4 Contoh Barter beserta Cara Melakukannya Lengkap dengan Syarat dan Kelebihannya
4 Contoh Barter beserta Cara Melakukannya Lengkap dengan Syarat dan Kelebihannya – Istilah “barter” mungkin sudah tidak asing di telinga sebagian besar orang.
Barter adalah bentuk perdagangan yang telah ada sejak zaman prasejarah dan merupakan sistem pertukaran yang sangat sederhana.
Pada kesempatan kali ini, Mamikos akan menjelaskan tentang contoh barter, lengkap dengan cara melakukannya, syarat-syarat, dan kelebihan dari barter. Yuk, kita simak!
Pengertian Barter
Sebelum membahas contoh barter, Mamikos akan mengajak kamu memahami lebih dulu apa itu barter.
Barter adalah sistem pertukaran barang atau jasa antara dua pihak tanpa menggunakan uang sebagai media pertukaran.
Dalam transaksi barter, setiap pihak memberikan barang atau jasa yang dimilikinya kepada pihak lain dalam pertukaran untuk mendapatkan barang atau jasa yang diinginkan.
Bentuk dari barang atau jasa yang ditukarkan pun beraneka ragam, tergantung kesepakatan antara pihak pertama dan pihak kedua.
Yang paling penting dari barter adalah kedua pihak sama-sama saling setuju menukarkan barang atau jasa dengan nilai barang yang sudah ditetapkan oleh kedua pihak tersebut.
Sejarah Barter
Seperti yang sudah Mamikos tulis di atas, barter sudah ada jauh sebelum uang diciptakan, yaitu sejak zaman prasejarah dan menjadi salah satu cara pertama dalam manusia untuk melakukan pertukaran barang dan jasa.
Untuk urutan dan penjelasan lebih lengkapnya, kamu bisa membaca penjelasannya di bawah ini:
1. Prasejarah
Zaman prasejarah yang dimaksud adalah zaman paleolithikum yang terjadi jutaan tahun yang lalu.
Pada awal sejarah manusia, kelompok-kelompok berburu dan mengumpulkan makanan sudah ada di muka bumi.
Hal tersebut memungkinkan terjadinya pertukaran barang di antara mereka, seperti alat-alat batu atau hasil buruan.
Pertukaran inilah yang dianggap menjadi cikal-bakal dari barter yang berkembang sampai sekarang.
2. Zaman Peradaban Awal
Masa ini terjadi tepatnya pada bangsa Mesopotamia, sekitar 6000 SM.
Zaman peradaban pertama seperti di Mesopotamia melihat penggunaan sistem barter antara suku-suku dan kota-kota kuno untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Sistem ini terus berkembang dan diadopsi oleh suku-suku bangsa lainnya.
3. Zaman Kuno
Yunani Kuno dan Romawi, sekitar abad ke-6 hingga ke-4 SM adalah bangsa zaman kuno yang selanjutnya mengadopsi barter.
Sistem barter digunakan secara luas di dalam dan di antara kota-kota Yunani Kuno dan Romawi.
Pertukaran tersebut melibatkan barang-barang seperti biji-bijian, hasil pertanian, logam mulia, dan barang kerajinan.
4. Abad Pertengahan
Selanjutnya, sistem barter juga diterapkan pada feodalisme sekitar abad ke-9 hingga ke-15.
Sistem barter tersebut tetap menjadi bagian penting dari kehidupan ekonomi, terutama di antara petani dan penguasa feodal yang ada pada masa itu.
5. Era Penjelajahan dan Perdagangan
Masa ini terjadi sekitar abad ke-15 hingga ke-18.
Selama era penjelajahan, kontak antara Eropa, Asia, dan Amerika menghasilkan pertukaran barang-barang baru melalui rute perdagangan.
Barter digunakan dalam pertukaran rempah-rempah, sutra, dan barang-barang lain.
6. Era Modern dan Pengenalan Uang
Era ini terjadi sekitar abad ke-19 hingga sekarang.
Meskipun barter masih ada di beberapa masyarakat tradisional, seiring perkembangan ekonomi dan perdagangan global, pengenalan uang sebagai alat tukar universal menjadi lebih umum.
Uang memberikan kemudahan dalam nilai yang dapat diukur dan memfasilitasi pertukaran di pasar yang lebih kompleks.
Syarat Barter
Setelah memahami pengertian dan sejarah barter, sekarang mari kita bahas syarat-syarat dari barter itu sendiri.
Meskipun sederhana, sistem ini memerlukan pemenuhan beberapa syarat agar transaksi dapat berjalan dengan lancar.
Berikut adalah beberapa syarat umum dalam sistem barter:
1. Kedua pihak yang terlibat dalam transaksi harus setuju untuk menukarkan barang atau jasa yang dimilikinya.
Tanpa kesepakatan bersama, pertukaran tidak dapat terjadi, dan adanya persetujuan merupakan langkah awal yang penting dalam sistem barter.
2. Barang atau jasa yang ditukarkan harus memiliki nilai yang setara atau dapat dianggap setara oleh kedua pihak yang terlibat.
Kesetaraan nilai memastikan bahwa pertukaran tersebut adil dan memuaskan kebutuhan kedua belah pihak.
3. Kedua pihak harus memiliki barang atau jasa yang diinginkan oleh pihak lain dan sekaligus diinginkan olehnya sendiri.
Tanpa keselarasan keinginan, sulit untuk mencapai pertukaran, karena masing-masing pihak harus menemukan pasangan yang tepat untuk menukarkan barang atau jasanya.
4. Barang atau jasa yang ditukarkan harus dapat dibagi-bagi jika perlu, terutama jika nilainya lebih besar dari barang atau jasa yang ditawarkan oleh pihak lain.
Pembagian ini memastikan fleksibilitas dalam pertukaran dan memungkinkan penyesuaian nilai yang akurat.
5. Kedua pihak harus memiliki kepercayaan satu sama lain terkait kualitas dan nilai barang atau jasa yang ditukarkan. Kepercayaan ini sangat penting untuk mencegah ketidakpastian dan konflik dalam proses pertukaran.
6. Barang yang ditukarkan sebaiknya mudah diangkut atau diakses oleh pihak yang terlibat. Kemudahan transportasi memastikan bahwa barang atau jasa dapat dipindahkan dengan efisien dari satu pihak ke pihak lain.
7. Kedua pihak harus memiliki kesadaran akan nilai barang atau jasa yang mereka tukar. Kesadaran nilai membantu mencegah kesalahpahaman dan memastikan bahwa pertukaran dilakukan dengan penuh pengertian.
Kelebihan Barter
Nah, di atas Mamikos sudah menerangkan pengertian sampai syarat barter. Sekarang, Mamikos akan menjelaskan apa saja kelebihan yang dimiliki oleh sistem barter ini.
1. Tidak Bergantung pada Uang
Barter tidak melibatkan penggunaan uang sebagai alat tukar. Hal ini bisa menjadi keuntungan dalam situasi di mana uang tidak tersedia atau tidak diinginkan.
Misalnya, pada masa-masa awal sejarah manusia atau di komunitas yang lebih terpencil, barter dapat menjadi cara yang efektif untuk melakukan pertukaran tanpa ketergantungan pada mata uang.
2. Mengatasi Masalah Likuiditas
Barter dapat mengatasi masalah likuiditas, khususnya ketika seseorang memiliki barang atau jasa yang diinginkan oleh pihak lain, meskipun tidak memiliki uang tunai.
Contohnya, petani yang memiliki surplus hasil pertanian dapat menukarkannya langsung dengan barang atau jasa yang mereka butuhkan tanpa perlu melalui tahap konversi ke uang.
3. Menghindari Inflasi
Barter tidak terpengaruh oleh fluktuasi nilai uang atau masalah inflasi karena tidak melibatkan uang sebagai medium pertukaran.
Jadi, di masa ketidakstabilan ekonomi atau inflasi tinggi, masyarakat mungkin cenderung menggunakan barter untuk menghindari nilai uang yang merosot.
4. Fleksibilitas dalam Pertukaran
Barter memungkinkan fleksibilitas dalam pertukaran, karena nilai barang atau jasa dapat dinegosiasikan langsung antara pihak-pihak yang terlibat.
Dalam barter, kedua belah pihak dapat bernegosiasi nilai tukar tanpa terikat pada standar uang yang mungkin tidak menggambarkan nilai sebenarnya dari barang atau jasa yang ditukar.
5. Kemandirian Ekonomi Lokal
Barter dapat membantu mendorong kemandirian ekonomi lokal, terutama di komunitas atau daerah yang kurang terpengaruh oleh ekonomi global atau perubahan nilai mata uang.
Misalnya, di dalam komunitas kecil, penduduk dapat saling menukar barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan tanpa tergantung pada pasar eksternal atau sistem keuangan yang kompleks.
Cara Melakukan Barter
Sebelum masuk ke pembahasan contoh barter, sekarang Mamikos akan menjabarkan tentang apa saja cara yang bisa kamu lakukan untuk melakukan barter.
Cara melakukan barter dapat bervariasi tergantung pada keadaan dan kesepakatan antara pihak-pihak yang terlibat.
Berikut adalah beberapa cara umum untuk melakukan barter:
1. Mengidentifikasi barang atau jasa yang ingin kedua pihak miliki dan tukarkan. Misalnya, seseorang yang memiliki surplus hasil pertanian, barang kerajinan, atau keterampilan tertentu.
2. Menentukan nilai relatif dari barang atau jasa yang akan ditukarkan. Mungkin perlu dilakukan negosiasi atau kesepakatan tentang berapa banyak produk atau layanan yang setara dengan yang lain.
3. Mencari pihak lain yang memiliki barang atau jasa yang mereka butuhkan dan bersedia untuk melakukan pertukaran.
Misalnya dengan melibatkan komunikasi dengan orang-orang di komunitas lokal, melalui platform barter online, atau melalui jejaring sosial.
4. Tawarkan barang atau jasa yang dimiliki untuk pertukaran dengan barang atau jasa yang diinginkan.
Contohnya, seseorang yang memiliki surplus buah-buahan bisa menawarkan pertukaran dengan produk susu dari peternak lokal.
5. Melakukan negosiasi untuk menentukan nilai akhir dari pertukaran tersebut. Jika ada perbedaan persepsi nilai, negosiasi dapat dilakukan untuk mencapai kesepakatan yang adil bagi kedua belah pihak.
6. Melakukan pertukaran barang atau jasa secara fisik, sehingga barang dapat diserahkan langsung atau diatur pertukarannya di lokasi yang telah disepakati.
7. Mengevaluasi apakah mereka puas dengan barang atau jasa yang diterima.
Jika kedua belah pihak merasa puas, ini dapat membangun kepercayaan dan membuka peluang untuk pertukaran lebih lanjut di masa depan
Contoh Barter
Sekarang, mari kita bahas apa saja contoh barter yang biasa diterapkan dalam sistem ekonomi.
Contoh barter dapat diilustrasikan dengan pertukaran barang atau jasa antara dua individu atau kelompok.
Berikut adalah contoh barter beserta penjelasannya.
1. Barter Barang
Contoh barter yang paling umum dilakukan adalah barter barang.
Misalnya, Pak Danu adalah seorang peternak yang memiliki hasil ternak melimpah, terutama telur ayam, sedangkan Pak Brata memiliki pohon cabai yang sangat subur.
Suatu hari Pak Danu membutuhkan cabai, maka dari itu dia menawarkan Pak Brata barter satu kilo telur ayam dengan satu kilo cabai.
Atas persetujuan Pak Brata, keduanya pun melakukan barter dengan menukar telur dan ayam tersebut.
2. Barter Jasa
Contoh barter kedua adalah barter jasa yang masih sering dilakukan sampai sekarang.
Contohnya, Eko adalah seorang fresh graduate yang ingin menambah portofolionya, terlebih di bidang desain.
Suatu saat seorang tetangga yang sedang merintis bisnis memerlukan jasa desain untuk membuat bungkus produknya.
Mereka pun sepakat menukar jasa, dengan Eko membuat desain untuk produk tetangganya, sementara si tetangga memberikan testimoni positif bahwa dia sangat puas dengan hasil karya Eko.
3. Barter Online
Contoh barter ketiga adalah barter online.
Misalnya, Sandi memiliki koleksi CD musik tua yang ingin dia tukar dengan CD penyanyi baru. Dia pun mengunggah informasi tersebut ke media sosial.
Beberapa hari kemudian, akun bernama Nina mengiriminya pesan dan mengungkapkan ketertarikannya untuk menukar koleksi CD penyanyi baru yang dia miliki dengan CD lawas koleksi Sandi.
Atas kesepakatan bersama di media sosial tersebut, keduanya melakukan barter CD musik tua dan CD penyanyi baru.
4. Barter Komunitas
Contoh barter terakhir adalah barter komunitas.
Misalnya, Suka Baca adalah komunitas penggiat literasi yang membutuhkan beberapa judul buku untuk koleksi baru mereka.
Alhasil, mereka mengajak komunitas literasi lain yang memiliki judul buku yang mereka inginkan untuk barter.
Setelah melihat judul-judul buku yang ditawarkan Suka Baca, komunitas Jendela Dunia pun tertarik melakukan barter.
Atas kesepakatan bersama, keduanya melakukan barter dengan menukar buku-buku yang mereka miliki.
Penutup
Itu dia contoh barter beserta cara melakukan, syarat, kelebihan, hingga sejarahnya.
Semoga pembahasan kali ini memiliki manfaat baik untuk kamu.
Kunjungi pula situs resmi Mamikos agar kamu bisa membaca artikel menarik yang lain.
Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu: