63 Kata-kata Tan Malaka yang Menginspirasi dan Penuh Makna, Relevan hingga Kini untuk Generasi Muda!

Tan Malaka merupakan salah satu pahlawan nasional yang sering disebut orang pertama yang merancang kemerdekaan Indonesia untuk pertama kali.

Kisah perjalanannya yang penuh liku dan menginspirasi serta kegigihannya dalam memerdekakan Indonesia menjadikan sosoknya terus dibicarakan sampai sekarang.

Nah, di artikel ini Mamikos akan memberikan informasi tentang kata-kata Tan Malaka yang menginspirasi dan penuh makna. Jadi, silakan baca artikel ini sampai selesai, ya! 😎✍️

Kata-kata Tan Malaka yang Menginspirasi dan Penuh Makna

nationalgeographic.grid.id

Tan Malaka merupakan sosok bapak bangsa yang memiliki perjalanan hidup penuh liku, penuh misteri, dan tragis.

Selama puluhan tahun namanya sempat hilang dalam catatan sejarah nasional. Namun, seiring dengan berjalannya waktu.

Kini, nama Tan Malaka kembali diperbincangkan oleh para generasi muda. Nah, berikut ini beberapa kata-kata Tan Malaka yang melegenda dan menginspirasi.

  • Idealisme menjadi kemewahan terakhir yang hanya dimiliki oleh seorang pemuda.
  • Seberapa cepat kebohongan itu, tapi kebenaran akan terus mengejarnya.
  • Berpikir besar terlebih dahulu, kemudian mulai bertindak.
  • Jika sistem itu tak bisa diperiksa kebenarannya tidak bisa dikritik, maka akan mati juga ilmu pasti itu.
  • Sepanjang toko buku masih ada, selama itu juga pustaka dapat dibentuk kembali. Kalau perlu dan memang perlu, pakaian dan makanan bisa dikurangi.
  • Kelahiran suatu pemikiran, sering disamakan sebagai kelahiran seorang anak. Ia didahului dengan penderitaan-penderitaan pembawaan kelahirannya.
  • Siapa yang tidak bekerja, maka ia tidak akan makan.
  • Sebaik-baiknya pertahanan adalah yang dilakukan dengan menyerang.
  • Marxisme itu bukan suatu dogma (hafalan). Akan tetapi, sesuatu pedoman untuk bertindak.
  • Pendidikan bertujuan untuk mempertajam kecerdasan, memperkukuh kemauan, dan memperhalus perasaan.
  • Kebaikan untuk masyarakat itu tergantung kepada watak masyarakat dan didikan masing-masing setiap orang.
  • Sebelum bangsa Indonesia mengerti dan mempergunakan segala kepandaian dan pengetahuan ala Barat, belum ia tamat dari sekolah Barat.
  • Seorang akan mengeluarkan tenaga yang sama guna mendapatkan hasil yang sama juga.
  • Kemauan dan keinginan rakyat itu sama dengan kemauan Tuhan.
  • Siapa yang kuat di bidang perindustrian, menjadi pihak yang akan menang.
  • Revolusi muncul dengan sendirinya sebagai hasil dari berbagai keadaan yang terjadi.
  • Revolusi menjadi hal yang disebabkan oleh pergaulan hidup, satu hakikat tertentu dari perbuatan-perbuatan dalam suatu masyarakat.
  • Kebiasaan menghafal itu tidak akan menambah kecerdasan, justru menjadikan kita bodoh, mekanis, seperti halnya mesin.
  • Jika suatu negara misalnya Amerika akan menguasai samudera dan dunia, dia mesti merebut Indonesia terlebih dahulu untuk sendi kekuasaan.
  • Murid yang cerdik juga insyaf, bahwa jika dia sudah tahu satu cara, satu undang, satu kunci buat menyelesaikan satu golongan persoalan, maka tidaklah ia menghafal berpuluh-puluh persoalan atau jawabannya puluhan atau ratusan persoalan itu, tetapi dia pegang cara atau kuncinya persoalan tadi saja.
  • Benda itu merupakan satu rantai, satu karma yang merantai hidup kita, hidup yang sengsara ini.
  • Lapar bukan berarti kenyang untuk si miskin. Si lapar yang kurus kering tak akan bisa kita kenyangkan dengan kata kenyang saja, meskipun kita ulangi 1001 kali.
  • Tidak, tidak ada sesuatu program revolusioner yang berarti, jika tak ada pergerakan dengan revolusioner.
  • Revolusi Indonesia sebagian kecil menentang sisa-sisa feodalisme dan sebagian yang terbesarnya menentang imperialisme Barat yang lalim ditambah lagi oleh dorongan kebencian bangsa Timur terhadap bangsa Barat yang menggencet dan menghinakan mereka saat penjajahan.
  • Pada pukulan terakhir yang menentukan, kita hanya bisa mendapat kemenangan, jika kita juga mengambil inisiatif bertahan agar supaya pukulan terakhir yang menentukan itu bisa mewujudkan tujuan kita.
  • Tetapi jika  Madilog masih kekurangan bentuk, saya pikir Madilog tidak kekurangan sifat.
  • Pertukaran bentuk demi bentuk negara didorong karena perubahan ekonomi.
  • Jika kelak nanti kapital asing akan terus merajalela di Indonesia, seperti sebelum tahun 1942, maka politik imperialisme juga yang akan merajalela di Indonesia di kemudian hari.
  • Bila kaum muda yang telah belajar di sekolah dan menganggap dirinya terlalu tinggi dan pintar untuk melebur dengan masyarakat yang bekerja dengan cangkul dan hanya memiliki cita-cita yang sederhana, maka lebih baik pendidikan itu tidak diberikan.
  • Belajarlah dari Barat tapi jangan jadi peniru Barat, melainkan jadilah murid dari Timur yang cerdas.
  • Dari terbentur, terbentur, terbentur, kemudian terbentuk.
  • Partai mesti berhubungan rapat dengan massa, terutama dalam saat yang penting, dengan segala golongan rakyat dari seluruh kepulauan di Indonesia. Dengan tidak berhubungan seperti itu, tak akan ada pemimpin yang revolusioner.
  • Di dalam masa revolusi tercapainya puncak kekuatan moril, terjadinya kecerdasan pikiran dan memperoleh segenap kemampuan untuk pendirian masyarakat yang baru.
  • Pengupasan yang cocok betul atas masyarakat Indonesia menjadi syarat, terutama untuk mendapat perkakas revolusi, dan itu pulalah yang menjadi syarat pertama yang mendatangkan kemenangan revolusi kita.
  • Para ahli filsafat sudah memberi bermacam-macam pemandangan tentang dunia ini. Yang perlu lagi adalah mengubah dunia ini.
  • Revolusi adalah yang disebabkan oleh pergaulan hidup, satu hakikat tertentu dari perbuatan-perbuatan masyarakat.
  • Bahwa para pekerjalah, yang menduduki lantai ekonomi perekonomian Indonesia.
  • Selama orang percaya bahwa kemerdekaan bisa tercapai dengan jalan putch atau anarkisme, hanyalah impian seorang yang sedang demam.
  • Seorang yang pernah pengarang  buku di Amerika meramalkan, bahwa kalau satu negara seperti Amerika ingin menguasai samudera dan dunia, dia mesti rebut Indonesia lebih dahulu untuk sendi kekuasaan.
  • Jika kita mau mengumpulkan dan memusatkan tenaga-tenaga revolusioner di Indonesia dengan jalan massa aksi yang tersusun untuk memantapkan kemerdekaan nasional, tentulah kita mesti mempunyai satu partai yang revolusioner.
  • Pada pukulan terakhir yang menentukan, kita hanya bisa mendapat kemenangan, jika kita juga mengambil inisiatif bertahan. Supaya pukulan terakhir yang menentukan itu bisa mewujudkan tujuan kita.
  • Tetapi, jika pemerintah Indonesia kembali dipegang oleh kaki tangan seorang kapitalis asing walaupun bangsa Indonesia itu sendiri, dan 100% perusahaan modern berada ditangan kapitalis asing, seperti di zaman “Hindia Belanda” maka Revolusi Nasional itu berarti membatalkan Proklamasi dan kemerdekaan Nasional dan mengembalikan kapitalisme dan imperialisme internasional.
  • Dalam soal revolusi nasional, apakah bangsa yang terjajah yang berjuang untuk membela kemerdekaannya itu sesungguhnya menjadi bangsa yang merdeka dalam segala lapangan hidupnya terhadap bangsa lain, atau kembali dijajah dengan cara lama atau cara baru.
  • Kelahiran suatu pikiran sering menyamai kelahiran seorang anak. Ia didahului dengan penderitaan-penderitaan pembawaan kelahirannya.
  • Janganlah menjatuhkan diri ke dalam kesesatan dengan mengira, bahwa kebudayaan Timur yang dulu atau sekarang lebih tinggi dari kebudayaan Barat sekarang. Ini boleh kamu katakan, bilamana kamu sudah melebihi pengetahuan, kecakapan dan cara berpikir orang Barat.
  • Bahwa benda itu adalah satu rantai, satu karma yang merantai hidup kita, hidup sengsara ini.
  • Satu dua diantara berbagai ukuran yang biasanya kita pakai terhadap seseorang yang terjun ke depan masyarakat sebagai pemimpin ialah, apakah pertama sekali ia dapat melihat ke depan, dan kedua apakah di cukup mempunyai watak konsekuen untuk memegang pandangannya ke depan itu.
  • Sedangkan sebetulnya cara mendapatkan hasil itulah yang lebih penting daripada hasil sendiri.
  • Dengan jalan revolusi dan perang kemerdekaan nasional itu yang dapat dimasukkan ke dalam revolusi sosial! maka sekalian negeri besar-besar yang modern, tidak ada kecualinya, dapat melepaskan diri dari kungkungan kelas dan penjajahan.
  • Marx mendefinisikan negara yaitu “Negara itu adalah hasil dari pernyataan perjuangan kelas yang tidak bisa diperdamaikan.
  • Beritahukanlah kepada kami, bagaimana perhubungan ekonomi antara kedua bangsa dan kelas itu! Kami akan dapat pula membentuk bingkai politik antara kedua bangsa atau kedua golongan itu.
  • Manusia mengeluarkan tenaga yang sama untuk mendapatkan hasil yang sama juga.
  • Jika sekiranya pulau Jawa mempunyai borjuasi nasional yang revolusioner dan Diponegoro dalam perjuangannya melawan Mataram dan Kompeni pastilah ia akan berdiri di sisi borjuasi itu.
  • Seorang Marxis yang mau mendapatkan sesuatu kesimpulan (conclusion) untuk dijadikan obor dalam menentukan sikap dan tindakan di Indonesia sekarang, haruslah mempertimbangkan kesimpulan itu atas bahan berpikir (promises) yang diperoleh di Indonesia sekarang juga.Sekurang-kurangnya masyarakat, kita sudah mengeluarkan orang yang lebih dari seorang Darwin, Newton, Marx dan Lenin, barulah kamu boleh bangga.
  • Seseorang yang ingin menjadi murid Barat atau manusia, hendaklah ingin merdeka dengan memakai senjata Barat yang rasional. Apabila sudah dapat barulah dapat ia menciptakan satu pergaulan hidup yang baru dan rasional.
  • Satu kelas atas satu bangsa yang tidak mampu melemparkan peraturan-peraturan kolot serta perbudakan dengan perantaraan revolusi, niscaya musnah atau ditakdirkan menjadi budak buat selama-lamanya.
  • Presiden Soekarno sambil menunjuk, berkata kepada saya lebih kurang seperti berikut: “Kalau saya tiada berdaya lagi, maka kelak pimpinan revolusi akan saya serahkan kepada saudara”.
  • Tidak, tak ada sesuatu program revolusioner yang berarti, jika tak ada pergerakan revolusioner..
  • Seperti seekor semut hanyut bergantung pada sepotong rumput yang diayun-ayunkan gelombang.
  • Jika kita dalam perjuangan revolusioner tidak mengambil inisiatif duluan, maka lawan mendapatkan keuntungan menguasai kemauan dan perbuatan kita sehingga kita dipaksa dalam keadaan pasif melumpuhkan.
  • Yang tajam balik bertimbal, kalau tak ujung pangkal mengena.
  • Ingatlah! Bahwa dari dalam kubur, suara saya akan lebih keras daripada dari atas bumi.
  • Bila kaum muda yang telah belajar di sekolah dan menganggap dirinya terlalu tinggi dan pintar untuk melebur dengan masyarakat yang bekerja dengan cangkul dan hanya memiliki cita-cita yang sederhana, maka lebih baik pendidikan itu tidak diberikan sama sekali.

Awal Kehidupan dan Pendidikan

Tan Malaka  memiliki nama asli Ibrahim Gelar Datuk Sutan Malaka. Ia dilahirkan di Nagari Pandam gadang, Agam, Sumatera Utara pada 2 Juni 1897.

Sejak muda Tan Malaka termasuk sosok yang sangat haus akan ilmu pengetahuan. Pendidikan formalnya dimulai di Kweekschool voor Onderwijzers yang terletak di Bukit Tinggi.

Tan Muda merampungkan pendidikan dasarnya saat tahun 1913. Setelah lulus, Tan muda melanjutkan pendidikan ke Belanda untuk belajar di Rijkskweekschool Haarlem dari tahun 1913 sampai dengan 1919.

Saat berada di Belanda inilah Tan Malaka muda mendapatkan ide-ide komunisme dan sosialisme, utamanya setelah terjadinya revolusi Rusia di tahun 1917.

Kala menempuh pendidikan di Belanda inilah Tan Malaka akrab dengan buku-buku karya Vladimir Lenin, Engels, Karl Marx, dan Friedrich Engels.

Selain membaca banyak buku, Tan Malaka juga banyak berjejaring dengan tokoh-tokoh berpengaruh di masa itu. Hal inilah yang kemudian membuat Tan menjadi sosok yang revolusioner.

Salah satu yang membuatnya melegenda adalah pemikirannya yang paling terkenal adalah Indonesia harus merdeka seratus persen dan satu-satunya cara untuk bisa melakukannya adalah dengan revolusi total.

Banyaknya buku yang dibaca membuatnya pandai memilih kata-kata yang menginspirasi dalam semua karya-karyanya di kemudian hari.

Setelah menyelesaikan pendidikannya di Belanda, Tan Malaka pulang ke tanah air untuk mengajar anak-anak buruh perkebunan tembakau yang berada di Deli, Sumatra Timur.

Di sinilah mata Tan Malaka terbuka bahwa ketimpangan sosial yang begitu besar sedang terjadi. Ia merasa ketidakadilan tengah terjadi.

Perasaan inilah yang kemudian memunculkan sikap radikal dan kritis yang membuatnya banyak menulis artikel tentang ketimpangan sosial antara pekerja dengan pemilik perkebunan.

Kemudian di tahun 1924, Tan Malaka pindah ke Jawa Barat dan sempat menjadi anggota Volksraad selama satu tahun.

Selanjutnya Tan Malaka bergabung ke Sarekat Islam diminta untuk masuk ke Partai Komunis Indonesia (PKI) dan ketika pindah ke Semarang, Tan mendirikan sebuah sekolah yang dinamai Sarekat Islam.

Kecakapan dan pengalamannya di luar negeri membuat karir politik Tan berkembang dengan begitu pesat dan hanya butuh satu tahun membuat dirinya dipercaya menjadi ketua PKI menggantikan Semaun.

Sosoknya yang keras dan idealis membuat Tan Malaka sering bersitegang dengan pemerintah Kolonial. Banyak pemikiran dan aktivitas Tan Malaka dianggap berbahaya bagi keberlangsungan pemerintah Kolonial.

Hal inilah yang kemudian membuat pemerintah kolonial menangkapnya dan membuangnya ke Kupang pada bulan Februari 1922.

Tidak berapa lama kemudian Tan Malaka dipindahkan lagi ke Belanda. Di masa pengasingan inilah Tan Malaka menjelma sosok yang ‘misterius’. Ia seolah agen rahasia yang memakai banyak identitas dan profesi untuk bisa berpindah dari satu negara ke negara lain.

Dalam beberapa catatan, disebutkan bahwa Tan Malaka memiliki nama samaran sebanyak 23 nama dan dia disebutkan pernah tinggal di Jepang, Singapura, Filipina. Tiongkok, Hongkong, dan masih banyak lainnya.

Kecerdikan dan kejeniusannya membuat banyak membantunya menjalankan misi samaran yang dilakukannya selama bertahun-tahun.

Selama menjalani masa pengasingan ini, Tan Malaka menulis banyak sekali buku. Beberapa di antaranya adalah Masa Aksi, Dari Penjara ke Penjara, dan masih banyak lainnya lagi.

Peran Tan Malaka dalam Perjuangan Indonesia

Sekitar tahun 1942 Tan Malaka pulang ke tanah air. Ketika kembali ke tanah air inilah Tan Malaka berjejaring dengan tokoh-tokoh penting pejuang baik dari golongan tua maupun muda.

Tan Malaka juga merupakan salah satu sosok yang meminta agar proklamasi kemerdekaan Indonesia untuk segera dilaksanakan.

Meskipun Indonesia sudah berhasil memproklamasikan diri sebagai negara merdeka pada 17 Agustus 1945, tetapi bagi Tan Malaka ini belum cukup.

Hal ini dikarenakan Tan Malaka menganggap bahwa Indonesia belum merdeka sepenuhnya. Ia ingin agar Indonesia bisa 100 persen.

Sikap keras yang dimiliki Tan Malaka yang ingin membuat Indonesia merdeka 100 persen tak ayal sering membuatnya sering bertentangan dengan kawan-kawan seperjuangannya.

Bahkan, sosok yang pertama kali mencetuskan ide tentang Republik Indonesia ini sempat ditangkap dan dipenjara oleh kawan seperjuangannya sendiri.

Akhir Petualangan Tan Malaka

Memasuki awal tahun 1946, Tan Malaka mendirikan sebuah organisasi bernama Persatuan Perjuangan yang dalam waktu singkat berhasil menarik minat dan mendapat dukungan besar dari tentara dan rakyat.

Hanya saja karena adanya suatu alasan yang menganggap organisasi yang didirikan Tan Malaka dianggap berbahaya, Tan Malaka ditangkap dan dihukum penjara. Selang dua tahun kemudian selepas terjadinya pemberontakan PKI di Madiun, Tan Malaka dibebaskan.

Setelah bebas dari penjara, Tan Malaka kemudian mendirikan Partai Murba. Sayangnya, usaha yang dilakukan Tan Malaka ini kurang begitu berhasil.

23 Februari 1949 Tan Malaka ditangkap lalu dieksekusi di Selopanggung, Kediri. Jenazahnya kemudian dimakamkan di kaki gunung wilis.

Selama puluhan tahun, tidak ada yang tahu keberadaan makamnya. Tidak seperti kebanyakan pahlawan yang banyak mendapatkan ucapan terima kasih di hari Pahlawan, nama Tan Malaka seolah terlupakan dari panggung sejarah nasional.

Kemudian pada tahun 2017, Herry Poeze, seorang peneliti Belanda menemukan makamnya. Setelah itu, jasadnya dipindahkan ke Nagari Pandam Gadang, Sumatra Barat, tanah kelahirannya.

Penutup

Demikian informasi yang dapat Mamikos berikan, semoga artikel tentang kata-kata Tan Malaka ini dapat menginspirasi bagi generasi muda. ✍️📚

Referensi:


Klik dan dapatkan info kost di dekatmu:

Kost Jogja Murah

Kost Jakarta Murah

Kost Bandung Murah

Kost Denpasar Bali Murah

Kost Surabaya Murah

Kost Semarang Murah

Kost Malang Murah

Kost Solo Murah

Kost Bekasi Murah

Kost Medan Murah