26 Contoh Pantun Jenaka Lucu Banget, Bikin Ketawa tapi Sarat Makna!

Karya sastra memiliki banyak ragam, salah satunya adalah pantun. Pantun sendiri sudah dikenal sebagai bentuk ungkapan perasaan atau pikiran yang disampaikan dengan berirama.

Oleh karenanya, keindahan pantun tidak hanya terletak pada bunyinya yang berpola, lho, tapi juga pada makna yang terkandung di dalamnya.

Salah satu jenis pantun yang sering digunakan adalah pantun jenaka. Nah, kira-kira seperti apa sih contoh pantun jenaka itu? Yuk, simak penjelasan Mamikos di artikel berikut ini. 📜🧐

Mengenal Apa itu Pantun

Canva/Ivan S

Menurut buku WIB (Waktu Indonesia Berpantun), pantun merupakan salah satu bentuk puisi lama yang sudah ada sejak zaman dahulu dan masih lestari sampai sekarang.

Secara etimologis, kata pantun berasal dari bahasa Minangkabau “patuntun” yang berarti penuntun. Istilah yang menggambarkan fungsi pantun sebagai media untuk menyampaikan pesan, nasihat, atau ungkapan perasaan dengan cara yang halus dan berirama.

Menariknya, setiap daerah di Indonesia memiliki sebutan berbeda untuk pantun, lho. Dalam masyarakat Jawa, pantun dikenal dengan istilah “parikan”, sedangkan di Sunda disebut “paparikan”.

Sementara itu, masyarakat Batak mengenal bentuk serupa yang disebut “umpasa” (dibaca uppasa). Dalam bahasa Melayu, pantun kerap disebut sebagai “quatrain”, yang berarti puisi empat baris.

Ciri-ciri Pantun

Pantun memiliki karakteristik yang membedakannya dari jenis karya sastra lainnya. Uniknya, setiap baris dalam pantun punya aturan tersendiri yang membuatnya unik dan berirama.

Perhatikan contoh berikut:

Rumah rata dihantam badai
Tinggal sisa pagar berjajar
Jika kita hendak jadi pandai
Jangan kita malas belajar

Dari contoh di atas, bisa kita lihat beberapa ciri khas pantun, yaitu:

  1. Terdiri atas empat baris (larik) dalam satu bait.
    Setiap bait pantun selalu memiliki empat baris yang membentuk satu kesatuan makna.
  2. Setiap baris terdiri atas 4–6 kata.
    Jumlah katanya tidak terlalu panjang, agar irama pantun tetap ringan dan mudah diucapkan.
  3. Setiap baris memiliki 8–12 suku kata.
    Jumlah suku kata ini menjaga keseimbangan bunyi dan ritme saat pantun dibacakan.
  4. Memiliki pola rima a-b-a-b atau a-a-a-a.
    Pola sajak ini membuat pantun terdengar indah dan berirama.
  5. Baris pertama dan kedua disebut sampiran.
    Sampiran biasanya berisi pengantar atau gambaran umum yang tidak selalu berkaitan langsung dengan isi.
  6. Baris ketiga dan keempat disebut isi.
    Bagian inilah yang mengandung pesan, nasihat, atau makna utama dari pantun.

Jenis-jenis Pantun

Selanjutnya, pantun memiliki berbagai jenis yang dapat dibedakan berdasarkan isi dan bentuknya. Nah, setiap jenis pantun punya fungsi dan nuansa yang berbeda, mulai dari yang lucu, bermakna, hingga yang sarat pesan moral.

Berdasarkan Isi

  1. Pantun Jenaka
    Berisi humor, kelucuan, atau sindiran ringan yang menghibur tanpa menyinggung siapa pun. Biasanya digunakan untuk mencairkan suasana. Mamikos akan menyebutkan contoh pantun jenaka di bagian selanjutnya, ya.
  2. Pantun Nasihat
    Mengandung pesan moral atau ajakan berbuat baik. Jenis pantun ini sering digunakan untuk menyampaikan nilai-nilai kehidupan dengan cara yang halus.
  3. Pantun Teka-Teki
    Bersifat menghibur sekaligus menantang, karena di dalamnya terdapat pertanyaan tersembunyi yang harus ditebak jawabannya.
  4. Pantun Kiasan
    Menggunakan bahasa kias atau perumpamaan untuk menyampaikan pesan secara tersirat, sering kali digunakan sebagai bentuk sindiran halus.
  5. Pantun Peribahasa
    Memuat ungkapan atau pepatah lama yang mengandung nilai kebijaksanaan dan nasihat.
  6. Pantun Agama
    Berisi pesan-pesan spiritual dan ajaran moral yang berhubungan dengan keimanan serta ketaatan kepada Tuhan.
  7. Pantun Cinta
    Mengungkapkan perasaan kasih sayang, kerinduan, atau kekaguman terhadap seseorang yang dicintai.
  8. Pantun Persahabatan
    Menceritakan keakraban, kebersamaan, dan nilai penting dari sebuah hubungan pertemanan.
  9. Pantun Kepahlawanan
    Mengangkat semangat perjuangan dan keberanian para pahlawan dalam membela kebenaran atau bangsa.
  10. Pantun Perkenalan
    Digunakan saat memperkenalkan diri atau membuka percakapan dengan cara yang sopan dan menarik.
  11. Pantun Dagang atau Nasib
    Mengisahkan tentang perjalanan hidup seseorang, nasib, atau perjuangan dalam mencari rezeki.
  12. Pantun Perpisahan
    Menggambarkan suasana sedih atau haru ketika harus berpisah dengan seseorang, baik karena jarak maupun perpisahan sementara.

Berdasarkan Bentuk

  1. Pantun Dua Baris
    Terdiri dari dua baris saja. Baris pertama sebagai sampiran dan baris kedua sebagai isi. Biasanya sederhana dan langsung pada inti pesan.
  2. Pantun Empat Baris
    Bentuk pantun yang paling umum dan dikenal luas, terdiri atas empat baris dengan pola sajak a-b-a-b.
  3. Pantun Enam Baris
    Memiliki enam baris dalam satu bait, dan tiap barisnya masih mengikuti irama tertentu agar tetap indah saat dibacakan.
  4. Pantun Berkait
    Merupakan rangkaian pantun yang saling berhubungan. Baris terakhir pada satu bait akan menjadi baris pertama pada bait berikutnya, sehingga membentuk jalinan cerita yang utuh.

Macam-macam Contoh Pantun Jenaka

Nah, kalau tadi kamu sudah belajar banyak tentang pengertian, ciri, dan jenis-jenis pantun, sesuai yang Mamikos janjikan, di bagian ini akan memuat berbagai contoh pantun jenaka yang lucu dari berbagai tema.

Mulai dari percintaan, hewan, sosial, dan juga pertemanan. Seperti apa? Baca contoh-contohnya berikut ini sampai selesai, ya.

Contoh Pantun Jenaka

1. Air mengalir lewat parit,
Ada katak meloncat girang.
Katanya cinta tak perlu rumit,
Eh ujung-ujungnya minta beli barang!

2. Naik sepeda keliling kota,
Ban-nya bocor dekat terminal.
Kupikir cinta bikin bahagia,
Ternyata banyak drama sentimental!

3. Pergi ke pasar beli semangka,
Disimpan rapi di atas meja.
Katanya cinta tak pandang rupa,
Tapi kok pilih yang banyak harta?

4. Ke hutan bambu membawa parang,
Langit mendung tanda kan hujan.
Cintamu manis di awal terang,
Ujungnya pahit kayak pengkhianatan.

5. Pagi hari minum jamu pahit,
Dicampur madu jadi berasa.
Kau bilang cinta takkan rumit,
Nyatanya tiap hari curiga.

6. Naik sepeda ke jalan raya,
Angin berhembus terasa segar.
Katanya cinta tulus selamanya,
Eh, baru seminggu udah bubar.

7. Beli bakso di pinggir taman,
Duduk makan sambil bercanda.
Katanya jago masak makanan,
Masak nasi aja gosong semua.

8. Main gitar di bawah jendela,
Nyanyi lagu suara parau.
Katanya sih setia selamanya,
Tapi statusnya ganti tiap malem Minggu.

9. Orang utan di pulau Jawa
Tampak gembira di waktu pagi
Lihat adik kecil sedang tertawa
Mulut ompong belum tumbuh gigi

10. Mengapa ada air berasa manis
Kena gula tuang ke kendi
Mengapa ikan berbau amis
Krena ia tak pernah mandi

11. Lempar nampan ke rawa-rawa
Tak lihat terkena pohon cendana
Sakit perut ku tahan tawa
Melihat kancil pakai celana

12. Pohon nangka berbuah lebat
Di kebun pak RT ada burung gagak
Mengaku pintar dan orang hebat
Disuruh berhitung kok malah terbahak-bahak

13. Ke pasar malam membeli keripik
Makan di sana sampai kenyang sekali
Wajahmu memanglah sungguh cantik
Sayang, giginya ompong seperti bayi

14. Jalan santai menuju kantor
Di sana ada pohon ketapang
Gaya makannya seperti aktor
Padahal isi piring cuma kerupuk dan bawang

15. Membeli ikan di tepi dermaga
Ikannya besar, dapatnya sepuluh
Katanya kuat berolahraga
Baru disuruh lari sebentar eh lututnya sudah ngilu

16. Pergi ke kebun memetik ubi
Melihat tupai memanjat pagar
Berlagak seksi seperti barbie
Eh, kebelet buang air besar

17. Ibu memasak di dapur baru
Mencoba resep dari internet
Berlagak berkharisma seperti guru
Ternyata jebol celananya karena kekencangan ikat

18. Mandi di kali sambil berendam
Di sana bertemu gadis desa
Senyumnya manis bikin terdiam
Pas diajak bicara, bau mulutnya seperti sampah sisa

19. Beli sepatu di pasar senin
Belinya malam-malam sampai terhuyung
Dandan cantik di depan cermin
Ternyata bedaknya ketebalan kayak lapisan tepung

20. Pergi ke hutan mencari rotan
Rotan diikat pakai tali
Katanya dia mirip pahlawan
Disuruh bantu mencuci piring malah kabur lari

21. Di dapur ibu ada ikan
Ikannya digoreng sampai matang
Katanya kamu setia kawan
Eh, berbulan-bulan nunggak banyak utang

22. Beli es di warung Tini
Esnya cair kena terik mentari
Kamu bilang cinta sejati
Eh, baru seminggu udah pergi lagi

23. Pergi ke taman bawa kelinci
Kelinci lompat ke atas batu
Katanya sih cinta abadi
Tapi dichat selalu centang satu

24. Matahari telah bersinar,
Menerobos dari balik awan.
Berani membela yang benar,
Jangan takut oleh lawan.

25. Tinggi usia di tengah zaman,
Tinggi bunga di tengah taman.
Jadilah anak yang budiman,
Disayang ayah disukai teman.

26. Semut makan hingga kenyang,
Makan ubi juga kentang.
Bila hati sangat penyayang,
Semua manusia akan datang.

Cara Membuat Pantun Jenaka

Kalau tadi kamu sudah melihat 26 contoh pantun jenaka, kini saatnya kamu membuat karya sendiri, ya. Jangan khawatir, membuat pantun sebenarnya tidak terlalu sulit, lho..

Yuk, ikuti beberapa langkah berikut ini:

1. Tentukan Tema Pantun

Langkah pertama adalah menentukan tema yang ingin kamu tulis. Tema bisa apa saja, misalnya cinta, jenaka, nasihat, atau persahabatan. Tema ini penting supaya arah pantunmu jelas dan pesannya nyambung, ya.

Contoh:
Tema: Jenaka (lucu dan menghibur)

2. Tulis Bagian Isi Terlebih Dahulu

Setelah tahu temanya, buat dulu isi pantun, yaitu baris ketiga dan keempat. Di bagian inilah inti pesan atau humornya disampaikan.

Contoh isi:
Ingin sukses tapi pemalas,
Gimana mau jadi top!

Dua baris ini mengandung pesan lucu tentang seseorang yang malas tapi ingin sukses.

3. Susun Bagian Sampiran

Berikutnya, buat sampiran di baris pertama dan kedua. Sampiran berfungsi mengantarkan bunyi sajak dan biasanya punya rima yang sama dengan isi. Boleh ada sedikit kaitan dengan isi, tapi tidak harus terlalu serius.

Contoh sampiran:
Pergi ke pasar beli beras
Sambil belanja bawa sekop.

Sekarang perhatikan, kata akhir “beras” (a) berima dengan “pemalas” (a), dan “sekop” (b) berima dengan “top” (b).

4. Gabungkan Sampiran dan Isi

Terakhir, gabungkan semua baris menjadi satu pantun utuh. Pastikan jumlah suku katanya seimbang (8–12 suku kata tiap baris) dan pola rimanya tetap a-b-a-b.

Contoh pantun utuh:
Pergi ke pasar beli beras,
Sambil belanja bawa sekop.
Ingin sukses tapi pemalas,
Gimana mau jadi top!

Penutup

Gimana, mudah bukan membuat contoh pantun jenaka sendiri? Selain sebagai karya, kamu bisa menggunakan pantun tersebut sebagai caption di media sosial atau saat memberi ucapan istimewa, lho.

Kalau kamu ingin mencari berbagai karya sastra lainnya, jangan lupa mampir ke blog Mamikos! 😉

Referensi:


Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu:

Kost Dekat UGM Jogja

Kost Dekat UNPAD Jatinangor

Kost Dekat UNDIP Semarang

Kost Dekat UI Depok

Kost Dekat UB Malang

Kost Dekat Unnes Semarang

Kost Dekat UMY Jogja

Kost Dekat UNY Jogja

Kost Dekat UNS Solo

Kost Dekat ITB Bandung

Kost Dekat UMS Solo

Kost Dekat ITS Surabaya

Kost Dekat Unesa Surabaya

Kost Dekat UNAIR Surabaya

Kost Dekat UIN Jakarta