50 Contoh Tembung Camboran beserta Jenis dan Pengertiannya Lengkap!
50 Contoh Tembung Camboran beserta Jenis dan Pengertiannya Lengkap! – Dalam mata pelajaran bahasa Jawa, salah satu materi pentingnya adalah tembung camboran.
Tembung camboran biasanya diajarkan pada kelas 5 atau 6 SD. Pada kelas tersebut, siswa mulai mempelajari materi mengenai morfologi bahasa Jawa, termasuk tembung camboran.
Tembung camboran merupakan salah satu jenis kata majemuk yang sering digunakan dalam bahasa Jawa, sehingga penting untuk dipelajari oleh siswa. Yuk, simak penjelasan lengkapnya di bawah ini!
Apa itu Tembung Camboran?
Daftar Isi
Daftar Isi
Tembung camboran banyak digunakan dalam Bahasa Jawa sehari-hari dan seringkali lebih singkat dan padat dibandingkan dengan menggunakan frasa biasa.
Tembung camboran pada dasarnya dapat dibilang sebagai ‘kata majemuk’ tapi dalam versi kebahasaan Jawa.
Apabila menilik pada pernyataan Sasangka (2008), bahwa tembung camboran kuwi tembung loro utawa punjul sing dirangke dadi siji banjur mawujudake tembung anyar sing duweni makna anyar sisan.
Maksudnya, tembung camboran terbentuk dari pertautan dua kata yang berbeda sehingga membentuk kata atau frasa baru dengan makna yang berbeda.
Untuk pembentukannya, dua kata yang dimaksud adalah masing-masing masih berupa tembung lingga atau kata dasar.
Itulah pengertian umum tentang tembung camboran? Mudah dipahami bukan?
Klasifikasi Tembung Camboran
Tembung camboran terdiri dari dua klasifikasi, yakni tembung camboran wutuh dan tembung camboran tugel.
Perbedaan antara tembung camboran wutuh dengan tembung camboran tugel sesuai dengan penamaannya, sebab wutuh berarti utuh dan tugel berarti potongan.
Maksudnya, tembung camboran wutuh tersusun dari dua kata yang masih utuh lalu mengalami penyatuan. Tembung camboran wutuh juga bisa disebut sebagai tembung dwilingga.
Dalam konteks pengetahuan Paramasastra, tembung camboran wutuh juga termasuk dalam tembung saroja.
Sementara itu, tembung camboran tugel terbentuk dari dua kata yang masing-masing katanya hanya diambil bagian depan atau belakang.
Di dalam pengetahuan Paramasastra, tembung camboran tugelan masuk dalam kategori tembung sandi atau kata rahasia atau disandikan.
Sebagai tambahan informasi, Paramasastra adalah bidang ilmu yang mempelajari kaidah-kaidah di dalam khazanah sastra Jawa.
Jenis-jenis Tembung Camboran
Dari dua klasifikasi di atas, terdapat turunan jenis yang cukup banyak, berikut penjelasan lengkapnya:
Tembung camboran wutuh
1. Tembung camboran baliswara
Merupakan jenis tembung camboran yang terdiri dari dua kata lalu membentuk frasa baru yang terdiri dari dua kata.
Kata di bagian depan menjadi penjelas atau penegas atau pemberi keterangan bagi kata yang ada di belakangnya. Salah satu contoh tembung camboran baliswara adalah Pancasila.
Pada kata Pancasila dimaksudkan bahwa ada lima sila atau lima perilaku.
2. Tembung saroja
Tembung camboran dengan jenis tembung saroja berasal dari dua kata yang memiliki makna hampir serupa dan tidak bertentangan.
Salah satu contoh tembung camboran berjenis tembung saroja adalah subakastawa (dihormati).
3. Tembung yogyaswara
Menurut Bausastra Djawa Poerwadarminta, tembung yogyaswara merupakan frasa yang terdiri dari dua kata dengan perubahan vokal bunyi menjadi ‘i’ pada vokal terakhir kata belakang.
Contoh tembung camboran berjenis tembung yogyaswara ini salah satunya Dewa-dewi.
4. Tembung kosok balen (lawan kata)
Tembung kosok balen terdiri dua kata yang saling berlawanan makna namun menyatu dalam satu frasa.
Contoh tembung camboran berjenis tembung kosok balen salah satunya adalah mangkat mulih (berangkat pulang)
5. Tembung nunggal
Sebuah jenis tembung camboran yang sebenarnya terdiri dari dua kata terpisah namun pada praktik keseharian sering disebut bersamaan. Contohnya, ubo rampe.
Tembung camboran tugel
Tembung camboran tugel adalah tembung camboran yang kedua kata penyusunnya mengalami pemendekan.
Pemendekan ini bisa terjadi pada salah satu kata atau kedua kata. Pemendekan kata bisa dilakukan dengan cara:
- Menghilangkan suku kata pertama: Misalnya, bangjo (abrang-ijo), barji barbèh (bubar siji bubar kabèh), gaji wakma (sega siji iwaké lima).
- Menghilangkan suku kata terakhir: Misalnya, sambilu (sambil-mulu), gugèt (gugup-getun), bégèk (bego-peken).
- Menghilangkan suku kata tengah: Misalnya, nasgithel (panas legi kenthel), guduh (gugur-dhuwur), sèrèp (seret-tepek).
Berikut beberapa contoh tembung camboran tugel beserta artinya:
- Bangjo (abrang-ijo): pohon yang daunnya berwarna hijau
- Barji barbèh (bubar siji bubar kabèh): bubar bersama-sama
- Gaji wakma (sega siji iwaké lima): makan nasi dengan lauk hanya lima
- Sambilu (sambil-mulu): sambil terus-menerus
- Gugèt (gugup-getun): gugup dan menyesal
- Bégèk (bego-peken): bodoh dan malas
- Nasgithel (panas legi kenthel): panas, manis, dan kental
- Guduh (gugur-dhuwur): jatuh dari atas
- Sèrèp (seret-tepek): menyeret dan menempel
Tembung camboran tugel banyak digunakan dalam Bahasa Jawa sehari-hari, terutama dalam bahasa percakapan.
Tembung camboran tugel dapat mempersingkat pengucapan dan membuat kalimat menjadi lebih ringkas.
Pada praktiknya, ada dua jenis tembung camboran tugel yang digunakan, yaitu.
1. Tembung garba
Tembung camboran yang menyingkat dua kata untuk memudahkan penyebutan, misalnya parameswara yang berasal dari parama dan iswara, bermakna ratu atau Tuhan.
2. Tembung kretabasa
Prinsip tembung kretabasa hampir sama seperti tembung garba, namun penyatuan dua kata yang dilakukan membentuk akronim, contohnya lunglit yang berasal dari kata balung dan kulit, artinya kurus kering.
Tembung camboran tunggal
Tembung camboran tunggal adalah tembung camboran yang kedua kata penyusunnya tidak dapat dipisahkan dan memiliki makna baru.
Kedua kata tersebut sudah menyatu dan membentuk kata baru yang memiliki arti yang berbeda dari arti kedua kata penyusunnya.
Berikut adalah beberapa contoh tembung camboran tunggal beserta artinya:
- Nagasari: nama makanan tradisional
- Semar mendhem: salah satu jenis ilmu kebatinan
- Endhas borok: orang yang memiliki banyak kekurangan
- Randha royal: janda yang kaya raya
Tembung camboran tunggal juga bisa digunakan untuk mengungkapkan suatu makna tertentu.
Berikut adalah beberapa contoh tembung camboran tunggal untuk mengungkap suatu makna.
- Sedhengan: lumayan
- Sesuci: bersuci
- Kesengsem: tertarik
- Sediya: sangat siap
- Sedya ngati-ati: senantiasa berhati-hati atau waspada.
Tembung camboran wudhar
Tembung camboran wudhar dalam Bahasa Jawa merujuk pada jenis kata majemuk yang terbentuk dari 2 kata atau lebih.
Namun masing-masing kata masih mempertahankan makna aslinya. Tidak terjadi perubahan arti atau penggabungan makna seperti pada tembung camboran biasa.
Jadi, meskipun kedua kata tersebut digabungkan menjadi satu kesatuan, fungsi dan arti masing-masing kata tetap terpisah.
Misal, keduanya masih menunjukkan jenis atau bahan dari suatu benda.
Berikut beberapa contoh tembung camboran wudhar:
- Wayang kulit: wayang yang terbuat dari bahan kulit hewan
- Buku gambar: buku yang khusus digunakan untuk menggambar
- Piring beling: piring yang terbuat dari bahan kaca
- Kursi roda: kursi yang memiliki roda sebagai alat bantu berjalan
- Rumah makan: rumah yang digunakan untuk berbisnis makanan
- Sekolah tinggi: sekolah tingkat lanjut setelah jenjang SMA
Ciri-ciri utama tembung camboran wudhar:
- Mengandung 2 kata atau lebih: Minimal terdiri dari 2 kata, tapi bisa juga lebih banyak.
- Kata-kata mempertahankan arti asli: Makna dari masing-masing kata tidak berubah saat digabungkan.
- Menjelaskan jenis atau bahan dari suatu benda: Sering digunakan untuk menjelaskan ciri suatu objek.
- Tidak memiliki makna baru tunggal: Gabungan tersebut tidak membentuk arti baru secara keseluruhan.
Contoh Tembung Camboran
Contoh tembung camboran wutuh
Berikut adalah contoh tembung camboran wutuh beserta artinya:
- Atos atine: keras hatinya
- Anang-ananging: sambil terus-menerus
- Wates wanci: batas waktu
- Buku tulis: buku yang digunakan untuk menulis
- Gajah putih: orang yang memiliki kedudukan tinggi
- Gelang tangan: gelang yang dikenakan di tangan
- Jati ulegan: orang yang kuat dan berani
- Kapuk randu: kapas yang berasal dari pohon randu
- Kasur busa: kasur yang terbuat dari busa
- Udan-udan: bermain hujan-hujanan
- Malam Jemuwah: malam yang dipercaya sebagai malam yang angker
- Sega goreng: nasi yang digoreng dengan berbagai macam bumbu
- Pager ayu: peraturan atau norma atau hukum adat
- Pasar malem: pasar yang buka pada malam hari
- Raja lélé: salah satu jenis beras unggulan
- Sate kerang: sate yang terbuat dari daging kerang
- Ontang anting: anak tunggal
- Mara tangan: seseorang yang apabila marah langsung memukul
- Sesucen: tempat bersuci
- Kesengsem: tertarik
- Sisib sembir: bibir yang tersenyum
- Uwong ala: orang jahat
- Rai mulus: wajah yang halus dan licin
- Wong cilik: orang kecil
- Wong tuwa: orang tua
Tembung camboran wutuh adalah jenis tembung camboran yang kedua kata penyusunnya tidak mengalami perubahan. Kedua kata tersebut tetap utuh dan memiliki makna asli masing-masing.
Contoh tembung camboran tugel
Berikut ini adalah contoh tembung camboran tugel beserta artinya yang bisa kamu pelajari.
- Bangjo: pohon yang daunnya berwarna hijau
- Barji barbèh: bubar bersama-sama
- Gaji wakma: makan nasi dengan lauk hanya lima
- Sambilu: sambil terus-menerus
- Gugèt: gugup dan menyesal
- Bégèk: bodoh dan malas
- Nasgithel: panas, manis, dan kental
- Guduh: jatuh dari atas
- Sèrèp: menyeret dan menempel
- Ngèrèp: merangkak dan merayap
- Mèrèp: merunduk dan menunduk
- Kèrèp: sering dan banyak
- Sèlèp: diam dan tidak bersuara
- Sèlup: masuk ke dalam air
- Sèlèng: berputar dan bergoyang
- Tèlèng: menangis dan merintih
- Sèlèt: licin dan mengkilat
- Sèlèt: sempit dan sesak
- Dèkwur: pendek dan tinggi
- Dèlik: besar dan kecil
- Dègus: bagus dan tampan
- Lunglit: kulit dan tulang
- Ngèlèt: menjilat dan mencium
- Tandhur: ditata dengan mundur
- Tiji tibeh: mukti siji mukti kabeh
Tembung camboran tugel adalah jenis tembung camboran yang kedua kata penyusunnya mengalami pemendekan.
Pemendekan bisa terjadi pada salah satu kata atau kedua kata. Pemendekan kata bisa dilakukan dengan cara:
- Menghilangkan suku kata pertama: Misalnya, bangjo (abrang-ijo), barji barbèh (bubar siji bubar kabèh), gaji wakma (sega siji iwaké lima).
- Menghilangkan suku kata terakhir: Misalnya, sambilu (sambil-mulu), gugèt (gugup-getun), bégèk (bego-peken).
- Menghilangkan suku kata tengah: Misalnya, nasgithel (panas legi kenthel), guduh (gugur-dhuwur), sèrèp (seret-tepek).
Tembung camboran tugel banyak digunakan dalam Bahasa Jawa sehari-hari, terutama dalam bahasa percakapan.
Tembung camboran tugel dapat mempersingkat pengucapan dan membuat kalimat menjadi lebih ringkas.
Penutup
Nah, itulah 50 contoh tembung camboran beserta jenis dengan pengertiannya secara lengkap,
Melalui artikel ini, semoga pemahamanmu terhadap tembung camboran semakin mendalam. Semoga bermanfaat.
Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu: