4 Contoh Teks Negosiasi Membawa Sepeda Motor dan HP ke Sekolah

4 Contoh Teks Negosiasi Membawa Sepeda Motor dan HP ke Sekolah – Beberapa aktivitas ternyata adalah aplikasi dari contoh teks negosiasi larangan.

Dua di antaranya adalah larangan dalam membawa sepeda motor dan ponsel ke sekolah. Larangan ini biasanya ditetapkan oleh pihak sekolah. Ada berbagai alasan yang melatarbelakangi larangan sejenis ini.

Sebagai siswa, negosiasi bisa dilakukan dengan kalimat-kalimat tertentu yang persuasif. Seperti apa contohnya? Yuk, simak di bawah ini!

Definisi Negosiasi

freepik.com/freepik

Pada dasarnya, negosiasi ialah keterampilan dalam berkomunikasi, di mana tujuan akhirnya adalah kesepakatan bersama.

Kesepakatan ini semestinya adalah hasil yang memberi keuntungan bagi pihak yang melakukan negosiasi.

Pada prinsipnya, negosiasi juga bertujuan untuk mengatasi adanya perbedaan pendapat di antara pihak yang melakukan negosiasi. Karena itulah, kegiatan ini juga sering disebut dengan kompromi.

Lalu, kesepakatan nantinya harus bersifat adil, dan bisa menjaga hubungan baik kedua belah pihak.

Umumnya, negosiasi dilaksanakan oleh dua pihak. Namun, ada kalanya sejumlah kasus negosiasi ikut melibatkan pihak ketiga. Pihak ketiga yang dimaksud bisa merupakan seorang mediator atau penengah.

Teks negosiasi ialah bentuk dialog atau percakapan yang terdiri dari dua atau lebih pelaku. Isi teks dialog ini ialah bernegosiasi demi mendapatkan solusi dari masalah yang dialami.

Setelah perbedaan dapat diatasi, masalah pun selesai, dan kesepakatan tercapai.

Jenis-Jenis Negosiasi

Negosiasi sendiri, termasuk contoh teks negosiasi larangan, terbagi lagi menjadi beberapa aspek; situasi, bentuk, serta jumlah negosiator.

Bagaimana selengkapnya? Silakan perhatikan pemaparan pada tulisan berikut.

1. Negosiasi Berdasarkan Bentuk

Negosiasi ini terbagi menjadi tiga, yaitu:

  • Lisan. Negosiasi ini adalah dialog yang bisa dijumpai pada obrolan sehari-hari. Contoh sederhananya adalah, percakapan dalam tawar-menawar di pasar di antara penjual dan pembeli.
  • Bentuk gabungan dialog dan narasi. Negosiasi ini berbentuk cerita pendek, di mana para tokoh di dalamnya melakukan sebuah negosiasi.
  • Bentuk tulisan. Negosiasi ini berbentuk surat penawaran kerjasama, surat permintaan barang, atau surat penawaran barang.

2. Berdasarkan Situasi

Negosiasi ini terbagi menjadi dua, yakni:

  • Negosiasi formal. Negosiasi ini bertujuan untuk memperoleh kesepakatan bersama melalui jalur hukum. Misalnya adalah, negosiasi dari pengacara dalam suatu pengadilan.
  • Negosiasi nonformal. Negosiasi ini sebenarnya dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja. Jadi, tidak perlu menempuh jalur hukum. Misalnya saja, negosiasi dalam bentuk teks larangan membawa sepeda motor ke sekolah.

3. Berdasarkan Jumlah Negosiator

Negosiasi ini terbagi menjadi dua, yaitu:

  • Negosiasi dengan pihak penengah. Negosiasi ini umumnya melibatkan dua atau lebih pihak saat bernegosiasi. Jadi, proses dan keputusannya harus melibatkan pihak mediator atau penengah dengan sifat netral. Misalnya adalah, negosiasi di pengadilan, yang mana pihak penengahnya adalah hakim
  • Negosiasi tanpa pihak penengah. Negosiasi ini berjalan sesuai namanya. Negosiasi dilakukan oleh dua pihak, di mana kepentingan yang terjadi sering terjadi di kehidupan sehari-hari. Karena itu, negosiasi ini tidak menempuh jalur hukum.

Ciri-Ciri Teks Negosiasi

Setelah memahami pengertian dan jenisnya, berikutnya adalah ciri-ciri dari teks negosiasi sendiri.

Dengan demikian, nanti saat menemukan contoh teks negosiasi larangan, dapat ditentukan apakah sudah mengandung ciri-ciri yang memenuhi atau tidak.

1. Mempunyai Partisipan

Umumnya, negosiasi berlangsung di antara dua pihak. Tapi, ada pula negosiasi yang melibatkan lebih dari dua orang. Dari sini, ciri pertama yang bisa dilihat adalah adanya partisipan.

Misalnya, partisipan dalam negosiasi di pasar atau proses tawar-menawar adalah pedagang dan pembeli.

2. Mencari Solusi Permasalahan

Negosiasi pada dasarnya muncul karena terjadi perselisihan atau permasalahan.

Namun, perselisihan di sini tidak selalu berbentuk pertengkaran. Negosiasi justru mencari kesepakatan agar tidak terjadi pertengkaran sesudah solusi didapatkan.

Misalnya saja, tawar-menawar di pasar. Penurunan harga ditawarkan karena patokan harga terlalu tinggi. Setelah itu, pedagang bisa memutuskan apakah harga akan tetap atau diturunkan juga.

Jika pedagang memutuskan untuk menyetujui penawaran pembeli, maka pembeli mendapatkan keuntungan. Pedagang pun begitu, sebab jualannya laku. Jadi, negosiasi mencari jalan tengah dari permasalahan yang ada.

3. Tujuan Praktis

Tujuan negosiasi, seperti yang sudah dijelaskan, ialah memperoleh kesepakatan, di mana kedua belah pihak harus merasa untung.

Jadi, jangan sampai melakukan negosiasi, tetapi ada salah satu pihak yang merasa rugi, termasuk saat membuat contoh teks negosiasi larangan.

4. Mengutamakan Kepentingan Bersama

Negosiasi dengan partisipan dua orang atau lebih seharusnya tidak akan rugi dengan kepentingan masing-masing. Maka, prioritas dalam negosiasi adalah kepentingan bersama.

Jadi, dalam memberikan persetujuan pada contoh teks negosiasi larangan juga tidak boleh bersikap egois.

5. Kesepakatan yang Saling Menguntungkan

Sudah dijelaskan sebelumnya bila negosiasi sebisa mungkin memberikan kesepakatan yang menguntungkan kedua belah pihak. Tujuannya bukan menyenangkan satu pihak, tetapi semua pihak yang terlibat merasa senang.

Contoh Teks Negosiasi Larangan Membawa Sepeda Motor dan HP ke Sekolah

Beberapa sekolah melarang muridnya membawa sepeda motor dan ponsel ke sekolah. Hal ini didasarkan pada beberapa alasan, yang tentunya demi keamanan para siswa sendiri.

Perhatikan beberapa contoh teks negosiasi tentang kedua larangan berikut ini!

Contoh 1

Berikut ini adalah contoh teks larangan membawa sepeda motor ke sekolah dengan solusi pemanfaatan bus sekolah.

Budi: “Teman-teman, pengumuman tentang larangan membawa sepeda motor itu sangat merugikan kita.

Jojo: “Benar. Kita jadi harus minta uang jajan tambahan karena harus menggunakan angkot untuk pulang-pergi.”

Yanto: “Benar, teman.”

Budi: “Tapi kamu, ‘kan, enak, To. Ada supir yang bisa mengantar dan menjemputmu.”

Kepala Sekolah: “Ada apa ini, anak-anak?”

Marco: “Eh, ini, Pak. Pemberitahuan Bapak saat upacara tadi, kami sepertinya agak keberatan. Kami merasa kerepotan dengan larangan itu. Kalau tidak membawa sepeda motor sendiri, kami jadi harus minta uang jajan tambahan.”

Budi: “Iya, Pak. Kasihanilah kami, Pak.”

Kepala Sekolah: “Begitu, ya?”

Budi: “Maaf, ya, Pak. Apakah keputusan itu sudah pasti?”

Kepala Sekolah: “Betul. Secepatnya peraturan itu akan diberlakukan.”

Marco: “Maaf, Pak, sekali lagi. Apa tidak bisa dilonggarkan saja? Misalnya memanfaatkan bus sekolah. Sekolah kita, ‘kan, punya tiga bus. Titik penjemputannya nanti dibagi tiga. Jadi, kami akan dijemput saja di titik-titik tertentu.”

Budi: “Iya, Pak. Ide bagus dari Marco, Pak.”

Kepala Sekolah: “Tapi itu butuh biaya operasional, Nak.”

Marco: “Benar, Pak. Tapi kita bisa bekerja sama dengan Pemerintah Kota dan mengirim surat pengajuan.”

Kepala Sekolah: “Benar juga. Itu ide bagus. Semoga pengajuan kita diterima. Bapak Wali Kota memang terkenal akan kepeduliannya dengan anak sekolah. Kami akan coba cara itu. Terima kasih atas usulannya, Nak.”

Contoh 2

Berikut ini adalah contoh teks negosiasi larangan membawa motor ke sekolah, bernegosiasi agar diperbolehkan membawa sepeda motor bagi siswa yang sudah memiliki SIM.

Ketua OSIS: “Permisi, selamat pagi, Bu. Apakah boleh saya masuk?”

Kepala Sekolah: “Selamat pagi. Silakan masuk, ada keperluan apa menemui saya?”

Ketua OSIS: “Begini, Bu. Saya bermaksud untuk mewakili teman-teman kelas XI dan XII yang sudah memiliki SIM. Tentang larangan membawa sepeda motor, apakah ada kompensasi, Bu?”

Kepala Sekolah: “Oh, tentang itu. Larangan itu sebenarnya dibuat dengan tujuan meminimalisir tingkat kecelakaan siswa. Kamu tahu, ‘kan, sekolah juga harus bertanggung jawab atas keselamatan para siswanya. Karena itulah, saya membuat larangan tersebut.”

Ketua OSIS: “Sebenarnya, kami setuju, Bu. Tapi ada teman-teman yang sudah punya SIM. Ditambah, beberapa teman juga rumahnya jauh dan transportasi umum sangat sulit. Bagaimana kalau teman-teman diperbolehkan membawa motor jika sudah punya SIM? Apalagi yang kelas XII, karena kami sering pulang sore hari, karena ada les tambahan dari sekolah, Bu.”

Kepala Sekolah: “Apakah kamu sudah memikirnya dengan matang? Misalnya, bagaimana cara kami mengetahui siswa yang sudah punya SIM?”

Ketua OSIS: “Kami anggota OSIS akan berkoordinasi dan mendata, Bu. Lalu menyuruh mereka agar selalu membawa SIM. Oh iya, Bu. Sebelum masuk dan keluar, Pak Satpam akan mengecek kelengkapan surat-surat mereka, terutama SIM, Bu.”

Kepala Sekolah: “Ibu setuju dengan ide itu. Segeralah lakukan agar teman-teman kamu juga bisa sampai tepat waktu di sekolah. Pokoknya, jangan sampai berkendara dengan ugal-ugalan setelah Ibu beri kelonggaran seperti ini.”

Ketua OSIS: “Terima kasih, Bu. Saya akan segera mengkoordinasikan ini dengan anggota OSIS. Saya permisi dulu, Bu.”

Kepala Sekolah: “Sama-sama. Silakan.”

Contoh 3

Berikut ini adalah contoh teks negosiasi tentang larangan membawa ponsel.

Siswa: “Selamat pagi, Bu.”

Kepala Sekolah: “Selamat pagi. Ada apa, Nak?”

Siswa: “Begini, Bu. Saya ingin membicarakan tentang peraturan sekolah kita yang baru tentang larangan membawa HP.

Menurut kami, membawa HP justru penting karena kami bisa mengakses internet dengan mudah. Dengan internet, kami jadi bisa lebih mudah menyelesaikan tugas-tugas yang referensinya tidak ada di buku. Kalau memakai internet juga, kami jadi tidak butuh waktu yang lama.”

Kepala Sekolah: “Memang benar apa yang kamu bilang. Tapi kami membuat peraturan itu karena takut kalian akan memakai HP untuk hal-hal yang negatif. Belum lagi proses belajar-mengajar bisa saja terganggu.”

Siswa: “Tapi, menurut saya pribadi, kalaupun pihak sekolah mengizinkan, kami bisa menahan diri untuk tidak menggunakan HP dengan membuka hal negatif, Bu.”

Kepala Sekolah: “Baiklah, Ibu setuju dengan pengajuan kamu. Tapi, kalau ada yang ketahuan menggunakan HP-nya untuk hal negatif, sanksinya adalah HP itu disita sampai tamat, ya.”

Siswa: “Baik, Bu. Kami akan menuruti peringatan itu dan tidak akan melanggar. Terima kasih atas kesempatan yang Ibu berikan untuk mendengarkan pendapat kami. Kami akan memakai HP untuk hal-hal yang positif saja.”

Kepala Sekolah: “Iya, sama-sama.”

Contoh 4

Berikut ini adalah contoh teks negosiasi tentang larangan membawa HP ke sekolah, bernegosiasi menggunakan HP saat jam pulang sekolah saja.

Siswa: “Permisi, selamat pagi, Pak.”

Guru: “Iya, selamat pagi. Ada apa, Nak?”

Siswa: “Begini, Pak. Saya mewakili teman-teman ingin menyampaikan keberatan tentang aturan baru yang melarang membawa HP ke sekolah.”

Guru: “Baiklah, apa yang salah dari peraturan itu?”

Siswa: “Jadi, Pak, lokasi sekolah kita sangat susah dari jalur angkutan umum. Jadi, kami membutuhkan HP untuk memesan transportasi online agar bisa pulang ke rumah dengan cepat, Pak.”

Guru: “Tapi, kalau kalian diperbolehkan membawa HP, nanti akan banyak yang memakai ponselnya ketika jam pelajaran masih berlangsung. Atau bahkan menyontek saat ujian dari internet.

Siswa: “Bagaimana kalau HP kami tetap boleh dibawa, tapi kami nonaktifkan. Kami baru boleh menghidupkannya saat jam pulang sekolah saja, Pak?”

Guru: “Tetap akan banyak siswa yang melanggar. Aturan ini diterapkan karena kejadian itu, ‘kan?”

Siswa: “Bagaimana kalau nanti semua HP dikumpul dan dititipkan pada wali kelas, Pak? Saya mengusulkan agar Bapak bisa menginstruksikan ke setiap wali kelas agar HP dikembalikan lagi saat jam pulang sekolah.”

Guru: “Akan saya pertimbangkan. Terima kasih atas usulannya, Nak.”

Siswa: “Terima kasih atas waktunya untuk mendengarkan solusi saya sebagai perwakilan teman-teman, Pak.”

Menurut sejumlah contoh teks negosiasi larangan membawa sepeda motor dan HP di atas, murid pun masih bisa bernegosiasi karena urgensi tertentu.

Jadi, yang terpenting adalah bagaimana bernegosiasi dengan pihak yang lebih tua, dalam hal ini berbahasa sopan dengan para guru.


Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu:

Kost Dekat UGM Jogja

Kost Dekat UNPAD Jatinangor

Kost Dekat UNDIP Semarang

Kost Dekat UI Depok

Kost Dekat UB Malang

Kost Dekat Unnes Semarang

Kost Dekat UMY Jogja

Kost Dekat UNY Jogja

Kost Dekat UNS Solo

Kost Dekat ITB Bandung

Kost Dekat UMS Solo

Kost Dekat ITS Surabaya

Kost Dekat Unesa Surabaya

Kost Dekat UNAIR Surabaya

Kost Dekat UIN Jakarta