Materi Kimia Kelas 10 SMA Kurikulum Merdeka Semester 1 dan 2 dan Penjelasannya

Terdapat berbagai materi kimia kelas 10 SMA Kurikulum Merdeka yang akan kamu pelajar di sekolah. Mulai dari hakikat ilmu kimia, struktur atom, hingga hukum dasar kimia dan masih banyak lagi.

Setiap babnya disusun secara bertahap supaya kamu bisa memahami konsep dari yang paling dasar sampai ke penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, bagaimana zat bisa berubah bentuk, kenapa reaksi kimia bisa menghasilkan energi, atau bagaimana unsur-unsur tersusun dalam tabel periodik. 🧪📚

Nah, untuk membantumu mengulang apa yang sudah diajarkan oleh guru, Mamikos telah menyiapkan rangkuman materi Kimia kelas 10 SMA Kurikulum Merdeka lengkap yang bisa kamu pelajari di rumah. 😉

Ringkasan Materi Kimia Kelas 10 SMA Kurikulum Merdeka Lengkap

Canva/MAKSYM YEMELYANOV

Berikut terdapat total 5 bab materi Kimia kelas 10 berikut yang lebih mudah untuk dipahami. Jadi, pastikan sekarang kamu sudah berada di tempat yang nyaman dalam kondisi siap belajar, ya.

Bab 1. Hakikat Ilmu Kimia dan Metode Ilmiah

Di bawah ini adalah penjelasan lengkap tentang materi hakikat ilmu Kimia dan metode ilmiah.

1.1 Hakikat dan Peran Ilmu Kimia

Kimia merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang berperan penting dalam memahami segala hal yang ada di sekitar kita. Mulai dari makanan yang kita konsumsi, udara yang kita hirup, hingga bahan-bahan yang digunakan dalam teknologi modern  semuanya berkaitan dengan ilmu kimia.

Pengertian Ilmu Kimia

Ilmu kimia adalah ilmu yang mempelajari tentang materi, sifat-sifatnya, perubahan yang dialaminya, serta energi yang menyertai perubahan tersebut. Dengan mempelajari kimia, kita dapat memahami bagaimana zat terbentuk, bereaksi, dan berubah menjadi zat baru.

Peran Ilmu Kimia

Kimia memiliki peran besar dalam berbagai aspek kehidupan. Dalam bidang kesehatan, kimia berperan dalam pembuatan obat dan analisis senyawa tubuh. Di bidang pertanian, kimia membantu menciptakan pupuk dan pestisida yang lebih ramah lingkungan. Sedangkan di industri, kimia menjadi dasar dalam pembuatan bahan bakar, kosmetik, hingga bahan sintetis.

Cabang Ilmu Kimia

Untuk mempelajari zat secara lebih mendalam, kimia terbagi ke dalam beberapa cabang utama:

  • Kimia Fisik, mempelajari energi dan perubahan fisis zat.
  • Kimia Anorganik, berfokus pada senyawa non-karbon seperti logam dan mineral.
  • Kimia Organik, mempelajari senyawa karbon dan turunannya.
  • Kimia Analitik, meneliti komposisi serta kandungan suatu zat.
  • Biokimia, mengkaji reaksi kimia yang terjadi di dalam makhluk hidup.

Perkembangan Ilmu Kimia

Ilmu kimia terus berkembang seiring kemajuan teknologi. Awalnya, kimia hanya dikenal melalui proses sederhana seperti pembuatan sabun atau fermentasi. Kini, kimia berkembang menjadi ilmu modern yang mendukung penemuan bahan baru, energi terbarukan, dan teknologi ramah lingkungan.

1.2 Metode Ilmiah

Metode ilmiah adalah cara sistematis yang digunakan ilmuwan untuk memecahkan masalah dan menemukan pengetahuan baru. Langkah-langkah utama dalam metode ilmiah meliputi:

  1. Mengamati (Observasi) – Mengamati fenomena atau kejadian tertentu.
  2. Merumuskan Masalah – Menyusun pertanyaan berdasarkan hasil pengamatan.
  3. Membuat Hipotesis – Menyusun dugaan sementara yang dapat diuji.
  4. Melakukan Eksperimen – Menguji hipotesis melalui percobaan yang terencana.
  5. Menganalisis Data – Menafsirkan hasil percobaan untuk melihat apakah hipotesis terbukti.
  6. Menyimpulkan dan Mengomunikasikan Hasil – Menyampaikan temuan dalam bentuk laporan atau publikasi ilmiah.

Hasil Metode Ilmiah

Hasil dari penerapan metode ilmiah bisa berupa teori, hukum, atau prinsip ilmiah.

  • Teori menjelaskan mengapa suatu fenomena terjadi berdasarkan banyak hasil penelitian.
  • Hukum menjelaskan apa yang terjadi secara konsisten di alam.
  • Prinsip menjadi dasar untuk memahami dan mengembangkan pengetahuan lebih lanjut.

1.3 Keselamatan dalam Laboratorium

Simbol Bahan Kimia

Simbol bahan kimia digunakan untuk memberikan peringatan terhadap bahaya suatu zat. Beberapa simbol umum meliputi:

  • ☠️ Beracun (Toxic): Dapat menyebabkan keracunan atau kematian.
  • 🔥 Mudah Terbakar (Flammable): Mudah terbakar saat terkena panas atau api.
  • ☢️ Radioaktif: Mengandung zat yang memancarkan radiasi berbahaya.
  • ⚠️ Iritan/Korosif: Dapat menyebabkan iritasi atau merusak jaringan kulit.
  • 💀 Berbahaya bagi Lingkungan: Dapat mencemari air, tanah, dan makhluk hidup.

Alat-alat dalam Laboratorium

Beberapa alat yang sering digunakan di laboratorium kimia antara lain:

  • Gelas ukur dan labu ukur untuk mengukur volume cairan.
  • Tabung reaksi untuk menampung dan memanaskan larutan.
  • Pipet tetes untuk mengambil cairan dalam jumlah kecil.
  • Pembakar spiritus atau Bunsen untuk pemanasan bahan kimia.
  • Kaki tiga dan kasa kawat sebagai penyangga alat saat pemanasan.

Persiapan dan Teknik Bekerja di Laboratorium

Sebelum melakukan praktikum, siswa harus memastikan alat dalam kondisi bersih, mengenakan jas laboratorium, sarung tangan, dan kacamata pelindung. Baca petunjuk percobaan dengan teliti, hindari makan dan minum di laboratorium, serta buang limbah sesuai prosedur yang benar.

Sikap Seorang Ilmuwan

Seorang ilmuwan harus memiliki sikap teliti, jujur, sabar, dan bertanggung jawab. Selain itu, ilmuwan juga harus berpikir kritis, terbuka terhadap pendapat baru, dan selalu menjaga keselamatan diri serta lingkungan dalam setiap kegiatan ilmiah.

Bab 2. Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur

Materi Kimia kelas 10 SMA Kurikulum Merdeka selanjutnya akan membahas tentang atom dan unsur. Perhatikan penjelasan berikut ini.

2.1 Perkembangan Model Atom

Pemahaman manusia tentang atom tidak langsung terbentuk seperti sekarang. Dari waktu ke waktu, banyak ilmuwan berusaha menjelaskan bagaimana bentuk dan susunan atom sebenarnya. Setiap teori baru muncul untuk menyempurnakan teori sebelumnya.

Teori Atom John Dalton

John Dalton menjadi orang pertama yang memperkenalkan teori atom modern pada awal abad ke-19. Ia menyebut bahwa semua materi tersusun atas partikel kecil yang disebut atom.

Atom dari unsur yang sama memiliki sifat dan massa yang sama, sementara atom dari unsur berbeda memiliki sifat dan massa yang berbeda. Meski sederhana, teori Dalton menjadi fondasi awal bagi penelitian atom selanjutnya.

Teori Atom J.J. Thomson

Penemuan elektron oleh J.J. Thomson membuat pandangan tentang atom berubah. Ia menggambarkan atom sebagai bola bermuatan positif dengan elektron tersebar di dalamnya, mirip seperti “roti kismis”. Model ini menunjukkan bahwa atom bersifat netral karena muatan positif dan negatif saling menyeimbangkan.

Teori Atom Rutherford

Melalui percobaan hamburan sinar alfa, Ernest Rutherford menemukan bahwa atom memiliki inti kecil bermuatan positif di pusatnya. Elektron dianggap bergerak mengelilingi inti, sementara sebagian besar ruang di dalam atom ternyata kosong. Model ini memperkenalkan konsep inti atom untuk pertama kalinya.

Teori Atom Niels Bohr

Kemudian, Niels Bohr menyempurnakan teori Rutherford dengan menjelaskan bahwa elektron bergerak pada lintasan tertentu yang disebut kulit elektron. Elektron hanya bisa berpindah kulit dengan menyerap atau melepaskan energi. Model Bohr berhasil menjelaskan perilaku elektron pada atom hidrogen.

Teori Atom Mekanika Kuantum

Model atom modern dikembangkan oleh Schrödinger dan Heisenberg. Mereka menjelaskan bahwa elektron tidak bergerak pada lintasan tetap, melainkan berada di wilayah kemungkinan tertentu yang disebut orbital.

Model inilah yang digunakan hingga sekarang karena paling akurat menggambarkan perilaku elektron.

2.2 Partikel Penyusun Atom

Setelah para ilmuwan menemukan bahwa atom bukan partikel padat seperti yang dulu dibayangkan, penelitian berikutnya mengungkap bahwa atom sebenarnya tersusun dari tiga partikel utama, yaitu elektron, proton, dan neutron. Ketiganya memiliki peran penting yang menentukan sifat-sifat atom.

Elektron

Elektron adalah partikel bermuatan negatif yang pertama kali ditemukan oleh J.J. Thomson. Elektron bergerak mengelilingi inti atom dengan kecepatan sangat tinggi.

Walaupun massanya sangat kecil dibandingkan proton dan neutron, elektron berperan penting dalam reaksi kimia karena menentukan bagaimana atom berikatan dengan atom lain.

Proton

Partikel kedua adalah proton, yang memiliki muatan positif. Proton ditemukan melalui penelitian oleh Rutherford. Proton berada di dalam inti atom dan jumlahnya menentukan nomor atom (Z) dari suatu unsur.

Dengan kata lain, jumlah proton inilah yang membedakan satu unsur dengan unsur lainnya. Misalnya, semua atom hidrogen memiliki satu proton, sedangkan atom oksigen memiliki delapan proton.

Neutron

Selain proton, di dalam inti atom juga terdapat neutron, yaitu partikel yang tidak memiliki muatan listrik alias netral. Neutron ditemukan oleh James Chadwick.

Perannya adalah menstabilkan inti atom agar proton-proton yang bermuatan positif tidak saling tolak-menolak. Jumlah proton dan neutron bersama-sama disebut nomor massa (A).

2.3 Menentukan Jumlah Proton, Elektron, dan Neutron

Setiap atom punya jumlah partikel penyusun yang berbeda. Untuk mengenalinya, kamu perlu tahu tiga hal utama: nomor atom (Z), nomor massa (A), dan muatan ion (kalau ada). Dari ketiganya, jumlah proton, elektron, dan neutron bisa ditentukan dengan mudah.

Rumusnya adalah A = Z + n

Keterangan:

  • A = nomor massa (jumlah proton + neutron)
  • Z = nomor atom (jumlah proton)
  • n = jumlah neutron

Pada atom netral, jumlah proton selalu sama dengan jumlah elektron.
Contoh: karbon memiliki Z = 6 dan A = 12. Maka, proton = 6, elektron = 6, dan neutron = 12 – 6 = 6.

Nuklida

Istilah nuklida digunakan untuk menyebut jenis atom tertentu berdasarkan jumlah proton dan neutron di dalam intinya. Misalnya, karbon-12 dan karbon-14 adalah dua nuklida berbeda karena memiliki jumlah neutron yang tidak sama, meskipun sama-sama unsur karbon.

Notasi Ion

Jika atom kehilangan atau menerima elektron, maka terbentuklah ion.

  • Atom yang kehilangan elektron menjadi ion positif (kation).
  • Atom yang menerima elektron menjadi ion negatif (anion).

Contohnya, natrium (Na) dengan 11 elektron dapat melepaskan 1 elektron menjadi Na⁺, sedangkan klorin (Cl) bisa menerima 1 elektron menjadi Cl⁻.

Isotop, Isobar, Isoton, dan Isoelektron

Beberapa atom bisa memiliki hubungan khusus satu sama lain, seperti:

  • Isotop → unsur yang memiliki jumlah proton sama, tapi neutron berbeda (misal: ¹²C dan ¹⁴C).
  • Isobar → atom dengan nomor massa sama, tapi nomor atom berbeda (misal: ⁴⁰Ar dan ⁴⁰Ca).
  • Isoton → atom dengan jumlah neutron sama, tapi nomor atom berbeda.
  • Isoelektron → atom atau ion dengan jumlah elektron sama (misal: Na⁺ dan Ne).

2.4 Konfigurasi Elektron, Bilangan Kuantum, dan Kedudukan Unsur dalam Sistem Periodik

Konfigurasi Elektron

Elektron dalam atom menempati kulit atau tingkat energi tertentu yang mengelilingi inti. Setiap kulit memiliki kapasitas maksimum elektron yang bisa dihitung dengan rumus 2n², di mana n adalah nomor kulit.

Contohnya, atom natrium (Z = 11) memiliki konfigurasi elektron 2, 8, 1, artinya dua elektron di kulit pertama, delapan di kulit kedua, dan satu di kulit ketiga.

Elektron terluar disebut elektron valensi, dan inilah yang menentukan sifat kimia serta cara atom berikatan dengan atom lain.

Bilangan Kuantum

Untuk menggambarkan posisi elektron lebih detail, para ilmuwan menggunakan bilangan kuantum.
Ada empat jenis bilangan kuantum:

  1. Bilangan kuantum utama (n) → menunjukkan tingkat energi atau kulit elektron.
  2. Bilangan kuantum azimut (l) → menunjukkan bentuk orbital.
  3. Bilangan kuantum magnetik (m) → menunjukkan orientasi orbital dalam ruang.
  4. Bilangan kuantum spin (s) → menunjukkan arah putaran elektron.

Keempat bilangan ini membantu kita memahami di mana elektron berada dan bagaimana mereka berinteraksi dalam atom.

Sistem Periodik Unsur dan Kedudukan Unsur

Sistem periodik unsur (SPU) disusun berdasarkan kenaikan nomor atom dan kemiripan sifat kimia unsur. Letak suatu unsur di tabel periodik ditentukan oleh konfigurasi elektronnya:

  • Nomor periode menunjukkan jumlah kulit elektron.
  • Nomor golongan menunjukkan jumlah elektron valensi.

Contohnya, natrium (Na) berada di periode 3 golongan IA karena memiliki tiga kulit dan satu elektron valensi. Pola ini membantu memprediksi sifat unsur serta hubungannya dengan unsur lain dalam satu golongan atau periode.

2.5 Sifat Keperiodikan Unsur

Setiap unsur dalam tabel periodik punya sifat-sifat tertentu yang berubah secara teratur atau periodik sesuai letaknya. Pola perubahan ini disebut sifat keperiodikan unsur. Ada beberapa sifat utama yang sering dibahas, yaitu jari-jari atom, energi ionisasi, afinitas elektron, dan keelektronegatifan.

Jari-jari Atom

Jari-jari atom adalah jarak dari inti atom ke elektron terluar. Dalam satu periode, jari-jari atom mengecil dari kiri ke kanan karena jumlah proton meningkat sehingga gaya tarik inti terhadap elektron makin kuat.

Sebaliknya, dalam satu golongan, jari-jari atom membesar dari atas ke bawah karena jumlah kulit elektron bertambah.

Energi Ionisasi

Energi ionisasi adalah energi yang dibutuhkan untuk melepaskan satu elektron dari atom netral dalam keadaan gas. Nilainya meningkat dari kiri ke kanan dalam satu periode karena tarikan inti makin kuat, sedangkan menurun dari atas ke bawah karena elektron semakin jauh dari inti. Unsur dengan energi ionisasi tinggi cenderung sulit melepaskan elektron.

Afinitas Elektron

Afinitas elektron menggambarkan energi yang dilepaskan ketika atom menerima satu elektron. Nilainya semakin besar dari kiri ke kanan, artinya unsur di sisi kanan tabel (seperti halogen) lebih mudah menerima elektron. Namun, afinitas elektron menurun dari atas ke bawah karena jarak elektron baru ke inti makin jauh.

Keelektronegatifan

Keelektronegatifan adalah kemampuan atom untuk menarik elektron dalam suatu ikatan kimia. Unsur dengan keelektronegatifan tinggi cenderung “rakus” elektron, seperti fluor (F) dan oksigen (O). Nilainya meningkat dari kiri ke kanan dan menurun dari atas ke bawah dalam tabel periodik.

Bab 3. Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit

Dalam materi Kimia kelas 10 SMA Kurikulum Merdeka bab ini, kamu akan mempelajari tentang larutan elektroli dan elektrolit, serta perbedaannya.

3.1 Larutan Elektrolit

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering berinteraksi dengan berbagai larutan, baik yang kita sadari maupun tidak. Sebagian larutan ternyata mampu menghantarkan arus listrik, dan inilah yang disebut larutan elektrolit. Sifat ini sangat penting, terutama dalam bidang kimia, biologi, hingga industri.

Pengertian Larutan Elektrolit

Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik karena mengandung ion-ion yang bergerak bebas. Ion tersebut terbentuk saat zat terlarut terurai dalam pelarut (biasanya air).

Contoh sederhana larutan elektrolit adalah air garam (NaCl), yang ketika dilarutkan akan menghasilkan ion Na⁺ dan Cl⁻ sehingga arus listrik bisa mengalir.

Jenis-jenis Larutan Elektrolit

Berdasarkan kekuatannya dalam menghantarkan listrik, larutan elektrolit dibagi menjadi dua jenis:

  • Elektrolit kuat, yaitu larutan yang hampir seluruh zat terlarutnya terionisasi sempurna. Contohnya: HCl, NaOH, dan NaCl.
  • Elektrolit lemah, yaitu larutan yang hanya sebagian kecil zatnya terionisasi. Contohnya: CH₃COOH (asam asetat) dan NH₃ (amonia).

Larutan Elektrolit dalam Kehidupan Sehari-hari

Sifat elektrolit ternyata banyak dimanfaatkan dalam berbagai aktivitas sehari-hari. Misalnya, baterai dan aki menggunakan prinsip larutan elektrolit untuk menghasilkan energi listrik.

Dalam tubuh manusia pun, cairan elektrolit seperti natrium (Na⁺), kalium (K⁺), dan kalsium (Ca²⁺) berperan penting menjaga keseimbangan cairan serta fungsi saraf dan otot.

3.2 Larutan Non Elektrolit

Tidak semua larutan bisa menghantarkan arus listrik. Beberapa larutan justru tidak menghasilkan ion saat dilarutkan dalam air. Larutan seperti ini disebut larutan non elektrolit. Meskipun tidak bisa menghantarkan listrik, jenis larutan ini tetap punya peran penting dalam kehidupan sehari-hari.

Pengertian Larutan Non Elektrolit

Larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak menghantarkan arus listrik karena zat terlarutnya tidak terionisasi di dalam air. Saat dilarutkan, partikel zat non elektrolit tetap berupa molekul netral, bukan ion.

Contohnya, larutan gula (C₆H₁₂O₆) dan alkohol (C₂H₅OH) — keduanya larut dalam air, tapi tidak menghasilkan ion.

Ciri-ciri Larutan Non Elektrolit

Beberapa ciri umum larutan non elektrolit antara lain:

  • Tidak menyalakan lampu pada alat uji elektrolit.
  • Tidak menimbulkan gelembung gas karena tidak ada ion yang bergerak.
  • Umumnya tersusun dari senyawa kovalen (non logam dengan non logam).

Larutan Non Elektrolit dalam Kehidupan Sehari-hari

Larutan non elektrolit juga sering kita temui dalam kegiatan sehari-hari. Contohnya, minuman manis yang mengandung gula, cairan pembersih berbasis alkohol, atau bahan organik lain yang tidak menghantarkan listrik.

Meskipun tidak bersifat konduktor, larutan ini tetap berfungsi penting . Misalnya sebagai bahan pelarut, pengawet, atau bahan baku dalam industri makanan dan kosmetik.

Bab 4 Reaksi Reduksi Oksidasi dan Tata Nama Senyawa

Selanjutnya, Mamikos akan melanjutkan pembahasan materi Kimia kelas 10 SMA Kurikulum Merdeka pada bab 4 berikut ni, ya.

4.1 Konsep-konsep Redoks

Dalam kehidupan sehari-hari, reaksi reduksi dan oksidasi (redoks) banyak terjadi, meski sering kali tanpa kita sadari. Misalnya saat besi berkarat, buah berubah warna kecokelatan, atau tubuh menghasilkan energi dari makanan.

Semua itu merupakan contoh reaksi redoks yang melibatkan perubahan zat akibat perpindahan elektron atau oksigen.

Redoks Berdasarkan Pengikatan dan Pelepasan Oksigen

Pada konsep ini, reaksi oksidasi dan reduksi dilihat dari perpindahan oksigen.

  • Oksidasi adalah proses pengikatan oksigen oleh suatu zat.
    Contoh:
    ( 2Mg + O_2 → 2MgO )
    Di sini, magnesium mengalami oksidasi karena mengikat oksigen.
  • Reduksi adalah proses pelepasan oksigen dari suatu zat.
    Contoh:
    ( CuO + H_2 → Cu + H_2O )
    Tembaga(II) oksida mengalami reduksi karena melepaskan oksigen.

Redoks Berdasarkan Pelepasan dan Penerimaan Elektron

Redoks juga bisa dijelaskan melalui perpindahan elektron antar zat.

  • Oksidasi terjadi saat suatu zat melepaskan elektron,
  • Sedangkan reduksi terjadi saat zat menerima elektron.
    Contoh:
    ( Na → Na^+ + e^- ) (oksidasi)
    ( Cl_2 + 2e^- → 2Cl^- ) (reduksi)

Dalam reaksi redoks, keduanya selalu terjadi bersamaan. Zat yang teroksidasi memberikan elektron kepada zat yang tereduksi.

Redoks Berdasarkan Peningkatan dan Penurunan Bilangan Oksidasi

Cara lain memahami reaksi redoks adalah melalui perubahan bilangan oksidasi (biloks).

  • Oksidasi ditandai dengan peningkatan biloks,
  • Reduksi ditandai dengan penurunan biloks.
    Contoh:
    Pada reaksi ( Fe^{2+} → Fe^{3+} + e^- ), biloks Fe naik dari +2 menjadi +3, artinya Fe mengalami oksidasi.

4.2 Bilangan Oksidasi

Dalam reaksi redoks, mengenali perubahan bilangan oksidasi (biloks) adalah kunci utama untuk menentukan zat mana yang mengalami oksidasi dan mana yang mengalami reduksi. Bilangan oksidasi membantu kita “melacak” perpindahan elektron antar unsur dalam suatu reaksi.

Pengertian dan Aturan Bilangan Oksidasi

Bilangan oksidasi adalah bilangan yang menunjukkan banyaknya elektron yang dilepaskan atau diterima oleh suatu atom ketika membentuk senyawa atau ion.
Ada beberapa aturan umum dalam menentukan biloks:

  • Unsur bebas memiliki biloks 0 (contoh: O₂, H₂, Cl₂).
  • Ion monoatomik memiliki biloks sama dengan muatannya (contoh: Na⁺ = +1, Cl⁻ = –1).
  • Hidrogen umumnya +1, oksigen biasanya –2.
  • Jumlah biloks semua atom dalam senyawa netral bernilai 0, sedangkan pada ion bernilai sama dengan muatan ion tersebut.

Penentuan Reduksi dan Oksidasi

Perubahan bilangan oksidasi digunakan untuk menentukan reaksi mana yang mengalami oksidasi atau reduksi.

  • Jika biloks suatu unsur meningkat, berarti terjadi oksidasi (melepas elektron).
  • Jika biloks menurun, berarti terjadi reduksi (menerima elektron).

Contoh:

Pada reaksi ( Zn + Cu^{2+} → Zn^{2+} + Cu ),
Zn mengalami kenaikan biloks dari 0 ke +2 (teroksidasi), sedangkan Cu mengalami penurunan dari +2 ke 0 (tereduksi).

Disproporsionasi dan Konproporsionasi

Ada pula reaksi khusus yang melibatkan perubahan biloks ganda pada unsur yang sama:

  • Disproporsionasi terjadi saat satu unsur mengalami oksidasi dan reduksi sekaligus.
    Contoh: ( 2H_2O_2 → 2H_2O + O_2 ). Di sini, sebagian oksigen tereduksi (dari –1 ke –2) dan sebagian teroksidasi (dari –1 ke 0).
  • Konproporsionasi adalah kebalikannya, yaitu dua senyawa dengan biloks berbeda bergabung menghasilkan senyawa dengan biloks antara.
    Contoh: ( SO_2 + H_2S → 3S + 2H_2O ).

4.3 Tata Nama Senyawa

Dalam kimia, setiap senyawa memiliki nama khusus agar mudah dikenali dan tidak tertukar dengan senyawa lain. Sistem penamaannya mengikuti aturan tertentu yang disusun secara internasional oleh IUPAC (International Union of Pure and Applied Chemistry).

Tata Nama Senyawa Ion

Senyawa ion terbentuk dari ikatan antara logam dan nonlogam. Dalam penamaannya, nama kation (ion positif) disebut lebih dulu, baru diikuti oleh anion (ion negatif).

Contohnya:

  • NaCl → natrium klorida
  • CaO → kalsium oksida
  • FeCl₂ → besi(II) klorida (angka Romawi menunjukkan bilangan oksidasi Fe).

Tata Nama Senyawa Kovalen Biner

Senyawa kovalen biner terbentuk dari dua unsur nonlogam. Nama unsur pertama ditulis lebih dulu, sedangkan unsur kedua diberi akhiran –ida. Untuk menunjukkan jumlah atom, digunakan awalan Yunani seperti mono, di, tri, tetra, dan seterusnya.
Contohnya:

  • CO → karbon monoksida
  • CO₂ → karbon dioksida
  • N₂O₄ → dinitrogen tetraoksida.

Tata Nama Senyawa Asam

Senyawa asam biasanya mengandung unsur hidrogen (H) di awal rumusnya.
Penamaannya bergantung pada jenis anionnya:

  • Jika anionnya berakhiran –ida, nama asam diawali dengan “asam …ida”.
    Contoh: HCl → asam klorida.
  • Jika anion berakhiran –at, nama asam menjadi “asam …at”.
    Contoh: H₂SO₄ → asam sulfat.
  • Jika anion berakhiran –it, maka menjadi “asam …it”.
    Contoh: H₂SO₃ → asam sulfit.

Tata Nama Senyawa Organik

Dalam senyawa organik, penamaan didasarkan pada jumlah atom karbon dan gugus fungsi yang dimilikinya.

Beberapa contoh:

  • CH₄ → metana
  • C₂H₆ → etana
  • C₂H₅OH → etanol
    Awalan met–, et–, prop–, but–, dan seterusnya menunjukkan jumlah atom karbon dalam rantai utama.

Persamaan Reaksi

Setelah memahami nama-nama senyawa, langkah berikutnya adalah menuliskan persamaan reaksi kimia. Persamaan ini menunjukkan hubungan antara zat-zat yang bereaksi (reaktan) dan hasil reaksi (produk).

Agar sesuai dengan hukum kekekalan massa, setiap persamaan reaksi harus disetarakan sehingga jumlah atom tiap unsur di kiri dan kanan tanda panah sama.

Contoh:

2H_2 + O_2 → 2H_2O
Artinya, dua molekul hidrogen bereaksi dengan satu molekul oksigen menghasilkan dua molekul air.

Bab 5. Hukum Dasar Kimia, Konsep Mol, dan Stoikiometri

Terakhir, di bagian ini kamu akan belajar tentang hukum dasar Kimia, konsep mol, dan stokiometri dengan lebih mudah.

5.1 Hukum Dasar Kimia

Dalam mempelajari reaksi kimia, para ilmuwan menemukan beberapa hukum dasar yang menjadi fondasi perhitungan kimia modern. Hukum-hukum ini menjelaskan bagaimana zat berinteraksi, berubah, dan membentuk zat baru dengan jumlah massa yang tetap terjaga. Yuk, kita bahas satu per satu!

Hukum Kekekalan Massa (Hukum Lavoisier)

Antoine Lavoisier menemukan bahwa dalam reaksi kimia, massa zat sebelum dan sesudah reaksi akan selalu sama. Artinya, tidak ada massa yang hilang atau muncul begitu saja — hanya berubah bentuk atau susunan.

Contohnya, saat logam magnesium dibakar di udara membentuk magnesium oksida, massa hasil reaksi sama dengan total massa magnesium dan oksigen sebelum reaksi.

Hukum Perbandingan Tetap (Hukum Proust)

Joseph Proust menyatakan bahwa suatu senyawa selalu memiliki perbandingan massa unsur penyusunnya yang tetap. Misalnya, air (H₂O) selalu tersusun atas 2 bagian hidrogen dan 16 bagian oksigen secara massa, di mana pun air itu berasal — baik dari sungai, laut, atau laboratorium.

Hukum Kelipatan Perbandingan (Hukum Dalton)

John Dalton menemukan bahwa jika dua unsur dapat membentuk lebih dari satu senyawa, maka perbandingan massa salah satu unsur yang bergabung dengan massa tetap unsur lainnya merupakan bilangan bulat dan sederhana. Misalnya, karbon dan oksigen bisa membentuk CO dan CO₂, dengan perbandingan massa oksigen 1:2.

Hukum Perbandingan Volume (Hukum Gay-Lussac)

Joseph Gay-Lussac mengamati bahwa volume gas-gas yang bereaksi dan hasil reaksinya memiliki perbandingan bilangan bulat sederhana jika diukur pada suhu dan tekanan yang sama. Sebagai contoh, 2 liter hidrogen bereaksi dengan 1 liter oksigen membentuk 2 liter uap air.

5.2 Konsep Mol

Dalam kimia, mol digunakan sebagai satuan untuk menghitung jumlah partikel dalam suatu zat, entah itu atom, molekul, maupun ion. Karena jumlah partikel di dalam zat sangat banyak, konsep mol membantu kita memahami reaksi kimia dengan lebih mudah dan terukur.

Mol dan Massa Molar

Satu mol suatu zat mengandung 6,022 × 10²³ partikel, jumlah ini disebut bilangan Avogadro. Misalnya, 1 mol air berarti mengandung 6,022 × 10²³ molekul H₂O.

Setiap zat memiliki massa molar yang nilainya sama dengan massa atom relatif (Ar) atau massa molekul relatif (Mr)-nya dalam satuan gram. Contohnya, massa molar air adalah 18 gram/mol (karena Ar H = 1 dan O = 16).

Volume Molar

Untuk zat berwujud gas, 1 mol gas pada suhu dan tekanan standar (STP) memiliki volume tetap, yaitu 22,4 liter. Volume ini dikenal sebagai volume molar gas.

Sebagai contoh, 1 mol oksigen (O₂) memiliki volume 22,4 L pada STP, begitu pula gas lain seperti hidrogen (H₂) atau nitrogen (N₂).

Kemolaran Larutan

Kemolaran (M) menunjukkan banyaknya mol zat terlarut dalam setiap 1 liter larutan.
Rumusnya adalah M = \frac{n}{V}.

Di mana n adalah jumlah mol zat terlarut dan V adalah volume larutan dalam liter.
Sebagai ilustrasi, larutan NaCl 1 M berarti dalam setiap 1 liter larutan terdapat 1 mol (58,5 gram) NaCl yang terlarut.

5.3 Stoikiometri

Stoikiometri adalah cabang kimia yang membahas hubungan kuantitatif antara zat-zat yang terlibat dalam reaksi kimia. Dengan konsep ini, kita bisa memperkirakan berapa banyak zat yang dibutuhkan atau dihasilkan dalam suatu reaksi secara tepat.

Penentuan Mol, Massa, dan Volume Zat dalam Reaksi

Dalam setiap reaksi kimia, jumlah partikel yang bereaksi mengikuti perbandingan tertentu sesuai persamaan reaksi yang sudah disetarakan.

Melalui stoikiometri, kita bisa menghitung hubungan antara mol, massa, dan volume zat.  Misalnya, berapa gram gas yang terbentuk atau berapa mol reaktan yang habis setelah reaksi berlangsung.

Pereaksi Pembatas

Tidak semua reaktan dalam reaksi kimia habis bersamaan. Pereaksi pembatas adalah zat yang habis lebih dulu dan menentukan banyaknya produk yang dapat terbentuk. Zat lain yang tersisa disebut pereaksi berlebih.

Menentukan pereaksi pembatas penting agar hasil perhitungan sesuai dengan kenyataan di laboratorium.

Rumus Molekul dan Rumus Empiris

Rumus empiris menunjukkan perbandingan paling sederhana dari jumlah atom tiap unsur dalam suatu senyawa, sedangkan rumus molekul menggambarkan jumlah atom sebenarnya dalam satu molekul.

Contohnya, senyawa glukosa memiliki rumus empiris CH₂O, sedangkan rumus molekulnya C₆H₁₂O₆.

Kadar Unsur dan Rumus Senyawa Hidrat

Kadar unsur digunakan untuk menunjukkan persentase massa suatu unsur dalam senyawa. Konsep ini berguna dalam analisis kimia untuk menentukan komposisi zat.

Sementara itu, senyawa hidrat adalah senyawa yang mengandung air dalam struktur kristalnya. Misalnya, CuSO₄·5H₂O berarti setiap molekul garam tembaga(II) sulfat terikat dengan lima molekul air.

Penutup

Sesi belajar bersama Mamikos tentang  materi Kimia kelas 10 SMA Kurikulum Merdeka kali ini sampai sini dulu, ya. Setelah ini, kalau kamu ingin lanjut belajar dengan mapel lain atau contoh soal terkait, jangan lupa untuk mencari materinya di blog Mamikos. 🌴

Referensi:


Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu:

Kost Dekat UGM Jogja

Kost Dekat UNPAD Jatinangor

Kost Dekat UNDIP Semarang

Kost Dekat UI Depok

Kost Dekat UB Malang

Kost Dekat Unnes Semarang

Kost Dekat UMY Jogja

Kost Dekat UNY Jogja

Kost Dekat UNS Solo

Kost Dekat ITB Bandung

Kost Dekat UMS Solo

Kost Dekat ITS Surabaya

Kost Dekat Unesa Surabaya

Kost Dekat UNAIR Surabaya

Kost Dekat UIN Jakarta