70 Peribahasa Sunda Pendek dan Artinya dalam Kehidupan Sehari-hari

Sama seperti peribahasa pada umumnya, peribahasa Sunda (dalam bahasa Sunda disebut paribasa Sunda) juga bersumber dari nilai-nilai yang dianut masyarakat Sunda sejak dulu.

Bahasa Sunda memiliki banyak sekali peribahasa yang menjadi suatu kearifan lokal dalam masyarakat setempat.

Nah, dalam artikel ini sudah Mamikos kumpulkan peribahasa Sunda pendek dan artinya dalam kehidupan sehari-hari. 🧐💬

Berikut Deretan Peribahasa Sunda Pendek dan Artinya yang Perlu Kamu Ketahui

unsplash.com/kellysikkema

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), peribahasa adalah kelompok kata atau kalimat yang susunannya tetap sama dan biasanya mengiaskan maksud tertentu.

Sedangkan secara linguistik, peribahasa didefinisikan sebagai suatu penggalan kalimat yang telah memiliki bentuk, makna, dan fungsinya dalam masyarakat.

Peribahasa sendiri umumnya ditujukan untuk mematahkan lawan bicara, menyindir, memuji, menasihati atau mengejek seseorang secara halus.

Diketahui, bahasa Sunda memiliki banyak contoh peribahasa, di mana nilai-nilai dalam peribahasa bahasa Sunda mencakup nilai-nilai norma, pendidikan, sejarah, kebudayaan, dan sebagainya.

Jika kamu sudah mengetahui kata bijak mutiara bahasa Sunda, kamu juga harus mengetahui kumpulan peribahasa Sunda pendek dan artinya dalam kehidupan sehari-hari yang Mamikos rangkumkan dari berbagai sumber berikut.

Kumpulan Peribahasa Sunda Pendek dan Artinya

  1. Pangéran mah tara nanggeuy ti bongkokna (artinya: Tuhan tidak akan pernah mengangkat derajat seseorang yang tidak taat beribadah (bersujud)).
  2. Cikaracak ninggang batu laun-laun jadi legok (artinya: Upaya yang dilakukan sedikit demi sedikit secara terus menerus akan membuahkan hasil).
  3. Bengkung ngariung, bongkok ngaronyok (artinya: Tidak masalah hidup susah, asalkan selalu berkumpul bersama keluarga).
  4. Mending kendor ngagembol, tibatan gancang pincang (artinya: Lebih baik lama tetapi hasilnya bagus dan memuaskan daripada cepat tetapi hasilnya jelek atau kurang memuaskan).
  5. Adat kakurung ku iga (artinya: Kebiasaan atau tabiat yang sudah mendarah daging sulit diubah).
  6. Malengpeng pakel ku munding (artinya: Melakukan suatuhal yang tidak akan mungkin berhasil).
  7. Caang bulan dadamaran (artinya: Mengerjakan hal yang tidak bermanfaat).
  8. Carincing pageuh kancing (artinya:Harus selalu berhati-hati atau waspada).
  9. Manusa hirup ku akalna (artinya: Manusia hidup mengandalkan akalnya).
  10. Haripeut ku teuteureuyeun (artinya: Mudah terpancing oleh iming-iming).
  11. Omong harus batan goong (artinya: Isu lebih mudah tersebar).
  12. Lodong kosong ngelentrung (artinya: Orang yang banyak bicara biasanya tidak ada isinya/ilmunya).
  13. Ka cai jadi saleuwi, ka darat jadi salebak (artinya: Selalu kompak dalam satu visi bersama-sama untuk mencapai satu tujuan).
  14. Hirup ngan saukur ngumbara (artinya: Hidup manusia di dunia hanyalah sebuah pengembaraan).
  15. Kawas nulungan anjing kadempet (artinya: Sudah diberi pertolongan namun tidak tahu terima kasih).
  16. Herang caina, beunang laukna (artinya: Keberhasilan tanpa merugikan orang lain).
  17. Kudu ngukur ka kujur, nimbang ka awak (artinya: Harus bisa menyesuaikan diri dengan keadaan).
  18. Luhur budi handap asor, someah hade kasemah (artinya: berbudi luhur, bersikap merendah dan menghormati orang lain).
  19. Kudu hade gogog hade tagog (artinya: Harus baik budi bahasa dan tingkah laku).
  20. Kudu silih asih, silih asah, silih asuh (artinya: Sesama manusia harus saling menyayangi, saling mengingatkan, dan saling melindungi).
  21. Anjing ngagogoan kalong (artinya: Menginginkan suatu hal yang mustahil).
  22. Beungeut nyanghareup, ati mungkir (artinya: Melakukan sesuatu dengan terpaksa sebab tidak sesuai keinginan hati)
  23. Béja mah béja (artinya: Jangan percaya pada kata-kata atau informasi yang belum jelas kebenarannya).
  24. Cueut ka nu hideung, ponténg ka nu konéng (artinya: Bersikap tidak adil atau berat sebelah).
  25. Tina peurih jadi peurah (artinya: Usaha keras akan membuahkan hasil yang baik).

Kumpulan Peribahasa Sunda yang Maknanya Bermanfaat dan Artinya

  • Ari diarah supana, kudu dipiara catangna nyaeta naon wae nu mere hasil ka urang kudu diurus atawa dipiara bener-bener. (Artinya: apapun yang memberi hasil pada kita harus diurus baik-baik.)
  • Adat kakurung ku iga. (Artinya: Sulit untuk mengubah kebiasaan atau tabiat yang telah menjadi bagian dari diri seseorang secara mendalam dan sulit diubah.)
  • Asa ditonjok congcot nyaeta meunang kabungah anu teu diarep-arep. (Artinya: Mendapat kebahagiaan sangat besar yang tidak disangka-sangka.)
  • Pangéran mah tara nanggeuy ti bongkokna. (Artinya: Tuhan tidak akan meningkatkan posisi seseorang tanpa ketaatan dalam beribadah dan tanpa memohon kepada-Nya.)
  • Cikaracak ninggang batu, laun-laun jadi legok. (Artinya: Bila upaya dikerjakan secara bertahap dan konsisten, akhirnya akan menghasilkan hasil yang diinginkan.)
  • Bengkung ngariung, bongkok ngaronyok. (Artinya: Tidak mengapa menjalani kehidupan yang sulit, selama kita tetap bisa bersama dengan keluarga yang kita cintai.)
  • Haripeut ku teuteureuyeun. (Artinya: Seseorang yang mudah tergoda dengan janji-janji tertentu.)
  • Bisa ka bula ka balé hartina bisa campur jeung jelema ti rupa-rupa golongan, bisa kaditu kadieu atawa bisa gawé kasar jeung gawé lemes. (Artinya: Bisa bergaul dengan orang dari berbagai golongan, bisa masuk ke sana ke mari, atau bisa bekerja apapun.)
  • Caang bulan dadamaran. (Artinya: Mengerjakan sesuatu sia-sia dan tidak bermanfaat.)
  • Cukang tara néangan nu ngising hartina nu butuh nu kudu datang nyampeurkeun. (Artinya: Yang butuh yang harus menghampiri.)
  • Anjing ngagogoan kalong. (Artinya: Berharap pada hal yang tidak mungkin terwujud.)
  • Beungeut nyanghareup, ati mungkir. (Artinya: Melakukan sesuatu secara terpaksa karena tidak sesuai dengan keinginan batin.)
  • Béja mah béja. (Artinya: Janganlah mempercayai informasi yang belum jelas kebenarannya atau asal-usulnya.)
  • Marebutkeun hiji perkara anu teu aya hasilna atawa mangpaatna. (Artinya : Memperebutkan perkara yang tidak ada hasilnya atau tidak ada gunanya.)
  • Peurih jadi peurah. (Artinya: Setelah kita berupaya dengan tekun, pasti akan memperoleh hasil atau imbalan yang positif.)
  • Manusa mah hirup ku akalna. (Artinya: Manusia hidup dengan mengandalkan kecerdasannya.)
  • Embung pisan tutulung ka batur nu keur susah atawa loba kabutuh. (Artinya: Sama sekali tidak mau menolong orang lain yang lagi susah dan membutuhkan bantuan.)
  • Lodong kosong ngelentrung. (Artinya: Biasanya orang yang banyak bicara itu tidak ada isinya.)
  • Mindingan beungeut ku saweuy. (Artinya: Perangai dan tutur katanya bagus untuk menutupi hati yang buruk padahal orang lain sudah tahu kelakuannya.)
  • Kawas nulungan anjing kadempet. (Artinya: Diberi pertolongan tetapi tidak tau terimakasih.)
  • Herang caina, beunang laukna. (Artinya: Mencapai kesuksesan tanpa menyebabkan kerugian pada orang lain.)
  • Kudu ngukur ka kujur, nimbang ka awak. (Artinya: Kita perlu mampu beradaptasi dengan situasi di mana kita berada.)
  • Luhur budi handap asor, someah hade ka semah. (Artinya: Kita perlu memiliki perilaku yang baik, rendah hati, dan menghormati sesama.)
  • Kudu hade gogog hade tagog. (Artinya: Kita harus menjadi seorang yang memiliki perilaku yang sopan dan baik dalam ucapan dan perilaku
  • Nepak cai malar cérét (Artinya: Membicarakan keburukan orang lain supaya nama baiknya jauh dan terkenal keburukannya.)

Kumpulan Peribahasa Sunda Kahirupan Pendek dan Artinya

  • Ka luhur sieun ku gugur, ka handap sieun ku cacing. (Ke atas (langit) takut guruh, ke bawah (tanah) takut cacing.) Artinya: Gambaran orang yang mengalami rasa takut berlebihan terhadap benda atau keadaan tertentu (fobia). Dengan kata lain, jiwanya sulit berkembang karena selalu dihantui perasaan was-was dan akibatnya tidak pernah berani mengambil risiko apapun dalam hidupnya.
  • Ka cai jadi saleuwi, ka darat jadi salebak. (Ke air jadi satu lubuk, ke darat jadi satu lembah.) Artinya: Sikap sama-sama setuju tentang satu hal dalam adat Sunda, di mana kebersamaan sosial sangat dijunjung tinggi oleh warganya.
  • Neukteuk curuk dina pingping. (Memotong jari di atas paha.)Artinya: Menceritakan kejelekan atau kesalahan keluarga sendiri kepada orang lain, sehingga yang bersangkutan memperoleh penilaian buruk.
  • Mapatahan ngojay ka meri. (Mengajar berenang pada itik.) Artinya: Sindiran kepada orang yang melakukan pekerjaan atau memberi petunjuk yang sia-sia, karena yang diberi petunjuk telah mahir melakukannya.
  • Dibéré sabuku ménta sajeungkal, dibéré sajeungkal ménta sadeupa. (Diberi seruas minta sejengkal, diberi sejengkal minta sedepa.) Artinya: Ungkapan ini ditujukan pada orang yang tidak tahu diri. Sudah dikasih hati, malah berani minta yang lebih besar, lebih banyak, dan tidak layak (tak sesuai) lagi dengan kedudukannya.
  • Ngusik-usik ula mandi, ngagugahkeun macan turu. (Mengusik ular berbisa, membangunkan harimau tidur.) Artinya: Mengungkit-ungkit masalah yang telah lalu hanya akan menimbulkan masalah (pertengkaran) lagi.
  • Nu tani kari daki, nu dagang kari hutang. (Bertani tinggal daki, berdagang tinggal hutang.) Artinya: Ungkapan yang menggambarkan orang yang bernasib sial. Setiap usaha yang dilakukan selalu merugi (mendatangkan kesusahan), bukannya membawa keuntungan (hasil yang memuaskan).
  • Landung kandungan laér aisan. (Memanjang ke bawah kandungan jauh gendongan.) Artinya: Gambaran dari sifat orang bijak yang banyak memiliki pertimbangan. Dalam menyelesaikan persoalan dia tidak akan gegabah, dan dalam bertindak selalu memperhitungkan banyak aspek.
  • Ka luhur teu sirungan, ka handap teu akaran. (Ke atas tak bertunas, ke bawah tak berakar). Artinya: Gambaran orang yang tidak pernah jujur dalam segala tindakan. Semua yang dikatakan atau diperbuat hanyalah untuk menipu, menutupi maksud yang sesungguhnya.
  • Kawas nanggeuy endog beubeureumna. (Seperti menyangga merah telur.) Artinya: Pencerminan dari besarnya rasa kasih sayang seseorang terhadap sesuatu, misalnya pada anak. Di mana ia benar-benar merawat dan menjaganya dengan hati-hati, takut jatuh, takut rusak, seperti membawa kuning telur di telapak tangannya.
  • Banda sesampiran nyawa gagaduhan. (Harta benda hanya hiasan, nyawa hanya pemberian.) Artinya: Pandangan yang menyatakan bahwa harta dan nyawa adalah pemberian Tuhan semata-mata, dan manusia harus pasrah jika sewaktu-waktu diambil kembali.
  • Sato busana daging, jalma busana élmu. (Binatang pakaiannya daging, manusia pakaiannya ilmu.) Artinya: Nilai harga binatang (misalnya ayam, kambing, dan sapi) ditentukan berdasarkan dagingnya (gemuk atau kurus). Sementara nilai (harga) manusia ditentukan oleh ilmu yang dimiliki.
  • Nyeungeut damar di suhunan. (Menyalakan pelita (lampu) di puncak rumah.) Artinya: Sindiran bagi orang yang suka pamer kekayaan dengan cara banyak memberi pada orang lain agar mendapat pujian, tetapi pada keluarga sendiri sangat pelit.
  • Mun kiruh ti girang komo ka hilirna. (Apabila sudah keruh sejak hulu, di hilir akan lebih keruh lagi.) Artinya: Perumpamaan terhadap kehidupan sosial politik sebuah negara atau lingkungan tertentu, jika pemimpinnya tidak baik, rakyat yang dipimpinnya akan berbuat jauh lebih tidak baik lagi.
  • Kudu ngukur kana jujur, nimbang kana awak. (Mengukur dengan jujur, menimbang sesuai badan.) Artinya: Segala tingkah laku disesuaikan dengan keadaan diri sendiri. Jangan berlebihan, karena sikap seperti itu akan mengundang kecaman banyak orang.
  • Gunung luhur beunang diukur, laut jero beunang dijugjugan, tapi haté jelema najan déét teu kakobét. (Tinggi gunung serta dalamnya laut dapat diukur, tapi hati orang tak dapat diduga.) Artinya: Mengetahui isi hati yang terpendam dalam diri seseorang sangat sulit, karena apa yang tampak dalam perilaku mereka dengan apa yang dirasakan bisa berbeda.
  • Sakuru-kuruna lembu, saréngréng-réngréngna banténg. (Sekurus-kurusnya lembu, selemah-lemahnya banteng.) Artinya: Orang yang tadinya kaya, jika suatu saat mengalami kekurangan tentu tidak akan begitu sengsara karena masih menyimpan harta yang lebih besar dari apa yang dimiliki orang lain.
  • Ngingu kuda kuru, ari geus lintuh nyépak. (Memelihara kuda kurus, begitu lengah menyepak.) Artinya: Ungkapan yang menggambarkan, bagaimana seseorang yang tulus membantu mengangkat kehidupan orang yang sangat miskin, namun ketika kehidupannya sudah membaik malah berani kurang ajar terhadap orang yang dulu menolongnya.
  • Uncal tara ridu ku tanduk. (Kancil (kijang) tak direpotkan dengan tanduk.) Artinya: Segala ilmu pengetahuan maupun ketrampilan tidak akan merepotkan atau memberatkan manusia (pemiliknya).
  • Ka hareup ngala sajeujeuh, ka tukang ngala salengkah. (Ke depan mengambil sepanjang tapak kaki, ke belakang mengambil selangkah.) Artinya: Menggambarkan orang yang bersikap hati-hati dalam menjalani kehidupan. Seluruh perbuatannya diperhitungkan dengan untung-ruginya dan baik-buruknya, untuk menghindari timbulnya permasalahan yang tidak diinginkan.

Penutup

Nah, di atas tadi merupakan informasi tentang peribahasa bahasa Sunda pendek lengkap dalam artinya yang bisa Mamikos bagikan kepada kamu. 🧐💬

Jika kamu ingin mengulik lebih banyak seputar informasi bahasa Sunda lainnya, kamu bisa kunjungi situs blog Mamikos dan temukan informasinya di sana.

FAQ

Apa arti dari peribahasa berikut: kudu akur jeung dulur hadé jeung baraya?

“Kudu akur jeung dulur hadé jeung baraya.” (Kita harus hidup rukun dengan saudara} Menjaga kerukunan (akur) adalah salah satu nilai utama dalam kehidupan bermasyarakat. Tidak hanya dengan keluarga inti (dulur), tetapi juga dengan keluarga besar (baraya) atau bahkan komunitas sekitar.

Apa arti dari peribahasa asa ditonjok congcot?

Asa ditonjok congcot nyaeta meunang kabungah anu teu diarep-arep. Artinya: Mendapat kebahagiaan sangat besar yang tidak disangka-sangka.

Apa arti haripeut ku teuteureuyeun?

Haripeut ku teuteureuyeun. Artinya: Seseorang yang mudah terpancing dengan iming-iming tertentu.

Apa arti peribahasa Adean ku kuda beureum?

Artinya merasa gaya dengan barang orang lain. Jadi yang dibanggakan itu bukan miliknya tapi titipan atau milik orang lain.

Apa arti peurih jadi peurah?

Peribahasa Sunda “Tina peurih jadi peurah” berarti dari susah menjadi mampu atau kaya, yang memiliki makna mendalam bahwa hasil terbaik didapat dari kerja keras, ketekunan, dan tidak menyerah dalam menghadapi tantangan.

Referensi:


Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu:

Kost Dekat UGM Jogja

Kost Dekat UNPAD Jatinangor

Kost Dekat UNDIP Semarang

Kost Dekat UI Depok

Kost Dekat UB Malang

Kost Dekat Unnes Semarang

Kost Dekat UMY Jogja

Kost Dekat UNY Jogja

Kost Dekat UNS Solo

Kost Dekat ITB Bandung

Kost Dekat UMS Solo

Kost Dekat ITS Surabaya

Kost Dekat Unesa Surabaya

Kost Dekat UNAIR Surabaya

Kost Dekat UIN Jakarta