Mengenal SKS Kuliah dan Perbedaannya dengan Mapel Saat di Sekolah
Mengenal SKS Kuliah dan Perbedaannya dengan Mapel Saat di Sekolah – Menjadi mahasiswa mungkin adalah impian sebagian besar siswa Sekolah Menengah Atas atau Kejuruan.
Perjuangan untuk menyandang gelar mahasiswa pun tidak hanya berhenti sampai pada tahap lolos seleksi penerimaan.
Ada serangkaian persiapan yang harus dilakukan calon mahasiswa agar siap memasuki bangku perkuliahan.
Salah satunya yaitu mempelajari berbagai istilah perkuliahan seperti sistem SKS. SKS kuliah berbeda dengan sistem mata pelajaran saat masih di bangku sekolah.
Mengenal SKS Kuliah, Apa itu SKS Kuliah?
Daftar Isi
- Mengenal SKS Kuliah, Apa itu SKS Kuliah?
- Pengertian SKS
- Fungsi SKS
- Cara Menghitung SKS dan Berapa yang Harus Diambil dalam Satu Semester?
- Mengambil SKS di Luar Program Studi dan Kegiatan Perguruan Tinggi
- Syarat Agar Bisa Mengambil SKS Maksimal Tiap Semester
- Perbedaan SKS dengan Mata Pelajaran Saat di Sekolah
Daftar Isi
- Mengenal SKS Kuliah, Apa itu SKS Kuliah?
- Pengertian SKS
- Fungsi SKS
- Cara Menghitung SKS dan Berapa yang Harus Diambil dalam Satu Semester?
- Mengambil SKS di Luar Program Studi dan Kegiatan Perguruan Tinggi
- Syarat Agar Bisa Mengambil SKS Maksimal Tiap Semester
- Perbedaan SKS dengan Mata Pelajaran Saat di Sekolah
Mengenal SKS kuliah perlu dilakukan agar memudahkanmu memilih mata kuliah, menentukan masa studi dan merancang rencana studi selama menempuh pendidikan di perguruan tinggi.
Yuk, kenal lebih dekat dengan sistem SKS kuliah mulai dari pengertian, fungsi, cara penghitungan, hingga perbedaannya dengan mata pelajaran!
Pengertian SKS
SKS adalah Satuan Kredit Semester, parameter untuk menghitung beban studi atau bobot setiap mata kuliah yang diambil selama satu semester.
Satu semester akademik terdiri dari 6 bulan dan diisi dengan 16 minggu kerja untuk kegiatan belajar mengajar.
Perlu kamu ketahui bahwa setiap mata kuliah memiliki bobot SKS yang berbeda. Sederhananya, semakin besar jumlah SKS maka semakin berat dan rumit pula beban mata kuliah tersebut.
Misalnya, mata kuliah Pengantar Ilmu Komunikasi memiliki bobot 3 SKS sedangkan Skripsi atau Tugas Akhir mempunyai bobot 6 SKS.
Setiap mahasiswa juga harus memenuhi jumlah minimum SKS agar bisa lulus. Lalu, berapa jumlah SKS minimal yang harus ditempuh agar dinyatakan lulus?
Sebelumnya perlu kamu ketahui bahwa setiap perguruan tinggi memiliki pengaturan jumlah SKS kuliah yang berbeda-beda. Namun, peraturan di bawah ini biasanya dijadikan acuan oleh sebagian besar perguruan tinggi untuk menentukan jumlah SKS.
Dilansir dari aturan Permendikbud No. 3 Tahun 2020, bobot minimal SKS kuliah yang harus diselesaikan oleh mahasiswa agar dinyatakan lulus antara lain:
- D1: 36 SKS
- D2: 72 SKS
- D3: 108 SKS
- D4 atau S1: 144 SKS
- S2: 36 SKS
- S3 atau Doktoral: 42 SKS
- Pendidikan Profesi: 24 SKS
Pengaturan bobot SKS di atas juga sekaligus menjawab pertanyaan mengapa mahasiswa D3 lebih cepat lulus atau mengapa masa studi S2 lebih cepat dibandingkan S1.
Hal itu dikarenakan perbedaan bobot SKS yang dibebankan kepada mahasiswanya.
Dengan begitu, bisa dikatakan bahwa SKS berperan penting untuk menentukan masa studi mahasiswa.
Melalui sistem ini, kamu dapat memilih mata kuliah yang akan diambil dalam satu semester sesuai dengan daftar mata kuliah yang disediakan jurusan.
Sesuaikan bobot SKS dengan kemampuan dan anggaran yang kamu miliki.
Fungsi SKS
Tentunya sistem SKS kuliah memiliki beragam fungsi dalam penerapannya. Beberapa di antaranya adalah:
- SKS digunakan sebagai ukuran besarnya beban studi mahasiswa
- Sebagai parameter besarnya usaha belajar yang perlu dilakukan atau berhasil dipenuhi mahasiswa untuk menyelesaikan mata kuliah atau program tertentu
- Sebagai parameter perencanaan lamanya masa studi dan rencana pendidikan mahasiswa sampai mencapai gelar akademik
- Sebagai bahan evaluasi kemampuan belajar mahasiswa
- Sebagai acuan bagi kampus untuk menyiapkan infrastruktur pendukung mata kuliah
- Sebagai bahan pertimbangan bagi kampus untuk merancang program-program di luar pertemuan tatap muka yang berguna untuk mempersiapkan mahasiswa menuju profesi tertentu
- Membantu kampus untuk mengurus administrasi pemindahan mahasiswa atau pengalihan kredit mahasiswa antarjurusan atau antarperguruan tinggi
Cara Menghitung SKS dan Berapa yang Harus Diambil dalam Satu Semester?
Dalam menghitung SKS kuliah, kamu harus memahami berapa jumlah 1 SKS bila dikonversi ke dalam waktu.
Dilansir dari Permendikbud Pasal 19 dijelaskan bahwa 1 SKS diterapkan dalam beragam proses pembelajaran berupa kuliah, responsi, atau tutorial yang terdiri dari:
- Kegiatan proses belajar 50 menit per minggu per semester
- Kegiatan penugasan terstruktur 60 menit per minggu per semester
- Kegiatan mandiri 60 menit per minggu per semester
Maka dari itu, 1 SKS setara dengan 50 menit pembelajaran tatap muka di kelas.
Artinya, jika kamu mengambil mata kuliah 3 SKS maka pelaksanaan tatap mukanya adalah 3 SKS x 50 menit sama dengan 150 menit per minggu dalam satu semester.
Biasanya, 150 menit pembelajaran itu dibagi ke dalam beberapa hari dalam satu pekan.
Namun, ada juga beberapa perguruan tinggi yang langsung menggabungkannya ke dalam satu hari.
Selain itu, 60 menit penugasan terstruktur artinya adalah dosen atau tenaga pengajar merencanakan penugasan untuk mahasiswa dengan tujuan untuk memperdalam pemahaman tentang mata kuliah yang bersangkutan.
Penugasan tersebut dapat berupa praktik studio, praktik lapangan, hingga penelitian.
Sedangkan 60 menit tugas mandiri adalah mahasiswa menyelesaikan tugas yang diberikan dosen atau tenaga pengajar mata kuliah.
Tugas tersebut dapat berupa makalah, laporan, atau membaca buku atau teks akademis lainnya.
Sementara itu, untuk jumlah SKS maksimal yang bisa diambil dalam satu semester adalah sebanyak 24 SKS.
Namun, beberapa perguruan tinggi menerapkan sistem paket 18 SKS khusus mahasiswa semester 1 dan 2. Dalam kurun waktu tersebut, mahasiswa tidak bisa memilih mata kuliah dan jumlah SKS sendiri.
Mengambil SKS di Luar Program Studi dan Kegiatan Perguruan Tinggi
Definisi SKS tidak terbatas pada pembelajaran tatap muka di kelas atau proses pembelajaran yang hanya berkaitan dengan program studi.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi menerapkan sistem kebijakan terbaru untuk perhitungan SKS.
Berdasarkan laman resmi Kemdikbud, dalam skema terbaru tersebut mahasiswa secara sukarela dapat melakukan kegiatan di luar program studi bahkan perguruan tinggi dan termasuk dalam penghitungan SKS.
Kamu mungkin sudah mengenalnya dengan program Merdeka Belajar atau Kampus Merdeka.
Tujuannya, mahasiswa dapat bebas menentukan proses pembelajaran yang sesuai dengan pengembangan minat, bakat, dan pengetahuannya. Sehingga terciptalah iklim pembelajaran yang mandiri dan lintas disiplin.
Contoh kegiatan di luar prodi dan perguruan tinggi yang masih dihitung SKS antara lain magang, pertukaran pelajar, pengabdian masyarakat, wirausaha, riset, studi independen, dan kegiatan lainnya yang disetujui program studi.
Dalam skema ini, dosen tetap berperan sebagai pembimbing.
Penghitungan SKS untuk Program Merdeka Belajar
Berdasarkan laman resmi Kampus Merdeka, mahasiswa wajib menempuh lima dari total delapan semester di kampusnya.
Lalu, mahasiswa berhak memilih antara dua mekanisme berikut ini:
- Mengambil paling lama dua semester (setara 40 SKS) untuk menempuh pembelajaran pada prodi yang sama di perguruan tinggi berbeda, menempuh prodi berbeda di perguruan tinggi berbeda, atau pembelajaran di luar perguruan tinggi (misalnya magang Kampus Merdeka)
- Mengambil satu semester (setara 20 sks) di luar program studi di perguruan tinggi yang sama
Program ini bersifat sukarela, artinya mahasiswa bebas dan tidak diwajibkan melakukannya.
Jika kamu ingin tahu lebih lanjut tentang skema ini, bisa diakses melalui link berikut ini.
Syarat Agar Bisa Mengambil SKS Maksimal Tiap Semester
Salah satu strategi untuk lulus cepat atau tepat waktu adalah mengambil SKS penuh setiap semester. Namun, ada syarat yang harus kamu penuhi agar layak mendapatkan jumlah SKS maksimal tersebut.
Mahasiswa S1 biasanya diberi jatah maksimal 24 SKS dalam satu semester. Namun, beberapa perguruan tinggi mewajibkan mahasiswanya untuk mendapatkan IPK (Indeks Prestasi Kumulatif) di atas 3,0 (skala 4) supaya bisa mendapatkan 24 SKS.
Sedangkan mahasiswa yang memiliki IPK di bawah 3,0 hanya diperbolehkan mengambil SKS maksimal sebanyak 21.
Hal ini perlu kamu perhatikan supaya tetap bisa mempertahankan prestasi dan nilai di setiap semester. Sebab, jumlah SKS itu nantinya akan diakumulasikan ketika akan mengambil sidang skripsi.
Seperti yang sudah Mamikos jelaskan sebelumnya, ada jumlah SKS minimal yang harus dipenuhi sebagai persyaratan untuk sidang tugas akhir. Untuk mahasiswa S1, harus sudah menempuh 144 SKS.
Perlu kamu ketahui juga, jumlah SKS yang diambil menentukan biaya kuliah per semesternya. Terutama untuk perguruan tinggi swasta. Artinya, pihak kampus menerapkan tarif tertentu untuk setiap 1 SKS-nya.
Contohnya, 1 SKS dikenai tarif Rp200.000. Maka, tinggal dikalikan dengan total kredit SKS yang kamu ambil pada semester itu.
Perbedaan SKS dengan Mata Pelajaran Saat di Sekolah
SKS kuliah dapat diartikan sebagai parameter untuk mengukur bobot dan beban dari suatu mata kuliah.
Sedangkan mata pelajaran adalah seperangkat subjek pelajaran yang harus dipelajari siswa dan diajarkan guru di sekolah.
Apabila ingin disandingkan, konsep mata pelajaran lebih mirip dengan mata kuliah di perguruan tinggi. Sebab, keduanya sama-sama berisikan materi pembelajaran.
Di sisi lain, bobot mata pelajaran di sekolah ditentukan oleh indikator pembelajaran untuk menjelaskan kompetensi dasar yang dibutuhkan dari siswa hingga penilaian terhadap prestasi siswa saat mengikuti mata pelajaran tertentu.
Mata pelajaran dan SKS kuliah dalam beberapa kondisi memang menentukan apakah siswa/mahasiswa dapat melanjutkan studi ke tahap berikutnya.
Maksudnya, apabila nilai rata-rata mata pelajaran seorang siswa dalam satu semester tidak mencapai Kriteria Ketuntasan Maksimal (KKM), maka siswa tersebut tidak dapat melanjutkan studi ke kelas berikutnya (tinggal kelas).
Sementara total kredit SKS kuliah menentukan apakah mahasiswa dapat melaksanakan sidang skripsi menjelang akhir masa studinya.
Pada akhirnya, SKS kuliah dan mata pelajaran di sekolah adalah dua sistem yang berbeda.
Mata pelajaran merupakan subjek yang dipelajari sedangkan SKS adalah alat untuk mengukur beban dari subjek yang dipelajari itu.
Penutup
Demikianlah informasi mengenai apa itu SKS kuliah dan perbedaannya dengan mata pelajaran saat masih duduk di bangku sekolah.
Bagi kamu calon mahasiswa baru memang perlu beradaptasi dalam memahami arti dari berbagai istilah dalam dunia perkuliahan, terutama istilah yang sekilas memiliki kesamaan dengan sistem di sekolah.
Namun, lewat artikel ini Mamikos berharap kamu sudah bisa lebih memahami seluk-beluk SKS kuliah dan bisa membedakannya dengan sistem mata pelajaran.
Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu: