Implementasi Gaya Hidup Minimalis pada Masa Pandemi COVID-19
Implementasi Gaya Hidup Minimalis pada Masa Pandemi COVID-19 – Seperti yang kita ketahui, minimalisme dibentuk pada tahun 1960-an ketika dimulai pada musik hingga tersebar pengajarannya terutama ke gaya hidup. Gaya hidup memang abadi dan tidak pernah memandang waktu karena kecepatan manusia dalam mengalihkan seleranya. Namun, kini menghadapi pandemi, hampir semua gaya hidup terpaku dengan ‘keterbatasan’.
Implementasi Gaya Hidup Minimalis pada Masa Pandemi COVID-19
Daftar Isi
Daftar Isi
Minimalis Mempertalikan Erat Gaya Hidup Manusia Sejak Pandemi
Manusia adalah makhluk yang selalu memikirkan kebutuhan sendiri secara indefinitif. Sebelum pandemi, kita saksikan sebagian besar masyarakat tak selalu mengukur apapun kondisinya, seperti pikiran ingin menghamburkan duit secara berlebihan, membeli pakaian atau barang baru yang tidak memiliki guna apapun untuk kedepannya, jarang memperhatikan kondisi mental dan fisik, dan sebagainya. Hal ini juga dinormalisasikan karena adanya asumsi yang masih bias terhadap penerapan yang dipahami pada garis besarnya, contohnya orang tersebut dianggap ‘pelit’ karena tidak ingin belanja atau ungkapan bahwa bisa saja menjadi minimalis akan jauh lebih boros dibandingkan yang sudah. Padahal, gaya hidup minimalis tidak sepenuhnya sulit juga tidak kalah dengan memberikan yang terbaik terhadap nilai secara berkualitas dan terjamin lestari. Esensialnya, hal tersebut juga dapat membantu masyarakat untuk tetap terus hidup hemat, ringan, dan bebas tanpa memikul banyak beban.
Akan tetapi, semenjak pandemi datang, asumsi minimalis yang bertumpuk secara kolot ternyata menjadi keterbalikkan dari sebelumnya. Pola pikiran sebagian besar masyarakat kemudian tersadarkan dan menjadi kritis serta realistis seketika. Menanamkan pemikiran kritis pun akan terus melihat ketidakpastian dan rencana yang gagal menjadi sebuah pembelajaran agar dapat memelihara ide dan gagasan untuk menggantikan jalan alternatifnya. Walaupun terlihat sulit untuk menjauhkan kebiasaan yang lama, mungkin semua akan terasa nyaman ketika mengaplikasikan gaya hidup minimalis dalam diri sendiri. Selain pemikiran kritis dan realistis yang kita peroleh, kita juga tidak lupa dengan momen menjadi konsumerisme kini kita bisa mengelola dan menghidupkan kebijakan dalam pemakaian finansial seperti menabung dan investasi yang sedang bertebaran. Semua tindakan yang kita peroleh selama menjadi minimalis, maka kita mampu pula sehingga pelaksanaannya tidak hanya dilangsungkan ketika pandemi tetapi juga ketika suatu saat negara akan bebas pandemi.
Silih-bergantinya gaya hidup manusia boleh saja tergantikan dari waktu ke waktu. Namun, kita tidak luput lupa dengan implementasi gaya hidup minimalis telah mencukupi sendi-sendi kehidupan manusia secara bijak dan menyenangkan, apalagi dalam masa pandemi ini. Jika kamu yang masih ingin mempelajari bagaimana hidup minimalis, kamu bisa membaca buku, artikel, majalah, dan bacaan lainnya mengenai sistem minimalis atau menonton video untuk terus menyaksikan sistematika dan testimoni manusia dan penerapannya secara audio visual.
Penutup
Harapan manusia semenjak pandemi sungguh-sungguh terbilang banyak dan siklus kehidupan pun masih abstrak dalam menjalankan kewajibannya. Karena adanya minimalis, semua tanggungan dan rintangan dalam menahan diri pun perlahan terlaksana semaksimal mungkin. Oleh karena itu, teruslah belajar untuk mengaplikasikan gaya hidup minimalis serta kebal dalam mengikuti euforia kemewahan! Jangan lupa kencangkan niat dan konsistenmu, ya!
Kontributor: Englandiva Akyla Maulita Hartono
Klik dan dapatkan info kost di dekatmu: