Contoh Perilaku Playing Victim beserta Ciri-ciri dan Cara Menghadapinya yang Tepat
Contoh Perilaku Playing Victim beserta Ciri-ciri dan Cara Menghadapinya yang Tepat — Playing victim belakangan menjadi istilah populer di kalangan pengguna media sosial.
Apa sih yang dimaksud dengan perilaku playing victim itu dan bagaimana cara menghadapinya?
Selain akan membahas hal-hal tersebut, Mamikos juga akan memberikan beberapa contoh perilaku playing victim yang kerap terjadi di kehidupan sehari-hari. Simak, ya!📖😊
Pengertian Playing Victim
Daftar Isi
Daftar Isi
Sebelum mengetahui apa saja contoh perilaku playing victim, ada baiknya kita pelajari dulu yuk apa yang dimaksud dengan perilaku playing victim itu.
Playing dapat diartikan dengan bermain, sedangkan victim bila diterjemahkan ke bahasa Indonesia artinya adalah korban.
Menurut Stephan F. Mayer dalam jurnal berjudul Playing Victim A Psychological Perspective menyebutkan playing victim sebagai ‘bermain korban’.
Bermain korban yang dimaksud yaitu keadaan di mana seseorang bersikap seolah-olah dia adalah korban dengan cara mengeluarkan argumentasi untuk mendapatkan justifikasi dari orang lain.
Secara lebih sederhana, playing victim ialah berperilaku seolah sebagai korban dengan cara menuduhkan kesalahannya pada orang lain yang tidak bersalah sehingga mereka bisa dianggap korban, mendapat simpati dan berhasil memanipulasi orang lain.
Secara tidak sadar, orang-orang yang berada di sekitar pelaku playing victim akan didorong untuk masuk dalam permainan mereka dan membantu pelaku untuk membenarkan bahwa dirinya adalah seorang korban.
Namun, apabila pada akhirnya bantuan yang mereka dapatkan dari orang lain itu tidak memuaskan maka dia akan mendramatisir keadaan dan menganggap bahwa semua orang tidak menyukainya.
Dalam keadaan yang lebih ekstrem, apabila perhatian dan kepercayaan orang lain padanya mulai menipis.
Pelaku playing victim tidak segan untuk menyakiti dirinya sendiri untuk mencari atensi dan membuat orang-orang merasa bersalah sehingga perhatian orang-orang akan kembali menyorotinya.
Ciri-ciri Playing Victim
Kenali dulu yuk ciri-ciri playing victim sebelum kamu melihat contoh perilaku playing victim yang sudah Mamikos himpun!
1. Menyalahkan Orang Lain
Menyalahkan pihak lain atas perbuatan yang diperbuatnya merupakan ciri utama dari perilaku playing victim.
Orang yang playing victim akan merasa senang dan lega apabila orang lain merasa bersalah atas kesalahan yang sebenarnya tidak diperbuat oleh orang itu.
Orang yang sudah terbiasa melakukan playing victim juga tidak segan untuk melakukan gaslighting agar meraih tujuannya.😵
2. Tidak Bertanggung Jawab
Orang yang melakukan playing victim sering menghindari tanggung jawab dan tidak ingin tertimpa risiko atas kesalahan yang diperbuatnya.
Orang tersebut akan terus berkelit dan mencari-cari alasan untuk membuat dirinya tidak terlibat.
Selain melimpahkan tanggung jawab dan konsekuensi perbuatannya kepada orang lain, pelaku playing victim justru berlaku seolah dia adalah ‘korban’ supaya orang lain percaya dan simpati padanya.
3. Merasa Dirinya Tidak Berdaya
Banyak pelaku playing victim berpura-pura dirinya lemah dan tidak berdaya untuk menyelesaikan masalah yang seharusnya menjadi tanggung jawabnya.
Namun, sebenarnya mereka tidak benar-benar lemah, mereka memang tidak mau melakukan apapun untuk memperbaiki kesalahan yang sudah dia lakukan.
Keuntungan yang mereka dapatkan dengan berpura-pura lemah dan menghindari tanggung jawab ini akhirnya membuat mereka nyaman karena mereka lebih mendapatkan keuntungan daripada kerugian.
4. Kerap Membicarakan Hal Negatif tentang Dirinya
Orang yang playing victim sering membicarakan hal negatif atau kemalangan yang menimpanya pada orang lain untuk mendapat simpati.
Contohnya “Aku selalu ditinggal teman-temanku” atau “aku sering diselingkuhi mantan-mantanku”, dan sebagainya.
Hal ini memang sukses membuat mereka mendapatkan simpati, tapi secara tidak langsung mereka sudah memanipulasi dirinya sendiri sehingga label-label negatif itu secara perlahan menghantui pikiran mereka.
Mereka jadi memiliki ketakutan-ketakutan untuk melangkah hingga menyulitkan diri sendiri karena cap negatif yang kadung melekat di kepalanya sendiri.
5. Memiliki Kepercayaan Diri yang Rendah
Orang yang menerapkan perilaku playing victim biasanya memiliki kepercayaan diri yang rendah karena memandang diri mereka tidak mampu, tidak kompeten dan orang lain lebih kompeten dari dirinya.
Hal ini disebabkan karena adanya pengalaman masa lalu di mana dia menemui kegagalan dalam mengusahakan apa yang dia mau, kemudian mengubah perspektifnya sebagai seorang korban dari situasi yang tidak menguntungkan.
Orang yang kerap playing victim pada akhirnya tidak akan suka jika melihat orang lain memiliki pencapaian yang lebih baik daripadanya.
6. Terlalu Bergantung pada Orang Lain
Orang yang menunjukkan perilaku playing victim biasanya tidak mandiri dan bergantung pada orang lain sehingga masalah yang terjadi akan membuatnya kesulitan mengatasinya sendiri.
Apabila tidak ada orang lain yang bersedia membantunya, dia justru akan menganggap orang lain tidak menyukainya dan menganggap dirinya sebagai korban dari keegoisan orang lain.
Padahal, tidak semua masalah bisa diselesaikan oleh bantuan orang lain. Ada tanggung jawaban tertentu yang harusnya diselesaikan secara mandiri oleh orang tersebut.
7. Haus Validasi
Ciri perilaku playing victim lainnya adalah haus validasi. Seseorang yang playing victim biasanya menginginkan perhatian dan pengakuan lebih.
Hal tersebut biasanya mereka lakukan dengan cara menjual kisah sedih atau pengalaman tidak menyenangkan yang mereka alami untuk menarik simpati orang lain.
Penyebab Seseorang Menjadi Playing Victim
Sebelum menengok apa saja contoh perilaku playing victim, cari tahu dulu yuk apa penyebab seseorang memiliki perilaku playing victim.
Menurut laman Halodoc, ada 4 sebab yang mendasari seseorang berperilaku playing victim, di antaranya yaitu:
1. Trauma Masa Lalu
Trauma di masa lalu bisa memicu seseorang mengembangkan karakteristik playing victim karena perilaku ini dipandang metode terbaik untuk mengatasi trauma di masa lalunya.
2. Pengkhianatan
Pengkhianatan yang kerap terjadi membuat seseorang merasa menjadi korban dan kesulitan dalam mempercayai orang lain.
3. Manipulasi
Untuk memanipulasi orang lain untuk bertindak seperti apa yang mereka inginkan, playing victim yang diterapkan bisa lebih efektif.
Apalagi jika seseorang yang ingin dimanipulasi memiliki hati yang baik dan tidak nyaman melihat orang lain dalam kesulitan
4. Kodependensi
Kondisi ini merupakan keadaan di mana seseorang menjadi memiliki ketergantungan tidak sehat kepada orang lain.
Pengidap lebih fokus untuk memenuhi segala kebutuhan dan keperluan orang lain daripada dirinya sendiri.
Contoh Perilaku Playing Victim
Berikut beberapa contoh perilaku playing victim yang kerap terjadi pada kehidupan sehari-hari:
- Mengeluh tentang ketidakadilan dalam hidupnya tapi enggan berusaha memperbaiki keadaan.
- Menyalahkan orang tua atas ketidakberuntungan yang terjadi dalam hidupnya
- Menggunakan alasan kesehatan sebagai alasan untuk tidak bertanggungjawab.
- Anti kritik dan merasa dendam jika diberi saran untuk perbaikan
- Sering merasa sebagai korban fitnah atau gosip di lingkungan sekitar.
- Mendramatisir kesulitan yang didapatkannya dengan tujuan mendapatkan simpati atau bantuan tertentu.
- Takut mencoba hal baru karena terbayang-bayangi kegagalan sembari menyalahkan keadaan.
- Sering membandingkan nasib buruk yang menimpanya dengan nasib baik yang orang lain miliki.
- Menyalahkan pasangan secara sepihak tanpa mau mengoreksi kesalahan yang ada pada diri sendiri.
- Menolak disalahkan apabila sudah melakukan perbuatan yang salah dan justru melempar kesalahan pada orang lain.
Cara Menghadapi Orang dengan Perilaku Playing Victim
Nah, kamu sudah mengetahui tentang contoh perilaku playing victim dalam kehidupan sehari-hari, maka sekarang saatnya kamu belajar bagaimana menghadapi orang dengan perilaku playing victim. Simak cara berikut, ya!
- Jangan terlalu cepat menanggapi dan memberikan validasi sebagai ‘korban’ pada orang lain yang sedang bercerita jika dirinya merupakan korban.
- Tetaplah objektif dalam menilai cerita yang orang lain paparkan. Jangan sampai kamu terjebak dalam sudut pandang di pencerita. Jika perlu, cari tahu juga sudut pandang dari pihak lain untuk menambah objektivitas informasi.
- Tunjukkan empati seperlunya saja.
- Biarkan orang yang bercerita padamu menumpahkan semua ceritanya hingga selesai.
- Alihkan pembicaraan jika obrolan kamu dan pelaku playing victim sudah mengarah pada topik negatif. Jaga obrolan kalian tetap positif agar energimu tidak terkuras.
- Jangan mudah meminta maaf, terutama jika kamu merasa kamu tidak bersalah atas terjadinya suatu kejadian.🙏❌
- Jangan menyerang langsung orang yang kamu duga sendang ‘playing victim’. Tetaplah bersikap tenang.
- Apabila dirasa seseorang yang kamu duga kerap playing victim sudah mengganggu hidupmu secara berlebiham, maka ajak dia berbicara dengan ahli seperti psikolog atau psikiater.
- Buat batasan yang sehat supaya kamu tidak terlibat terlalu jauh dan akhirnya menjadi korban manipulasi dari seseorang yang playing victim.
- Jaga jarak aman. Apabila kamu merasa kehadiran orang yang playing victim dalam hidupmu itu sudah mengganggu dan kamu tidak sanggup lagi menghadapinya, maka belajar untuk bilang ‘tidak’.
Penutup
Demikian contoh perilaku playing victim beserta ciri-ciri dan cara menghadapinya. Semoga kita bukan termasuk orang yang memiliki perilaku ini ya dalam sebuah hubungan.
Namun, jangan khawatir jika kamu atau orang terdekatmu memiliki perilaku playing victim, kamu bisa deep talk untuk mencari jalan tengah atau meminta bantuan ahli seperti psikolog.🧑⚕️
Berikut informasi tambahan terkait playing victim yang sudah Mamikos himpun dalam sebuah FAQ!
FAQ
Ciri-ciri orang yang playing victim antara lain:
a. Selalu mengasihani diri sendiri
b. Suka membandingkan hidupnya dengan kehidupan orang lain
c. Sulit bersyukur dan cenderung tidak bahagia dengan hidupnya
d. Tidak bersedia menanggung akibat dari kesalahan yang dia perbuat.
Perilaku playing victim bisa disebabkan oleh victim mentality atau seseorang merasa sedang terdesak dengan tekanan yang besar.
Oleh sebab itu, pola pikir ‘seolah korban’ akan muncul guna membantu membentengi diri mereka dari konsekuensi kesalah yang sudah mereka lakukan.
Secara singkat, playing victim merupakan perilaku di mana seseorang menempatkan dirinya sebagai korban untuk menghindari tanggung jawab, mencari simpati atau mendapatkan perhatian.
Sedangkan manipulatif merupakan suatu strategi yang diterapkan oleh seseorang guna mengontrol atau mempengaruhi orang lain demi kepentingan pribadinya.
Salah satu cara yang bisa digunakan untuk memanipulasi orang lain adalah dengan bermain korban (playing victim).
Playing victim bukan termasuk gangguan mental, tapi perilaku ini bisa jadi merupakan tanda-tanda adanya gangguan mental seperti borderline personality disorder (BPD), narsistik maupun PTSD.
Menurut surah An-Nisa ayat 112 orang yang suka playing victim dalam arti surat tersebut yaitu mengerjakan kesalahan kemudian dituduhkan kepada orang lain, maka dianggap sudah berbuat suatu kebohongan dan akan mendapatkan dosa.
Referensi:
Stephan F. Myler, Playing Victim A Psychological Perspective, Psychology and Behavioral Science International Journal, Vol.3, (2017), h.1 [daring]. Tautan: https://juniperpublishers.com/pbsij/pdf/PBSIJ.MS.ID.555601.pdf
Playing Victim, Kenali, Arti, Ciri-ciri, dan Cara Menghadapinya [daring]. Tautan: https://www.alodokter.com/playing-victim-kenali-arti-ciri-ciri-dan-cara-menghadapinya
Mengenal Playing Victim: Pengertian, Ciri, dan Penyebabnya [daring]. Tautan: https://www.halodoc.com/artikel/mengenal-playing-victim-pengertian-ciri-dan-penyebabnya?srsltid=AfmBOoopIq3gwrvXcEtExTuufYzlOJt570WmgdmmwTFb77Ejynxvv7nE
Klik dan dapatkan info kost di dekatmu: