Kenali Jenis-Jenis Inflasi Dilihat dari Laju Kecepatan beserta Penjelasannya Lengkap
Kenali Jenis-Jenis Inflasi Dilihat dari Laju Kecepatan beserta Penjelasannya Lengkap – Setiap tahun, banyak organisasi buruh menyuarakan tuntutannya kepada pemerintah untuk menaikkan upah mereka.
Pemerintah kemudian menjawabnya dengan menaikkan upah melalui perhitungan pertumbuhan ekonomi ditambah inflasi. Kenaikan bahan pokok seperti telur, beras, dll juga dapat menjadi penyumbang inflasi.
Hal ini bisa berdampak buruk bagi perekonomian negara. Itulah mengapa pemerintah selalu berupaya menjaga laju inflasi agar tetap terkendali. Yuk, simak ulasan lengkapnya berikut ini!
Mengenal Pengertian dari Laju Inflasi
Daftar Isi
Daftar Isi
Inflasi dapat dipahami sebagai kenaikan harga barang maupun jasa yang terjadi secara terus-menerus dalam periode waktu tertentu.
Sebelum membahas jenis-jenis inflasi dilihat dari laju kecepatannya, kamu harus memahami apa yang dimaksud laju inflasi itu sendiri.
Pengertian laju inflasi yaitu angka persentase kenaikan ataupun penurunan harga dalam jangka waktu (periode) tertentu. Periode yang dimaksud umumnya terhitung dalam satu bulan atau satu tahun.
Persentase dalam laju inflasi menjadi indikator yang menunjukkan seberapa cepat kenaikan harga-harga barang dan jasa selama periode tersebut.
Pemerintah serta perusahaan menggunakan persentase laju inflasi sebagai patokan untuk mengambil beragam keputusan.
Laju inflasi sendiri adalah satu di antara komponen penting dari misery index (indeks kesengsaraan), yaitu indikator ekonomi yang digunakan untuk mengukur kesulitan ekonomi masyarakat atau indikator untuk membantu mengukur kesehatan keuangan rata-rata.
Jenis-Jenis Inflasi Dilihat dari Laju Kecepatannya
Kamu telah mempelajari bahwa laju inflasi adalah persentase yang menunjukkan seberapa cepat harga-harga naik dalam periode tertentu.
Nah, sekarang ketahui pula apa saja jenis-jenis inflasi berdasarkan laju kecepatannya.
1. Inflasi Lunak
Jenis-jenis inflasi dilihat dari laju kecepatannya yang pertama yaitu inflasi lunak atau wild inflation.
Jenis inflasi ini terjadi apabila laju kecepatannya kurang dari 5% per tahun. Dalam kondisi ini, dapat dipahami bahwa kecepatan kenaikan harga cenderung rendah.
Menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi yang terjadi di Indonesia sepanjang tahun 2021 sebesar 1,87%. Ini berarti, pada tahun 2021 Indonesia mengalami inflasi lunak.
Dengan persentase yang rendah, inflasi terkendali dengan baik sehingga perekonomian nasional tidak terganggu.
2. Inflasi Cepat (Galloping Inflation)
Jenis-jenis inflasi dilihat dari laju kecepatannya berikutnya yaitu inflasi cepat atau galloping inflation. Kondisi ini terjadi apabila laju kecepatan inflasi berada di angka 5% atau lebih per tahun.
Berdasarkan laporan BPS, laju inflasi Indonesia sepanjang tahun 2022 yaitu 5,51%.
Laju inflasi ini menjadi yang tertinggi sejak tahun 2014 lalu. Dengan persentase tersebut, dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2022 kenaikan harga di Indonesia relatif cepat.
3. Inflasi Meroket (Skyrocketing Inflation/Hyperinflation)
Skyrocketing inflation alias inflasi meroket disebut juga dengan hiperinflasi. Ini merupakan inflasi yang laju kecepatannya mencapai lebih dari 10% per tahun.
Dalam kondisi hiperinflasi, barang dan jasa mengalami kenaikan harga secara ekstrem.
Kenaikan harga yang terjadi secara tidak terkendali tentunya dapat membuat daya beli masyarakat anjlok.
Pada kondisi yang sangat buruk, jenis-jenis inflasi dilihat dari laju kecepatannya ini bisa mencapai 50-100% per bulan.
Di Indonesia, hiperinflasi pernah terjadi pada awal tahun 1960-an yang dipicu oleh pencetakan uang secara berlebihan.
Ini merupakan peristiwa kelam dalam sejarah perekonomian tanah air sebab laju inflasinya mencapai 600%.
Akibat yang menyertai antara lain masyarakat tidak percaya terhadap nilai rupiah, daya beli masyarakat dan APBN menurun secara signifikan, infrastruktur mengalami kerusakan, hingga kapasitas produksi dan kegiatan ekspor mencapai titik terendah.
Masa kelam perekonomian Indonesia tersebut bisa terlewati berkat pendirian perusahaan Banking and Trading Company, pendirian ORI (Oeang Republik Indonesia), dan mempertahankan pinjaman nasional.
Selain Indonesia, beberapa negara lain juga pernah mengalami hiperinflasi seperti Venezuela, Zimbabwe, hingga Jerman.
Cara Menghitung Laju Inflasi dan Contoh Soalnya
Untuk mengetahui jenis-jenis inflasi dilihat dari laju kecepatannya dengan tepat, kita harus bisa menghitung berapa kecepatan atau laju inflasinya.
Hasil perhitungan laju inflasi dalam bentuk persentase dan dapat dihitung melalui rumus tertentu.
Untuk menghitungnya, kamu perlu memiliki data-data Indeks Harga Konsumen (IHK).
Indeks Harga Konsumen (IHK) adalah data berupa angka-angka yang diperoleh dari survei terhadap harga barang maupun jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat umum.
Dari data IHK tersebut, kita dapat mengetahui adanya perubahan harga barang dan jasa di pasar. Adapun rumus untuk menghitung laju inflasi yaitu sebagai berikut:
Laju Inflasi = {(IHK periode saat ini – IHK periode sebelumnya) / (IHK periode sebelumnya)} x 100%
Agar lebih memahami bagaimana cara perhitungan dan menentukan jenis-jenis inflasi dilihat dari laju kecepatannya, perhatikan contoh soal berikut ini:
Soal:
Diketahui IHK pada bulan Januari tahun 2020 adalah 170,50. Sementara IHK pada bulan Januari tahun 2019 adalah sebesar 155,30. Hitung berapa laju inflasi yang terjadi dan tentukan jenis inflasinya!
Jawaban:
Untuk menjawabnya, silakan menggunakan rumus laju inflasi:
Laju Inflasi = {(IHK periode saat ini – IHK periode sebelumnya)} / (IHK periode sebelumnya) x 100%
Sehingga, Laju Inflasi = {(170,50 – 155,30) / 155,30} x 100% = 9,7%.
Berdasarkan perhitungan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa laju inflasi tahun 2020 dibanding tahun sebelumnya yaitu 9,7%.
Dengan demikian, jenis-jenis inflasi dilihat dari laju kecepatannya sesuai hasil perhitungan tersebut termasuk inflasi cepat (lebih dari 5% per tahun).
Kasus Inflasi pada Awal Kemerdekaan Indonesia
Sebagai negara berkembang, Indonesia sering mengalami inflasi dari tahun ke tahun. Untuk mengenal sejarah peristiwa inflasi yang pernah terjadi di Indonesia, kamu perlu mengetahui kasus di awal kemerdekaan.
Pada masa awal kemerdekaan, Indonesia mengalami inflasi cukup tinggi. Kondisi perekonomian nasional ketika itu cukup terpuruk karena meningkatnya kebutuhan masyarakat hingga 100%.
Terjadinya inflasi pada masa ini disebabkan oleh beredarnya tiga mata uang berbeda secara tidak terkendali di tanah air, antara lain uang kertas De Javasche Bank (peninggalan kolonial Belanda), uang logam dan kertas pemerintah Hindia Belanda, serta uang buatan Jepang.
Ditambah lagi kondisi semakin carut-marut akibat kedatangan pasukan sekutu yang merebut sejumlah kota besar serta bank-bank di sana.
Jika diringkas, jenis-jenis inflasi dilihat dari laju kecepatannya yang terjadi di Indonesia pada awal kemerdekaan disebabkan karena:
- Adanya mata uang buatan Jepang yang beredar di masyarakat secara tidak terkendali.
- Adanya mata uang cadangan yang diterbitkan oleh Sekutu dari bank-bank yang diambil alih yang jumlahnya sangat besar yakni mencapai 2,3 miliar.
- Indonesia yang baru saja menyatakan kemerdekaan belum memiliki mata uang resmi sendiri, sehingga pemerintah saat itu tidak dapat menyatakan tidak berlakunya mata uang buatan Jepang.
Kenaikan harga barang dan jasa adalah hal yang biasa terjadi di setiap negara.
Meski begitu, pemerintah tetap harus memantau dan melaksanakan kebijakan ekonomi secara tepat. Sehingga, jenis-jenis inflasi dilihat dari laju kecepatannya bisa tetap terkendali.
Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu: