Mengenali Rumah Adat DKI Jakarta, Gambar, Filosofi, Sejarah, dan Keunikannya
Mengenali Rumah Adat DKI Jakarta, Gambar, Filosofi, Sejarah, dan Keunikannya – Jakarta merupakan ibu kota sekaligus kota megapolitan terbesar di Indonesia.
Namun, siapa sangka, di balik gemerlapnya kemodernan tersebut. Jakarta juga memiliki banyak warisan budaya yang masih dilestarikan sampai sekarang, salah satunya adalah empat rumah adat masyarakat Betawi.
Nah, bagi kamu yang ingin mengenali lebih lanjut rumah adat DKI Jakarta. Di bawah ini Mamikos akan sajikan ulasannya mulai dari gambar, filosofi, sejarah, serta keunikannya. Baca selengkapnya sampai selesai, ya!
Bagaimana Sejarah Rumah Adat DKI Jakarta?
Daftar Isi
Daftar Isi
Berbicara soal rumah adat DKI Jakarta, pasti sangat erat kaitannya dengan masyarakat atau penduduk yang menempati kota metropolitan satu ini.
Jakarta saat ini telah menjadi kota yang ditempati oleh banyak penduduk dengan latar belakang etnis dan suku yang berbeda-beda. Salah satu suku asli yang menempati kota ini sejak lama yaitu suku Betawi.
Betawi adalah sebuah suku bangsa yang menempati Jakarta dan wilayah-wilayah di sekitarnya seperti Depok, Bekasi, Bogor, dan Tangerang.
Suku ini biasa disebut juga dengan nama “Orang Betawi”, Orang Jakarta/Jakarte”, serta “Melayu Betawi’.
Nama Betawi diberikan oleh pemerintah belanda kepada etnis ini saat masa penjajahan.
Dimana secara bahasa, Betawi berasal dari kata Batavia, sebutan kota Jakarta zaman dahulu. Artinya, etnis atau suku yang mendiami wilayah Batavia.
Masyarakat Betawi diyakini sudah menetap di kota Jakarta sejak masa penjajahan Hindia-Belanda.
Keberadaan suku ini baru diketahui oleh pemerintah Belanda di tahun 1930 saat mereka melakukan sensus penduduk.
Sebenarnya, suku betawi merupakan gabungan dari penduduk berbagai daerah di Indonesia. Seperti Bali, Jawa, Makassar, Sunda, dan lain sebagainya. Mereka didatangkan oleh pemerintah Belanda ke Batavia.
Seiring perkembangannya, penduduk dengan latar belakang berbeda yang dibawa dan dipekerjakan tersebut pun menikah silang dan terciptalah kelompok masyarakat baru bernama Betawi.
Hingga sekarang, suku ini memberikan pengaruh yang begitu besar kebudayaan setempat di Jakarta termasuk rumah adat atau rumah tradisional.
Karena hasil percampuran budaya dari berbagai suku, rumah adat DKI Jakarta memiliki arsitektur bangunan yang sangat unik dan khas karena hasil dari akulturasi budaya.
Dimana rumah tradisional ini mengadopsi beberapa budaya lokal dan internasional seperti Arab, China, hingga Eropa.
Apa Saja Macam-Macam Rumah Adat DKI Jakarta?
Setidaknya ada empat rumah adat suku Betawi di DKI Jakarta. Beberapa diantaranya yaitu rumah kebaya, rumah gudang, rumah panggung, dan rumah joglo.
Untuk lebih jelasnya, berikut adalah ulasan mengenai rumah-rumah tradisional tersebut.
1. Rumah Kebaya
Rumah adat DKI Jakarta yang pertama adalah rumah kebaya. Dari namanya terdengar sangat unik bukan? Kamu mungkin akan langsung teringat dengan salah satu pakaian tradisional perempuan Indonesia.
Sesuai dengan namanya, rumah kebaya adalah rumah adat dari masyarakat Betawi yang bentuknya terinspirasi dari pakaian tradisional perempuan khas Indonesia yaitu kebaya.
Rumah ini memiliki atap dengan bentuk pelana yang dilipat. Di mana jika dilihat dari samping, lipatan-lipatan atap tersebut akan terlihat mirip dengan lipatan pada baju kebaya.
Selain itu, rumah kebaya juga terbagi ke dalam beberapa ruang yaitu ruang pribadi dan semi publik.
Untuk ruang pribadi merupakan area yang biasanya hanya bisa diakses oleh keluarga atau pemilik rumah saja seperti dapur, kamar mandi, tempat tidur, dan lain-lain.
Sedangkan, ruang semi publik merupakan area yang biasa digunakan untuk menerima para tamu. Biasanya ruang ini posisinya berada di paling depan rumah seperti teras dan ruang tamu yang luas.
Filosofi
Rumah kebaya memiliki corak atau arsitektur bangunan dengan filosofis yang sangat tinggi. Setiap sudut dari rumah ini mengandung makna mendalam terkait kehidupan masyarakat Betawi.
Untuk lebih jelasnya, berikut adalah beberapa makna filosofis yang tersirat dalam setiap sudut bangunan rumah kebaya.
- Rumah Kebaya memiliki teras yang luas, ini menandakan bahwa masyarakat Betawi sangat terbuka dan menghargai setiap tamu yang datang ke rumah mereka tanpa membeda-bedakan.
- Rumah kebaya memiliki pembatas kayu antara teras dan luar rumah, ini menandakan bahwa walaupun masyarakat Betawi sangat terbuka dengan siapapun, mereka masih memiliki batasan dan mampu membedakan mana hal yang bersifat baik maupun buruk.
- Rumah kebaya memiliki banyak ukiran berbentuk gigi belalang dan banji, ini menandakan bahwa masyarakat Betawi sangat mengedepankan kejujuran, kerja keras, dan sumber rezeki untuk segala aspek kehidupan.
- Beberapa rumah kebaya memiliki area pemakaman di sampingnya, ini menandakan agar keluarga pemilik rumah selalu ingat pada kematian.
Keunikan
Rumah kebaya memiliki beragam keunikan, beberapa diantaranya adalah sebagai berikut.
- Rumah kebaya memiliki atap yang berbentuk pelana yang dilipat seperti pakaian tradisional wanita indonesia yaitu kebaya.
- Rumah kebaya memiliki beberapa ruangan dengan fungsi yang berbeda-beda, seperti paseban untuk kamar tamu atau tempat shalat, teras untuk menerima tamu, pengkeng untuk ruangan berkumpul bersama keluarga, srondoyan untuk area dapur, dan tempat tidur sebagai ruang untuk beristirahat keluarga pemilik rumah.
- Rumah kebaya memiliki dinding yang terbuat dari material atau bahan khusus yaitu kayu gowok dan kayu nangka.
- Rumah kebaya memiliki teras di depan rumah dengan area yang sangat luas.
2. Rumah Gudang
Selain rumah kebaya, masyarakat Betawi juga memiliki rumah adat lain yang tak kalah uniknya yaitu rumah gudang.
Rumah ini biasanya berada di daerah-daerah pedalaman Betawi sehingga arsitektur bangunannya masih asli tidak ada percampuran dengan kebudayaan lain.
Mengapa disebut sebagai rumah gudang? Karena rumah adat satu memiliki bentuk bangunan yang cukup unik.
Dimana rumah ini berbentuk persegi panjang seperti gudang, bagian atapnya memiliki bentuk mirip pelana kuda yang disusun dengan kerangka kuda-kuda, dan bagian depan rumah memiliki atap miring yang disebut dengan istilah markis/topi sebagai penahan paparan sinar matahari dan hujan.
Rumah ini juga memiliki dua bagian yaitu area keluarga dan area untuk tamu. Area untuk keluarga terletak di bagian tengah dan area untuk menerima tamu terletak di bagian depan rumah.
Uniknya, rumah gudang tidak memiliki ruang belakang karena telah digabung dengan ruangan tengah.
Sayangnya, karena biasa berada di daerah-daerah terpencil, popularitas rumah gudang tidak setinggi rumah adat DKI Jakarta yang lain.
Masih banyak orang yang belum mengetahui bahwa rumah gudang adalah salah satu rumah adat dan menjadi warisan budaya masyarakat betawi.
Keunikan
Rumah gudang memiliki beragam keunikan, beberapa diantaranya adalah sebagai berikut.
- Rumah gudang memiliki atap dengan bentuk pelana kuda, atap ini dibangun dengan struktur kuda-kuda.
- Rumah gudang memiliki markis di bagian depan rumah, fungsinya untuk meminimalisir cahaya matahari dan air hujan masuk ke rumah.
- Rumah gudang memiliki bentuk persegi panjang dengan tata letak yang unik yaitu ruang depan dan ruang tengah yang menyatu dengan ruang belakang.
- Rumah gudang biasanya dibangun di daerah-daerah pedalaman sehingga sedikit terpengaruh oleh budaya luar.
3. Rumah Panggung
Rumah adat DKI Jakarta lainnya adalah rumah panggung. Sesuai dengan namanya, rumah ini memang memiliki bentuk yang tinggi seperti panggung.
Dimana pada bagian bawah rumah memiliki banyak kayu penyangga.
Mengapa dibuat tinggi seperti panggung?
Karena rumah ini biasa dibangung di area pantai, sehingga bentuk bangunan pun harus mengikuti kontur lingkungan di sekelilingnya agar tidak terendam oleh air laut ketika pasang.
Bangunan rumah adat ini sebagian besar terbuat dari kayu. Hal tersebut dikarenakan kayu merupakan material yang cukup mudah dibentuk serta mudah ditemukan di masa lampau.
Selain itu, rumah panggung juga dihiasi oleh banyak ornamen-ornamen sederhana yang cantik.
Ada yang berbentuk segi empat, belah ketupat, serta lingkaran. Biasanya ornamen-ornamen tersebut ada pada jendela, pintu, maupun bagian rumah lainnya.
Filosofi
Sama seperti rumah adat lain, rumah panggung juga memiliki banyak makna filosofis mendalam di setiap bagian bangunannya. Adapun beberapa makna filosofis dari rumah adalah sebagai berikut.
1. Rumah panggung memiliki tangga yang ada di bagian depan rumah bernama Balaksuji.
Selain digunakan sebagai akses untuk masuk ke dalam rumah, tangga ini juga bermakna sebagai penghalang bencana alam agar tidak masuk ke dalam rumah.
Serta berfungsi sebagai media untuk mensucikan diri dengan membasuh kaki sebelum masuk ke dalam rumah.
2. Rumah panggung memiliki kusen pintu di bagian atas rumah yang terbuat dari kayu cempaka yang memiliki aroma harum.
Ini artinya agar keharuman tersebut dapat membuat penghuni rumah selalu dalam keadaan sehat, baik, serta disukai oleh tetangga.
Keunikan
Rumah panggung memiliki beragam keunikan tersendiri, beberapa diantaranya adalah sebagai berikut.
- Rumah panggung dibangun dengan menyesuaikan kondisi lingkungan di sekitarnya.
- Rumah panggung biasa dibangun oleh masyarakat Betawi yang tinggal di area pesisir pantai.
- Rumah panggung memiliki banyak penyangga kayu di bawahnya, biasanya setinggi 1-1,5 meter.
4. Rumah Joglo
Selama ini mungkin kamu mengira bahwa rumah joglo merupakan hunian bagi masyarakat suku atau etnis Jawa saja. Namun, ternyata, masyarakat Betawi juga memiliki rumah adat dengan nama yang sama.
Meskipun sama-sama bernama rumah joglo, rumah adat satu ini tentu berbeda dengan rumah adat joglo khas Jawa Tengah. Salah satu perbedaannya yaitu terletak pada tiang penyangga rumah.
Dimana rumah joglo Betawi tidak memiliki tiang penyangga seperti yang ada pada rumah joglo Jawa Tengah.
Rumah adat ini memiliki arsitektur bangunan yang tidak kalah unik dan cantik. Dimana rumah joglo berbentuk persegi panjang dengan atap berbentuk pelana yang dilipat mirip dengan perahu terbalik.
Selain itu, rumah joglo juga memiliki tata letak yang terbagi ke dalam tiga ruang atau area utama.
Diantaranya ruang depan untuk menerima dan menyambut para tamu, ruang tengah sebagai area untuk berkumpul bersama keluarga, serta ruang belakang yang fungsinya sebagai kamar mandi dan dapur.
Sedikit berbeda dengan rumah panggung yang dibangung di pesisir pantai atau rumah gudang di pelosok daerah. Biasanya, rumah adat ini biasa ditemukan di daerah-daerah perkotaan.
Filosofi
Rumah joglo Betawi merupakan rumah tradisional DKI Jakarta dengan aspek-aspek hunian yang sangat lengkap. Pada zaman dahulu, rumah ini menunjukan kelas atau status sosial penghuni rumahnya.
Dimana biasanya rumah ini dimiliki oleh para bangsawan sehingga rumah ini mengandung makna filosofis yang khusus.
Keunikan
Rumah joglo Betawi memiliki beberapa keunikan seperti sebagai berikut.
- Memiliki atap yang berbentuk pelana mirip dengan perahu terbalik.
- Memiliki unsur rumah atau hunian yang lengkap dengan tiga tata letak utama yaitu ruang depan, tengah, dan belakang.
- Biasanya dimiliki oleh masyarakat Betawi dengan kelas atau status sosial yang tinggi.
Itulah dia penjelasan mengenai rumah adat DKI Jakarta mulai dari sejarah, filosofi, serta keunikannya. Sangat menarik bukan? Semoga informasi yang telah diberikan Mamikos dapat bermanfaat untuk kamu ya!
Jika kamu ingin mengetahui informasi lainnya terkait rumah adat di Indonesia. Kamu dapat mengunjungi blog Mamikos Insight dan temukan beragam artikel-artikel bermanfaat yang asyik dibaca.
Klik dan dapatkan info kost di dekat mu: