5 Contoh Konflik Peran dalam Kehidupan Sehari-hari Lengkap
5 Contoh Konflik Peran dalam Kehidupan Sehari-hari Lengkap – Jika kalian pernah mengalami konflik peran, berarti hidup kalian penuh dengan tantangan.
Sebab, ketika menemukan konflik peran, maka kan timbul banyak rasa tidak nyaman dan berakibat pada pikiran yang tidak tenang. Biasanya konflik peran ini akan menekan seseorang untuk melakukan suatu hal dalam waktu yang bersamaan.
Namun, bagi mereka yang berhasil melakukan konflik peran, berarti orang tersebut telah berhasil dalam menangani persoalan hidup. Sebab, konflik peran juga dapat mempengaruhi keseharian semua orang, terutama waktu.
Pengertian
Konflik Peran
Daftar Isi
Daftar Isi
Konflik peran selalu berkaitan dengan waktu dan masalah yang dihadapi, sehingga membuat seseorang menjadi kurang fokus dalam memilihnya.
Kira-kira
apa saja contoh konflik peran dalam kehidupan sehari hari? Berikut
penjabarannya untuk kamu simak.
Konflik
peran atau role conflict merupakan sebuah situasi yang terjadi oleh
individu ketika dihadapkan dengan pertentangan perilaku, pola pikir dan nilai
akibat dari adanya ekspektasi peran yang berlainan dan menyebabkan individu tersebut
mengalami kesulitan saat ingin melakukan tindakan atau untuk mengambil
keputusan.
Konflik peran ini akan muncul ketika seorang individu tersebut memiliki dua peran atau lebih pada satu waktu yang bersamaan.
Konflik peran juga merupakan suatu gejala pada psikologis yang bisa menimbulkan perasaan tidak nyaman dan secara potensial akan dapat menurunkan suatu motivasi kerja hingga akan mengakibatkan penurunan pada kinerja harian secara keseluruhan.
Berikut
ini merupakan beberapa pengertian dan juga definisi konflik peran yang
bersumber pada pendapat ahli:
– Greenhause dan Beutell (1985) berpendapat bahwa konflik peran merupakan salah satu bentuk interrole conflict yang berarti tekanan atau ketidakseimbangan peran yang terjadi antara peran ketika berada di pekerjaan dengan peran ketika berada di dalam keluarga.
– Winardi (2003) mengungkapkan jika konflik peran merupakan bentuk konflik yang terjadi akibat seseorang mengemban suatu pekerjaan yang lebih dari satu peran sehingga saling bertentangan.
– Carnicer (2004) berpendapat jika konflik peran adalah sebuah kondisi dari dua atau lebih bentuk tekanan yang terjadi pada tempat kerja, dimana bentuk pemenuhan dari satu peran tersebut dapat membuat bentuk pemenuhan pada peran lainnya menjadi lebih sulit.
– Robbins dan Judge (2008) juga memiliki pendapatnya jika konflik peran adalah sebuah situasi yang mana individu akan dihadapkan pada harapan sebuah peran (role expectation) yang bentuknya berbeda.
– Yustrianthe (2008) juga memberikan pendapatnya jika konflik peran akan terjadi ketika seseorang berada di situasi dengan tekanan untuk melakukan dua tugas yang berbeda dan tidak konsisten dengan pekerjaan tersebut dalam waktu yang bersamaan.
Jenis
Konflik Peran
Terdapat
tiga jenis pada konflik peran yaitu berikut ini:
1. Konflik berdasarkan dengan waktu (time-based conflict)
Konflik berdasarkan dengan waktu merupakan konflik peran yang disebabkan oleh adanya waktu yang dibutuhkan dalam menjalankan salah satu tuntutan dari keluarga maupun pekerjaan, yang mana dapat mengurangi waktu dalam menjalankan tuntutan atau pekerjaan yang lainnya pekerjaan maupun keluarga.
Jenis dari konflik peran ini biasanya lebih berkaitan dengan hal berikut, yakni jumlah jam kerja, lembur kerja, tingkat kehadiran, ketidakteraturan jadwal shift dan kontrol dalam jadwal kerja.
2. Konflik berdasarkan pada tekanan (strain-based conflict)
Konflik berdasarkan tekanan dalah konflik peran yang terjadi disebabkan oleh tekanan dari salah satu peran sehingga mempengaruhi bentuk kinerja peran lainnya.
Konflik peran jenis ini lebih sering disebabkan dari faktor-faktor berikut, yakni ketegangan, kecemasan, kelelahan, karakter peran kerja, kehadiran anak baru, ketersediaan sosial dari anggota keluarga.
3. Konflik berdasarkan dengan perilaku (behavior-based conflict)
Konflik berdasarkan dengan perilaku merupakan konflik peran yang akan berhubungan dengan suatu ketidaksesuaian pada pola perilaku dengan yang hal diinginkan oleh kedua bagian dari pekerjaan maupun keluarga.
Bentuk
Konflik Peran
Terdapat
tiga buah bentuk konflik peran yang biasa dialami oleh individu, yaitu:
1. Konflik pada peran itu sendiri (person role conflict)
Konflik ini akan terjadi ketika suatu persyaratan pada peran melanggar nilai dasar, sikap dan juga kebutuhan dari individu tersebut.
2. Konflik pada intra peran (intra role conflict)
Konflik ini sering kali terjadi sebab adanya beberapa orang yang berbeda dalam menentukan sebuah peran, namun mereka berdasar pada harapan masing-masing dari peran tersebut.
3. Konflik pada antar peran (inter role conflict)
Konflik ini akan muncul sebab seseorang menghadapi sebuah peran ganda.
Hal ini akan terjadi akibat dari seseorang memainkan banyak peran sekaligus dan dari beberapa peran tersebut memiliki harapan yang bertentangan serta bentuk tanggung jawab yang berbeda-beda.
Sumber
Konflik Peran
Terdapat
tiga hal yang menjadi sumber penyebab konflik peran yang dialami seseorang, yakni:
- Semakin banyaknya waktu untuk bekerja, maka akan semakin sedikit pula waktu yang dimiliki untuk bersama keluarga termasuk waktu untuk melakukan komunikasi.
- Tingkat stres yang sudah dimulai pada satu peran, yang kemudian terjatuh ke dalam peran lain, dan dikurangi dari kualitas hidup dalam peran tersebut.
- Muncul kecemasan dan kelelahan yang akan disebabkan dari adanya ketegangan pada satu peran dapat mempersulit dalam melakukan peran yang lainnya.
Faktor
Penyebab Konflik Peran
Terdapat
tiga faktor yang menjadi penyebab dari konflik peran, yakni:
a.
Komunikasi
Komunikasi sangat dapat menjadi sumber dari konflik peran.
Sebab, komunikasi dapat menyebabkan adanya salah pengertian yang mungkin berkenaan dengan tata kalimat, tata bahasa yang kurang atau sulit untuk dimengerti, atau juga informasi yang mendua dan kurang lengkap serta dari gaya individu yang tidak terlihat konsisten.
b.
Struktur
Suatu konflik peran yang bersumber pada sebuah struktur dapat terjadi sebab adanya pertarungan dari kekuasaan antar departemen, dengan adanya kepentingan-kepentingan atau sistem penilaian yang cukup bertentangan.
Persaingan ini dilakukan untuk bisa memperebutkan sumber daya yang terbatas, atau rasa saling ketergantungan antara dua atau lebih kelompok-kelompok dalam kegiatan kerja demi mencapai tujuan mereka.
c.
Variabel-variabel pribadi
Variabel-variabel
pribadi pada konteks ini merupakan faktor-faktor pribadi seseorang, termasuk dari
sistem nilai milik individual yang juga dimiliki oleh setiap orang, serta
karakteristik pada kepribadian yang bertanggung jawab terhadap terjadinya sebuah
penyimpangan dan perbedaan.
Contoh
Konflik Peran
1. Seorang ibu bekerja sebagai pedagang sekaligus mengurus rumah tangga
Kamu pasti sering menemukan kasus-kasus semacam ini dimana seorang ibu rumah tangga harus berada di pasar untuk berdagang sayuran, namun di sisi lain ia juga harus mengurus rumah tangganya.
Biasanya seorang itu tadi akan lebih mengutamakan urusan rumah tangganya seperti mengurus anak dan membersihkan rumah, kemudian melanjutkan pergi ke pasar untuk berdagang.
Walupun Ia harus berangkat kesiangan dikarenakan hal tersebut.
2. Memberikan contekan kepada sahabat terdekat
Kamu yang memiliki sahabat saat berada di sekolah, pasti pernah mengalami hal ini, dimana kalian dimintai jawaban dari soal ulangan oleh sahabatmu sendiri.
Terkadang kamu merasa tidak enak jika menolaknya, namun kamu juga ingin mengerjakan ulangan secara jujur.
Alhasil kamu tetap memberikan contekan kepada sahabatmu itu sebab merasa tidak enak atau sungkan jika menolak.
3. Seorang pekerja mengambil dua hingga tiga pekerjaan sekaligus
Walaupun tidak banyak, namun memang ada orang-orang yang memiliki pekerjaan lebih dari satu. Hal tersebut terkadang membuat seseorang menjadi bingung dalam membagi waktu untuk melakukan pekerjaannya.
Memang dia sedang membutuhkan uang lebih, namun memiliki pekerjaan lebih dari satu cukup melelahkan terutama ketika harus memprioritaskan pekerjaan mana yang harus dikerjakan lebih dulu.
4. Memilih untuk bermain dengan teman atau kekasih
Kasus ini biasanya sering terjadi oleh anak-anak muda, dalam hal ini konflik peran akan sangat terjadi sebab dapat mengakibatkan perasaan tak nyaman dalam memilihnya.
Jika memilih untuk bermain dengan teman, makan akan disangka tidak mementingkan perasaan kekasihnya.
Namun, jika memilih bermain dengan kekasih, akan dianggap lupa teman atau bahkan sudah tidak mau berteman. Kasus-kasus semacam ini masih saja sering terjadi di lingkungan pertemanan.
5. Seorang anak bingung memilih bermain atau belajar
Pernahkah kamu ketika berada di masa SD, merasa bingung untuk belajar atau bermain bersama teman?
Hal itulah yang juga menjadi bentuk konflik peran, dimana kamu ingin bermain dengan temanmu, tetapi diharuskan untuk belajar oleh orang tua.
Biasanya kamu akan menjadi bingung dan tidak niat untuk belajar sehingga yang dipikirkan hanyalah bermain.
Penutup
Itu tadi pembahasan mengenai contoh konflik peran dalam kehidupan sehari hari.
Semoga artikel ini dapat membantu kamu dalam memahami tentang apa itu konflik peran, dan menyadarkan bahwa semua orang pernah mengalami konflik peran.
Kamu juga harus pintar dalam mengatur strategi jika sedang mengalami konflik peran.
Sebab jika kamu tidak bisa mengaturnya, maka akan memberikan dampak negative terhadap kegiatanmu. Terlebih akan membuatmu merasa stress tak tidak nyaman.
Itu tadi pembahasan mengenai contoh konflik peran dalam kehidupan sehari hari, kamu dapat membaca artikel lainnya mengenai konflik pada kolom yang tersedia di Mamikos.
Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu: