Contoh Laporan Neraca dan Laba Rugi Perusahaan Secara Sederhana

Contoh Laporan Neraca dan Laba Rugi Perusahaan Secara Sederhana – Agar bisnis kamu bisa berkembang, tentu kamu perlu mengukur profitabilitas bisnis milikmu.

Laporan neraca dan laba rugi adalah salah satu laporan keuangan yang dapat membantu perusahaan menilai profitabilitas tersebut.

Oleh karena itu, proses pembuatan laporan neraca dan laba rugi butuh ketelitian yang tinggi.

Lantas, seperti apakah contoh laporan keuangan neraca dan laba rugi yang biasa dibuat oleh suatu perusahaan? Simak ulasan lengkapnya berikut ini.

Berikut Contoh Laporan Neraca dan Laba Rugi Perusahaan

unsplash.com/@kellysikkema

Dalam akuntansi, membuat laporan keuangan tentunya menjadi makanan sehari-hari.

Nah, laporan keuangan ini berisi informasi mengenai keuangan sebuah perusahaan yang dapat dipakai untuk melihat kinerja suatu perusahaan dalam suatu periode.

Agar
bisnis atau usaha kamu dapat berjalan lebih lancar, maka kamu wajib melengkapi dengan
sistem pelaporan keuangan yang sesuai.

Umumnya terdapat empat jenis laporan keuangan, yaitu laporan neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal, dan laporan arus kas.

Namun, dalam artikel kali ini kita akan fokus membahas seputar neraca dan laporan laba rugi saja.

Laporan
neraca (balance sheet) dan laporan laba rugi (income statement)
merupakan dua jenis laporan keuangan yang berpengaruh dalam keuntungan,
kerugian, dan pembayaran pajak sebuah perusahaan.

Laporan
neraca dan laba rugi bisa
menjadi patokan kamu untuk melihat bagaimana keuangan bisnis pada periode
tertentu.

Dalam laporan neraca terdapat laporan dengan struktur tertentu yang mengungkap posisi keuangan pada akhir periode.

Sementara, laporan laba dan rugi menunjukkan pendapatan serta biaya dalam periode tertentu.

Nah, setiap transaksi yang telah dilakukan wajib dicatat dalam laporan keuangan.

Hal ini dilakukan mengingat laporan keuangan sangat penting bagi keberlangsungan usaha, jadi haruslah dibuat konsisten setiap bulannya.

Apa itu Laporan Neraca?

Sebelum
kita beralih ke contoh laporan neraca, tentunya kamu terlebih dahulu harus
memahami pengertian dari laporan neraca itu sendiri.

Dikutip
dari Wikipedia, laporan neraca diartikan sebagai suatu laporan keuangan yang
didalamnya terdapat beberapa informasi mengenai akun-akun aktiva, serta hal-hal
yang menjadi kewajiban perusahaan dalam satu periode.

Semua jenis perusahan maupun bisnis perlu membuat laporan neraca guna membantu pengelolaan keuangan dalam perusahaan tersebut.

Apapun bidang perusahaan kamu, memiliki neraca tentu akan mempermudah proses pengelolaan keuangan pada perusahaan tersebut.

Dalam
penerapannya, laporan neraca terdapat dua jenis, yakni bentuk stafel (vertikal)
serta bentuk skontro (horizontal).

Nilai modal pada balance sheet merupakan neraca nilai yang tercatat dalam laporan perubahan modal.

Nantinya, laporan neraca akan memberikan informasi mengenai keseimbangan perusahaan yang didalamnya menyangkut pendapatan serta biaya laba rugi.

Nah,
jika suatu perusahaan mengalami kegagalan (break down), maka dapat
dipastikan bahwa kegagalan tersebut adalah kegagalan seluruh sistem manajemen
tersebut, tidak hanya perseorangan saja.

Mengapa
bisa menjadi tanggungan seluruh manajemen perusahaan? Karena di dalam suatu
laporan keuangan neraca terdapat segala informasi terkait siapa pemegang saham
dari suatu perusahaan, siapa saja kreditur yang ada, peraturan pemerintah yang
ada, serta berbagai kebijakan lainnya.

Beberapa informasi tersebut berperan penting karena memiliki beberapa peran untuk kemajuan suatu perusahaan, sehingga tidak boleh bocor.

Jadi hanya orang-orang internal saja yang berhak mengetahui informasi-informasi tertentu.

Selain itu, laporan neraca juga berguna untuk mengetahui beberapa kondisi keuangan dalam sebuah perusahaan.

Laporan keuangan tersebut bisa menunjukkan kondisi suatu perusahaan sedang dalam kondisi sehat atau tidak.

Tak
hanya itu saja, laporan neraca juga dapat memprediksi suatu aliran dana atau kas
di masa mendatang. Serta, memiliki peran penting untuk alat analisis likuiditas
dan profitabilitas.

Sebelum
kamu menyusun dan membaca laporan neraca, tentu kamu harus tahu terlebih dahulu
beberapa poin wajib yang ada di dalam laporan neraca. Nah, dalam suatu laporan
neraca harus terdapat:

  • Aset: Kas, surat berharga, biaya dibayar di muka, piutang, persediaan, dan aset tetap
  • Kewajiban: Hutang akun, kewajiban yang masih harus dibayar, pembayaran di muka pelanggan, hutang pajak, hutang jangka pendek, dan hutang jangka panjang
  • Ekuitas pemegang saham: Saham, tambahan modal disetor, laba ditahan, dan saham treasuri

Apa itu Laporan Laba Rugi?

Laporan
laba rugi dapat didefinisikan sebagai laporan keuangan yang berfokus untuk
menunjukkan pendapatan dan pengeluaran perusahaan selama periode tertentu.

Dalam
financial reporting, laporan laba rugi juga dikenal sebagai income
statement
(profit) dan loss statement.

Berperan
memperlihatkan kinerja keuangan dari suatu perusahaan, laporan laba rugi juga
berfungsi sebagai alat memonitor kemajuan dan kekurangan keuangan perusahaan.

Laporan
laba rugi masuk ke dalam salah satu empat jenis laporan keuangan utama dan menjadi
penghubung antara dua laporan neraca dalam periode berurutan.

Biasanya,
para pengusaha membuat laporan laba rugi guna menentukan profitabilitas dan
juga nilai investasi perusahaan.

Laporan
ini umumnya dibuat pada akhir periode atau akhir tahun. Adanya laporan ini
dapat mempermudah para investor dalam membaca serta kinerja perusahaan.

Selain
itu, laporan laba rugi juga memberikan informasi selisih antara pendapatan
dengan beban yang terjadi.

Intinya, jika pendapatan lebih besar daripada nilai bebannya, maka selisihnya disebut laba.

Begitu pula sebaliknya, jika nilai beban lebih besar dibandingkan pendapatan maka disebut rugi.

Cara Menyusun Laporan Neraca

Berikut
adalah langkah-langkah yang bisa kamu ikuti guna membuat laporan neraca dasar
untuk bisnis kamu.

1.
Menentukan Tanggal dan Periode Pelaporan

Neraca dimaksudkan untuk menggambarkan kewajiban, total aset, dan ekuitas pemegang saham perusahaan pada tanggal tertentu atau yang biasa disebut sebagai tanggal pelaporan.

Seringkali, tanggal pelaporan akan menjadi hari terakhir dari periode pelaporan.

Sebagian
besar perusahaan khususnya yang diperdagangkan secara publik, biasanya akan
melaporkan setiap triwulan.

Jika
demikian, biasanya tanggal pelaporan akan jatuh pada hari terakhir kuartal.
Misalnya, Q1 (31 Maret), Q2 (30 Juni), Q3 (30 September) dan Q4 (31 Desember).

Perusahaan
yang melaporkan secara tahunan akan sering menggunakan tanggal 31 Desember
sebagai tanggal pelaporan, meskipun perusahaan tersebut dapat memilih tanggal
apa pun.

Tidak
jarang laporan neraca membutuhkan waktu beberapa minggu untuk persiapan setelah
periode pelaporan berakhir.

2. Identifikasi Aset

Setelah
kamu mengidentifikasi tanggal dan periode pelaporan, kamu juga harus menghitung
aset kamu pada tanggal tersebut.

Biasanya,
neraca akan mencantumkan aset dalam dua cara. Pertama, sebagai item baris
individual dan kemudian sebagai total asset dengan memisahkan aset ke dalam
item baris yang berbeda.

Hal
ini dilakukan guna memudahkan analis untuk memahami dengan tepat apa aset kamu
dan dari mana asalnya.

Seringkali,
asset dibagi menjadi item baris berikut:

a.
Aset lancar:

  • Kas dan setara kas
  • Surat berharga jangka
    pendek
  • Piutang
  • Inventaris
  • Aset lancar lainnya

b.
Aset tidak lancar:

  • Surat berharga jangka
    panjang
  • Properti
  • Goodwill
  • Aset tidak berwujud
  • Aset tidak lancar lainnya
  • Aset lancar dan tidak
    lancar keduanya harus subtotal, dan kemudian dijumlahkan bersama.

3.
Mengidentifikasi Kewajiban

Kamu
juga mengidentifikasi kewajiban kamu dan harus disusun dalam item baris dan
total, seperti di bawah ini:

a.
Kewajiban Lancar:

  • Akun hutang
  • Biaya masih harus dibayar
  • Pendapatan tangguhan
  • Kertas komersial
  • Bagian lancar hutang
    jangka panjang
  • Kewajiban Lancar Lainnya

b.
Kewajiban Tidak Lancar:

  • Pendapatan ditangguhkan
    (tidak lancar)
  • Kewajiban sewa jangka
    panjang
  • Hutang jangka panjang
  • Liabilitas tidak lancar
    lainnya

4.
Menghitung Ekuitas Pemegang Saham

Jika sebuah perusahaan secara pribadi dipegang oleh satu pemilik, maka ekuitas pemegang saham pada umumnya akan sangat mudah.

Namun apabila diadakan untuk umum, perhitungannya bisa menjadi lebih rumit tergantung pada berbagai jenis saham yang dikeluarkan.

Berikut
item baris umum yang ditemukan di bagian neraca ini:

  • Saham biasa
  • Saham preferen
  • Saham treasury
  • Pendapatan yang disimpan

5. Menambahkan Total Liabilitas ke Total Saham Pemegang Saham dan Bandingkan dengan Aset

Untuk memastikan neraca seimbang, kamu perlu membandingkan total aset dengan total kewajiban ditambah denagn ekuitas.

Agar dapat melakukan ini, kamu harus menambahkan kewajiban dan ekuitas bersama.

Akun aktiva yang harus diperhatikan adalah dengan memisahkan aktiva lancar dan aktiva tetap.

Fungsinya agar dapat memudahkan kamu mengetahui jumlah yang tertera pada masing-masing aktiva tersebut.

Kemudian
untuk mengetahui total dari keseluruhan aktiva, kamu bisa menambahkan keduanya
agar diketahui totalnya.

Cara Menyusun Laporan Laba Rugi

Setiap perusahaan tentunya mempunyai laporan laba rugi yang isinya kurang lebih sama.

Nah, berikut adalah beberapa langkah sederhana dalam membuat laporan laba rugi:

  • Mencatat jurnal umum
  • Menuliskan transaksi-transaksi tersebut dalam buku besar
  • Membuat neraca saldo
  • Membuat Laporan Laba rugi dalam format yang ada, rincikan periode laporan laba rugi
  • Mengisi laporan laba rugi dengan komponen-komponen pendapatan dan biaya operasional
  • Apabila total pendapatan lebih besar dari biaya operasional maka perusahaan menunjukkan laba
  • Apabila total biaya operasional lebih besar dari pendapatan maka perusahaan menunjukkan rugi

Contoh Laporan Neraca dan Laba Rugi Perusahaan

Setelah
mengetahui pengertian hingga cara membuat laporan neraca dan laporan laba rugi,
berikut ada beberapa contoh yang bisa kamu jadikan sebagai referensi.

Contoh
Laporan Neraca

1.
Contoh Laporan Neraca Bentuk Scontro (Account Form)

Biasa
disebut dengan bentuk T, neraca scontro menyajikan rekening dalam dua sisi,
yaitu kelompok harta (aktiva) di sebelah kiri dan utang serta modal (pasiva) di
sebelah kanan.

Adapun berikut contoh laporan neraca keuangan perusahaan dengan bentuk scontro:

szetoaccurate.com

2.
Contoh Laporan Neraca Bentuk Staffel (Report Form)

Laporan neraca bentuk staffel dikenal juga dengan istilah neraca bentuk laporan karena susunannya yang berurutan dari atas ke bawah secara urut.

Contoh laporan neraca keuangan perusahaan dengan bentuk staffel adalah sebagai berikut.

attaxindonesia.co.id

Contoh
Laporan Laba Rugi

1.
Single-step income statement

Single-step income statement merupakan laporan laba rugi yang paling sederhana karena kalkulasinya yang tidak terlalu rumit.

Adapun berikut contoh laporan neraca keuangan perusahaan dengan bentuk single-step income statement:

pacmann.io

2.
Multi-step income statement

Multi-step income statement memiliki kalkulasi yang cukup kompleks, kebalikan dari single-step income statement.

Berikut contoh dari laporan keuangan perusahaan dalam bentuk multi-step income statement.

deskera.com

Nah,
di atas tadi adalah beberapa contoh laporan neraca dan laporan laba rugi perusahaan
secara sederhana yang bisa Mamikos rangkumkan untuk kamu.

Laporan
keuangan tentunya sangat berpengaruh dalam keuntungan, kerugian, dan pembayaran
pajak sebuah perusahaan. Untuk itu kamu harus memahaminya lebih jauh, ya!

Buat kamu yang masih ingin mengulik seputar materi ekonomi lainnya, kamu bisa kunjungi situs blog Mamikos dan temukan informasinya di sana.


Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu:

Kost Dekat UGM Jogja

Kost Dekat UNPAD Jatinangor

Kost Dekat UNDIP Semarang

Kost Dekat UI Depok

Kost Dekat UB Malang

Kost Dekat Unnes Semarang

Kost Dekat UMY Jogja

Kost Dekat UNY Jogja

Kost Dekat UNS Solo

Kost Dekat ITB Bandung

Kost Dekat UMS Solo

Kost Dekat ITS Surabaya

Kost Dekat Unesa Surabaya

Kost Dekat UNAIR Surabaya

Kost Dekat UIN Jakarta