5 Contoh Pasangan Tuturan dalam Teks Negosiasi beserta Ciri-cirinya
5 Contoh Pasangan Tuturan dalam Teks Negosiasi beserta Ciri-cirinya – Di bangku kelas 10, kamu akan mempelajari materi teks negosiasi dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Kira-kira kamu sudah mengetahui belum pengertian, ciri hingga contoh pasangan tuturan dalam teks negosiasi?
Jika belum, yuk temukan penjelasan lengkapnya dalam artikel ini.
Berikut Ciri-ciri hingga Contoh Pasangan Tuturan dalam Teks Negosiasi beserta
Daftar Isi
Daftar Isi
Pernahkah kamu pergi ke pasar tradisional? Ada beragam jenis daging hingga sayuran yang dijual di sana.
Mulai dari daging sapi, ayam, ikan segar, udang, hingga tomat dan sayur-mayur lainnya.
Sayangnya, daging hingga sayuran tersebut biasanya dijual dengan harga yang mahal.
Sehingga ketika membeli daging atau sayuran di pasar tradisional, sering kali kita akan melakukan tawar-menawar harga dengan penjualnya.
Ketika kamu melakukan tawar-menawar harga dalam proses jual beli barang, tandanya kamu sedang melakukan yang namanya negosiasi.
Nah, dalam artikel kali ini, kita akan membahas tentang teks negosiasi lengkap dengan contoh pasangan tuturannya.
Apa
yang dimaksud dengan Teks Negosiasi?
Sebelum kita membahas seputar contoh pasangan tuturan dalam teks negosiasi, sudahkah kamu mengetahui pengertian dari teks negosiasi itu sendiri?
Merujuk pada KBBI, negosiasi merupakan proses tawar-menawar dengan jalan berunding untuk memberi atau menerima guna mencapai kesepakatan bersama antara satu pihak dengan pihak lainnya.
Negosiasi adalah bentuk interaksi sosial yang berfungsi untuk mencapai kesepakatan di antara pihak-pihak yang mempunyai kepentingan yang berbeda.
Dari definisi di atas, teks negosiasi dapat didefinisikan sebagai bentuk percakapan atau dialog yang melibatkan pelaku (dua orang atau lebih) untuk menemukan solusi dari setiap perbedaan atau masalah yang sedang dalami hingga dicapainya suatu kesepakatan.
Sederhananya lagi, teks negosiasi adalah jenis teks yang memuat bentuk interaksi sosial guna mencapai kesepakatan antara dua belah pihak yang memiliki kepentingan berbeda.
Ciri-ciri
Teks Negosiasi
Setelah
mengetahui apa itu teks negosiasi, tidak lengkap rasanya jika kamu belum
mengetahui ciri-ciri dari teks negosiasi. Yuk, langsung aja cek ciri-ciri teks
negosiasi di bawah ini.
1.
Memiliki Partisipan
Umumnya negosiasi dilakukan dengan dua pihak, sehingga negosiasi hanya bisa dilakukan jika melibatkan dua orang atau lebih.
Dari sini bisa kita simpulkan bahwa ciri yang pertama dari teks negosiasi adalah memiliki partisipan.
Misalnya contoh tawar-menawar di pasar tadi, berarti partisipan yang terlibat adalah pembeli dan pedagang.
2.
Mencari Jalan Tengah atas Permasalahan
Negosiasi bisa muncul jika terdapat permasalahan atau perselisihan. Namun, bukan berarti permasalahan ini mengarah ke hal negatif seperti perkelahian, ya.
Justru membuat kesepakatan melalui negosiasi menunjukkan adanya keinginan mencari solusi bersama.
Misalnya,
kita lihat contoh tentang tawar menawar di pasar tradisional tadi. Kamu menawar
harga daging sapi kepada pedagang, karena kamu merasa harga tersebut terlalu mahal.
Maka dari itu, kamu pun melakukan penawaran agar harga diturunkan.
Kemudian, pedagang mempertahankan harga jual tersebut atau menurunkannya sedikit.
Kamu bisa memperoleh keuntungan karena harga yang didapatkan menjadi lebih murah, pedagang juga tetap untung karena kamu membeli daging sapi miliknya. Jadi, terdapat jalan tengah atas permasalahan yang sedang terjadi.
3.
Mengarah pada Tujuan Praktis
Tujuan dari negosiasi adalah tawar menawar guna mendapatkan kesepakatan yang menguntungkan kedua belah pihak.
Kalau kamu melakukan negosiasi, usahakan jangan sampai ada salah satu pihak merasa dirugikan.
4.
Memprioritaskan Kepentingan Bersama
Ciri berikutnya dari teks negosiasi adalah memprioritaskan kepentingan bersama.
Seperti yang sudah dijelaskan di awal, negosiasi melibatkan dua orang atau lebih sehingga masing-masing orang tersebut memiliki kepentingannya tersendiri. Oleh karena itu, negosiasi harus memprioritaskan kepentingan bersama.
Perlu
diingat kembali bahwa kamu tidak boleh egosi jika sudah setuju melakukan
negosiasi. Tidak hanya kepentingan kamu saja yang dipikirkan, namun juga pihak
lainnya.
5.
Menghasilkan Kesepakatan yang Saling Menguntungkan
Seperti yang sudah disinggung di awal kalau masing-masing orang mempunyai kepentingan dan tidak mau rugi.
Setelah melakukan proses tawar menawar, maka akan dihasilkan suatu kesepakatan bersama antar kedua belah pihak.
Tentu saja ini tujuannya agar kedua belah pihak sama-sama senang. Saling menguntungkan, bukan?
Ciri
Kebahasaan Teks Negosiasi
Sementara
itu, berikut adalah kaidah kebahasaan atau ciri kebahasaan dari teks negosiasi:
1.
Bahasa Persuasif
Bahasa persuasif adalah bahasa yang digunakan guna membujuk atau menarik perhatian.
Misalnya, dalam kalimat “bagus itu, Bu. Cocok untuk dipakai sendiri atau sebagai hadiah untuk kerabat.”
2.
Kalimat Deklaratif
Kalimat
yang disampaikan dalam teks negosiasi adalah kalimat deklaratif. Di mana kalimat
deklaratif merupakan kalimat yang berisi pernyataan dan berfungsi untuk
memberikan informasi atau berita tentang sesuatu.
3.
Bahasa yang Sopan
Dalam
membuat teks negosiasi harus disertai dengan bahasa yang sopan agar antara
kedua belah pihak terjadi komunikasi yang baik untuk mencapai negosiasi yang
sukses.
4.
Menggunakan Konjungsi
Teks
negosiasi umumnya menggunakan konjungsi, misalnya: meskipun, walaupun, dll.
5.
Menggunakan Kalimat yang Efektif
Kalimat efektif merupakan kalimat yang singkat, padat, jelas, lengkap, dan dapat menyampaikan informasi secara tepat.
Ini artinya, teks negosiasi harus mudah dipahami oleh pendengar atau pembaca serta dapat sesuai dengan kaidah bahasa yang berlaku.
6.
Berisi Pasangan Tuturan
Teks negosiasi umumnya berisikan pasangan tuturan. Nah, tuutran sendiri adalah kalimat yang diujarkan oleh seseorang untuk menyampaikan maksud tertentu.
Tuturan merupakan bentuk komunikasi lisan seseorang kepada mitra tutur dalam kehidupan sehari-hari.
Seseorang sering menuturkan sesuatu kepada mitra tutur. Tuturan adalah pemakaian satuan bahasa seperti kalimat atau sebuah kata oleh seorang penutur tertentu pada situasi tertentu.
Dalam teks negosiasi tuturan berupa dialog yang berarti dilakukan oleh dua orang atau lebih.
Contoh
Pasangan Tuturan dalam Teks Negosiasi
Agar
kamu lebih memahami materi teks negosiasi, berikut ada beberapa contoh pasangan
tuturan dalam teks negosiasi yang perlu kamu perhatikan.
Contoh
1 (Mengucapkan Salam – Membalas Salam)
Pembeli:
“Selamat sore, Bu.”
Pedagang:
“Selamat sore kembali. Maaf ada yang bisa saya bantu, Bu?”
Contoh
2 (Menawarkan – Memenuhi Tawaran)
Pedagang:
Selamat pagi Bu Henny, Wah sudah belanja macam-macam, ya?
Bu
Henny: Iya pak. Nanti sore di rumah saya akan ada arisan. Jadi, rencananya hari
ini saya masak agak lebih banyak dibandingkan biasanya.
Pedagang:
Oh. Ini kebetulan dagingnya masih
segar-segar, Bu. Tadi subuh baru sampai, belum kena freezer. Ibu Henny mau
daging apa? Daging sapi atau kambing?
Bu
Henny: Daging sapi sajalah, Pak. Saya masih belum berani makan daging kambing.
Suami saya tensinya sedang naik, bisa gawat kalau makan daging kambing.
Pedagang:
Oh, tensinya sering naik, ya Bu? Kalau saya tiap hari makan daging, mau sapi
atau kambing tidak masalah buat saya. Sejauh ini tensi saya aman, Bu. Namun, saya
memang rajin mengkonsumsi ketimun, apel, melon, semangga dan konsumsi sayur kangkung
agar seimbang, Bu. Satu lagi yang terpenting lagi adalah harus ikhlas, Bu.
Bu
Henny: Ikhlas, bagaimana pak?
Pedagang:
Ya, kalau menjalani hidup ini ikhlas pasti, kan adem ayem saja. Jadi, tensinya
tidak akan naik.
Bu
Henny: Betul juga Bapak ini.
Pedagang:
Nah, ini! Ibu, silakan pilih, mau bagian mana? paha atau iga?
Bu
Henny: Kalau paha sekilonya berapa pak?
Pedagang:
Masih sama bu seperti kemarin, 115 ribu, Bu.
Bu
Henny: Kalau iga?
Pedagang:
Buat Bu Henny, saya berikan diskon saja, 110 ribu untuk 1 kg iga.
Bu
Henny: Kalau begitu saya ambil daging bagian paha 1 kg, iga ½ kg, tetapi
harganya boleh kurang, ya? Kan, saya sudah beli banyak.
Pedagang:
Ya, sudah, khusus untuk Ibu, semuanya saya berikan harga 220 ribu saja.
Bu
Henny: Terima kasih, Pak. Bonus tulang, juga, Pak. saya hendak membuat kaldu.
Pedagang:
Siap, Ibu. Pokoknya semuanya beres.
Bu
Henny: Terima kasih pak.
Pedagang:
Ini Bu, sudah saya pisahkan iga dan paha. Semuanya 220 ribu.
Bu
Henny: Terima kasih, Pak. Ini uangnya.
Pedagang:
Uangnya 250 ribu. Ibu tidak mempunyai uang pas?
Bu
Henny: Wah, tidak ada, Pak, memangnya tidak ada kembaliannya, ya?
Pedagang:
Iya, belum ada uang kembaliannya. Begini saja, sekarang Bu Henny cukup membayar
saya 200 ribu dulu saja, sisanya besok menyusul ketika ibu belanja di sini
lagi.
Bu
Henny: Oh, baiklah, kalau begitu. Besok sisanya akan saya berikan, Pak.
Pedagang:
Iya Bu, tidak usah dipikirkan.
Bu
Henny: Terima kasih, Pak.
Pedagang:
Ya bu. Salam untuk Pak Herman.
Bu
Henny: Ya Pak.
Contoh
3 (Bertanya – Menjawab)
Pembeli:
“Saya ingin beli sepatu running. Ada yang berwarna merah tidak ya?”
Penjual:
“Ada dong kak, bisa dilihat-lihat dulu ya ada berbagai macam merk sepatu running
yang tersedia di toko.”
Contoh
4 (Meminta tolong – Memenuhi permintaan)
Bu
Siti: Terima kasih, Pak. Ini uangnya.
Pedagang:
Uangnya 250 ribu. Ibu tidak mempunyai uang pas?
Bu
Siti: Wah, tidak ada, Pak, memangnya tidak ada kembaliannya, ya?
Pedagang:
Iya, belum ada uang kembaliannya. Begini saja, sekarang Bu Henny cukup membayar
saya 200 ribu dulu saja, sisanya besok menyusul ketika ibu belanja di sini
lagi.
Bu
Siti: Oh, baiklah, kalau begitu. Besok sisanya akan saya berikan, Pak.
Contoh
5 (Mengusulkan – Menerima Usulan)
Nasabah:
Selamat siang.
Petugas
bank: Selamat siang, ada yang bisa dibantu, Pak?
Nasabah:
Iya, kalau boleh dibantu saya ingin bertemu dengan kepala bidang bagian peminjaman.
Saya berencana untuk memperluas toko bangunan milik saya, untuk itu saya ingin
mengajukan pinjaman.
Petugas
bank: Baik pak, kira-kira nomilan pinjaman yang dibutuhkan berapa?
Nasabah:
Saya membutuhkan pinjaman kisaran sebesar Rp200 juta. Kira-kira bisa tidak saya
mengajukan pinjaman dengan nominal tersebut?
Petugas
bank: Mohon maaf sebelumnya, Pak. Nominal pinjaman yang Bapak sebutkan dirasa
terlalu besar. Untuk saat ini, pihak bank hanya bisa memberikan pinjaman kepada
Bapak sebesar Rp100 juta saja.
Nasabah:
Wah, apakah bisa lebih tinggi sedikit, Pak? Mengingat saya juga sudah menjadi
nasabah lama di bank ABC ini.
Petugas
bank: Baiklah, Pak. Mungkin nanti bisa saya bantu untuk Bapak agar dapat
mengajukan pinjaman sebesar Rp125 juta. Bagaimana, Pak?
Nasabah:
Maaf, Pak. Saya butuh lebih, perhitungan pengeluaran saya sudah tetap di angka
yang ingin saya ajukan sebelumnya.
Petugas
bank: Baiklah, Pak. Bank hanya mampu memberikan pinjaman dengan nominal sebesar
Rp150 juta.
Nasabah:
Baiklah, Pak. Akan saya ambil. Namun saya minta tolong untuk segera diproses agar
cepat dicairkan, apakah bisa dibantu?
Petugas
bank: Jika hari ini semua berkasnya lengkap. Kemungkinan besok, pinjaman bapak
sudah bisa kami cairkan, Pak.
Nasabah:
Baiklah kalau begitu, terima kasih atas kerja samanya, Pak. Besok kabari saja
lagi untuk proses pencariannya.
Petugas
bank: Sama-sama, Pak. Selamat siang.
Nasabah:
Selamat siang, juga.
Penutup
Nah, itulah informasi yang bisa Mamikos bagikan untuk kamu seputar contoh pasangan tuturan dalam teks negosiasi.
Semoga informasi di atas bisa membantu kamu lebih mudah memahami materi teks negosiasi, ya!
Bagi kamu yang ingin mencari materi mata pelajaran lainnya, kamu bisa kunjungi situs blog Mamikos dan temukan informasinya di sana.
Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu: