Mencegah Limbah Kimia Hijau beserta Contoh Penerapannya pada Prinsip Kimia Hijau
Mencegah Limbah Kimia Hijau beserta Contoh Penerapannya pada Prinsip Kimia Hijau – Limbah kimia adalah persoalan yang sangat melekat dalam kehidupan manusia dan hubungannya dengan lingkungan.
Oleh karena itu, muncullah kimia hijau yang dimaksudkan sebagai bahan pengganti dari bahan-bahan kimia yang biasa digunakan untuk meminimalisir limbah yang dihasilkan.
Meski tidak seberbahaya limbah kimia, tindakan mencegah limbah kimia hijau sesuai dengan prinsip-prinsipnya tentu dibutuhkan.
Mengapa Penting untuk Mencegah Limbah?
Daftar Isi
Daftar Isi
Aktivitas manusia dan produksi pemenuhan kebutuhannya membuat berbagai industri maupun pendukung lainnya secara massif menghasilkan limbah yang tidak sedikit, apalagi hal tersebut dilakukan setiap hari.
Tentunya adanya limbah apalagi kimia akan sangat berdampak bagi keberlangsungan ekosistem lingkungan hingga kesehatan. Mengapa penting untung mencegah atau menanggulangi limbah?
1. Limbah adalah pencemar yang berbahaya
Limbah kimia bisa mencemari air tanah dan sungai yang nantinya dapat merusak ekosistem dan membahayakan kehidupan hewan dan tumbuhan.
2. Ancaman kesehatan manusia
Paparan limbah kimia sangat berbahaya bagi masalah kesehatan bagi manusia. Misalnya limbah kimia beracun bisa menyebabkan penyakit kulit, gangguan pernapasan, dan bahkan kanker.
3. Bentuk konservasi terhadap lingkungan
Hal yang paling utama dalam upaya pencegahan limbah kimia adalah untuk memastikan keberlangsungan lingkungan yang bebas dari bahan berbahaya.
Kita bisa mendaur ulang atau mengurangi penggunaan plastik yang sulit terurai dan memakan banyak sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui.
4. Ancaman perubahan iklim
Limbah yang tidak dikelola dengan baik dapat berkontribusi pada emisi gas rumah kaca. Misalnya, limbah organik yang membusuk di tempat pembuangan sampah menghasilkan metana yang merupakan gas rumah kaca yang sangat kuat.
5. Keberlanjutan generasi
Mencegah limbah kimia secara tidak langsung adalah bagian dari pendekatan keberlanjutan yang lebih luas.
Penggunaan sumber daya dengan cara yang baik akan menjaga generasi mendatang untuk dapat mengolah dan memenuhi kebutuhan mereka sendiri.
Mengenal Limbah Kimia Hijau
Limbah kimia adalah sisa atau residu dari proses industri, laboratorium, atau kegiatan lainnya yang menggunakan bahan kimia.
Limbah ini dapat berbentuk cair, padat, atau gas, dan seringkali mengandung senyawa yang berpotensi berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan manusia.
Lalu, bagaimana dengan limbah kimia hijau? Apakah limbah kimia hijau sama saja dengan limbah kimia?
Limbah kimia hijau adalah limbah yang dihasilkan dari proses kimia hijau yang dirancang untuk mengurangi atau menggantikan penggunaan dan produksi bahan kimia biasa yang berbahaya.
Agar lebih jelas, berikut perbedaan limbah kimia dan limbah kimia hijau:
Perbedaan utama antara limbah kimia biasa dan limbah kimia hijau terletak pada cara produksi dan dampak lingkungan dari limbah tersebut:
Limbah Kimia Biasa
1. Proses Produksi
- Bahan Baku: Sering menggunakan bahan baku yang tidak terbarukan dan berbahaya.
- Pelarut dan Reagen: Menggunakan pelarut organik dan reagen yang beracun dan sulit terurai.
- Efisiensi Reaksi: Tidak selalu efisien, sering menghasilkan banyak produk samping yang berbahaya.
2. Dampak Lingkungan
- Pencemaran: Menghasilkan limbah yang berpotensi mencemari tanah, air, dan udara.
- Biodegradabilitas: Limbah sering tidak mudah terurai secara alami, sehingga menumpuk di lingkungan.
- Toksisitas: Limbah mengandung zat-zat yang beracun bagi manusia dan ekosistem.
Limbah Kimia Hijau
1. Proses Produksi
- Bahan Baku: Menggunakan bahan baku terbarukan yang lebih ramah lingkungan.
- Pelarut dan Reagen: Kimia hijau lebih memilih pelarut dan juga reagen yang lebih aman dan mudah terurai.
- Efisiensi Reaksi: Dibuat untuk memaksimalkan efisiensi dan mengurangi jumlah produk yang memiliki efek samping berbahaya.
2. Dampak Lingkungan
- Pencemaran: Menghasilkan limbah yang minim dan kurang berbahaya bagi lingkungan.
- Biodegradabilitas: Limbah dibuat mudah terurai secara alami dan tidak menumpuk di lingkungan.
- Toksisitas: Limbah cenderung mengandung zat-zat yang kurang beracun dan lebih aman bagi manusia dan ekosistem.
Apa itu Prinsip Kimia Hijau?
Dalam aplikasi atau penggunaan kimia hijau tidak boleh sembarangan agar tujuan untuk mengurangi limbah yang berbahaya bisa terpenuhi.
Terdapat 12 prinsip kimia hijau yang merupakan panduan yang dikembangkan oleh Paul Anastas dan John Warner di tahun 1998 untuk mengurangi dampak negatif penggunaan bahan kimia pada lingkungan dan makhluk hidup.
Dengan menerapkan prinsip kimia hijau, industri kimia dapat mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan, meningkatkan keselamatan, dan menciptakan produk yang lebih berkelanjutan dan aman untuk manusia.
Apa saja prinsip-prinsip kimia hijau?
1. Pencegahan
Menggunakan prinsip lebih baik mencegah limbah daripada mengelolanya setelah terbentuk atau terjadi.
2. Ekonomi Atom
Desain sintesis kimia yang dimaksudkan untuk memaksimalkan penggunaan semua bahan yang digunakan dalam proses. Mulai dari bahan baku sampai menjadi produk akhir.
3. Sintesis yang Kurang Berbahaya
Metode sintesis wajib dibuat dan dirancang untuk menghasilkan zat yang memiliki sedikit atau tidak ada racun bagi manusia dan lingkungan hidup.
4. Desain Bahan Kimia yang Lebih Aman
Bahan kimia harus dirancang untuk menjalankan fungsi yang diinginkan sambil mengurangi toksisitasnya.
5. Pelarut dan Kondisi Reaksi yang Lebih Aman
Penggunaan pelarut dan agen pemisah harus dihindari jika memungkinkan. Namun apabila digunakan, haruslah bahan yang lebih aman.
6. Efisiensi Energi
Proses kimia harus dilakukan pada suhu dan tekanan lingkungan untuk mengurangi konsumsi energi.
7. Penggunaan Bahan Baku Terbarukan
Mengusahakan bahan baku yang digunakan berasal dari sumber daya yang dapat diperbaharui. Seperti mengganti bahan baku minyak bumi dengan minyak nabati.
8. Mengurangi Derivatisasi
Derivatisasi atau disebut dengan penggunaan kelompok pelindung maupun modifikasi sementara harus diminimalkan atau dihindari. Hal tersebut dikarenakan langkah-langkah tambahan ini membutuhkan bahan kimia tambahan dan menghasilkan limbah.
9. Katalis
Menggunakan katalis atau zat yang mempercepat reaksi tanpa dikonsumsi dalam proses lebih disukai daripada reagen stoikiometrik yang digunakan dalam jumlah besar dan menghasilkan lebih banyak limbah.
10. Desain untuk Degradasi
Produk kimia harus dirancang sedemikian rupa sehingga mereka dapat terurai menjadi zat yang tidak berbahaya setelah berakhirnya masa pakainya dan tidak menumpuk di lingkungan.
11. Analisis Real-Time untuk Pencegahan Polus
Metode analitis harus dikembangkan untuk memonitor dan mengendalikan proses secara berkala untuk dapat mencegah pembentukan bahan berbahaya.
12. Kimia yang Lebih Aman untuk Pencegahan Kecelakaan
Zat yang digunakan dalam proses kimia harus dipilih untuk meminimalkan potensi kecelakaan akibat bahan kimia, seperti pelepasan bahan kimia, ledakan, maupun kebakaran.
Mencegah Limbah Kimia Hijau
Meskipun kimia hijau dirasa lebih aman dibandingkan dengan bahan kimia biasa, penggunaan kimia hijau juga tetap menghasilkan limbah.
Oleh karena itu, mencegah limbah kimia hijau dapat dilakukan dengan menerapkan prinsip kimia hijau. Nah, seperti yang sudah Mamikos bahas di atas, terdapat 12 prinsip kimia hijau yang dapat diaplikasikan.
Seperti apa contoh penerapan prinsip tersebut dalam mencegah limbah kimia hijau? Yuk, Mamikos bahas satu per satu.
Berikut Mamikos jelaskan beberapa contoh penerapan prinsip kimia hijau dalam mencegah limbah kimia hijau.
1. Prinsip Pencegahan Limbah
Mencegah limbah kimia hijau dapat menggunakan reaktor aliran berkelanjutan dari pada reaktor batch untuk sintesis bahan kimia.
Keuntungannya adalah reaktor aliran berkelanjutan dapat meminimalkan pembentukan produk samping yang tidak diinginkan dan mengurangi limbah.
2. Prinsip Ekonomi Atom
Lebih memilih untuk menggunakan reaksi “click chemistry” seperti reaksi azida-silin untuk sintesis senyawa yang mengintegrasikan semua atom reaktan dalam produk akhir secara efisien demi mengurangi limbah.
3. Prinsip Sintesis yang Kurang Berbahaya
Mengembangkan metode sintesis tanpa menggunakan bahan kimia berbahaya seperti asam kuat atau logam berat untuk mencegah limbah kimia hijau. Misalnya dengan menggunakan enzim sebagai katalis dalam sintesis obat-obatan.
4. Prinsip Desain Bahan Kimia yang Lebih Aman
Membuat pestisida yang memiliki toksisitas hanya terhadap hama sasaran dan tidak berbahaya bagi manusia, hewan peliharaan, dan organisme lainnya.
5. Prinsip Pelarut dan Kondisi Reaksi yang Lebih Aman
Penggunaan bahan pelarut ramah lingkungan seperti air maupun etanol untuk menggantikan klorofom.
6. Prinsip Efisiensi Energi
Mengimplementasikan proses kimia menggunakan microwave untuk pemanasan yang lebih menghemat energi dibandingkan dengan pemanasan konvensional melalui pemanasan resistif.
7. Prinsip Penggunaan Bahan Baku Terbarukan
Cara mencegah limbah kimia hijau selanjutnya bisa juga dengan mengganti bahan plastik konvensional ke nabati seperti pati atau jagung untuk menghasilkan bioplastik yang lebih mudah terurai.
8. Prinsip Mengurangi Derivatisasi
Mengembangkan metode sintesis langsung tanpa memerlukan langkah-langkah proteksi dan deproteksi kelompok fungsi, mengurangi jumlah bahan kimia yang digunakan dan limbah yang dihasilkan.
9. Prinsip Katalis
Mulai menggunakan katalis heterogen yang dapat didaur ulang seperti zeolit atau nanopartikel logam dalam reaksi kimia. Zat tersebut dapat mengurangi jumlah katalis yang dibutuhkan dan mengurangi limbah.
10. Prinsip Desain untuk Degradasi
Mencegah limbah kimia hijau dengan mengembangkan polimer biodegradable untuk kemasan produk yang dapat terurai secara alami di lingkungan tanpa meninggalkan residu berbahaya.
11. Prinsip Analisis Real-Time untuk Pencegahan Polusi
Bisa dilakukan melalui pemasangan sensor online di pabrik kimia untuk memonitor parameter proses secara real-time, sehingga deteksi dini anomali dapat mencegah pembentukan limbah berbahaya.
12. Proses Kimia yang Lebih Aman untuk Pencegahan Kecelakaan
Pemilihan bahan kimia yang tidak mudah meledak atau terbakar. Selai itu juga dapat dilakukan dengan memilih kondisi reaksi yang lebih aman untuk mengurangi risiko kecelakaan kimia di pabrik.
Penutup
Mencegah atau menanggulangi limbah bukan hanya menjadi tanggung jawab dari industri besar saja, lho. Masyarakat juga diimbau untuk tetap meminimalisir adanya limbah dari hasil produk yang digunakan.
Caranya mulai dengan melakukan pengolahan 3R dari diri sendiri, yaitu reduce (mengurangi), reuse (menggunakan ulang), dan recycle (mendaur ulang) yang merupakan konsep penting manajemen limbah lingkungan.
Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu: