7 Sumber Sejarah Prasasti Kerajaan Kutai dan Keterangannya
Sumber Sejarah Prasasti Kerajaan Kutai dan Keterangannya- 7 Sumber Sejarah Kerajaan Kutai dan Penjelasannya
Mengenali asal-usul dan keterangannya menjadi kunci untuk memahami perkembangan peradaban pada masa lalu, serta mengungkap rahasia kehidupan masyarakat dan pemerintahan yang telah mengukir jejaknya dalam sejarah Nusantara.
Mamikos telah menyiapkan beberapa sumber sejarah prasasti kerajaan Kutai yang bisa menambah referensi belajar!
Pengertian Prasasti
Daftar Isi
Daftar Isi
Prasasti merujuk pada inskripsi atau tulisan yang diukir atau dicetak pada bahan padat seperti batu, logam, atau bahan lainnya yang tahan lama.
Prasasti memiliki peran penting sebagai sumber sejarah, karena sering kali memberikan wawasan tentang pemerintahan, kebudayaan, agama, dan aspek-aspek lain dari masyarakat pada masa lalu.
Dalam konteks arkeologi dan sejarah, prasasti sering menjadi bukti konkret yang membantu mengungkapkan rahasia masa lalu.
Bentuk dan gaya prasasti dapat bervariasi, termasuk aksara yang digunakan, bahasa tulisan, dan desain artistiknya.
Keberadaan prasasti sering kali mencerminkan tingkat peradaban dan kompleksitas budaya suatu masyarakat pada zamannya.
Oleh karena itu, prasasti menjadi jendela yang membuka pengetahuan kita tentang perkembangan dan dinamika berbagai peradaban di berbagai belahan dunia.
Pengertian Yupa
Yupa adalah pilar batu yang digunakan dalam upacara-upacara keagamaan atau ritual suci pada zaman kuno di India dan wilayah sekitarnya, termasuk di Indonesia.
Yupa sering digunakan sebagai tempat persembahan atau tanda batas untuk tempat-tempat suci dalam ritual keagamaan.
Prasasti Yupa Muara Kaman adalah salah satu contoh yang signifikan dari penggunaan yupa, dan ini merupakan artefak bersejarah yang berasal dari Kerajaan Kutai Martadipura di Kalimantan Timur, Indonesia.
Yupa biasanya diukir dengan inskripsi yang memberikan informasi tentang pelaksanaan upacara, penyelenggaraan ritual keagamaan, serta dukungan materi atau sumbangan yang diberikan untuk keperluan keagamaan.
Yupa sering kali dianggap sebagai simbol keagamaan yang sangat penting dalam kebudayaan kuno, dan penemuan-prasasti Yupa seperti di Muara Kaman memberikan wawasan yang berharga tentang praktik keagamaan dan struktur sosial di masa lalu.
Istilah Yupa digunakan untuk prasasti yang diukir pada monumen batu atau pilar.
Penemuan tujuh prasasti tersebut diawali dengan ditemukannya empat prasasti pada tahun 1879 di Bukit Beubus di Muara Kaman, pedalaman aliran Sungai Mahakam di Kabupaten Kutai, Kalimantan Timur.
Tahun berikutnya, empat prasasti dibawa dan ditempatkan di Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (sekarang Museum Nasional). Empat prasasti batu andesit tercatat D.2a, D.2b, D.2c dan D.2d.
Tiga prasasti lagi baru ditemukan pada tahun 1940, masih di tempat yang sama.
Tiga Yupa tersebut kemudian disimpan di Museum Nasional dengan nomor inventaris D.175, D.176, D.177.
Tujuh Yupa ditulis dalam bahasa Sansekerta Pallawa awal. Tanda ini kemungkinan besar didirikan oleh para Brahmana untuk merayakan jasa dan perbuatan mulia Raja Mulawarman dari Kerajaan Kutai.
Ketujuh prasasti ini merupakan bukti tertulis tertua dalam sejarah kebudayaan Indonesia.
Manfaat Prasasti
Prasasti zaman dahulu memiliki berbagai manfaat yang sangat penting dalam pemahaman sejarah dan budaya suatu masyarakat.
Beberapa manfaat utama prasasti tersebut antara lain:
Sumber Informasi Sejarah
Prasasti menyediakan data langsung dari masa lampau, yang dapat digunakan untuk merekonstruksi peristiwa-peristiwa sejarah, pemerintahan, dan perkembangan sosial di suatu wilayah.
Informasi-informasi ini membantu sejarawan dalam menggali dan memahami perkembangan masyarakat pada masa lalu.
Penyelidikan Arkeolog
Prasasti sering kali menjadi bukti fisik yang membantu dalam penyelidikan arkeologi.
Mereka dapat memberikan petunjuk tentang struktur sosial, pola kehidupan sehari-hari, dan kemajuan teknologi pada masa lalu.
Penting dalam Penelitian Linguistik
Prasasti sering kali merupakan sumber utama untuk memahami perkembangan bahasa pada suatu periode tertentu.
Mereka membantu dalam penelitian linguistik dan evolusi bahasa-bahasa kuno.
Pelacak Perkembangan Agama
Prasasti dapat memberikan wawasan mendalam tentang praktik keagamaan, kepercayaan, dan nilai-nilai spiritual yang dianut oleh masyarakat pada masa itu.
Mereka dapat membantu memahami bagaimana agama berperan dalam kehidupan sehari-hari.
Pengenalan Kesenian dan Budaya
Beberapa prasasti dihiasi dengan seni ukir atau gambar-gambar yang mencerminkan budaya dan seni rupa pada masa lalu.
Hal ini memberikan pemahaman tentang estetika dan kesenian masyarakat pada masa tersebut.
Konfirmasi dan Koreksi Catatan Tertulis Lainnya
Prasasti dapat memberikan konfirmasi atau koreksi terhadap catatan-catatan tertulis lainnya, memberikan perspektif yang lebih lengkap atau membenarkan informasi tertentu yang mungkin telah disalahpahami atau tertulis dengan bias.
Warisan Identitas Budaya
Prasasti memberikan warisan identitas budaya dan sejarah suatu daerah. Mereka menjadi bukti nyata keberadaan suatu peradaban dan membantu dalam menjaga dan memelihara warisan budaya tersebut.
Dengan berbagai manfaat ini, prasasti zaman dahulu memiliki peran yang sangat penting dalam mengungkap misteri masa lalu dan memperkaya pengetahuan kita tentang perjalanan sejarah dan kebudayaan manusia.
Tujuan Pembuatan Prasasti
Pembuatan prasasti memiliki tujuan yang bervariasi tergantung pada konteks dan masyarakat tempat prasasti tersebut dibuat. Beberapa tujuan umumnya melibatkan:
Pemeringatan dan Pengabadan
Prasasti sering kali dibuat untuk memperingati atau mengabadikan suatu peristiwa atau individu yang dianggap penting dalam sejarah suatu masyarakat.
Penetapan Batas atau Wilayah
Prasasti sering digunakan untuk menandai batas wilayah atau properti. Ini membantu dalam menetapkan kepemilikan tanah atau wilayah tertentu, dan dapat berperan sebagai bukti hukum atau administratif.
Pelaksanaan Ritual Keagamaan
Banyak prasasti dibuat dalam konteks ritual keagamaan.
Mereka mungkin mencatat aturan atau prosedur ritual, menyebutkan sumbangan atau persembahan yang diberikan, dan menggambarkan tata cara peribadatan yang harus diikuti.
Pencatatan Hukum dan Keadilan
Beberapa prasasti berfungsi sebagai catatan hukum yang mencatat peraturan, undang-undang, atau putusan pengadilan.
Mereka membantu dalam menjaga tata tertib sosial dan menyediakan pedoman hukum.
Penyampaian Informasi Pemerintahan
Prasasti dapat digunakan untuk menyampaikan informasi pemerintahan, seperti daftar penguasa, daftar pembangunan, atau pencatatan pajak.
Hal ini membantu dalam menjalankan administrasi dan mengkomunikasikan kebijakan pemerintah.
Pengenalan Identitas Budaya
Prasasti juga dapat dibuat untuk mengidentifikasi dan memperkenalkan identitas budaya suatu masyarakat.
Mereka bisa mencerminkan bahasa, aksara, seni, dan simbol-simbol khas dari suatu budaya.
Pendidikan dan Penyebaran Ajaran
Beberapa prasasti mungkin dibuat untuk tujuan pendidikan dan penyebaran ajaran.
Mereka dapat mengandung ajaran keagamaan, filsafat, atau nilai-nilai moral yang dianggap penting untuk diteruskan kepada generasi berikut
Sumber Sejarah Prasasti Kerajaan Kutai
Berikut ini adalah beberapa sumber sejarah prasasti Kerajaan Kutai yang bisa dijadikan referensi.
1. D.2a (Muarakaman I)
Sumber sejarah prasasti kerajaan Kutai pertama adalah D.2a. Yupa Muarakaman I mempunyai ukiran 12 garis pada salah satu sisinya.
Isinya mengenai silsilah Raja Mulawarman. Pada awal prasasti disebutkan bahwa putra Aswawarman Sri Maharaja Kundungga mempunyai tiga orang anak.
Diantara yang paling menonjol dari ketiganya adalah Mulawarman, seorang raja yang terpelajar, kuat dan sakti.
Tercatat pula bahwa Mulawarman melakukan upacara penyelamatan yang disebut bahusuwarnnakam (“banyak emas”). Sebagai tanda keselamatan itu, para Brahmana mendirikan tugu batu (yupa).
Keadaan surat saat ini dalam keadaan baik, baris 8-10 hanya terdapat titik-titik hitam.
Namun, tanda-tandanya masih dapat terbaca. Selain bintik hitam, ada bagian yang aus di balik batu tersebut.
Saat ini Inventaris Prasasti Yupa nomor D.2a disimpan di lantai 1 gedung baru Museum Nasional.
Alih aksara:
srimatah srinarendrasyak
undunggasya mahatmanah
putro ‘svavarmmo vikhyatah
vansakartta yathangsuman
tasya putra mahatmanah
trayas traya ivagnayah
tesan trayanam pravarah
tapo bala damanvitah
sri mulavarmma rajendro
yastva bahusuvarnnakam
tasya yajñasya yupo ‘yam
dvijendrais samprakalpitah
2. D.2b (Muarakaman II)
Sumber sejarah prasasti kerajaan Kutai berikutnya adalah D.2b. Prasasti Muarakaman II terdiri dari ukiran 8 baris pada bagian depannya.
Tulisan saat ini dalam kondisi baik dan masih dapat dibaca. Baris 6-7 hanya memiliki titik putih. Bintik putih juga ditemukan di belakang teks.
Saat ini prasasti Yupa D.2b tersimpan di lantai dua gedung baru Museum Nasional Jakarta.
Isinya bercerita tentang Sri Mulawarman, seorang raja yang mulia dan terhormat yang memberikan sedekah berupa 20.000 ekor sapi kepada para Brahmana yang bagaikan api di tanah suci Waprakeswara.
Sebagai tanda kemurahan hati sang raja, monumen ini didirikan oleh para brahmana yang tiba di tempat tersebut.
Prasasti Muarakaman II merupakan Yupa tertinggi di antara tujuh prasasti kerajaan Kutai.
Alih aksara:
srimato nrpamukhyasya
rajñah sri mulavarmmanah
danam punyatame ksetre
yad dattam vaprakesvaredvijatibhyo ‘gnikalpebhyah
vinsatir ggosahasrikam
tasya punyasya yupo ‘yam
krto viprair=ihagataih
3. D.2c (Muarakaman III)
Sumber sejarah prasasti kerajaan Kutai berikutnya adalah D.2c. Prasasti Muarakaman III terdiri dari 8 baris prasasti.
Meskipun surat tersebut saat ini dalam kondisi baik dan karakternya mudah dibaca, namun terdapat titik putih di bagian bawah surat.
Saat ini Inventarisasi Prasasti Yupa Nomor D.2c terletak di lantai 1 Gedung Museum Nasional Baru di Jakarta.
Prasasti tersebut menyebutkan tentang kebaikan dan keagungan Raja Mulavarman, seorang raja agung yang sangat mulia.
Kebaikan ini ditunjukkan dengan bersedekah. Para brahmana membangun monumen ini (yupa) atas dasar kebaikan mereka.
Alih aksara:
srimad viraja kirttehrajñah
sri mulavarmmanah punyam
srnvantu vipramukhyah
ye canye sadhavah purusah
bahudana jivadanam
sakalpavrksam sabhumidanañ ca
tesam punyagananam
yupo yam sthapito vipraih
4. D.2d (Muarakaman IV)
Sumber sejarah prasasti kerajaan Kutai berikutnya adalah D.12d. Labelnya terdiri dari 11 garis yang terukir di bagian depan.
Huruf-hurufnya sudah tidak terbaca lagi karena sudah usang, namun judul suratnya masih terlihat.
Bagian bawah register terdapat banyak bintik putih, sedangkan bagian belakang terdapat beberapa bintik putih kekuningan.
Saat ini Inventaris Prasejarah Yupa Nomor D.2d terletak di sisi selatan dinding gerbang menuju ruang prasejarah di belakang bangunan tua Museum Nasional.
5. D.175 (Muarakaman V)
Aksara ini terdiri dari empat baris tulisan yang terpahat pada muka prasasti.
Karakternya masih terbaca, tapi ada satu karakter yang ada titik putihnya. Terdapat banyak bintik coklat tua di bagian bawah surat.
Saat ini, prasasti Yupa nomor inventaris D.175 terletak di sisi selatan dinding gerbang menuju ruang prasejarah di belakang bangunan tua Museum Nasional.
Berdasarkan isi prasasti, bahwa Yupa ditulis dalam bentuk lampu yang terbuat dari minyak kental dan daun bunga (kelopak) untuk mengenang dua sedekah yang diberikan Raja Mulawarman.
Alih aksara:
sri mulavarmmana rajña
yad=dattan=tilaparvvatam
sadipa malaya sarddham
yupo yam likhitas=tayoh
6. D.176 (Muarakaman VI)
Sumber sejarah prasasti kerajaan Kutai berikutnya adalah D.176. Tulisannya diukir pada sisi depan dan terdiri dari 8 baris tulisan.
Sisi atas dan kiri label rusak, sehingga beberapa kata hilang di akhir beberapa baris. Kondisi surat saat ini dalam keadaan baik dan tandanya mudah dibaca.
Label bagian atas rusak, sehingga ada beberapa karakter yang hilang. Terdapat titik berwarna coklat tua di sisi kiri surat, dan beberapa titik putih di bagian belakang.
Secara keseluruhan kondisinya relatif baik, huruf-hurufnya masih terlihat jelas.
Saat ini Inventaris Prasejarah Yupa Nomor D.176 terletak di sisi selatan dinding gerbang menuju ruang prasejarah di belakang bangunan lama Museum Nasional.
Surat ini diawali dengan ucapan selamat kepada Sri Maha Raja Mulawarman yang terkenal yang mempersembahkan air, keju (ghrta), minyak wijen dan 11 ekor lembu jantan kepada para Brahmana.
Alih aksara:
jayaty=atiba[lah]
sriman=sri mulavarmma
nr[pah]yasya likhitani
danany=asmin=mahati [sthale]
jaladhenung ghrtadhe[num]
kapiladanan=tath=aiva ti[ladanam]
vrsabh=aikadasam=api yo
datva vipresu rajendra[h]
7. D.177 (Muarakaman VII)
Sumber sejarah prasasti kerajaan Kutai terakhir adalah D.177. Prasasti ini terdiri dari 8 garis yang terukir di bagian mukanya.
Keadaannya saat ini tidak terpuji dan angka-angkanya sudah usang. Baris 4, 5 dan 7 terdapat beberapa karakter yang sudah tidak terbaca lagi.
Selain aus, terdapat bercak putih dan coklat tua di belakang teks. Saat ini Prasasti Yupa nomor inventaris D.177 terletak di koridor barat laut taman gedung lama Museum Nasional.
Prasasti tersebut menceritakan tentang Raja Mulawarman yang berhasil menaklukkan raja-raja lain seperti Raja Yudhistira (putra sulung Pandawa dalam epos Mahabharata).
Raja Mulawarman menghadiahkan 40.000…… (tidak terbaca karena surat-suratnya sudah terlalu usang) di Waprakeswara lalu memberikan lagi 30.000…… (tidak terbaca karena surat-suratnya sudah terlalu usang).
Selain itu, upacara-upacara lainnya juga disebutkan.
Upacara-upacara yang dimaksud sebenarnya disebutkan dalam prasasti, namun naskah yang dipakai, prasasti tersebut tidak terbaca.
Raja juga memberikan berbagai jivadan (untuk kesempurnaan jiwa). Berdasarkan ukuran fisiknya, surat ini merupakan yang terpendek diantara yang lainnya.
Alih aksara:
sri mulavarmma rajendra[h] sama[re]jitya partthi[van]
karadam nrpatimsa cakre yatha raja yudhistirah
catvarimsat=sahasrani sa dadu vaprakesvare
ba……..trimsat=saharani punar=ddadau
………sa punar=jivadanam prithagvidham
akasadipam dharmmatma partthivendra[h] svake pure
….. ….. ….. ….. ….. ….. ….. mahatmana
yupo yam sth[apito] viprair=nnana….ih=a[gataih]
Penutup
Sumber sejarah prasasti kerajaan Kutai telah membuka dunia keteladanan, kebijaksanaan pemerintahan, dan kehidupan masyarakat pada zamannya.
Semoga artikel tadi bermanfaat untuk menambah referensi ya! Jangan lupa untuk membaca artikel Mamikos yang lainnya ya!
Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu: