17 Contoh Keyakinan Kelas di Sekolah beserta Cara Membuatnya yang Efektif
17 Contoh Keyakinan Kelas di Sekolah beserta Cara Membuatnya yang Efektif – Keyakinan kelas dibentuk untuk menertibkan siswa di kelas. Menertibkan di sini bukan dalam artian pemaksaan, namun lebih kepada tanggung jawab dari setiap siswa.
Karena keyakinan kelas dibentuk secara bersama-sama, maka dari itu sudah menjadi tanggung jawab para siswa untuk menaatinya tanpa adanya paksaan. Fungsi keyakinan kelas juga sebagai pengendalian diri, agar siswa juga belajar untuk bersikap di sekolah maupun di rumah.
Bila kamu ingin membuat sebuah keyakinan kelas yang baik, kamu bisa melihat referensinya berikut ini. Sebab, Mamikos sudah memberikan informasi tentang contoh keyakinan kelas di sekolah beserta cara membuatnya. Selamat menyimak. 📖😊✨
Daftar Isi
Daftar Isi
Tentang
Keyakinan Kelas
Keyakinan
kelas merupakan sebuah nilai-nilai kebajikan universal, yang telah disepakati
secara tersirat dan tersurat, lepas dari adanya latar belakang suku, negara,
Bahasa maupun juga agama.
Keyakinan
kelas dibuat secara bersama-sama dengan seluruh siswa, yang mempunyai
nilai-nilai kebajikan yang dapat dipercaya.
Keyakinan kelas merupakan salah satu disiplin positif, yang dapat untuk diterapkan dalam membangun budaya positif di lingkungan sekolah.
Dengan adanya sebuah keyakinan kelas dalam setiap kelas, diharapkan mampu mewujudkan tujuan dari pendidikan yang lebih berorientasi kepada Profil Pelajar Pancasila.
Keyakinan kelas juga diterapkan sebagai salah satu cara, dalam upaya membangun Budaya Positif.
Keyakinan kelas haruslah berpihak kepada murid, dan dirumuskan bersama dengan murid demi membangun kemandirian mereka.
Guru hanyalah sebagai fasilitator di dalam hal ini. Keyakinan kelas dibuat dengan secara universal, yang mencakup berbagai macam aspek kesepakatan ataupun aturan, yang telah berlaku di dalam ruang kelas tersebut.
Budaya
positif sekolah harus disusun secara terstruktur dan juga sistematis, dengan
melibatkan seluruh bagian stakeholder sekolah.
Budaya
positif di sekolah ini, dibuat untuk dapat meningkatkan karakter pada sumber
daya manusia yang terdapat di sekolah tersebut.
Keyakinan
kelas yang akan dibuat, hendaknya benar-benar bersumber pada kebutuhan para siswa
dalam upaya membentuk budaya positif.
Menggali
segala hal dengan potensi positif, untuk dijadikan sebagai landasan keyakinan kelas
dan benar-benar secara sadar diyakini bersama.
Kalimat
yang digunakan pun juga berupa kalimat universal dan positif, yang dapat dengan
mudah untuk diingat oleh para siswa.
Tujuan
dari Penerapan Keyakinan Kelas
- Mewujudkan
Merdeka belajar pada anak, dan anak akan diberi kebebasan untuk mengemukakan
pendapat tentang keyakinan-keyakinan kelas apa saja yang mereka inginkan serta
menuangkan ide, pendapat dan juga gagasan mereka secara terbuka serta
demokratis. - Mewujudkan
disiplin positif kepada anak, yang kemudian akan menjadi budaya positif dimana
anak dapat menjalankan keyakinan kelas, yang telah disepakati bersama dengan
kesadaran diri dan tanpa adanya tekanan. - Membentuk
karakter yang positif pada anak melewati kebiasaan-kebiasaan positif, perilaku
positif, serta keteladanan dari seluruh warga sekolah (Guru dan murid). - Menumbuhkan
adanya semangat belajar kepada anak.
Contoh Keyakinan Kelas di Sekolah
Contoh Keyakinan Kelas
1. Disiplin
Dari yang telah dikemukakan, murid-murid memang menginginkan adanya disiplin waktu atau ketepatan waktu.
Tidak terlambat untuk datang, disiplin dalam berseragam, serta disiplin dalam melaksanakan suatu tugas atau kegiatan kelas.
2. Saling menghormati dan menyayangi
Anak-anak juga menginginkan untuk dapat menjaga kerukunan, menghormati guru dan saling menyayangi antar teman.
Juga menyayangi semua guru, bekerjasama terhadap teman, saling menghargai dan membiasakan untuk sapa, senyum, salam, sopan, dan santun.
3. Mandiri
Anak-anak menyepakati untuk dapat membiasakan sikap yang mandiri.
Contohnya tidak ditunggu orang tua di kelas, mampu untuk makan sendiri, serta melaksanakan kegiatan-kegiatan lainnya secara mandiri.
4. Bertanggung jawab
Anak-anak menyepakati untuk dapat membiasakan sikap yang tanggung jawab, di antaranya yakni merapikan mainan/buku/alat serta barang-barang lainnya sesudah digunakan.
Anak-anak juga menyepakati untuk dapat bertanggung jawab, dalam melaksanakan segala kegiatan-kegiatan baik itu kegiatan belajar maupun kegiatan-kegiatan lainnya dikelas.
5. Menjaga Kebersihan
Anak-anak menyepakati untuk dapat saling menjaga kebersihan diri, kelas serta lingkungan, supaya tercipta suasana yang nyaman dan lingkungan menjadi sehat.
6. Kerjasama dan Gotong Royong
Anak-anak sepakat untuk saling membantu dan bekerja sama dalam setiap kegiatan kelas.
Mereka membiasakan gotong royong, seperti membersihkan ruangan, menghias dinding kelas, hingga menyiapkan perlengkapan saat ada acara sekolah.
Dengan kerjasama, setiap kegiatan menjadi lebih ringan dan menumbuhkan rasa kebersamaan.
7. Kejujuran
Anak-anak menyepakati untuk bersikap jujur dalam perkataan maupun tindakan.
Mereka berjanji tidak menyontek saat ujian, tidak mengambil barang teman, dan selalu berkata apa adanya kepada guru.
Sikap jujur akan menumbuhkan rasa saling percaya antara guru dan murid.
8. Tolong-Menolong
Murid-murid sepakat untuk saling membantu tanpa pamrih, terutama kepada teman yang sedang kesulitan belajar atau menghadapi masalah pribadi.
Kebiasaan ini menumbuhkan empati, solidaritas, serta kepedulian antar teman sekelas.
Dengan saling tolong-menolong, suasana kelas menjadi hangat dan harmonis.
9. Berani Mengemukakan Pendapat
Anak-anak menyepakati untuk berani berbicara, menyampaikan ide, dan berpendapat dengan sopan dalam setiap kegiatan diskusi.
Sikap ini membantu menumbuhkan rasa percaya diri sekaligus mengajarkan pentingnya menghargai perbedaan pendapat.
10. Tertib dan Patuh pada Aturan
Murid-murid menyepakati untuk tertib saat belajar, tidak ribut di kelas, dan mematuhi tata tertib sekolah.
Dengan kebiasaan ini, proses belajar mengajar berjalan lancar, dan suasana kelas menjadi lebih kondusif.
11. Sopan Santun dalam Berbicara dan Bersikap
Anak-anak sepakat untuk berbicara dengan bahasa yang sopan kepada guru maupun teman.
Mereka juga belajar bersikap santun, misalnya dengan tidak memotong pembicaraan orang lain, mengucapkan terima kasih, dan meminta izin sebelum melakukan sesuatu.
12. Bersemangat dalam Belajar
Murid-murid menyepakati untuk selalu bersemangat dalam mengikuti pelajaran.
Mereka membiasakan datang dengan wajah ceria, siap belajar, dan aktif bertanya bila belum paham.
Semangat belajar akan menular pada seluruh anggota kelas.
13. Menghargai Perbedaan
Anak-anak menyepakati untuk tidak mengejek atau membeda-bedakan teman berdasarkan latar belakang, agama, atau kemampuan.
Dengan menghargai perbedaan, kelas menjadi tempat yang nyaman dan aman bagi semua murid.
14. Menjaga Fasilitas Sekolah
Murid-murid sepakat untuk merawat fasilitas kelas dan sekolah, seperti meja, kursi, papan tulis, dan peralatan lainnya.
Mereka berkomitmen untuk tidak merusak barang milik bersama dan melapor jika ada kerusakan.
15. Disiplin dalam Tugas dan Waktu Belajar
Anak-anak menyepakati untuk menyelesaikan tugas tepat waktu dan menggunakan jam pelajaran dengan sebaik-baiknya.
Kedisiplinan ini membantu mereka menjadi lebih bertanggung jawab terhadap kewajiban belajar.
16. Berdoa Sebelum dan Sesudah Kegiatan
Murid-murid sepakat untuk membiasakan diri berdoa sebelum dan sesudah kegiatan belajar mengajar.
Kebiasaan ini menumbuhkan rasa syukur, ketenangan hati, serta mengingatkan bahwa semua kegiatan harus diawali dengan niat baik.
17. Berperilaku Adil dan Tidak Memihak
Anak-anak menyepakati untuk memperlakukan semua teman secara adil, tidak pilih kasih, dan tidak menindas teman lain.
Dengan sikap ini, tercipta lingkungan belajar yang aman dan nyaman untuk semua.
Cara Membuat Keyakinan Kelas
1.
Siswa Menulis Keyakinan yang Mereka Inginkan
Guru
bisa mengajak siswanya untuk menuliskan keyakinan ataupun pertanyaan universal
yang mereka inginkan, selama masa proses pembelajaran dalam satu semester ke
depan.
Hal
ini penting untuk dapat menampung keinginan dari siswa, supaya lebih semangat lagi
dalam belajar.
2.
Guru dan Siswa Mengulas Keyakinan yang Telah Tertulis
Sesudah
keinginan dari siswa tertampung, proses untuk merumuskan keyakinan kelas bisa
dilanjutkan dengan cara mengulas keyakinan kelas.
3.
Guru dan Siswa Memilah Keyakinan Kelas yang Penting
Tahap
yang selanjutnya yaitu memilah berbagai keyakinan kelas yang penting. Jadi, bila
terdapat pernyataan yang sejenis, dapat diambil salah satu yang paling
universal.
4.
Mengubah Keyakinan Kelas Menjadi Kalimat Positif
Kemudian,
proses untuk merumuskan keyakinan kelas dengan lanjut ke tahap untuk mengubah
keyakinan kelas yang sudah ada, demi menjadi kalimat yang positif.
5.
Mengecek dan Menyepakati Keyakinan Kelas
Tahap yang terakhir yaitu mengecek kembali keyakinan kelas serta menyepakatinya.
Tujuannya yakni supaya tidak ada keyakinan kelas yang rancu, dan semua pihak di kelas (siswa serta guru) bisa memegang tanggung jawab atas keyakinan kelas dengan baik.
Tolak
Ukur Keberhasilan Keyakinan Kelas
- Terciptanya
merdeka belajar bagi anak (dengan bebas dalam mengemukakan berbagai pendapat demi
keyakinan-keyakinan yang ingin mereka sepakati bersama) - Anak
didik dapat menjalankan kesepakatan kelas tanpa adanya tekanan - Terjalinnya
komunikasi yang aktif antara Guru dengan murid - Anak
didik dapat menjalankan keyakinan kelas dengan secara luas (di sekolah dan juga
dirumah)
Dampak
dari Penerapan Aksi Nyata Keyakinan Kelas
- Terciptanya
sebuah komunikasi yang harmonis antara guru dan siswa. Hal ini dapat menjadi pengalaman
baru bagi para siswa, khususnya di dalam kelas Bahasa Inggris untuk dapat mengemukakan
pendapat mereka, mengenai kelas impian yang selama ini mereka harapkan. - Terlihat
dan terasa adanya motivasi belajar dari siswa yang meningkat, sesudah mereka diajak
dalam berdiskusi terkait dengan hal-hal positif, untuk dapat membangun budaya serta
disiplin positif. - Pembelajaran
yang berpihak langsung pada murid, tercipta dengan adanya keyakinan kelas yang sudah
disepakati bersama dengan secara sadar serta terstruktur. - Siswa
dapat mengenal jika konsekuensi bukanlah pada hukuman, namun akibat dari adanya
tindakan yang tidak tepat dan telah melanggar keyakinan kelas bersama, dan guru
mengajak para siswanya untuk mencari solusi secara bersama serta mengembalikan
ke dalam nilai-nilai yang telah mereka yakini sebelumnya. - Terciptanya
suasana belajar yang terasa menyenangkan, sebab setiap siswa memperoleh
kesempatan yang sama untuk dapat belajar.
Penutup
Itu tadi pembahasan mengenai contoh keyakinan kelas di sekolah beserta cara membuatnya.
Harapannya, contoh yang sudah Mamikos berikan di atas dapat menjadi sebuah referensi, atas keyakinan kelas yang akan kamu bentuk bersama dengan teman dan gurumu.
Sebab, keyakinan kelas memang harus disepakati secara bersama tanpa adanya paksaan.
Oleh karenanya, keyakinan kelas akan melibatkan semua anggota kelas, dan akan dibantu oleh guru dalam merumuskannya.
Demikian pembahasan mengenai contoh keyakinan kelas di sekolah beserta cara membuatnya, kamu dapat membaca artikel lainnya tentang aturan sekolah atau larangan di sekolah, pada kolom yang tersedia di Mamikos.
Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu: