7 Contoh Pengamatan Kualitatif dan Kuantitatif Beserta Perbedaannya
Contoh pengamatan kualitatif dan kuantitatif – Berbagai contoh pengamatan kualitatif dan kuantitatif telah dipelajari sejak kelas VII SMP dan sederajat.
Penelitian kualitatif berdasarkan pada berbagai indera, seperti penglihatan, pendengaran, penciuman, peraba, dan juga pengecap oleh tubuh manusia.
Sementara untuk penelitian kuantitatif berdasarkan pada perhitungan jelas sehingga hasil atau data yang menjadi kesimpulannya berupa angka.
Misal, hasil dari penelitian kedua ini adalah 1 kg tepung terigu, 1 ton beras, 400 gram gula putih, dan sebagainya.
7 Contoh Pengamatan Kualitatif dan Kuantitatif
Daftar Isi
Daftar Isi
Sekarang mari masuk ke berbagai contoh pengamatan kualitatif dan kuantitatif agar kamu lebih mudah memahaminya.
Kami akan memberikan contohnya secara singkat sehingga lebih mudah untuk dipahami dan diaplikasikan saat ada pertanyaan atau tugas.
1. Penelitian Berdasarkan Warna
Penelitian berdasarkan warna masuk ke dalam bagian kualitatif karena tidak menunjukkan jumlah angka atau data tertentu.
Di bawah ini merupakan contoh pengamatan kualitatif dan kuantitatif khusus kualitatif dari sisi penglihatan atau melihat warna:
Di halaman rumah Ani terdapat sebuah pohon cabai rawit. Saat buah cabainya baru tumbuh, Ani melihat cabai masih berwarna hijau.
Beberapa waktu kemudian cabai berubah menjadi warna kuning, lalu berubah lagi menjadi warna merah.
Ani memetik beberapa cabai yang berwarna merah untuk diolah menjadi sambal.
Satu bulan Ani menjalani KKN, setelah pulang ke rumah ternyata cabai Ani sudah berubah warna menjadi coklat dan tidak bisa diolah kembali karena membusuk.
Berdasarkan penelitian di atas, terdapat perubahan warna cabai, dari hijau, kuning, merah, sampai membusuk menjadi coklat.
Tidak ada pernyataan pasti mengenai berapa hari cabai berubah warna.
2. Penelitian Berdasarkan Aroma
Selain contoh pengamatan kualitatif dan kuantitatif dari sudut pandang warna, sekarang mari cari tahu seperti apa contohnya kalau dilihat berdasarkan aroma.
Mari simak dan pahami contoh berikut ini:
Inne sedang menjalani terapi menenangkan diri, psikolog menyarankan Inne untuk mencium aromaterapi.
Indera penciuman Inne akhirnya menghirup satu per satu botol aromaterapi di ruangan psikolog.
Terhenti pada satu aromaterapi, Inne ternyata lebih menyukai aroma vanilla. Psikolog menyatakan bahwa aroma vanilla memang bisa membantu menenangkan dan membuat pikiran terlepas dari stress berlebihan.
Berdasarkan penelitian di atas, dapat diketahui bahwa aroma vanilla cocok untuk Inne dan menjadi sarana terapi mandiri.
Karena pengamatannya berdasarkan indera penciuman, maka tidak menampilkan data berupa angka.
3. Penelitian Berdasarkan Suara
Sekarang masuk ke contoh pengamatan kualitatif dan kuantitatif berdasarkan indera pendengaran atau suara. Kali ini kami berikan lagi contoh yang sangat mudah dipahami:
Suatu hari tetangga Abrar sedang mengadakan pesta pernikahan, Terdengar samar-samar suara dari alat pengeras sampai ke rumah Abrar yang berjarak 5 rumah.
Karena suaranya samar, Abrar tidak merasa terlalu terganggu dan bisa menjalankan aktivitas seperti biasa.
Namun, saat malam hari ternyata suara itu terdengar semakin kencang. Bahkan Abrar sampai tidak bisa tidur karena seisi rumah hening, hanya suara dari pesta pernikahan itu yang terdengar jelas.
Apa yang didengar Abrar berkali lipat terasa lebih kencang ketika suasana di sekitarnya hening.
Penelitian tersebut berdasarkan indera pendengaran, namun tidak disebutkan berapa detail frekuensinya.
4. Penelitian Harga di Pasar
Kali ini mari masuk ke contoh pengamatan kualitatif dan kuantitatif dari segi kuantitatif atau pernyataan yang menyebutkan angka.
Sederhana saja, mari mulai dengan penelitian harga bahan pokok di pasar:
Ibu pergi ke pasar subuh yang berjarak 2 KM dari rumah bersama ayah. Setelah 15 menit, ayah dan ibu sampai di pasar dan langsung menuju tempat penjual sayur-mayur.
Ibu membeli satu kg kentang seharga Rp17.000, bawang merah 1 kg seharga Rp50.000, sayur sop satu bungkus Rp5.000.
Beranjak ibu pindah ke penjual ikan dan membeli 1 kg ikan lele seharga Rp45.000 berikut bumbunya satu bungkus seharga Rp3.000.
Berdasarkan contoh pengamatan kualitatif dan kuantitatif di atas dapat ditarik kesimpulan merupakan data kuantitatif.
Mulai dari keterangan jarak, waktu, sampai dengan harga tersurat dalam angka sehingga datanya tidak dibuat berdasarkan perkiraan.
5. Penelitian Hasil Nilai Ujian
Nessa adalah guru SMP di sebuah daerah, saat ini Nessa sedang merekap nilai siswa kelas VII yang menjadikannya wali kelas.
Nessa harus membuat peringkat berdasarkan akumulasi nilai siswa, dengan data berikut:
Alvin memiliki nilai 78 untuk Matematika, sementara nilai Bahasa Indonesianya 66, nilai Bahasa Inggrisnya 90.
Sementara itu Ananda mendapatkan nilai 90 untuk Matematika, 60 untuk Bahasa Indonesia, dan 70 untuk Bahasa Inggris.
Jumlah nilai Alvin adalah 234, jika dibagi 3 maka rata-ratanya menjadi 78. Untuk Ananda, nilai keseluruhannya sama dengan 73,4.
Dengan begitu, nilai Alvin lebih besar dari nilai Ananda sehingga peringkat Alvin lebih tinggi dari Ananda.
6. Penelitian Berat Badan Balita
Kali ini contoh pengamatan kualitatif dan kuantitatif dari segi kuantitatif berdasarkan berat badan balita di posyandu.
Ketika petugas posyandu melaporkan berat badan balita di lingkungannya ke puskesmas, berikut data yang dihimpun:
Arrasya berusia 2 tahun memiliki berat badan 10 kg, sementara Aisyah 5 tahun berusia 25 kg.
Anto berusia 3 bulan memiliki berat badan 7 kg, sementara Irra berusia 2 hari memiliki berat badan 3 kg.
Inna berusia 5 tahun memiliki berat badan 13 kg, Anto berusia 1 tahun berat badannya 7 kg. Donna sejak lahir sampai usianya 2 bulan hanya memiliki berat badan 2,5 kg.
Berdasarkan hasil penimbangan di atas, semua balita pada paragraf pertama memiliki berat badan ideal sesuai usianya.
Sementara pada paragraf kedua cenderung kekurangan berat badan dan terancam stunting.
7. Penelitian Penghasilan Pekerja Paruh Waktu
Ini merupakan contoh pengamatan kualitatif dan kuantitatif dari segi kuantitatif berdasarkan penghasilan pekerja paruh waktu.
Penghasilan pekerja paruh waktu tidak pernah stabil, bisa lebih tinggi, bisa juga lebih rendah setiap harinya.
Fadli merupakan seorang penulis artikel portal berita online yang memiliki perhitungan penghasilan per artikel.
Hari ini Fadli menulis sebanyak 10 artikel, dimana 10 artikel itu lulus editing dan berhasil diposting dengan pendapatan per artikel Rp10.000.
Keesokan harinya, Fadli menulis 5 artikel dengan total pencapaian pendapatan per artikelnya Rp25.000.
Pendapatan Fadli pada hari kedua lebih banyak, sekalipun jumlah artikelnya lebih sedikit.
Berdasarkan contoh pengamatan kualitatif dan kuantitatif tersebut, kamu bisa melihat berapa jumlah artikel dan berapa penghasilannya.
Fadli memiliki data akurat terkait pencapaiannya sebagai tolak ukur perhitungan yang tepat.
Selesai dengan tujuh contoh di atas, sekarang tentu pemahaman kamu sudah semakin fasih terkait kuantitatif dan kualitatif.
Setelah memahami materinya secara mendalam, sekarang silakan berlatih membuat kedua contoh di atas.
Sering berdiskusi juga menjadi kunci utama membuat pemahaman kamu semakin mendalam.
Jangan lupa terus berlatih soal agar saat ujian dan diminta membuat contoh pengamatan kualitatif dan kuantitatif, kamu tidak kesulitan.
Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu: