bisa dimaknai sebagai bentuk karya sastra yang memiliki rima, irama, disusun dalam bait dan larik, serta menggunakan bahasa puitis yang indah.
Jenis-jenis
Puisi
Puisi terbagi ke dalam beberapa jenis berdasarkan cara penyair mengungkapkan isi atau gagasannya, yaitu puisi naratif, puisi lirik, dan puisi deskriptif.
Berikut adalah jenis-jenis puisi tersebut.
1.
Puisi Naratif
Pertama,
ada puisi naratif yang isinya mengunkapkan cerita atau penjelasan penyair.
Puisi naratif ini terbagi lagi menjadi dua jenis, yakni balada dan romansa.
Kira-kira apa ya perbedaannya?
Nah,
diketahui balada merupakan jenis puisi yang menceritakan tentang orang-orang
perkasa ataupun tokoh pujaan. W.S. Rendra pernah menulis puisi balada yang
berjudul Balada Orang-Orang Tercinta.
Sementara
itu, romansa merupakan jenis puisi yang isinya mengunkapkan tentang kisah
percintaan yang diselingi perkelahian atau petualangan. Contoh puisi romansa
adalah puisi karya Sitor Situmorang yang berjudul Lagu Gadis Itali.
2.
Puisi Lirik
Selanjutnya
ada puisi lirik, di mana puisi ini isinya mengungkapkan berbagai perasaan
penyairnya. Puisi lirik terbagi lagi menjadi tiga jenis, yaitu elegi, serenada,
dan ode.
Diketahui,
elegi merupakan puisi yang mengungkapkan perasaan duka dari si penyairnya. Contoh
dari puisi elegi ini adalah puisi berjudul Elegi Jakarta I karya Asrul Sani.
Kemudian
ada serenada yang merupakan sajak percintaan yang dapat dinyanyikan. Contohnya
puisi Serenada Biru karya W.S. Rendra.
Terakhir,
ode yang merupakan jenis puisi yang berisi pujian yang dapat ditunjukkan untuk
seseorang, suatu hal, maupun suatu keadaan. Contohnya, puisi berjudul
Diponegoro yang ditulis oleh Chairil Anwar.
3.
Puisi Deskriptif
Terakhir,
ada puisi deskriptif yang merupakan puisi di mana penyairnya bertindak sebagai
pemberi kesan terhadap suatu keadaan, peristiwa, benda, maupun suasana yang
menarik perhatiannya. Jenis puisi ini terbagi lagi menjadi dua, yaitu satire
dan puisi kritik sosial.
Diketahui,
satire merupakan puisi yang berisikan ungkapan perasaan tidak puas penyair
terhadap suatu keadaan, tetapi dengan cara menyindir atau menyatakan hal yang
sebaliknya. Contohnya adalah puisi berjudul Negeriku karya KH A Mustofa Bisri.
Sementara itu, puisi kritik sosial adalah jenis puisi yang mengungkapkan ketidakpuasan penyair terhadap suatu keadaan, namun dengan cara membeberkan atau menyebarkan ketidakadilan yang terjadi. Contohnya adalah puisi karya W.S. Rendra yang berjudul Aku Tulis Pamplet.
Langkah-langkah
Menyimpulkan Isi Puisi
Untuk dapat memahami isi puisi, kamu bisa menyimpulkan isi puisi tersebut terlebih dahulu.
Nah, berikut ini adalah langkah-langkah menyimpulkan isi puisi.
- Langkah pertama, bacalah terlebih dahulu puisi tersebut secara lengkap. Kemudian, pahami secara rinci apa saja makna kata dan baris dalam puisi tersebut.
- Setelah kamu memahami setiap kata dan baris, lanjutkan dengan rangkai makna seluruh kata dan baris di dalam puisi tersebut. Seperti yang kita ketahui, sebuah puisi tentu punya kesatuan makna yang dikandungnya.
- Setelah kamu memahami keseluruhan isi puisi, maka kamu pun bisa menentukan tema. Nah, dari dari tema itulah kamu bisa mengembangkan kesimpulan dari puisi tersebut.
Contoh Cara Menyimpulkan Isi Puisi
Agar kamu bisa lebih memahami materi cara menyimpulkan isi puisi, berikut ini adalah contoh puisi dan kesimpulannya yang bisa kamu jadikan sebagai bahan referensi.
Senja di Pelabuhan Kecil
Buat Sri Ayati
Ini kali tidak ada yang mencari cinta
di antara gudang, rumah tua, pada cerita
tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut,
menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut.
gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang
menyinggung muram, desir hari lari berenang
menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak
dan kini tanah, air tidur, hilang ombak.
Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan
menyisir semenanjung, masih pengap harap
sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan
dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap.
(Chairil Anwar, 1946)
Berikut
adalah kesimpulan isi puisi “Senja di Pelabuhan Kecil”:
- Bait I menceritakan cinta yang sudah tidak dapat diperoleh lagi. Penyair melukiskan keadaan batinnya itu melalui kata gudang, rumah tua, cerita tiang dan temali, kapal, dan perahu yang tiada bertaut. Benda-benda itu semua mengungkapkan perasaan sedih dan sepi. Penyair merasa bahwa benda-benda di pelabuhan itu membisu.
- Bait II: menggambarkan perhatian penyair pada suasana pelabuhan dan tidak lagi kepada benda-benda di pelabuhan yang beragam. Di pelabuhan itu turun gerimis yang mempercepat kelam (menambah kesedihan penyair), dan ada kelapak elang yang menyinggung muram (membuat hati penyair lebih muram), dan desir hari lari berenang (kegembiraan telah musnah). Suasana di pantai itu suatu saat membuat hati penyair penuh dengan harapan untuk terhibur (menemu bujuk pangkal akanan), tetapi ternyata suasana pantai itu berubah. Harapan untuk mendapatkan hiburan itu musnah, sebab kini tanah, air tidur, hilang ombak. Bagaimanakah jika laut kehilangan ombak? Seperti halnya manusia yang kehilangan harapan akan kebahagiaan. Bait ini mempertegas suasana kedukaan penyair.
- Bait III: menggambarkan pikiran penyair berpusat lebih kepada dirinya sendiri dan tidak lagi kepada benda-benda di alam: pantai dan benda-benda sekeliling pantai. Dia merasa aku sendiri. Tidak ada lagi yang diharapkan akan memberikan hiburan dalam kesendirian dan kedukaannya. Dalam kesendirian itu, ia menyisir semenanjung. Semula ia berjalan dengan dipenuhi harapan. Namun, sesampainya di ujung “sekalian selamat jalan”. Jadi, setelah penyair mencapai ujung tujuan, ternyata orang yang ia harapkan akan menghiburnya itu malah mengucapkan selamat jalan. Penyair merasa bahwa sama sekali tidak ada harapan untuk mencapai tujuannya. Sebab itu dalam kesendirian dan kedukaannya, penyair merasakan dari pantai keempat sedu penghabisan bisa terdekap. Betapa mendalam rasa sedihnya itu, ternyata dari pantai keempat sedu-sedan tangisnya dapat ia rasakan.
Demikian informasi mengenai yang bisa Mamikos bagikan terkait menyimpulkan isi puisi beserta langkah-langkahnya.
Semoga informasi cara menyimpulkan isi puisi di atas bisa membantu kamu memahami cara menyimpulkan isi puisi ya!
Jika kamu ingin mencari informasi menarik lainnya, kamu bisa kunjungi situs blog Mamikos dan cari informasi yang kamu butuhkan di sana.
Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu: