Contoh Makalah Penelitian, Ayo Cari Tahu Cara Membuatnya
Contoh makalah penelitian, ayo cari tahu cara membuatnya – Tugas membuat makalah penelitian seringkali diberikan dosen atau guru pada peserta didiknya. Proses pembuatannya pun membutuhkan banyak referensi dan data pendukung, sehingga tidak bisa dilakukan asal-asalan.
Contoh-Contoh Makalah Penelitian dan Cara Pembuatannya
Daftar Isi
Daftar Isi
Apakah kamu pernah mendapatkan tugas pembuatan makalah penelitian? Bagi yang belum pernah diminta membuatnya, biasanya akan ada kesulitan menentukan tema dan hal-hal penting untuk ditulis. Pemilihan referensi dalam membuat makalah pun turut menjadi tantangan, apalagi jika tema makalah belum banyak dibahas. Kamu tidak perlu bingung jika menemukan kendala tersebut. Dengan mempelajari cara pembuatan makalah penelitian beserta contoh-contohnya, kamu akan lebih mudah ketika diminta membuat sendiri.
Apa Itu Makalah Penelitian?
Sebelum mencari tahu contoh-contoh makalah penelitian, cari tahu terlebih dahulu definisi makalah penelitian. Sebab, ada banyak jenis karya tulis dengan format berbeda-beda. Makalah penelitian merupakan makalah yang argumennya didasarkan analisis riset. Biasanya, makalah penelitian diberikan sebagai bentuk penugasan di jenjang sekolah menengah atau di bangku kuliah.
Makalah penelitian dapat digunakan untuk mengulas berbagai macam tema, mulai dari bidang sejarah hingga ilmu kedokteran. Penulisan makalah penelitian akan terasa sulit pada awalnya, apalagi jika bingung mengorganisasi gagasan dan referensi atau sumber makalah.
Cara Membuat Makalah Penelitian
Makalah penelitian dibuat dengan tujuan tertentu, misalnya saja sebagai bentuk penugasan dari guru atau dosen. Untuk membuat makalah penelitian, ikuti langkah-langkah berkut.
1. Membaca Ketentuan Penulisan Makalah Penelitian
Cari tahu ketentuan penulisan makalah penelitian yang ditugaskan agar tidak salah dalam membuatnya. Hal-hal penting yang perlu kamu pertimbangkan adalah topik makalah, panjang makalah, ketentuan acuan referensi beserta jumlah minimalnya, format penulisan makalah, dan batas waktu pengumpulan makalah penelitian. Setelah itu, tentukan teknik penulisan makalah berdasarkan ketentuan, seperti dengan menggunakan komputer atau menggunakan kertas.
2. Membuat Jadwal Pengerjaan Makalah Penelitian
Sebuah makalah penelitian biasanya membutuhkan waktu untuk menyelesaikannya. Tidak ada salahnya untuk membuat jadwal penyelesaikan makalah agar tidak melewati batas waktu. Gunakan referensi jadwal penulisan makalah berikut:
• Membaca panduan penulisan makalah secara saksama
• Mulai menentukan topik dan membaca referensi sejenis
• Mendiskusikan topik yang dipilih pada pembimbing (jika topik belum ditentukan dari awal)
• Mengumpulkan sumber penulisan, seperti sumber utama dan sumber sekunder.
• Mencatat hasil riset dan menggunakan bahan riset secara bijaksana
• Menyusun kerangka penulisan makalah penelitian
• Menulis draft tahap pertama
• Melakukan revisi draft (misalnya pada bagian abstrak, tinjauan pustaka, gambar, metodologi, hasil, simpulan, apendiks, dan daftar pustaka)
• Mengumpulkan makalah penelitian
Terkadang, seseorang membutuhkan tempat yang kondusif untuk menyelesaikan tugas penulisan makalah. Kamu bisa memilih kamar sendiri, ruang tamu, kafe, bahkan taman jika membutuhkan suasana berbeda. Pastikan cahaya matahari dan sirkulasi udara di tempat tersebut tidak kurang.
Kerangka Makalah Penelitian
Pahami struktur makalah penelitian dan format penulisan makalah agar sesuai ketentuan. Secara umum, kerangka yang digunakan adalah sebagai berikut:
• Halaman judul
• Kata Pengantar
• Daftar Isi
• Abstrak
• BAB I Pendahuluan: A.Latar belakang penelitian, B.Rumusan masalah, C.Tujuan penelitian, D.Manfaat penelitian
• BAB II Tinjauan Pustaka: A.Kajian literatur, B.Batasan konseptual
• BAB III Metodologi Penelitian: A.Metode penelitian, B.Teknik pengumpulan data, C.Teknik analisis data
• BAB IV Pembahasan: A.Deskripsi hasil penelitian, B.Analisis hasil penelitian, C.diskusi
• BAB V Penutup: A.Kesimpulan, B.Saran
• Daftar pustaka
• Lampiran
Kerangka penulisan makalah penelitian tersebut bisa berbeda-beda bergantung jenis penelitian. Misalnya saja penelitian kuantitatif membutuhkan hipotesis pada BAB II, sedangkan pada penelitian kualitatif tidak perlu dicantumkan.
Tips Menulis Makalah Penelitian
Terapkan tips-tips berikut ketika kamu akan memulai penulisan makalah penelitian.
- Membuat kondisi nyaman ketika akan memulai penulisan dan menjauhkan benda-benda yang dapat membuat gangguan
- Berusaha fokus mengikuti jadwal penulisan makalah penelitian agar tidak melewati batas waktu
- Mengutip sumber atau referensi secara tepat dan sesuai format yang diberikan
- Melakukan analisis sumber sebelum mencantumkannya pada makalah
- Mendikusikan kesulitan pada pembimbing
Contoh Makalah Penelitian
Setelah membaca cara penulisan makalah penelitian di atas, gunakan referensi contoh berikut untuk membuat makalah penelitianmu.
Perilaku Kawin dan Pertahanan Diri Aves (Gallus gallus d.) dan Gastropoda (Achatina fulica)
ATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah melimpahkan rahmat-Nya, sehingga makalah penelitian dapat selesai tepat waktu. Makalah tentang aves spesies (Gallus gallus d.) dan Gastropoda (Achatina fulica) dibuat untuk mengetahui perilaku kawin dan pertahanan diri spesies tersebut.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada makalah penelitian ini. Oleh karena itu, penulis berharap pembaca dapat memberikan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan makalah penelitian. Semoga makalah ini dapat memberikan tambahan wawasan dan manfaat bagi pembaca.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
Abstrak
BAB I Pendahuluan
Latar belakang
Rumusan masalah
Tujuan penelitian
Manfaat penelitian
BAB II Tinjauan Pustaka
Kajian literatur
Batasan konseptual
BAB III Metodologi Penelitian
Metode penelitian
Teknik pengumpulan data
Teknik analisis data
BAB IV Pembahasan
Deskripsi hasil penelitian
Analisis hasil penelitian
Diskusi
BAB V Penutup
Kesimpulan
Saran
Daftar pustaka
BAB I Pendahuluan
Latar Belakang
Perilaku hewan muncul akibat faktor genetik dan lingkungan. Masing-masing hewan memiliki perilaku berbeda dan bergantung pada stimulus yang diberikan, sehingga perilaku dapat diubah melalui pengalaman di lingkungan. Selain itu, perilaku hewan juga dipengaruhi hormon dan kondisi fisik hewan.
Perbedaan perilaku hewan memiliki hubungan erat dengan sistem saraf. Perilaku hewan akibat adanya stimulus tidak hanya dikendalikan oleh gen, tetapi juga lingkungan. Perilaku tersebut misalnya perilaku bawaan maupun perilaku yang sifatnya terajarkan. Antarspesies hewan juga mempunyai perilaku kawin serta pertahanan diri bervariasi. Makalah penelitian ini akan membahas kedua perilaku tersebut yang ditunjukkan Gallus gallus domesticus dari kelas aves serta spesies Achatina fulica dari filum gastropoda.
Rumusan Masalah
1.Bagaimana perilaku kawin dan pertahanan diri spesies Gallus gallus domesticus (ayam buras)?
2.Bagaimana perilaku kawin dan pertahanan diri spesies Achatina fulica (bekicot)?
Tujuan Penelitian
1.Mengetahui perilaku kawin dan pertahanan diri spesies Gallus gallus domesticus (ayam buras)
2.Mengetahui perilaku kawin dan pertahanan diri spesies Achatina fulica (bekicot)
BAB II Tinjauan Pustaka
Kajian Literatur
A.Kelas Aves
Kelas aves merupakan anggota dari filum chordata yang hidup di darat, air, maupun sebagai petengger. Pengklasifikasian anggota kelas aves didasarkan pada perbedaan morfologi dan tingkah lakunya. Ciri-ciri yang dimiliki kelas ini adalah (Hickman, 2001):
1.Tubuhnya tersusun dari kepala, leher, dada, dan ekor. Bagian leher biasanya lebih panjang untuk keseimbangan.
2.Bagian luar tubuh ditutupi bulu dan sisik kaki
3.Tidak memiliki kelenjar keringat
4.Tidak memiliki gigi
5.Bersifat endotermik
6.Jantan dan betina terpisah dan fertilisasi internal. Pada jantan testis berjumlah sepasang, sedangkan pada betina hanya terdiri dari ovary kiri dan oviduk.
B.Filum Molusca
Filum molusca beranggotakan hewan-hewan yang bertubuh lunak mencakup jenis siput, chiton, cumi-cumi, dan kerang-kerangan. Mollusca dapat hidup di air maupun di darat.Ciri-ciri yang dimiliki filum molusca diantaranya (Hickman, 2001):
1.Tubuh simetri bilateral dan terdiri dari kaki, masa visceral, dan mantel
2.Alat kelamin umumnya terpisah, namun ada pula yang hermafrodit
3.Organ ekskresi berupa nefridia
4.Habitat tersebar luas, baik di darat, air tawar, dan laut
5.Sistem peredaran darah terbuka
Secara umum, filum molusca dibagi menjadi 7 kelas, yaitu aplacophora, monoplacophora, polyplacophora, scaphopoda, gastropoda, cephalopoda, dan pelecypoda.
BAB III Metodologi Penelitian
Metode Penelitian
Penelitian untuk mengetahui perilaku kawin dan pertahanan diri spesies Gallus gallus domesticus dilakukan dengan bantuan alat berupa kamera, sedangkan alat untuk mengetahui perilaku kawin dan pertahanan diri spesies Achatina fulica adalah kamera dan bahan berupa garam dan air es.
Teknik Pengumpulan Data
Perilaku kawin Gallus gallus domesticus diamati dengan mencari sepasang ayam yang sedang bersama-sama dan diamati selama beberapa saat, kemudian mengambil videonya saat ayam tersebut melakukan perkawinan. Untuk mengetahui perilaku pertahanan diri Gallus gallus domesticus, pengamat mencari ayam yang baru saja menetas di dalam kandang, kemudian melakukan kegiatan yang sifatnya mengganggu anak ayam tersebut untuk memancing induk ayam melakukan penyerangan. Kedua perilaku tersebut diambil menggunakan video dan gambar.
Perilaku kawin Achatina fulica diamati dengan mencari sepasang bekicot yang sedang bertindihan, kemudian direkam menggunakan video. Perilaku pertahanan diri Achatina fulica diamati dengan memberikan beberapa perlakuan. Pertama, mengganggu bekicot dengan cara menyentuhnya ketika sedang berjalan, kemudian memberikan perlakuan dengan menyiram air dingin, dan memberi garam.
BAB IV Pembahasan
Deskripsi Hasil Penelitian
1.Achatina fulica
Hasil Pengamatan 1 : perilaku kawin spesies ini terlihat saat dikeluarkan dari wadah. Dari beberapa ekor bekicot, terdapat sepasang bekicot yang tampak saling tumpang tindih. Bekicot ini tampak sedang melekatkan bagian ventral tubuhnya ke atas cangkang, namun sebenarnya bekicot ini sedang saling menempelkan alat kelaminnya.
Hasil pengamatan 2 : Bekicot tidak memberikan reaksi yang signifikan, seperti memasukkan antenanya ke dalam cangkang. Hal tersebut dikarenakan bekicot menyukai tempat yang lembap dan suhu air tidak terlalu dingin, sehingga bekicot tidak menganggap rangsangan tersebut sebagai suatu gangguan.
Hasil pengamatan 3: Bekicot memasukkan antenanya ke dalam cangkang ketika disentuh di bagian kepala, sedangkan ketika bagian tubuhnya disentuh tidak memberikan reaksi apapun.
Hasil pengamatan 4: Setelah diberi garam, bekicot langsung memasukkan seluruh tubuhnya ke dalam cangkang dan mengeluarkan banyak lendir, kemudian jatuh dan mati. Hal tersebut dikarenakan tubuh bekicot mengalami plasmolisis.
2.Gallus gallus domesticus
Hasil pengamatan 1: ayam jantan yang diamati terlihat sedang mengejar ayam betina. Dalam perilaku kawin hal ini dikatakan sebagai permulaan (foreplay). Ayam betina terlihat sudah memasuki masa estrus, sehingga ayam betina tidak meronta atau menolak ayam jantan yang mendekatinya.
Hasil pengamatan 2: saat anak ayam diganggu (diberikan perlakuan seperti ancaman), kemudian anak ayam menciat-ciat “berteriak” sehingga membuat si induk ayam marah dan menghampiri gangguan tersebut untuk memberikan penyerangan.
Diskusi
1.Jika bekicot kawin di tempat terbuka, lalu bagaimana telurnya?
Ketika masa kawin mencari tempat dulu atau harus bagaimana?
Jawab: Bekicot dapat kawin di mana saja selama dia dapat hidup di tempat itu, sedangkan untuk penempatan telur ada di tempat lembap dan terlindungi agar tidak rusak oleh cuaca dan dimakan oleh predator.
2.Apakah bekicot dapat bertarung seperti hewan lainnya?
Jawab: Tidak. Bekicot lebih suka menghindar dari lawannya dan bersembunyi di dalam cangkang sebagai sarana pertahanan diri. Jika merasa sangat terganggu, bekicot akan mengeluarkan banyak lendir, bahkan dengan sesama bekicot pun tidak ada persaingan yang sampai mengakibatkan terjadinya pertarungan, biasanya yang lebih kecil akan menyingkir.
BAB V Penutup
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, dapat diperoleh kesimpulan:
1.Perilaku kawin Gallus gallus domesticus dapat terjadi secara alami yaitu dengan cara ayam jantan berada diatas punggung (menaiki) ayam betina kemudian dengan bertemunya alat kelamin dari keduanya. Sedangkan perilaku pertahanan diri ayam berdasarkan pengamatan yaitu dapat terjadi apabila diberikan stimulus berupa ancaman.
2.Perilaku kawin Achatina fulica berbeda ketika muda dan dewasa karena Achatina fulica dewasa mampu melakukan perkawinan secara hermafrodit. Perilaku pertahanan diri ditunjukkan sesuai rangsangan yang diberikan.
Daftar pustaka
Hickman, Cleveland P, Larry S. Roberts, dan Allan Larson. 2001. Integrated Principles of Zoology 11th Edition. New York: Mc Graw Hill
Setelah membaca artikel contoh makalah penelitian dan cara membuatnya, apakah kamu sudah menentukan contoh yang akan digunakan? Lakukan modifikasi makalah sesuai kebutuhan. Sebelum mengumpulkan makalah, periksa kembali daftar pustaka yang kamu gunakan karena data pada makalah harus bisa dipertanggungjawabkan. Mintalah bantuan orang lain untuk memeriksa tata bahasa dan isi makalah. Semoga bermanfaat.
Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu: