Mengenal Pakaian Adat Daerah Istimewa Yogyakarta Beserta Gambar dan Keunikannya
Mengenal Pakaian Adat Daerah Istimewa Yogyakarta Beserta Gambar dan Keunikannya – Yogyakarta adalah provinsi di Indonesia yang memiliki beragam kebudayaan, mulai dari kearifan lokalnya hingga pakaian adatnya.
“Jogja istimewa” bukan hanya istilah, karena memang betul Jogja sangat istimewa baik dari segi budayanya, alamnya yang indah, keramahan warganya hingga sejarahnya.
Yogyakarta memiliki banyak julukan mulai dari Kota Pelajar, Kota Wisata, Kota Perjuangan, Kota Gudeg, Kota Berhati Nyaman, Kota Murah Meriah, Kota Seniman dan banyak lagi.
Dan mari hari ini kita membahas tentang pakaian adat Daerah Istimewa Yogyakarta yang memiliki keunikan dan ciri khas budaya Yogyakarta.
Pakaian Adat Daerah Istimewa Yogyakarta
Daftar Isi
Daftar Isi
Sebagai warga negara Indonesia, sepatutnya kita bangga karena Indonesia memiliki beragam kebudayaan yang hingga kini tetap dijaga dengan sangat baik.
Ada banyak sekali yang dapat dibahas tentang Jogja. Yogyakarta kaya akan budaya, sejarah, tempat wisata, kuliner yang khas dan banyak lagi.
Kali ini, Mamikos ingin sekali membahas Jogja dari Pakaian adatnya yang pastinya memiliki keunikan dan ciri khas budaya Yogyakarta.
Lalu apa saja sih keunikan yang dimiliki pakaian adat Daerah Istimewa Yogyakarta? Yuk mari simak penjelasan kami dibawah ini.
Mengenal Nama Pakaian Adat Yogyakarta
Seperti yang kita tahu bahwa pakaian adat adalah pakaian tradisional yang dikenakan dalam kehidupan sehari-hari atau pakaian tradisional yang dikenakan pada acara-acara tertentu seperti pernikahan, upacara keagamaan dan lain sebagainya.
Di era modern ini, pakaian adat umumnya tidak digunakan untuk pakaian sehari-hari, karena masyarakat lebih suka memakai pakaian modern.
Meskipun begitu, masih banyak daerah di Indonesia yang warganya masih tetap menggunakan pakaian adatnya untuk pakaian keseharian, misalnya suku Baduy yang menggunakan pakaian adatnya untuk pakaian sehari-hari.
Dan masyarakat di beberapa wilayah Yogyakarta juga masih ada yang memakai pakaian adat sebagai pakaian keseharian mereka, khususnya di desa-desa Yogyakarta.
Pakaian adat Yogyakarta memiliki keunikan tersendiri, mulai dari penanda status sosial, simbol adat istiadat hingga identitas suku Jawa yang mana masyarakat Yogyakarta adalah suku Jawa.
Pakaian adat Yogyakarta tidak hanya dipakai pada acara-acara tertentu saja, pakaian adat juga menjadi pakaian dinas di keraton Jogja. Para abdi dalem menggunakan pakaian adatnya setiap hari.
Tidak jarang juga, pakaian adat Jogja dikenakan oleh pemandu wisata di Jogja misalnya saja di tempat wisata pengelaran budaya, keraton Yogyakarta, destinasi candi-candi di Jogja hingga tempat-tempat bersejarah.
Yogyakarta menjadi daerah yang memiliki banyak pakaian adat. Pakaian adat Daerah Istimewa Yogyakarta terbagi menjadi 3 jenis.
Yaitu pakaian adat untuk sehari hari, pakaian upacara adat serta pakaian adat upacara pernikahan. Berikut nama-nama pakaian adat Daerah Istimewa Yogyakarta:
- Pakaian Adat Surjan Yogyakarta
- Pakaian Adat Kebaya Yogyakarta
- Pakaian Adat Sabukwala
- Pakaian Adat Peranakan
- Pakaian Adat Kasatrian Ageng
- Pakaian Adat Paes Ageng Jangan Menir
- Pakaian Adat Paes Ageng Kebesaran
1. Pakaian Adat Surjan Yogyakarta
Pakaian adat Daerah Istimewa Yogyakarta yang pertama adalah Surjan yang merupakan pakaian tradisional yang dipakai untuk sehari-hari.
Surjan adalah pakaian tradisional Yogyakarta yang sangat khas dengan motifnya dan bentuk pakaiannya. Surjan sendiri terbagi menjadi 3 jenis yaitu Surjan Lurik, Surjan Ontokusumo dan Surjan Jaguar.
Dan Surjan yang paling populer adalah Surjan Lurik, yang mana Surjan Lurik menjadi pakaian yang dikenakan oleh Sunan Kalijaga yang menggambarkan kesederhanaan.
Dan untuk pelengkapnya, Surjan dipadukan dengan bawahan kain jarik dan penutup kepala berupa blangkon.
2. Pakaian Adat Kebaya Yogyakarta
Kebaya Yogyakarta merupakan pakaian tradisional yang dikenakan oleh kaum wanita Yogyakarta untuk kegiatan sehari-hari.
Dipadukan dengan kain batik atau kain jarik sebagai bawahan serta rambut yang ditata menjadi konde.
Meskipun di daerah lain di Indonesia juga terdapat pakaian adat Kebaya, namun kebaya Jogja memiliki ciri khas dan keunikannya tersendiri. Yaitu berupa busana blus tipis yang dikenakan untuk menutupi kemben.
Kebaya Yogyakarta memiliki makna filosofi yaitu simbol dari cerminan perilaku wanita Yogyakarta yang lemah lembut.
3. Pakaian Adat Sabukwala
Pakaian adat Sabukwala adalah pakaian yang dikenakan oleh anak perempuan untuk acara upacara adat tetesan yakini sunatan anak perempuan.
Baju adat Sabukwala terdiri dari kain cindhe, ikat pinggang yang disebut bludiran, lonthong dan slepe.
Untuk mempercantik pakaian adat ini ditambah dengan aksesoris seperti gelang kana, subang, serta kalung susun.
4. Pakaian Adat Peranakan
Jika kamu pernah melihat pakaian abdi dalem keraton Yogyakarta, itu adalah pakaian adat Yogyakarta yang disebut sebagai Peranakan.
Pakaian adat Peranakan adalah pakaian abdi dalem untuk kaum laki-laki. Yang ana pakaian ini digunakan sebagai pakaian dinas keraton Yogyakarta.
Pakaian adat Peranakan Terdiri dari atasan kain lurik dengan warna hitam atau biru tua yang bermotif garis telupat. Sedangkan untuk bawahan terdiri dari kain jarik sinjang, bebed dan nyamping yang bermotif batik Jogja.
Nah untuk aksesoris kepala, seorang abdi dalam diharuskan menggunakan blangkon yang menjadi ciri khas Yogyakarta.
5. Pakaian Adat Kasatrian Ageng
Selain pakaian adat Yogyakarta yang dikenakan dalam kehidupan sehari-hari, Yogyakarta juga memiliki pakaian adat khusus untuk upacara pernikahan. Yakini pakaian adat Kasatrian Ageng.
Selain menjadi pakaian adat pengantin Jogja, Pakaian Kasatrian Ageng juga dikenakan pada acara upacara adat malam selikuran.
Pakaian adat yang dikenakan oleh pengantin pria berupa kain batik prada dengan motif khas Jogja yakini sidoasih dan sidoluhur. Kain batik ini merupakan pakaian adat untuk bahwan sang pengatin pria.
Sementara untuk baju atasannya, pengantin pria mengenakan Surjan sutra yang bermotif daun maupun bunga.
Dilengkapi dengan ikat pinggang keris, timang kretep serta kuluk kanigara hitam. Untuk aksesorisnya sendiri berupa bros, rantai, korset, serta keris.
Sementara untuk pengantin wanita mengenakan kebaya kutu baru panjang berbahan sutra untuk baju atasan. Dihiasi juga dengan 3 bros sebagai penutup kancing dan untuk mempercantik penampilan.
Untuk pakaian bawahnya mengenakan kain batik yang motifnya sama dengan kain batik yang dikenakan oleh pengantin pria.
Aksesoris yang dikenakan oleh pengantin wanita ialah kalung, giwang, gelang dan cincin. Untuk hiasan kepalanya ditambahkan dengan kembang goyang atau mahkota khas Yogyakarta.
6. Pakaian Adat Paes Ageng Jangan Menir
Yogyakarta juga memiliki pakaian adat pernikahan lainnya yakini Pakaian Adat Paes Ageng Jangan Menir. Pada zaman dulu, pakaian adat ini digunakan untuk acara adat boyong yaitu pern dari keraton menuju ke kediaman pengantin pria.
Namun pakaian adat ini juga dikenakan pada upacara adat panggih. Pakaian Adat Paes Ageng Jangan Menir yang dikenakan oleh pengantin pria berupa blenggen, kain chinde kembaran, ikat pinggang, ikat pinggang, kamus bludiran, kuluk kanigara dan senjata tradisional keris branggah.
Llu aksesoris yang dikenakan oleh gantin pria adalah 3 buah bros, kelat bahu motif ular naga, oncen, karset, gelang kana, kalung susun tiga khas Yogyakarta dan cincin.
Sedang pakaian untuk pengantin wanita berupa kain chinde untuk kemben, baju blenggen beludru panjang, kain biasa dengan warna senada dengan kemben, baju blenggen tanpa kuthu baru, slepe, slepe dan udhet
Untuk aksesoris yang digunakan terdiri dari kalung susun tiga, kelat bahu motif ular naga, sengkang royok, gelang kana dan cincin.
Pakaian Adat Paes Ageng Kebesaran
Pakaian adat Yogyakarta yang dikenakan dalam acara pernikahan adalah pakaian adat Paes Ageng Kebesaran. Pakaian pernikahan yang dikenakan oleh mempelai pria berupa kain kampuh yakini sebuah kain bermotif batik sidomukti yang memiliki panjang 4 meter yang itkan pada padan pengantin pria.
Selain itu, mempelai pria juga mengenakan celana dhe, lhontong atau sabuk, ikat pinggang bordir, timang kreteb, buntal, kuluk kanigara polos dengan warna biru, mogo dan keris branggah,
Dan untuk aksesorisnya sendiri terdiri dari gelang kana, kelat bahu, cincin, subang ronyok, korset dan kalung susun tiga.
Sedangkan pakaian yang dikenakan oleh pengantin wanita adalah kain kampuh sebagai busananya, slepe, udhet cindhe serta kain cindhe.
Untuk aksesoris yang dikenakan terdiri dari sengkang ronyok, gelang kana, kalung susun tiga, kelat bahu, dan cincin.
Demikianlah pembahasan tentang rumah adat khas Daerah Istimewa Yogyakarta.
Jika kamu ingin mengetahui pakaian adat dari daerah lain, kamu bisa mengunjungi halaman blog Mamikos. Di sana tersedia berbagai informasi seperti rumah adat dan pakaian adat suatu daerah di Indonesia.
Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu: