11 Contoh Tembang Macapat Lan Paugerane yang Baik dan Benar
11 Contoh Tembang Macapat Lan Paugerane yang Baik dan Benar – Tembang macapat merupakan salah satu genre sastra Jawa baru yang penulisan atau penciptaannya terikat dengan aturan-aturan tertentu.
Nah, aturan inilah yang dinamakan paugeran. Di dalam penciptaan tembang macapat ada tiga jenis paugeran yang tidak boleh dilanggar.
Sebab, apabila sampai dilanggar tembang yang dibuat tidak bisa disebut sebagai tembang macapat. Yuk, simak ulasan lengkap mengenai contoh tembang macapat lan paugerane berikut!
Tiga Paugeran Tembang Macapat
Daftar Isi
Daftar Isi
- Tiga Paugeran Tembang Macapat
- 11 Macam Tembang Macapat beserta Paugeran dan Artinya
- 1. Tembang Maskumambang
- 2. Tembang Mijil
- 3. Tembang Sinom
- 4. Tembang Kinanthi
- 5. Tembang Asmarandana
- 6. Tembang Gambuh
- 7. Tembang Dhandhanggula
- 8. Tembang Durma
- 9. Tembang Pangkur
- 10. Tembang Megatruh
- 11. Tembang Pocung
Berikut ini tiga paugeran tembang macapat:
- Guru gatra, yaitu jumlah jumlah baris dalam satu bait tembang macapat.
- Guru lagu, yaitu jatuhnya suara terakhir pada setiap baris tembang macapat
- Guru wilangan, yaitu jumlah suku kata dalam satu baris tembang macapat
Selain paugeran yang terdiri dari guru gatra, guru lagu, dan guru wilanga, pada tembang macapat ada dua istilah lain, yakni cakepan dan titi laras.
Cakepan dapat dimaknai dengan isi atau lirik lagu. Sementara, titi laras adalah not yang dipakai untuk iringan tembang macapat. Ada dua jenis titi laras yakni laras pelog dan laras slendro.
Tentang berapa jumlah pasti dari tembang macapat hingga kini masih menjadi perdebatan para ahli dan pemerhati sastra Jawa. Namun, sejauh ini yang umum diketahui khlayak ramai.
Jumlah tembang macapat adalah 11 macam dan masing-masing macam dari tembang macapat ini memiliki paugeran yang berbeda-beda.
11 Macam Tembang Macapat beserta Paugeran dan Artinya
Berikut ini ada 11 contoh tembang macapat lan paugerane.
1. Tembang Maskumambang
Maskumambang merupakan tembang dengan watak sengsara, kesedihan, dan nestapa. Secara filosofi, maskumambang memberikan gambaran keadaan manusia ketika berada di dalam kandungan ibunya.
Contoh
Nadyan silih bapa biyung kaki nini
sadulur myang sanak
kalamun muruk tan becik
nora pantes yen den nuta
Paugeran Tembang Maskumambang
Tembang maskumambang memiliki paugeran sebagai berikut.
Guru Gatra
Jumlah gatra dalam tembang maskumbang adalah empat
Guru Lagu
Gatra 1 = i
Gatra 2 = a
Gatra 3 = i
Gatra 4: = a
Guru Wilangan
Gatra 1 = 12 kata
Gatra 2 = 6 kata
Gatra 3 = 8 kata
Gatra 4 = 8 kata
2. Tembang Mijil
Mijil adalah tembang yang menempati urutan kedua dari kesebelas tembang macapat.
Tembang mijil memiliki watak sedih, tertarik (cinta) dan benar-benar tergila serta rasa perihatin.
Mijil memberikan gambaran tentang peristiwa kelahiran bayi manusia.
Apabila dilihat dari arti mijil sendiri dalam kamus bahasa Jawa memiliki persamaan makna dengan kata mbrojol dan mencolot yang artinya muncul/keluar.
Contoh
Poma kaki padha dipun eling
ing pituturingong
sira uga satriya arane
Kudu anteng jatmika ing budi
Luruh sarta wasis
samubarang tanduk
Paugeran Tembang Mijil
Tembang mijil memiliki paugeran sebagai berikut.
Guru Gatra
Tembang mijil memiliki jumlah gatra sebanyak enam
Guru Lagu
Gatra 1 = i
Gatra 2 = o
Gatra 3 = e
Gatra 4 = i
Gatra 5 = i
Gatra 6 = o
Guru Wilangan
Gatra 1 = 10 kata
Gatra 2 = 6 kata
Gatra 3 = 10 kata
Gatra 4 = 10 kata
Gatra 5 = 6 kata
Gatra 6 = 6 kata
3. Tembang Sinom
Tembang ini memiliki watak gembira, seneng, grapyak, dan sigrak semanak. Apabila diterjemahkan dalam bahasa Indonesia kurang lebih adalah ramah, gembira, dan menggambarkan kebersahajaan.
Contoh
Ketatengi tangis sira
sira sang paramengkawi
kawileting tyas dhuhkita
kataman ing reh wirangi
dening upaya sandi
sumaruna anerawung
mangimur manuhara
met pamrih melik pakoleh
temah suka ing karsa tanpa wiweka
Paugeran Tembang Sinom
Tembang sinom memiliki paugeran sebagai berikut.
Guru Gatra
Tembang sinom memiliki gatra sebanyak sembilan.
Guru Lagu
Gatra 1 = a
Gatra 2 = i
Gatra 3 = a
Gatra 4 = i
Gatra 5 = i
Gatra 6 = u
Gatra 7 = a
Gatra 8 = i
Gatra 9 = a
Guru Wilangan
Gatra 1 = 8 kata
Gatra 2 = 8 kata
Gatra 3 = 8 kata
Gatra 4 = 8 kata
Gatra 5 = 7 kata
Gatra 6 = 8 kata
Gatra 7 = 7 kata
Gatra 8 = 8 kata
Gatra 9 = 12 kata
4. Tembang Kinanthi
Tembang kinanthi memiliki watak gembira, mesra, dan asih yang artinya adalah bahagia, mesra, serta rasa cinta.
Tembang ini sangat cocok apabila kita tembangkan pada saat suasana hati kita tengah senang, gembira, dan berbahagia.
Contoh
Padha gulangen ing kalbu
ing sasmita amrih lantip
aja pijer mangan nendra
kaprawiran den kaesthi pesunen sariranira
sudanen dhahar lan guling
(Serat Wulang Reh)
Paugeran Tembang Kinanthi
Tembang kinanthi memiliki paugeran sebagai berikut.
Guru Gatra
Tembang kinanthi memiliki gatra sebanyak enam.
Guru Lagu
Gatra 1 = u
Gatra 2 = i
Gatra 3 = a
Gatra 4 = i
Gatra 5 = a
Gatra 6 = a
Guru Wilangan
Gatra 1 = 8 kata
Gatra 2 = 8 kata
Gatra 3 = 8 kata
Gatra 4 = 8 kata
Gatra 5 = 8 kata
Gatra 6 = 8 kata
5. Tembang Asmarandana
Tembang ini menjadi salah satu tembang favorit kawula muda. Sebab, tembang ini mempunyai watak sengsem (jatuh hati), sedih, dan prihatin.
Tembang ini sangat cocok sekali untuk memberikan gambaran betapa indahnya jatuh cinta (kasmaran) pada seseorang.
Contoh
Aja turu soré kaki
ana Déwa nganglang jagad
nyangking bokor kencanané
isine donga tetulak
sandhang kelawan pangan
yaiku bagéyanipun
wong melek sabar narima
Paugeran Tembang Asmaradhana
Tembang asmaradhana memiliki paugeran sebagai berikut.
Guru Gatra
Tembang asmaradhana memiliki jumlah gatra sebanyak tujuh.
Guru Lagu
Gatra 1 = a
Gatra 2 = a
Gatra 3 = e
Gatra 4 = a
Gatra 5 = a
Gatra 6 = u
Gatra 7 = a
Guru Wilangan
Gatra 1 = 8 kata
Gatra 2 = 8 kata
Gatra 3 = 8 kata
Gatra 4 = 8 kata
Gatra 5 = 7 kata
Gatra 6 = 8 kata
Gatra 7 = 8 kata
6. Tembang Gambuh
Makna tembang ini adalah gambaran tentang kecocokan. Tembang gambuh mempunyai watak lugas, tanpa memiliki keragu-raguan, dan dapat digunakan sebagai pemberi nasehat.
Contoh
Aja nganti kabanjur
barang polah ingkang nora jujur
yen kebanjur sayekti kojur tan becik
becik ngupayaa iku
pitutur ingkang sayektos.
Paugeran Tembang Gambuh
Tembang gambuh memiliki paugeran sebagai berikut.
Guru Gatra
Tembang gambuh memiliki gatra sebanyak lima.
Guru Lagu
Gatra 1 = u
Gatra 2 = 10
Gatra 3 = 12
Gatra 4 = 8
Gatra 5 = 8
Guru Wilangan
Gatra 1 = 7 kata
Gatra 2 = 10 kata
Gatra 3 = 12 kata
Gatra 4 = 8 kata
Gatra 5 = 8 kata
7. Tembang Dhandhanggula
Nama yang disematkan pada tembang ini berasal dari kata kasembadan yang memiliki arti kesenangan.
Tembang ini digunakan untuk menggambarkan suatu keberhasilan dalam menggapai cita-cita dalam membina rumah tangga yang sempurna. Di sisi lain tembang ini berwatak watak manis, luwes, dan menyenangkan.
Contoh
Yogyanira kang para prajurit
lamun bisa samya anuladha
kadya nguni caritane
andelira sang Prabu
Sasrabau ing Maespati
aran Patih Suwanda
lalabuhanipun
kang ginelung tri prakara
guna kaya purune kang den antepi
nuhoni trah utama
Paugeran Tembang Dhandhanggula
Tembang dhandhanggula memiliki paugeran sebagai berikut.
Guru Gatra
Tembang dhandhanggula memiliki jumlah gatra sebanyak sepuluh.
Guru Lagu
Gatra 1 = i
Gatra 2 = a
Gatra 3 = e
Gatra 4 = u
Gatra 5 = i
Gatra 6 = a
Gatra 7 = u
Gatra 8 = a
Gatra 9 = e
Gatra 10 = a
Guru Wilangan
Gatra 1 = 10 kata
Gatra 2 = 10 kata
Gatra 3 = 8 kata
Gatra 4 = 7 kata
Gatra 5 = 9 kata
Gatra 6 = 7 kata
Gatra 7 = 6 kata
Gatra 8 = 8 kata
Gatra 9 = 12 kata
Gatra 10 = 7 kata
8. Tembang Durma
Tembang ini asalnya dari kata darma atau weweh yang memiliki makna dermawan dan senang melakukan sedekah.
Tembang durma memiliki watak nepsu (nafsu), kemarahan dan murka.
Contoh
Dipun sami ambanting ing badanira
nyudha dhahar lan guling
darapon sudaa
nepsu kang ngambra-ambra
rerema ing tyasireki
dadya sabarang, karyanira lestari
Paugeran Tembang Durma
Tembang durma memiliki paugeran sebagai berikut.
Guru Gatra
Jumlah gatra yang dimiliki tembang durma sebanyak tujuh.
Guru Lagu
Gatra 1 = a
Gatra 2 = i
Gatra 3 = a
Gatra 4 = a
Gatra 5 = i
Gatra 6 = a
Gatra 7 = a
Guru Wilangan
Gatra 1 = 12 kata
Gatra 2 = 7 kata
Gatra 3 = 6 kata
Gatra 4 = 7 kata
Gatra 5 = 8 kata
Gatra 6 = 5 kata
Gatra 7 = 7 kata
9. Tembang Pangkur
Nama yang disematkan pada tembang ini diambil dari kata mungkur yang artinya menjauhi.
Tembang pangkur yang memiliki watak sereng (kasar), greget (semangat), dan tegas adalah gambaran tentang usaha manusia dalam menyingkirkan nafsu dan angkara murka yang menyeruak di hati setiap manusia.
Contoh
Mangkya darajating praja
kawuryan wus sunya ruri
rurah pangrehing ukara
karana tanpa palupi
atilar silastuti
sujana sarjana kelu
kalulun kalatidha
tidhem tandhaning dumadi
ardayengrat dene karoban rubeda
(Serat Kalatida)
Paugeran Tembang Pangkur
Tembang pangkur memiliki paugeran sebagai berikut.
Guru Gatra
Jumlah gatra yang dimiliki tembang pangkur sebanyak tujuh
Guru Lagu
Gatra 1 = a
Gatra 2 = u
Gatra 3 = i
Gatra 4 = a
Gatra 5 = u
Gatra 6 = a
Gatra 7 = i
Guru Wilangan
Gatra 1 = 8 kata
Gatra 2 = 11 kata
Gatra 3 = 8 kata
Gatra 4 = 7 kata
Gatra 5 = 12 kata
Gatra 6 = 8 kata
Gatra 7 = 8 kata
10. Tembang Megatruh
Jika diartikan ke dalam bahasa Jawa, nama megatruh berasal dari kata megat roh yang maknanya keluarnya roh manusia.
Tembang megatruh memiliki watak nglara (sakit), susah, sedih, dan perasaan sakit hati yang sangat mendalam.
Contoh
Sigra milir kang gèthèk sinangga bajul
kawan dasa kang njagèni
ing ngarsa miwah ing pungkur
tanapi ing kanan kéring
kang gèthèk lampahnya alon
(Babad Tanah Jawi)
Paugeran Tembang Megatruh
Tembang megatruh memiliki paugeran sebagai berikut.
Guru Gatra
Tembang megatruh memiliki jumlah gatra sebanyak lima
Guru Lagu
Gatra 1 = u
Gatra 2 = i
Gatra 3 = u
Gatra 4 = i
Gatra 5 = o
Guru Wilangan
Gatra 1 = 12 kata
Gatra 2 =8 kata
Gatra 3 = 8 kata
Gatra 4 = 8 kata
Gatra 5 = 8 kata
11. Tembang Pocung
Dalam bahasa Jawa, penamaan tembang ini diambli dari kata ‘pocong’ yang artinya telah dibungkus atau dikafani.
Makna tembang ini adalah prosesi yang ditempuh setelah terpisahnya roh manusia dari jasad untuk menjalani kehidupan selanjutnya.
Contoh
Den budiya kapriye ing becikipun
aja nganti pisah
kumpule kaya nomeki
anom kumpul tuwa kumpul kang prayoga
(Serat Wulang Reh)
Paugeran di dalam Tembang Pocung
Paugeran di dalam tembang pucung adalah sebagai berikut.
Guru Gatra
Tembang pucung memiliki jumlah gatra sebanyak empat
Guru Lagu
Gatra 1 = u
Gatra 2 = a
Gatra 3 = i
Gatra 4 = a
Guru Wilangan
Gatra 1 = 12 kata
Gatra 2 = 6 kata
Gatra 3 = 8 kata
Gatra 4 = 12 kata
Demikianlah contoh tembang macapat lan paugerane. Semoga artikel ini dapat lebih membuatmu memahami tembang macapat.
Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu: