6 Contoh Idgham Bilaghunnah dalam Surat Pendek dan Ayatnya Lengkap
6 Contoh Idgham Bilaghunnah dalam Surat Pendek dan Ayatnya Lengkap – Apakah kamu sedang belajar tajwid untuk membaca Al-Qurán?
Jika iya, maka kamu berkunjung di artikel yang tepat. Kali ini, kamu akan belajar tentang idghom bilaghunnah.
Nah, Mamikos sudah menyiapkan contoh idgham bilaghunnah dalam surat pendek untuk kamu, simak sampai akhir, ya.
Pengertian Idgham Bilaghunnah
Daftar Isi
Daftar Isi
Idgham Bilaghunnah adalah salah satu aturan dalam tajwid yang mengacu pada penggabungan atau penyamaran huruf tanpa dengung (ghunnah).
Aturan ini terjadi ketika huruf nun sukun atau tanwin bertemu dengan salah satu dari enam huruf hijaiyyah (ي، و، ن، م، ر، ل).
Dalam Idgham Bilaghunnah, huruf nun sukun atau tanwin disuarakan secara jelas tanpa dengung, dan huruf yang mengikuti nun tersebut juga disuarakan dengan huruf sebelumnya.
Contohnya, jika ada kata “منبت”, huruf nun sukun diucapkan dengan jelas tanpa dengung, dan bunyi “م” disuarakan bersama dengan bunyi “ن”, sehingga diucapkan sebagai “mumbat” bukan “munbat”.
Idgham Bilaghunnah merupakan salah satu aspek penting dalam memahami bacaan Al-Qur’an dengan baik sesuai dengan aturan tajwid, sehingga dapat menghasilkan bacaan yang tepat dan merdu sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan.
Cara Membaca Idgham Bilaghunnah
Idgham Bilaghunnah, cara membacanya adalah dengan menggabungkan suara nun sukun atau tanwin sepenuhnya ke dalam huruf lam (ل) atau ra (ر) dengan cara mempertegasnya dan tanpa mengiringi dengan ghunnah atau sengau.
Ini bertolak belakang dengan Idgham Bighunnah yang memerlukan dengungan saat pembacaannya.
Pembacaan Idgham Bighunnah dilakukan dengan menyuarakannya bersamaan dengan dengungan sekitar dua harakat.
Semoga kamu memahami ini sebelum masuk pada pembahasan contoh idgham bilaghunnah dalam surat pendek.
Contoh Idgham Bilaghunnah Lam Ra
Untuk contoh idgham bilaghunnah dalam surat pendek pertamakali ini masuk contoh contoh idgham bilaghunnah dalam surat pendek huruf idgham bilagunnah terdiri dari lam (ل) dan ra (ر). Contohnya adalah:
1. QS Al Ikhlas ayat 4
وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ
Arab latin: Wa lam yakul lahụ kufuwan aḥad
Artinya: “Dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia.”
2. QS Ad Dhuha ayat 4
وَلَلْءَاخِرَةُ خَيْرٌ لَّكَ مِنَ ٱلْأُولَىٰ
Arab latin: wa lal-ākhiratu khairul laka minal-ụlā
Artinya: “Dan sesungguhnya hari kemudian itu lebih baik bagimu daripada yang sekarang (permulaan).”
Contoh Idgham Bilaghunnah Ya Nun Mim Wawu
Contoh idgham bilaghunnah dalam surat pendek kedua adalah huruf idgham bighunnah yang terdiri dari ya (ي), nun (ن), mim (م), wawu (و). Contohnya adalah:
3. QS Al Lahab ayat 1
تَبَّتْ يَدَآ أَبِى لَهَبٍ وَتَبَّ
Arab latin: tabbat yadā abī lahabiw wa tabb
Artinya: “Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa.”
4. QS Al Kafirun ayat 4
وَلَآ أَنَا۠ عَابِدٌ مَّا عَبَدتُّمْ
Arab latin: wa lā ana ‘ābidum mā ‘abattum
Artinya: “Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah.”
5. QS Al Zalzalah ayat 6
يَوْمَئِذٍ يَصْدُرُ ٱلنَّاسُ أَشْتَاتًا لِّيُرَوْا۟ أَعْمَٰلَهُمْ
Arab latin: yauma`iżiy yaṣdurun-nāsu asytātal liyurau a’mālahum
Artinya: “Pada hari itu manusia ke luar dari kuburnya dalam keadaan bermacam-macam, supaya diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan mereka.”
6. QS An Naba ayat 30
فَذُوقُوا۟ فَلَن نَّزِيدَكُمْ إِلَّا عَذَابًا
Arab latin: fa żụqụ fa lan nazīdakum illā ‘ażābā
Artinya: “Karena itu rasakanlah. Dan Kami sekali-kali tidak akan menambah kepada kamu selain daripada azab.”
Hukum Belajar Ilmu Tajwid
Setelah membaca contoh idgham bilaghunnah dalam surat pendek, yuk simak juga hukum belajar ilmu tajwid.
Menurut ulama, kewajiban mempelajari ilmu tajwid adalah Fardhu Kifayah, yang artinya merupakan tanggung jawab yang wajib dipenuhi oleh sebagian umat Islam.
Namun, bagi individu yang telah menguasai ilmu tajwid, kewajiban untuk mengamalkannya menjadi Fardhu Ain, yang berarti merupakan kewajiban yang wajib dilakukan oleh setiap individu setiap kali membaca Al-Quran.
Perbedaan Fardhu Ain dan Fardhu Kifayah dalam Belajar Ilmu Tajwid
Dalam konteks pembelajaran ilmu tajwid, perbedaan antara fardhu ain dan fardhu kifayah adalah sebagai berikut:
Fardhu Ain
Merujuk pada kewajiban individu yang harus dipenuhi oleh setiap muslim secara individu.
Dalam konteks ilmu tajwid, fardhu ain berarti setiap muslim harus mempelajari tajwid untuk membaca Al-Qur’an dengan benar.
Ini berarti bahwa setiap orang Muslim wajib mempelajari dan mengamalkan ilmu tajwid agar dapat membaca Al-Qur’an dengan benar.
Tidak ada pembebasan dari kewajiban ini kecuali jika seseorang tidak mampu secara fisik atau mental untuk belajar.
Fardhu Kifayah
Merujuk pada kewajiban kolektif yang jika dipenuhi oleh sebagian kaum muslimin, maka kewajiban tersebut terlepas dari yang lain.
Dalam konteks ilmu tajwid, fardhu kifayah berarti bahwa ada sekelompok muslim yang mempelajari tajwid dengan baik dan mempraktikkannya dalam membaca Al-Qur’an secara benar.
Ini berarti jika ada orang yang memenuhi syarat tersebut di komunitas, maka tidak semua individu harus mempelajari tajwid secara mendalam.
Namun, jika tidak ada yang memenuhi syarat tersebut di suatu komunitas, maka kewajiban ini kembali menjadi fardhu ain bagi setiap individu dalam komunitas tersebut.
Macam-macam Hukum Tajwid Selain Idgham Bilaghunnah
Simak juga beberapa hukum tajwid selain idgham bilaghunnah setelah kamu belajar contoh idgham bilaghunnah dalam surat pendek.
Iqlab
Iqlab terjadi ketika huruf nun sukun atau tanwin diikuti oleh huruf ba. Ketika hal ini terjadi, nun sukun atau tanwin tersebut diubah menjadi bunyi mim.
Contohnya, dalam kata “tanbih” (تَنْبِيهٌ), nun sukun pada akhir kata tersebut diubah menjadi mim sehingga terdengar sebagai “tanbihih”.
Iqlab membantu pembaca Al-Quran untuk mengucapkan kata-kata dengan lancar dan menghindari kesalahan dalam membaca.
Izhar
Izhar terjadi ketika huruf nun sukun atau tanwin diikuti oleh salah satu dari huruf-huruf izhar.
Dalam kasus ini, huruf nun atau tanwin tersebut dibaca dengan jelas tanpa adanya perubahan.
Misalnya, dalam kata “sunbulah” (سُنْبُلَةٌ), pelafalan nun sukun diucapkan dengan jelas karena diikuti oleh huruf ba.
Izhar memastikan bahwa pembaca Al-Quran dapat mengucapkan huruf-huruf dengan kejelasan yang diperlukan, sehingga pesan Al-Quran dapat disampaikan dengan baik dan benar.
Ikhfa
Hukum Ikhfa terjadi ketika huruf nun sukun atau tanwin diikuti oleh salah satu dari huruf-huruf ikhfa (التائيات).
Dalam kasus ini, huruf nun atau tanwin tersebut dibaca secara tersembunyi atau tidak diucapkan dengan jelas.
Contoh: dalam kata “tanbih” (تَنْبِيهٌ), pelafalan nun sukun diucapkan lebih ringan karena diikuti oleh huruf ba.
Ikhfa memungkinkan pembaca Al-Quran untuk menghasilkan suara yang tepat dan menghindari kesalahan dalam pelafalan.
Istifal
Istifal adalah salah satu hukum tajwid di mana huruf-huruf yang memiliki sifat tarqiq (تَرْقِيق), seperti ba (ب), ta (ت), dan tha (ث), dibaca dengan mengalirkan suara melalui hidung.
Contohnya, dalam kata “batal” (بَتَلٌ), pengucapan huruf ba lebih cenderung mengalirkan suara melalui hidung.
Hal ini membantu pembaca untuk menghasilkan suara yang tepat dan harmonis dalam bacaan Al-Quran.
Ikhfa Syafawi
Ikhfa Syafawi adalah hukum tajwid di mana huruf nun sukun atau tanwin diikuti oleh salah satu dari huruf ikhfa syafawi, yaitu lam (ل) dan ra (ر).
Contohnya adalah dalam kata “tanwir” (تَنْوِيرٌ), huruf nun sukun diucapkan dengan ringan karena diikuti oleh huruf ra.
Memahami dan menerapkan Ikhfa Syafawi membantu pembaca Al-Quran untuk menghasilkan bacaan yang tepat dan sesuai dengan aturan tajwid.
Ikhfa Haqiqi
Ikhfa Haqiqi adalah hukum tajwid di mana huruf nun sukun atau tanwin diikuti oleh salah satu dari huruf ikhfa haqiqi, yaitu mim (م) dan wau (و).
Contohnya adalah dalam kata “minbar” (مِنْبَرٌ), huruf nun sukun diucapkan dengan ringan karena diikuti oleh huruf ba.
Dengan memperhatikan hukum Ikhfa Haqiqi, pembaca Al-Quran dapat memastikan bahwa bacaannya sesuai dengan aturan tajwid yang benar dan tepat.
Penutup
Itulah penjelasan tentang contoh idgham bilaghunnah dalam surat pendek, semoga artikel ini bermanfaat untukmu, ya.
FAQ
Agar saat membaca Al-Quran, bacaan dapat diterapkan dengan benar, sebagai contoh, ketika menemui bacaan “اِنْ لَمْ تَفْعَلْ”, maka sebaiknya dibaca sebagai “illam taf’al” dan tidak diperkenankan untuk dibaca sebagai “in-lam taf’al”. Hal ini dikarenakan bunyi nun sukun menjadi satu dengan huruf lam dalam lafal “اِنْ لَمْ”.
Cara membaca Idgham Bighunnah adalah dengan melafalkan huruf-huruf ya [ي], mim [م], nun [ن], dan waw [و] dengan menghasilkan dengungan. Keempat huruf ini sering disingkat dengan istilah “Yanmu”. Panjang bacaan Idgham Bighunnah sekitar 1 hingga 1,5 kali panjang alif atau sekitar 2 hingga 3 harakat.
Idgham bilaghunnah dilafalkan tanpa disertai dengungan atau ghunnah, sementara Idgham bighunnah dilafalkan dengan dengung atau ditahan sebentar.
Idgham mengacu pada proses melebur atau memasukkan, sementara bighunnah mengindikasikan dengungan atau getaran suara. Dalam konteks membaca Al-Quran, Idgham bighunnah merujuk pada penggabungan dua huruf yang berbeda tanpa disertai dengan dengungan yang terlalu terdengar, dengan dengungan yang dihasilkan sebanyak tiga ketukan.
Idgham bighunnah terjadi ketika Anda menemukan huruf nun mati atau huruf bertanda baca tanwin yang diikuti oleh huruf ya’ (ي), nun (ن), mim (م), atau wau (و). Pada saat itu, nun mati atau tanwin tersebut akan bergabung atau melebur dengan huruf berikutnya. Saat melafalkannya, penting untuk menghasilkan bunyi dengungan (ghunnah) yang terpusat di hidung.
Klik dan dapatkan info kost di dekatmu: