12 Alasan Keluar Kerja yang Profesional dan Masuk Akal Agar Tidak Dicap Buruk
12 Alasan Keluar Kerja yang Profesional dan Masuk Akal Agar Tidak Dicap Buruk – Mencari alasan keluar kerja yang dapat diterima dan tidak menimbulkan kesan buruk sangatlah penting.
Tentu Anda tidak menginginkan
alasan keluar kerja yang Anda buat justru merugikan dan menghambat peluang
kerja selanjutnya.
Sebaliknya, meninggalkan kesan
yang baik dan profesional ketika mengajukan pengunduran diri adalah hal yang
utama.
Hal yang Perlu Diperhatikan Sebelum Keluar
Kerja
Daftar Isi
- Hal yang Perlu Diperhatikan Sebelum Keluar Kerja
- Alasan Keluar Kerja
- 1. Perkembangan karier yang lebih baik
- 2. Ingin memperbarui keterampilan dan pengetahuan.
- 3. Rendahnya peluang pengembangan di perusahaan saat ini
- 4. Faktor kesehatan
- 5. Kesempatan untuk berkontribusi lebih besar
- 6. Struktur perusahaan yang berubah
- 7. Kesepakatan hubungan pribadi
- 8. Work life balance yang terganggu
- 9. Perpindahan tempat tinggal atau domisili
- 10. Perubahan karier
- 11. Ingin membuka usaha sendiri
- Penutup
Daftar Isi
- Hal yang Perlu Diperhatikan Sebelum Keluar
Kerja - Alasan Keluar Kerja
- 1. Perkembangan karier yang lebih baik
- 2. Ingin memperbarui keterampilan dan pengetahuan.
- 3. Rendahnya peluang pengembangan di perusahaan saat ini
- 4. Faktor kesehatan
- 5. Kesempatan untuk berkontribusi lebih besar
- 6. Struktur perusahaan yang berubah
- 7. Kesepakatan hubungan pribadi
- 8. Work life balance yang terganggu
- 9. Perpindahan tempat tinggal atau domisili
- 10. Perubahan karier
- 11. Ingin membuka usaha sendiri
- Penutup
Memutuskan untuk keluar atau resign dari pekerjaan Anda saat ini bukan sesuatu yang bisa diputuskan tanpa pertimbangan.
Ingat, keputusan untuk
berhenti adalah langkah besar.
Dengan persiapan yang baik, Anda dapat mengelola perubahan ini dengan lebih lancar dan lebih baik sesuai dengan tujuan karier dan kehidupan Anda.
Ada beberapa hal yang juga
perlu Anda perhatikan agar selepas resign nanti, Anda tidak akan
mengalami kesulitan. Seperti:
1. Stabilitas Keuangan
Sebelum berhenti, pastikan
Anda memiliki cadangan keuangan yang mencukupi untuk menutupi biaya hidup
selama beberapa bulan ke depan.
Kesiapan ini akan memberi Anda
keamanan finansial saat mencari pekerjaan baru.
2. Prospek Pekerjaan
Jangan berhenti tanpa rencana yang jelas. Jika Anda memiliki tawaran pekerjaan baru, pastikan itu sesuai dengan tujuan karier Anda.
Jika belum, pertimbangkan
seberapa cepat Anda bisa mendapatkan pekerjaan baru dan apakah Anda bersedia
menunggu.
3. Hubungan Profesional
Jaga hubungan profesional
Anda. Hindari meninggalkan pekerjaan dengan cepat atau tanpa memberikan
pemberitahuan yang cukup.
Berkomunikasilah secara
terbuka dan jujur tentang keputusan Anda kepada atasan dan rekan kerja.
4. Kebijakan Perusahaan
Pahami kebijakan perusahaan
terkait dengan resign, termasuk berapa lama periode pemberitahuan yang
diharapkan.
Ikuti prosedur yang ditetapkan
untuk memastikan kelancaran proses keluar.
5. Asuransi Kesehatan dan Manfaat
Pelajari dampak berhenti
terhadap asuransi kesehatan dan manfaat lainnya.
Cari tahu apakah ada opsi
untuk melanjutkan asuransi.
6. Kewajiban Hukum
Periksa apakah Anda memiliki kewajiban hukum setelah berhenti, seperti kontrak kerja atau perjanjian non kompetisi.
Pastikan untuk memahami batasannya.
7. Kesiapan Emosional
Perubahan pekerjaan bisa
menantang secara emosional. Pastikan Anda siap untuk menghadapi ketidakpastian
dan stres yang mungkin timbul selama periode transisi.
8. Strategi Keluar Kerja yang Baik
Buat rencana keluar yang baik.
Berikan pemberitahuan sesuai kebijakan perusahaan, selesaikan tugas-tugas yang
masih tertunda, dan bantu dengan transisi pekerjaan sebisa mungkin.
9. Tujuan Masa Depan
Tinjau tujuan karier jangka
panjang Anda. Pertimbangkan apakah berhenti dari pekerjaan ini akan membawa
Anda lebih dekat atau jauh dari tujuan tersebut.
Alasan Keluar Kerja
Identifikasi alasan-alasan
spesifik mengapa Anda ingin berhenti. Apakah itu masalah dengan atasan, budaya
kerja, atau kebutuhan akan tantangan baru?
Jika masalahnya dapat diatasi,
pertimbangkan untuk berbicara dengan atasan atau departemen sumber daya
manusia.
Namun, jika Anda benar-benar
ingin mengakhiri masa kerja, berikut beberapa alasan keluar kerja yang dapat
Anda pergunakan.
1. Perkembangan karier yang lebih baik
Salah satu alasan yang kuat untuk meninggalkan pekerjaan
Anda saat ini adalah peluang untuk mengembangkan karier yang lebih baik.
Sampaikan bahwa Anda mencari tantangan baru dan peluang
pertumbuhan yang tidak dapat diberikan oleh posisi saat ini sebagai alasan
keluar kerja yang profesional.
Anda bisa menyampaikan alasan seperti:
“Saya ingin mengajukan pengunduran diri untuk mencari kesempatan
baru di luar. Karena saya ingin mencari tantangan dan ruang pertumbuhan karier
yang lebih luas.
Sehingga akan memungkinkan saya mengembangkan potensi
dalam berkarier.”
2. Ingin memperbarui keterampilan dan pengetahuan.
Teknologi dan tren bisnis selalu tentu akan selalu berkembang.
Gunakan pilihan ini sebagai alasan keluar kerja yang
terlihat profesiona.
Jelaskan bahwa keputusan ini diambil untuk mendapatkan
peluang yang memungkinkan Anda memperbarui keterampilan dan pengetahuan.
Anda bisa menambahkan alasan untuk menjadikan diri Anda
lebih relevan di pasar kerja.
“Dengan perkembangan teknologi, saya mengambil keputusan
ini yang akan memungkinkan saya untuk menambah keterampilan dan pengetahuan
saya.
Sehingga menjadikan saya lebih kompeten di dunia kerja
yang terus berubah.”
3. Rendahnya peluang pengembangan di perusahaan saat ini
Jika Anda merasa bahwa perusahaan saat ini tidak memberikan
cukup peluang pengembangan, sampaikan dengan sopan bahwa Anda mencari
lingkungan baru.
Di mana Anda dapat terus tumbuh dan berkembang, baik secara
kemampuan maupun jenjang karier.
Anda dapat menyampaikan seperti:
“Setelah berpikir dan merenung, saya menyadari bahwa
perusahaan saat ini tidak menyediakan peluang pengembangan karier dan kenaikan
jabatan yang memadai untuk saya.
Oleh karena itu, saya memutuskan untuk mencari lingkungan
yang lebih kondusif untuk pertumbuhan karier saya.”
4. Faktor kesehatan
Mengembangkan karier dan peluang lebih besar tentu penting
dalam bekerja.
Namun, Anda tidak boleh mengabaikan faktor kesehatan Anda.
Tentu faktor kesehatan akan memengaruhi performa Anda dalam
bekerja dan kontirbusi pekerjaan.
Jika keputusan keluar memang terkait dengan faktor
kesehatan, Anda jangan ragu untuk mengatakannya dengan jujur.
Sampaikan dengan tegas bahwa ini adalah keputusan yang
diambil demi kesehatan pribadi.
Anda bisa menyampaikan seperti:
“Demi kesehatan pribadi dan juga kontribusi terhadap
perusahaan, saya mengambil langkah ini dengan keyakinan bahwa ini adalah
keputusan yang tepat untuk saya dan perusahaan.”
5. Kesempatan untuk berkontribusi lebih besar
Ada beberapa perusahaan yang tidak memberikan kesempatan
kepada karyawan untuk berkembang dan memberikan kontribusi besar.
Jika Anda kebetulan berada di lingkungan perusahaan seperti
ini dan mencari alasan resign yang masuk akal, opsi ini bisa
dipergunakan.
Beri penjelasan bahwa Anda memang mencari peluang di mana
kontribusi dan keahlin dapat memberikan dampak yang lebih besar, baik bagi
organisasi maupun diri sendiri.
Berikan alasan seperti:
“Saya mencari kesempatan agar kontribusi saya dapat
memberikan dampak yang lebih besar terhadap pencapaian tujuan perusahaan.”
6. Struktur perusahaan yang berubah
Alasan keluar kerja dapat menjadi keputusan yang masuk akal ketika terjadi perubahan dalam struktur dan manajemen perusahaan.
Apalagi jika perubahan tersebut kurang disampaikan secara
efektif kepada para karyawan.
Ketidakjelasan dalam komunikasi perubahan struktur dapat
memberikan dampak negatif pada kinerja dan produktivitas karyawan.
Jika Anda merasa bahwa perubahan tersebut tidak mendukung
perkembangan karier, mengajukan resign bisa menjadi langkah yang diambil.
7. Kesepakatan hubungan pribadi
Komitmen terhadap hubungan pribadi kadang-kadang bisa
menjadi hambatan dalam menjalankan pekerjaan.
Situasi ini dapat dianggap sebagai alasan yang masuk akal
untuk mempertimbangkan pengunduran diri.
Misalnya, kewajiban pernikahan atau peran sebagai orang tua
penuh waktu dapat menjadi faktor yang memengaruhi kinerja Anda di tempat kerja.
Sebagian besar perusahaan akan memahami jika karyawan
memiliki komitmen atau prioritas di luar lingkungan kerja yang tidak
memungkinkan mereka untuk bekerja sepenuhnya.
Jika Anda merasa bahwa tanggung jawab pribadi tersebut
menghambat kemampuan untuk memberikan kontribusi yang optimal di tempat kerja,
mengajukan alasan resign yang masuk akal seperti ini langkah yang tepat.
8. Work life balance yang terganggu
Keputusan untuk meninggalkan pekerjaan sering kali muncul
ketika keseimbangan antara kehidupan kerja dan pribadi terasa tidak seimbang.
Apalagi jika perusahaan tempat Anda bekerja kerap menekan
untuk lembur dengan jam kerja di luar batas.
Situasi ini dapat dianggap sebagai alasan keluar kerja yang
valid.
Apabila Anda merasa bahwa budaya kerja perusahaan tidak lagi
sejalan dengan nilai dan kebutuhan pribadi, segeralah mengajukan pengunduran
diri.
Penyampaian pengunduran diri dapat dilakukan seperti:
“Saya mengajukan permohonan resign dari jabatan dan pekerjaan ini karena saya merasa bahwa budaya perusahaan tidak lagi sejalan dengan nilai-nilai dan kebutuhan pribadi yang saya anut.”
9. Perpindahan tempat tinggal atau domisili
Alasan keluar kerja yang mungkin muncul adalah ketika Anda
memutuskan untuk pindah tempat tinggal.
Keputusan ini sering kali membutuhkan pengunduran diri dari
pekerjaan saat ini, mengingat adanya keterbatasan geografis.
Dalam hal ini, penting untuk menyampaikan secara jelas bahwa
keputusan tersebut didorong oleh perubahan lokasi yang signifikan.
Bukan oleh ketidakpuasan terhadap pekerjaan atau lingkungan
kerja.
Sebagai contoh, Anda dapat menyampaikan:
“Saya memutuskan untuk mengundurkan diri dari pekerjaan ini karena keputusan saya dan keluarga untuk pindah rumah.
Meskipun saya berterima kasih atas pengalaman di perusahaan ini, kondisi geografis yang berubah memerlukan penyesuaian tempat kerja saya.“
10. Perubahan karier
Selama menjalani pekerjaan saat ini, mungkin saja ada momen
di mana Anda merasa tidak cocok atau mengalami kejenuhan.
Terutama jika Anda adalah seorang fresh graduate yang
masih mencari pekerjaan yang paling sesuai dan nyaman.
Meskipun begitu, tidak perlu khawatir, karena perasaan
tersebut dapat menjadi dasar yang masuk akal untuk mengajukan resign.
Sebelum mengambil alasan resign mendadak, sebaiknya
kamu berdiskusi terlebih dahulu dengan HRD untuk mencari solusi yang lebih
baik.
Seperti penempatan di divisi yang lebih sesuai dengan minat
dan keahlianmu.
Selain itu, mendiskusikan rencana perubahan karier dengan
senior bisa memberikan wawasan tambahan sebelum membuat keputusan akhir.
Dalam menyampaikan pengunduran diri, kamu dapat mengutarakan:
“Alasan keluar kerja yang saya ajukan berdasar dari keinginan saya untuk mendapatkan pengalaman baru dengan menggeluti pekerjaan lepas.”
11. Ingin membuka usaha sendiri
Membuka usaha sendiri adalah langkah berani yang dapat Anda
diambil jika memang menginginkannya.
Tidak sedikit orang yang memilih bekerja di sebuah
perusahaan sebagai langkah awal untuk mengumpulkan modal dan meraih pengalaman.
Ketika modal dan pengalaman yang cukup telah terakumulasi,
alasan keluar kerja untuk mewujudkan impian menjadi seorang wirausaha bisa
menjadi langkah selanjutnya.
Sebagai contoh, Anda dapat mengatakan:
“Saya memutuskan untuk mengundurkan diri ini karena berniat untuk mulai membuka bisnis secara mandiri ke depannya. Alasan keluar kerja ini dikarenakan saya ingin mewujudkan cita-cita saya dalam berwirausaha.”
Penutup
Demikian beberapa alasan keluar kerja yang dapat Mamikos
rangkum bagi Anda yang berniat mengajukan pengunduran diri.
Semoga artikel ini bermanfaat dan Anda mendapatkan keputusan
yang terbaik bagi karier Anda.
Masih banyak artikel di blog Mamikos seputar tips kerja yang mungkin Anda butuhkan.
Klik dan dapatkan info kost di dekatmu: