Contoh Cerita tentang Pengalaman Mengikuti MPLS Singkat dan Menarik

Contoh Cerita tentang Pengalaman Mengikuti MPLS Singkat dan Menarik – Bagi kamu yang pertama kali masuk sekolah di jenjang pendidikan SMP atau SMA/SMK.

Sebelum mendapat pelajaran, biasanya akan diawali dengan serangkaian kegiatan MPLS. Selain mendapat pengetahuan mengenai segala sesuatu tentang yang ada di sekolah tempat kamu melanjutkan pendidikan.

Biasanya pada waktu mengikuti MPLS ini kamu akan diminta untuk membuat sebuah karangan yang berisi tentang pengalaman selama mengikuti MPLS.

Contoh Cerita tentang Pengalaman Mengikuti MPLS

Canva/@oduaimages

Jika kamu masih kebingungan pada saat akan membuat cerita tentang pengalaman pribadi mengikuti MPLS.

Di bawah ini kamu akan diberi contoh cerita pengalaman mengikuti MPLS.

Contoh Cerita Tentang Pengalaman Mengikuti MPLS 1

Mengenal Ampo Makanan dari Tanah Liat

Selama mengikuti kegiatan MPLS ada banyak sekali pengetahuan baru yang saya dapatkan.

Selain mendapat teman-teman baru, saya juga mendapat pengetahuan berbagai jenis makanan tradisional yang unik.

Pada waktu itu, kami yang para peserta MPLS diminta untuk membawa makanan khas dari daerahnya masing-masing.

Kebetulan waktu itu ada teman sebangku saya yang bernama Anton membawa jajanan unik.

Ia berasal dari Tuban dan sekolah di sini karena ikut ayahnya yang dipindahtugaskan oleh kantor tempatnya bekerja.

Saya dan teman-teman lain banyak yang membawa jajanan pasar seperti cucur, nagasari, arem-arem, dadar gulung, dan jenang gendul.

Namun, pada waktu itu Anton membawa ampo yang bentuknya mirip sekali dengan coklat stik.

Saat itu saya bertanya kepada Anton terbuat dari bahan apakah ampo yang dibawanya itu.

Saat Anton mengatakan kalau ampo terbuat dari tanah. Kagetlah saya. Awalnya, tentu tidak percaya dan menganggap bahwa yang dikatakan Anton sebatas candaan semata.

Saya baru percaya kalau ampo yang dibawa Anton ini dibuat dari tanah ketika Anton memberi saya satu untuk mencobanya.

Saat memakannya barulah saya percaya kalau ampo itu benar-benar terbuat dari tanah.

Menurut Anton, di daerah Tuban ampo merupakan makanan tradisional yang saat ini keberadaannya sudah sangat langka.

Kata Anton, ampo ini selain bisa digunakan sebagai cemilan juga bisa digunakan sebagai obat tradisional untuk sakit perut.

Meskipun rasanya mirip dengan tanah, tetapi sensasi renyah dari ampo membuat saya penasaran dengan cara membuatnya.

Menurut Anton cara membuat ampo ini sederhana. Hanya dengan memadatkan tanah liat yang sudah dibersihkan dari akar-akar tanaman, kemudian menyeritnya dengan bambu.

Setelah itu hasil seritannya dipanaskan di atas wajan tanah liat yang dipanaskan di atas api.

Kemudian tunggu sekitar 5-10 menit sampai tanah liat mengeras dan jadilah ampo.

Saat Anton menjelaskan mengenai cara pembuatan ampo. Saya sempat bertanya bagaimana cara Anton tahu dan mendapatkan ampo.

Anton mengatakan bahwa neneknya merupakan salah satu pengrajin ampo yang sampai sekarang masih memproduksi ampo.

Selain untuk dikonsumsi, ternyata ampo juga menjadi salah satu perlengkapan untuk beberapa ritual yang hingga sekarang masih lestari di daerah Tuban.

Demikianlah cerita menarik yang saya dapatkan selama mengikuti MPLS. Ternyata MPLS tidak semenyeramkan seperti yang kupikirkan.

Contoh Cerita Tentang Pengalaman Mengikuti MPLS 2

Larangan Unik

Kegiatan MPLS yang diadakan di sekolah saya sungguh menarik. Salah satu yang menurut saya menarik sekaligus lucu adalah saat kami diminta untuk membawa makanan khas dari daerah masing-masing.

Beberapa teman ada yang membawa makanan yang unik seperti geti, manco, bolu kukus, roti lapis, dan lain-lain.

Jajanan itu kemudian dikumpulkan di depan kelas. Setelah itu jajanan itu dibagikan lagi secara acak. Dan setelah dibagikan secara acak kami diminta untuk mendeskripsikan rasa makanan yang didapat.

Saat itu ada teman saya yang bernama Syaiful. Ia asalnya dari Lamongan. Ia sekolah di sini karena ikut ayahnya yang pindah tugas. Syaiful saat itu mendapat makanan berupa abon lele.

Ketika diminta untuk mencoba rasa abon lele yang didapatnya Syaiful tampak keberatan.

Awalnya banyak diantara kami yang mengira kalau Syaiful tidak mau memakan abon lele karena memiliki alergi terhadap makanan yang berbahan dasar ikan.

Namun, perkiraan kami ternyata salah. Syaiful tidak mau memakan abon lele karena di daerahnya Lamongan, ada semacam larangan untuk memakan ikan lele.

Awalnya, banyak yang tidak percaya dengan yang dikatakan Syaiful. Dan tidak sedikit yang mengira kalau yang dikatakan Syaiful hanyalah mengada-ada.

Kami baru percaya saat Syaiful menunjukkan salah satu hasil laporan dari sebuah portal berita yang memberikan laporan bahwa ada salah satu daerah di Lamongan yang memiliki larangan memakan daging ikan lele.

Konon, bagi penduduk yang berani melanggar larangan tersebut akan mengalami hal-hal yang tidak diinginkan.

Demi menghormati keyakinan tersebut, akhirnya Syaiful diperkenankan untuk menukar abon lele yang didapatnya itu dengan kue geti yang saya peroleh.

Saat itu saya sadar bahwa Indonesia ini memiliki beragam budaya yang berbeda-beda.

Sehingga untuk menjaga hal-hal yang tidak diinginkan. Salah satunya adalah menghargai setiap perbedaan yang ada di dalam masyarakat Indonesia.

Contoh Cerita Tentang Pengalaman Mengikuti MPLS 3

Lauk buat Lauk?

Kegiatan MPLS yang saya ikuti selain menyenangkan juga ada banyak kejadian yang lucu.

Salah satu kejadian lucu yang saya alami pada waktu ikut MPLS ini terjadi sekitar dua hari yang lalu.

Pada waktu itu karena MPLS diadakan sampai sore, kami diminta untuk membawa bekal makan siang dari rumah.

Sekitar jam 12 siang, peserta MPLS diperbolehkan menyantap bekal yang dibawa dari rumah. Pada waktu saat menyantap bekal ini saya duduk dengan Imam, yang berasal dari Bojonegoro.

Ia sekolah di sini karena ikut ayahnya yang pindah tugas. Selain membawa bekal makan siang yang berupa nasi sambal dengan lauk ayam dan telor dadar. Imam juga membawa banyak sekali semangka.

Awalnya saya mengira kalau semangka ini nantinya digunakan pencuci mulut. Namun, ternyata perkiraan saya salah.

Bukannya menjadikan semangka yang dibawanya sebagai pencuci mulut. Imam justru menggunakan semangka yang dibawanya sebagai lauk.

Saya yang baru melihat tentu merasa aneh. Apalagi saat Imam mencocol semangka yang dibawanya ke sambal.

“Mam, kamu itu yang benar saja. Mosok semangka kok dipakai lauk dan dicocol ke sambal?” tanya saya.

Imam hanya tersenyum. Setelah menelan makanan yang dikunyahnya. Imam kemudian menjawab.

“Di daerahku Bojonegoro sana, makan dengan lauk yang dicocol ke semangka itu sudah biasa. Rasanya enak banget. Kalau kamu tidak percaya coba sendiri.”

Saya yang penasaran pun mencobanya. Setelah mencocol semangka ke sambal saya pun memakannya. Sensasi manis, segar dan pedas langsung memenuhi rongga mulut.

Saya langsung menyukainya. Ternyata yang dikatakan Imam benar adanya. Semangka ternyata bisa menjadi lauk yang enak buat menyantap nasi.

Contoh Cerita Tentang Pengalaman Mengikuti MPLS 4

Punya Teman Indigo

Selama mengikuti kegiatan MPLS ada banyak sekali kejadian yang unik. Salah satunya terjadi sekitar dua hari yang lalu.

Pada waktu itu kami diminta untuk menuliskan tentang pengalaman dan kesan-kesan selama mengikuti kegiatan MPLS.

Menurut saya, dari sekian tulisan yang menarik yang dibacakan pada waktu itu adalah pengalaman yang dituliskan oleh Rahmad, kawan saya yang kebetulan seorang indigo.

Bukannya menulis tentang sarana dan prasarana yang ada di sekolah. Rahmad justru menulis tentang makhluk-makhluk halus yang ada di lingkungan sekolah.

Berkat tulisan Rahmad ini saya menjadi tahu bahwa ternyata sekolah saya ini lumayan menyeramkan.

Sebab, lumayan banyak makhluk-makhluk halus yang berada di lingkungan sekolah.

Meski demikian kata Rahmad kami tidak perlu takut. Karena selama tidak mengganggunya, makhluk-makhluk halus itu juga tidak mengganggu kami.

Demikian contoh cerita pengalaman menarik tentang MPLS. Semoga artikel ini bisa membawa manfaat bagi yang membutuhkan.

FAQ

Apa yang kamu dapatkan dari MPLS?

Yang bisa didapatkan dari MPLS adalah kesempatan untuk mendapatkan informasi seluk beluk tentang sekolah.

Apa saja yang dilakukan dalam kegiatan MPLS di sekolah?

Beberapa kegiatan MPLS di sekolah adalah jelajah sekolah, pengenalan guru, wali kelas, hingga warga sekolah lainnya, pengenalan ekstrakurikuler, budaya, nilai-nilai sekolah, tata tertib, visi misi sekolah, dan lainnya.

Apa yang harus kita lakukan saat MPLS?

Yang harus dilakukan saat MPLS adalah mematuhi ketentuan yang diberikan oleh panitia.

Perilaku positif apa saja yang didapat dari kegiatan MPLS?

Perilaku positif yang didapat dari kegiatan MPLS adalah kejujuran, kedisiplinan, saling menghargai, kepemimpinan, tanggung jawab, dan masih banyak lagi.

Berapa lama waktu MPLS?

Lama waktu MPLS adalah sekitar 3 hari.


Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu:

Kost Dekat UGM Jogja

Kost Dekat UNPAD Jatinangor

Kost Dekat UNDIP Semarang

Kost Dekat UI Depok

Kost Dekat UB Malang

Kost Dekat Unnes Semarang

Kost Dekat UMY Jogja

Kost Dekat UNY Jogja

Kost Dekat UNS Solo

Kost Dekat ITB Bandung

Kost Dekat UMS Solo

Kost Dekat ITS Surabaya

Kost Dekat Unesa Surabaya

Kost Dekat UNAIR Surabaya

Kost Dekat UIN Jakarta