Sah Tidak Sholat Idul Adha Sendiri di Rumah? Ini Hukum, Tata Cara, dan Niatnya
Sah Tidak Sholat Idul Adha Sendiri di Rumah? Ini Hukum, Tata Cara, dan Niatnya – Sholat Idul Adha merupakan salah satu sholat sunnah yang paling dinantikan umat muslim di seluruh dunia dalam setiap tahunnya.
Biasanya kebanyakan orang muslim melakukan sholat Idul Adha ini secara bersama-sama keluarga, sahabat, maupun para tetangga. Namun, karena suatu hal ada beberapa orang yang terpaksa melakukan sholat Idul Adha ini sendiri di rumah.
Nah, pastinya kamu bertanya-tanya apakah sholat Idul Adha yang dilakukan di rumah ini bisa sah serta bagaimana hukum dan tata cara melakukannya. Dalam artikel ini, Mamikos akan memberikan artikel tentang hukum, tata cara, dan niat untuk melakukannya.
Sah tidak Sholat Idul Adha Sendiri di Rumah
Daftar Isi
Daftar Isi
Di bawah ini adalah penjelasan tentang sholat Idul Adha di rumah.
Hukum Sholat Idul Adha Sendiri di Rumah
Sebagian ulama menyarankan agar umat muslim melakukan sholat Idul Adha secara bersama-sama. Maka, tidak mengherankan apabila dalam setiap pelaksanaannya yakni di setiap 10 Dzulhijjah umat muslim senantiasa menunaikan sholat Idul Adha secara bersama-sama seperti di masjid atau di lapangan.
Hanya saja umat muslim tetap boleh menunaikan ibadah sholat Idul Adha sendiri di rumah atau dilakukan secara munfarid.
Seperti yang dilansir dari nu.or.id, sholat Idul Adha merupakan salah satu bentuk ibadah yang dihukumi sunnah muakad.
Sehingga dalam pelaksanaannya tidak diwajibkan untuk senantiasa berjamaah alias bisa dilakukan secara munfarid (sendiri).
Namun, perlu ditekankan bahwa dalam menjalankan sholat Idul Adha secara munfarid (sendiri) ini harus memiliki alasan syar’i yang harus kuat.
Beberapa alasan yang bisa digunakan untuk membuat seseorang melakukan sholat Idul Adha secara munfarid (sendiri) antara lain adalah saat terjadi perang, terjadi pandemi, bencana alam, sakit yang dikhawatirkan menular pada orang lain.
Alasan lain yang membolehkan seseorang menjalankan sholat Idul Adha secara mandiri atau sendiri adalah terjadi hal-hal yang bisa mengancam keselamatan diri sendiri maupun orang lain apabila menjalankan sholat Idul Adha secara berjamaah.
Kiai Mukti Ali selaku Ketua Fatwa MUI menjelaskan bahwa pelaksanaan sholat Idul Adha secara munfarid atau sendiri ini tertulis dalam Kitab Hasyiyah Ibrahim Al-Bajuri ala Fathil Qartib.
Di sana dituliskan bawah tidak ada kewajiban untuk melaksanakan ibadah sholat Idul Adha secara jamaah di masjid.
Sebab, di dalam kitab tersebut hanya tertulis bahwa pelaksanaan sholat Idul Adha secara berjamaah sangat diutamakan karena bisa menjadi cara untuk memakmurkan masjid.
Melalui keterangan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa menjalankan ibadah sholat Idul Adha bisa dilakukan secara munfarid atau sendiri selama ada udzur atau alasan yang menguatkan.
Pelaksanaan tata cara sholat Idul Adha secara sendiri ini tidak berbeda dengan pelaksanaan sholat sunnah kebanyakan.
Mengenai waktu untuk melaksanakan sholat Idul Adha ini adalah dimulai dari matahari terbit hingga masuk sebelum dilakukannya sholat Zuhur.
Sebagian besar ulama yang menganut mazhab Maliki, Hanafi, dan Hambali sama-sama sepakat bahwa pelaksanaan sholat Idul Adha ini dimulai ketika matahari sudah setinggi tombak dan sebelum matahari bergeser ke arah barat.
Syaikh Mujammad bi Shalih Al Utsaimin di dalam kitabya yang berjudul Syarkh Hadits Al-Arba’in An Nawawi memberikan tafsiran bahwa matahari setinggi tombak ini adalah sekitar 20 menit sesudah matahari terbit.
Rasulullah memberikan contoh melakukan sholat Idul Adha di waktu seperti itu untuk memudahkan bagi umat muslim yang akan melaksanakan qurban.
Tata Cara dan Niatnya
Berikut ini adalah tata cara niat melakukan sholat Idul Adha secara sendiri
Rakaat Pertama
1. Mengucapkan niat untuk menjalankan sholat Idul Adha secara munfarid
ushalli sunnata li ‘idil adha rok’ataini mustaqbilal qiblati lillaahi ta’ala.
2. Mengucapkan takbir.
Allahu akbar sembari mengangkat kedua tangan.
3. Kemudian, dilanjutkan dengan membaca do’a iftitah
Allahu akbar kabiro walhamdulillahi katsiro wa subhanallahi bukrotaw-wa ashila. Inni wajjahtu wajhiya lilladzi fatarassamawati wal ardha hanifam-muslima wama anaminal musyrikin. Inna shalati wanusuki wamahyaya wamamati lillahirabbil ‘alamin. La syarikalahu wabidzalika umirtu wa anaminal muslimin.
4. Setelah selesai membaca do’a iftitah dan sebelum membaca al fatihah dilanjutkan dengan membaca takbir sebanyak tujuh kali untuk rakaat pertama.
Di antara takbir-takbir itu dianjurkan untuk membaca Allahu akbar kabira walhamdu lilahi katsira wa subhanallahi bukratan wa ashila
Atau bisa pula membaca
Subhanallah wal hamdu lillah wa laa ilaha illallah wallahu akbar
5. Sesudahnya diwajibkan untuk membaca surat al-fatihah yakni bismillahhir-rohmaanir-rohim. Al-hamdu lillahi robbil-aalamin. Ar-rohmaanir-rohim. Maaliki yaumid-diin. Iyyaaka na’budu wa iyyaaka nasta’iin. Ihdinash-shiroothol-mustakim. Shiroorhollaziina an’amta ‘alaihim ghoiril-maghuubi ‘alaihim wa ladh-dhooollliin.
6. Selanjutnya disarankan untuk membaca surah al-A’la
Sabbihi isma rabbika al-a’laa. alladzii khalaqa fasawwaa. Qaalladzii qaddara fahadaa. waalladzii akhraja almar’aa. faja’alahu ghutsaa-an ahwaa. sanuqri-uka falaa tansaa. illaa maa syaa-a allaahu innahu ya’lamu aljahra wamaa yakhfaa. wanuyassiruka lilyusraa. fadzakkir in nafa’ati aldzdzikraa. sayadzdzakkaru man yakhsyaa. wayatajannabuhaa al-asyqaa. alladzii yashlaa alnnaara alkubraa. tsumma laa yamuutu fiihaa walaa yahyaa. qad aflaha man tazakkaa. wadzakara isma rabbihi fashallaa. bal tu/tsiruuna alhayaata alddunyaa. waal-aakhiratu khayrun wa-abqaa. inna haadzaa lafii alshshuhufi al-uulaa. shuhufi ibraahiima wamuusaa.
7. Kemudian, dilanjutkan dengan rukuk yang disertai dengan tumakninah dengan membaca membaca Subhāna rabbiyal ‘azhīmi wa bi hamdih.
8. Sesudah itu, iktidal membaca Rabbanā lakal hamdu mil’as samāwāti wa mil’al ardhi wa mil’a mā syi’ta min syay’in ba‘du.
9. Sujud membaca Subhāna rabbiyal a‘lā wa bi hamdih
10. Duduk diantara dua sujud yang disertai dengan tumakninah membaca Rabbighfir lī, warhamnī, wajburnī, warfa‘nī, warzuqnī, wahdinī, wa ‘āfinī, wa‘fu ‘annī.
11. Sujud kedua membaca Subhāna rabbiyal a‘lā wa bi hamdih
12. Bangkit untuk melaksanakan rakaat kedua
Rakaat Kedua
1.Takbir sebanyak 5 kali dan diantara takbir-takbir itu membaca Allahu akbar kabira walhamdu lilahi katsira wa subhanallahi bukratan wa ashila
Atau bisa pula membaca
Subhanallah wal hamdu lillah wa laa ilaha illallah wallahu akbar
2. Membaca surah al-fatihah yakni bismillahhir-rohmaanir-rohim. Al-hamdu lillahi robbil-aalamin. Ar-rohmaanir-rohim. Maaliki yaumid-diin. Iyyaaka na’budu wa iyyaaka nasta’iin. Ihdinash-shiroothol-mustakim. Shiroorhollaziina an’amta ‘alaihim ghoiril-maghuubi ‘alaihim wa ladh-dhooollliin.
Membaca surah al-Gasyiyah
Hal ataaka hadiisthul ghoosyiah. Wujuuhuy yawmaidzin khoosyi’ah. ‘aamilatun naasibah. Tashlaa naaran haamiyah. Tusqaa min ‘aynin aaniyah. Laysa lahum tha’aamun illaa min dharii’. Laa yusminu walaa yughnii ming juu’in. Wujuuhuy yawma idzin naa’imah. Lisa’yihaa raadiyah. Fii jannatin ‘aaliyah. Laa tasma’u fiihaa laaghiyah. Fiihaa ‘aynun jaariyah. Fiihaa sururun marfuu’ah. Wa-akwaabum mawdhuu’ah. Wanamaariqu mashfuufah. Wazaraabiyyu mabtsuutsah. Afalaa yanzhuruuna ilaal ibili kayfa khuliqoth. Wa ilas samaa i’ kayfa rufi’ath. Wa ilal jibaali kayfa nushibath. Wa ilal ardhi kayfa suthihath. Fadzakkir innamaa anta mudzakkir. Lasta ‘alayhim bimushoythir. Illaa man tawallaa wakafar. Fayu’adzdzibuhul loohul ’adzaabal akbar. Inna ilaynaa iyaabahum. Tsumma inna ‘alaynaa hisaabahum.
3. Kemudian, dilanjutkan rukuk yang disertai dengan tumakninah membaca Subhāna rabbiyal ‘azhīmi wa bi hamdih.
4. Iktidal membaca Rabbanā lakal hamdu mil’as samāwāti wa mil’al ardhi wa mil’a mā syi’ta min syay’in ba‘du.
5. Sujud membaca Subhāna rabbiyal a‘lā wa bi hamdih
6. Duduk diantara dua sujud yang disertai dengan tumakninah membaca Rabbighfir lī, warhamnī, wajburnī, warfa‘nī, warzuqnī, wahdinī, wa ‘āfinī, wa‘fu ‘annī.
7. Sujud kedua membaca Subhāna rabbiyal a‘lā wa bi hamdih
8. Duduk tasyahud akhir membaca At-tahiyyātul mubārakātus shalawātut thayyibātu lillāh. As-salāmu ‘alaika ayyuhan nabiyyu wa rahmatullāhi wa barakātuh, as-salāmu ‘alaynā wa ‘alā ‘ibādillahis shālihīn. Asyhadu an lā ilāha illallāh, wa asyhadu anna Muhammadan rasūlullāh. Allāhumma shalli ‘alā sayyidinā Muhammad wa ‘alā āli sayyidinā Muhammad, kamā shallayta ‘alā sayyidinā Ibrāhīm wa ‘alā āli sayyidinā Ibrāhīm; wa bārik ‘alā sayyidinā Muhammad wa ‘alā āli sayyidinā Muhammad, kamā bārakta ‘alā sayyidinā Ibrāhīm wa ‘alā āli sayyidinā Ibrāhīm. Fil ‘ālamīna innaka hamīdun majīd.
9. Salam membaca As-salāmu ‘alaikum wa rahmatullāh.
Demikian hukum dan tata cara niat melakukan sholat Idul Adha secara sendiri di rumah. Semoga artikel ini bisa bermanfaat bagi yang membutuhkan.
FAQ
Pelaksanaan sholat Idul Adha sangat dianjurkan untuk dilakukan secara berjamaah. Namun, apabila ada halangan yang kuat sehingga tidak memungkinkan untuk menjalankannya secara berjamaah.
Sholat Idul Adha boleh dijalankan secara mandiri secara sendiri di rumah dengan catatan pelaksanaannya harus tepat waktu yakni sesudah matahari terbit, hingga matahari menggelincir ke arah barat, serta dilaksanakan pada tanggal 10 Dzulhijjah.
Umat muslim diperboleh sholat ied di rumah tanpa imam dan tanpa makmum.
Hukum sholat Idul Adha adalah sunnah muakad yang artinya apabila dijalankan akan mendapatkan pahala, sementara apabila tidak menjalankannya tidak mendapatkan dosa.
Hal ini dikarenakan tidak ada dalil khusus yang memberikan penjelasan mengenai kewajiban menjalankan sholat Idul Adha.
Ya, sholat Idul Adha boleh dilaksanakan tanpa harus berjamaah.
Baik dilakukan secara berjamaah maupun sendiri jumlah rakaat sholat Idul Adha tetap dua rakaat dengan rincian rakaat pertama membaca 7 kali takbir dan rakaat kedua membaca 5 kali takbir.
Klik dan dapatkan info kost di dekat mu: