4 Macam Sandhangan Aksara Jawa beserta Contoh Penggunaannya Lengkap
4 Macam Sandhangan Aksara Jawa beserta Contoh Penggunaannya Lengkap – Berdasarkan sejumlah sumber, aksara Jawa yang dikenal saat ini merupakan aksara Jawa yang telah disempurnakan.
Jumlahnya ada 20 yakni (ꦲ꧈ꦤ꧈ꦕ꧈ꦫ꧈ꦏ꧈ꦢ꧈ꦠ꧈ꦱ꧈ꦮ꧈ꦭ꧈ꦥ꧈ꦣ꧈ꦗ꧈ꦪ꧈ꦚ꧈ꦩ꧈ꦒ꧈ꦧ꧈ꦛ꧈ꦔ)
Aksara Jawa memiliki sejarah panjang dalam peradaban orang Jawa. Banyak sekali naskah-naskah kuno yang menyimpan berbagai pengetahuan ditulis dengan menggunakan aksara Jawa.
Sekilas Mengenai Aksara Jawa
Daftar Isi
Daftar Isi
Selain untuk menuliskan tentang dokumen-dokumen penting dan buku-buku sastra, banyak pula kitab-kitab suci dan ajaran-ajaran tertentu yang ditulis dengan menggunakan aksara Jawa.
Aksara Jawa yang dikenal sekarang bisa dikatakan aksara termuda yang digunakan oleh masyarakat Jawa.
Jauh sebelum menggunakan aksara Jawa, masyarakat Jawa pernah menggunakan aksara Jawa kuna, dan aksara sansekerta.
Adanya dugaan bahwa aksara Jawa merupakan keturunan dari aksara brahmi menjadi petunjuk bahwa leluhur orang Jawa telah banyak melakukan persinggungan budaya dengan bangsa lain.
Dalam beberapa catatan penulisan aksara memiliki sejumlah peraturan. Salah satu yang paling terkenal adalah peraturan penulisan aksara Jawa ejaan sriwedhari, sementara untuk peraturan terbaru adalah peraturan perjanjian tiga gubernur.
Sementara itu untuk penulisannya sendiri, penulisan dengan menggunakan aksara Jawa berbeda dengan penulisan dengan memakai aksara latin.
Aksara Jawa memiliki sifat silabik sehingga konsonan dan vokal dituliskan menjadi satu sehingga membuatnya menjadi sebuah kata contohnya ha, na, ca, ra, ka dan bukannya h, n, c, r, ka.
Di era modern ini sejumlah pihak telah berusaha sekuat tenaga agar aksara Jawa dapat dilestarikan.
Salah satu wujud dari kerja keras mereka adalah aksara jawa ‘naik pangkat’ yang mana aksara Jawa saat ini dapat diketikkan dengan menggunakan komputer.
Diharapkan dengan adanya kemudahan semacam ini dapat membuat generasi muda mau belajar dan melestarikan aksara jawa di tengah gempuran arus globalisasi
Angka Aksara Jawa
Aksara Jawa memiliki angka tersendiri. Bentuknya mirip dengan aksara Jawa itu sendiri. Supaya dapat membedakan angka atau bukan terletak pada penulisannya dalam suatu kalimat.
Biasanya digunakan pada pangkat untuk menuliskannya. Contohnya apabila kita hendak menuliskan tanggal 21 Maret 2023. Maka penulisannya yang benar adalah ꦠꦁꦒꦭ꧀꧇꧒꧑꧇ꦩꦫꦺꦠ꧀꧇꧒꧐꧒꧓꧇
Macam Sandangan Aksara Jawa
Di dalam aksara Jawa, sandhangan aksara Jawa sering disebut dengan diakritik.
Sandhangan aksara Jawa sendiri merupakan tanda yang melekat pada suatu aksara yang berfungsi untuk merubah vokal inheren dari aksara yang bersangkutan.
Sebagaimana aksara di dunia pada umumnya, sandhangan atau diakritik Jawa terbagi menjadi beberapa kelompok tergantung dengan fungsi dan penggunaannya.
1. Sandhangan Swara
Sandhangan swara merupakan sandhangan yang dipakai untuk merubah vaokal /a/ menjadi vokal lainnya sesuai dengan keinginan penulis.
Mengenai apa saja yang termasuk sandhangan swara dapat dilihat pada tabel berikut.
Contoh Penggunaan Sandhangan Swara Pada Kalimat
- ꦫꦺꦴꦤꦶꦠꦸꦏꦸꦒꦺꦴꦫꦺꦔꦤ꧀ꦭꦶꦩ = Roni tuku gorengan lima (Roni beli gorengan lima)
- ꦠꦺꦴꦩꦶꦚ꧀ꦗꦭꦸꦏ꧀ꦠꦸꦭꦸꦁꦩꦫꦁꦏꦏꦔꦺ = Tomi njaluk tulung marang kakange (Tomi meminta tolong kepada kakaknya)
- ꦠꦺꦴꦏꦺꦴꦤꦺꦥꦏ꧀ꦫꦶꦣ꧀ꦮꦤ꧀ꦏꦼꦩꦭꦶꦔꦤ꧀ = Tokone Pak Ridwan kemalingan (Toko Pak Ridwan dimaling orang)
- ꦮꦼꦣꦸꦱꦺꦥꦏ꧀ꦝꦸꦭꦃꦩꦤꦏ꧀ꦭꦺꦴꦫꦺꦴꦭꦤꦁꦏꦧꦺꦃ = Wedhuse Pak Dulah manak loro lanang kabeh (Kambing Pak Dulah beranak dua jantan semua)
- ꦧꦸꦤꦶꦱꦣꦺꦴꦣꦺꦴꦭꦤ꧀ꦱꦼꦒꦏꦸꦤꦶꦁꦆꦁꦌꦩ꧀ꦥꦺꦫꦤ꧀ꦎꦩꦲꦺ = Bu Nisa dodolan sega kuning ing emperan omahe (Bu Nisa jualan nasi kuning di emperan rumahnya)
- ꦱꦼꦥꦸꦂꦱꦏꦱꦸꦫꦧꦪꦠꦼꦏꦤꦺꦗꦩ꧀ꦥꦶꦠꦸꦧꦼꦔꦶ = Sepur saka Surabaya tekane jam pitu bengi (Kereta dari Surabaya datangnya jam tujuh malam)
- ꦱꦧꦼꦤ꧀ꦝꦶꦤꦗ꦳ꦏꦶꦠꦔꦶꦗꦩ꧀ꦭꦶꦩꦄꦼꦱꦸꦏ꧀ = Saben dina Zaki tangi jam lima esuk (Setiap hari Zaki bangun jam lima pagi)
- ꦆꦧꦸꦩꦸꦤ꧀ꦝꦸꦠ꧀ꦒꦼꦤ꧀ꦝꦶꦱ꧀ꦱꦼꦠꦸꦁꦒꦭ꧀ꦏꦶꦭꦺꦴꦒꦿꦩ꧀ = Ibu mundhut gendhis setunggal kilogram (Ibu memberli gula satu kilogram)
- ꦆꦧꦸꦩꦱꦏ꧀ꦱꦼꦒꦒꦺꦴꦫꦺꦁꦏꦁꦒꦺꦴꦱꦫꦥꦤ꧀ꦄꦼꦱꦸꦏ꧀ = Ibu masak sega goreng kanggo sarapan esuk (Ibu membuat nasi goreng untuk sarapan pagi)
- ꦱꦶꦩ꧀ꦧꦃꦤꦼꦩ꧀ꦧꦼꦥꦤꦺꦤ꧀ꦒꦧꦃꦏꦛꦃꦱꦔꦺꦠ꧀ = Simbah nembe panen gabah kathah sanget (Kakek baru saja memanen gabah banyak sekali)
2. Sandhangan Panyigeging Wanda
Sandhangan panyigeging wanda biasanya dipakai untuk mengakhiri suatu kata dengan memakai huruf konsonan, contoh-contoh sandhangannya ada pada tabel di bawah ini
Contoh Penggunaan Sandhangan Panyigeging Wanda dalam Kalimat
- ꦧꦥꦏ꧀ꦠꦸꦩ꧀ꦧꦱ꧀ꦩꦺꦴꦠꦺꦴꦂꦄꦚꦂ= Bapak tumbas motor anyar (Bapak membeli sepeda motor baru)
- ꦣꦺꦴꦭꦤꦤꦺꦄꦣꦶꦏꦼꦕꦼꦩ꧀ꦥ꧀ꦭꦸꦁꦱꦸꦩꦸꦂ= Dolanane Adi kecemplung sumur (Mainannya Adi jatuh ke dalam sumur)
- ꦲꦣꦶꦥꦭꦶꦁꦱꦼꦤꦼꦁꦣꦺꦴꦭꦤ꧀ꦩꦼꦚꦁꦒꦸꦤꦸꦁ= Hadi paling seneng dolan menyang gunung (Adi paling suka main ke gunung)
- ꦤꦭꦶꦏꦣꦺꦴꦭꦤ꧀ꦩꦼꦚꦁꦏꦼꦧꦸꦤ꧀ꦧꦶꦤꦠꦁꦄꦭ꧀ꦝꦶꦧꦶꦱꦮꦼꦫꦸꦃꦒꦗꦃ= Nalika dolan menyang kebun binatang Aldi bisa weruh gajah (Saat pergi ke kebun binatang Aldi bisa melihat gajah)
- ꦈꦭꦱꦶꦁꦩ꧀ꦭꦼꦧꦸꦣꦭꦺꦩꦺꦥꦏ꧀ꦝꦂꦩꦗꦶꦫꦸꦥꦤꦺꦧꦼꦭꦁꦧꦼꦭꦁ= Ula sing mlebu daleme Pak Darmaji rupane belang-belang (Ular yang masuk ke dalam rumah Pak Darmaji warnanya belang-belang)
- ꦏꦚ꧀ꦕꦤꦺꦫꦸꦣꦶꦱꦶꦁꦥꦶꦤ꧀ꦠꦺꦂꦔ꧀ꦭꦔꦶꦏꦌꦗꦼꦤꦼꦔꦼꦣꦩꦂ= Kancane Rudi sing pinter nglangi kae jenenge Damar (Temannya Rudi yang pandai berenang namanya Damar)
- ꦱꦺꦴꦫꦺꦩꦻꦴꦄꦲꦮꦶꦱ꧀ꦩꦔꦤ꧀ꦒꦼꦣꦁꦒꦺꦴꦫꦺꦁ= Sore mau aku wis mangan gedhang goreng (Pagi tadi saya sudah sarapan pisang goreng)
- ꦥꦭꦶꦁꦱꦼꦤꦼꦁꦪꦺꦤ꧀ꦮꦪꦃꦮꦼꦔꦶꦭꦶꦤ꧀ꦠꦔꦺꦄꦧꦾꦺꦴꦂ = Paling seneng yen wayah wengi lintange abyor (Paling suka kalau di malam hari bintangnya bertebaran)
- ꦏꦼꦩ꧀ꦧꦁꦩ꧀ꦭꦛꦶꦒꦤ꧀ꦝꦤꦺꦄꦔꦩ꧀ꦧꦂꦱꦗꦺꦩ꧀ꦧꦫꦺꦭꦠꦂ= Kembang mlathi gandane angambar sajembare latar (Bunga melati aromanya menguar ke seluruh halaman)
- ꦮꦺꦴꦁꦏꦸꦮꦶꦏꦼꦤꦮꦌꦭꦏꦸꦤꦺꦄꦭꦺꦴꦤ꧀ꦄꦭꦺꦴꦤ꧀ꦤꦔꦶꦁꦏꦸꦣꦸꦏꦼꦭꦏꦺꦴꦤ꧀ = Wong kuwi kena wae lakune alon-alon nanging kudu kelakon (Orang itu bisa berjalan perlahan asalkan sampai tujuan)
3. Sandhangan Wyanjana
Sandhangan wyanjana merupakan sekelompok sandhangan di dalam aksara Jawa yang fungsinya untuk menuliskan gugus konsonan yang semivokal dalam satu kata.
Contoh-contoh sandhangannya ada pada tabel di bawah ini
Contoh Penggunaan Sandhangan Wyanjana dalam Kalimat
- ꦏꦾꦻꦄꦤ꧀ꦮꦂꦗ꦳ꦻꦣ꧀ꦩꦸꦗꦸꦣꦏꦺꦈꦭꦩꦏꦺꦴꦤ꧀ꦝꦁꦱꦏꦧꦺꦴꦗꦺꦴꦤꦺꦒꦺꦴꦫꦺꦴ= Kyai Anwar Zaid mujudake ulama kondhang saka Bojonegoro (Kyai Anwar Zaid merupakan ulama terkenal dari Bojonegoro)
- ꦏꦿꦼꦠꦱꦿꦶꦠꦚ꧀ꦗꦸꦁꦤꦼꦩ꧀ꦧꦼꦮꦲꦺꦧꦸꦣꦭ꧀= Kreta Sri Tanjung nembe wae budhal (Kereta Sri Tanjung baru saja berangkat)
- ꦮꦶꦠ꧀ꦏ꧀ꦭꦩ꧀ꦥꦶꦱ꧀ꦩ꧀ꦧꦸꦫꦶꦎꦩꦃꦏꦸꦄꦩ꧀ꦧꦿꦸꦏ꧀ꦩꦼꦂꦒꦏꦠꦺꦂꦗꦁꦄꦔꦶꦤ꧀= Wit klampis mburi omahku ambruk merga katerjang angin (Pohon klampis di belakang rumah roboh karena dihantam angin)
- ꦲꦣꦶꦱꦼꦤꦼꦁꦧꦔꦼꦠ꧀ꦩꦔꦤ꧀ꦏ꧀ꦮꦕꦶ = Hadi seneng banget mangan kwaci (Adi suka sekali makan kwaci)
- ꦥꦿꦧꦸꦏꦿꦼꦱ꧀ꦤꦏꦒꦸꦔꦤ꧀ꦥꦸꦱꦏꦏꦁꦄꦫꦤꦺꦕꦏꦿꦱꦸꦣꦂꦱꦤ = Prabu Kresna kagungan pusaka kang arane cakra sudarsana (Prabu Kresna memiliki pusaka bernama Cakra Sudarsana)
- ꦧꦥꦏ꧀ꦤꦼꦩ꧀ꦧꦼꦩꦸꦤ꧀ꦝꦸꦠ꧀ꦏ꧀ꦭꦩ꧀ꦧꦶꦄꦼꦁꦒꦭ꧀ = Bapak nembe mundhut klambi enggal (Bapak baru saka membeli baju baru)
- ꦲꦏꦸꦱꦼꦤꦼꦁꦧꦔꦼꦠ꧀ꦩꦔꦤ꧀ꦱꦼꦒꦏꦿꦮꦸ = Aku seneng banget mangan sega krawu (Aku suka sekali makan nasi krawu)
- ꦲꦗꦮꦤꦶꦏꦫꦺꦴꦮꦺꦴꦁꦠꦸꦮꦩꦼꦁꦏꦺꦴꦏ꧀ꦮꦭꦠ꧀= Aja wani karo wong tuwa mengko kwalat (Jangan berani dengan orang tua nanti bisa kualat)
- ꦱꦶꦁꦔꦠꦶꦄꦠꦶꦪꦺꦤ꧀ꦔꦁꦒꦺꦴꦩꦺꦴꦠꦺꦴꦂ꧈ꦩꦼꦂꦒꦏꦿꦼꦣꦶꦠꦤꦺꦣꦸꦫꦸꦁꦭꦸꦤꦱ꧀= Sing ngati-ati yen nganggo motor, merga kreditane durung lunas = (Yang hati-hati kalau naik motor, karena kreditanya masih belum lunas)
- ꦥꦫꦏꦾꦻꦤꦼꦩ꧀ꦧꦼꦉꦩ꧀ꦧꦸꦒꦤ꧀ꦔꦼꦤꦤꦶꦏꦥꦤ꧀ꦮꦶꦮꦶꦠꦺꦤꦶꦤ꧀ꦝꦏꦏꦺꦮꦸꦭꦤ꧀ꦫꦩꦺꦭꦤ꧀= Para kyai nembe rembugan ngenani kapan wiwite nindakake wulan ramelan (Para kiai sedang bermusyawarah mengenai kapan mulainya puasa ramadhan)
4. Sandhangan Pangkon
Sandhangan pangkon merupakan sandhangan di aksara Jawa yang gunanya untuk mematikan konsonan.
Contoh Penggunaan Sandhangan Pangkon dalam Kalimat
- ꦲꦏꦸꦭꦤ꧀ꦄꦣꦶꦏꦸꦣꦶꦣꦸꦏꦤꦶꦆꦧꦸꦩꦼꦂꦒꦥ꧀ꦭꦪꦺꦴꦤ꧀ = Aku lan adhiku didukani ibu merga playon (Aku dan adikku dimarahi ibu karena lari-larian)
- ꦲꦤꦏꦚ꧀ꦕꦶꦭ꧀ꦝꦶꦎꦪꦏ꧀ꦩꦕꦤ꧀ = Ana kancil dioyak macan (Ada kancil dikejar macan)
- ꦠ꧀ꦭꦒꦱꦫꦔꦤ꧀ꦩꦁꦒꦺꦴꦤ꧀ꦆꦁꦏꦧꦸꦥꦠꦺꦤ꧀ꦩꦒꦺꦠꦤ꧀= Tlaga Sarangan manggon ing Kabupaten Magetan (Telaga Sarangan berada di Kabupaten Magetan)
- ꦲꦏꦸꦥꦺꦔꦶꦤ꧀ꦧꦔꦼꦠ꧀ꦧꦶꦱꦮꦼꦫꦸꦃꦏꦚ꧀ꦕꦶꦭ꧀= Aku pengin banget bisa weruh kancil (Aku ingin sekali bisa melihat kancil)
- ꦏꦶꦫꦏꦶꦫꦄꦥꦧꦼꦤꦼꦂꦏꦚ꧀ꦕꦶꦭ꧀ꦏꦸꦮꦶꦱꦼꦤꦼꦁꦚꦺꦴꦭꦺꦴꦁꦠꦶꦩꦸꦤ꧀= Kira-kira apa bener kancil kuwi seneng nyolong timun (Kira-kira apa benar kancil suka mencuri timun)
Demikianlah macam sandangan aksara Jawa lengkap dengan contoh penggunaannya pada kalimat. Semoga artikel sederhana ini membantumu belajar menulis dengan menggunakan aksara Jawa.
Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu: