Apa yang Dimaksud Tangga Nada? Urutan, Jenis & Contoh Tangga Nada
Apa yang Dimaksud Tangga Nada? Urutan, Jenis & Contoh Tangga Nada – Tangga nada merupakan salah satu istilah yang akan sering kamu dengarkan ketika sedang bergelut di dunia musik. Ya, istilah ini pada dasarnya adalah sebuah nada yang umumnya ada di setiap alunan musik, sehingga istilah ini pasti sudah sering kamu dengar.
Namun, meskipun sudah ada banyak orang yang mengenal maupun mendengar istilah ini dengan cukup sering, rata-rata dari mereka pasti tidak akan bisa menjelaskan bagaimana pengertian, urutan, dan jenis yang meliputi hal ini di dalamnya.
Pengertian Tangga Nada
Tangga nada adalah suatu susunan yang berjenjang dan berasal dari beberapa nada pokok yang ada di sebuah sistem nada tertentu. Nada-nada yang dimaksud disini bisa meliputi nada dasar hingga nada oktaf yang antara lainnya adalah do, re, mi, fa, sol, la, si, do.
Sementara itu, masih ada lagi pengertian dari istilah ini yang dipercaya oleh sebagian besar orang, yaitu susunan yang berasal dari sebuah rangkaian nada yang dibuat dengan menggunakan rumus interval dari suatu nada tertentu.
Nah, disini kamu pasti akan bertanya-tanya sebenarnya apa yang dimaksud dengan interval nada tersebut? Jawaban dari pertanyaan ini adalah jarak antara suatu nada tertentu dengan nada-nada yang lainnya. Dalam hal ini, jarak antara satu nada dengan nada lainnya itu bisa dibilang cukup beragam.
Ada yang memiliki jarak setengah, ada juga yang memiliki jarak satu, dan ada juga yang memiliki jarak hingga angka 2. Dari jarak yang ada di beberapa nada tersebut, nantinya akan menentukan sebuah variasi nada maupun jenis nada yang akan dihasilkan, sehingga membentuk pola irama.
Untuk fungsi dari hal ini sendiri akan sangat berkaitan dengan dunia musik, karena fungsi utama dari hal ini adalah sebagai instrumen atau alat musik yang bisa menciptakan sebuah lagu tertentu, sehingga lagu tersebut dapat didengar dan dinikmati oleh banyak orang, karena mengandung susunan nada yang indah.
Urutan Tangga Nada
Setelah memahami penjelasan tentang pengertiannya itu sendiri, sekarang kamu juga perlu memahami urutan dari tangga untuk nada itu sendiri. Dengan memahami hal ini secara jelas dan lengkap juga, kamu bisa semakin paham dengan dunia tangga nada yang sangat berkaitan dengan dunia musik ini.
Sementara itu, untuk urutan tangganya akan dibagi menjadi 2 kategori, sehingga kedua kategori ini sama-sama memiliki peran yang penting, yang harus kamu ketahui secara benar dan baik. Berikut adalah kedua kategori yang tepat:
1. Tangga Nada Modal
Yang dimaksud dengan istilah ini adalah urutan nada yang ada di bagian paling awal. Dengan pengertiannya tersebut, tangga untuk nada jenis modal juga sering disebut sebagai skala modal bagi sebagian orang lainnya.
Pada dasarnya, skala modal akan terdiri dari 7 tangga nada yang saling berbeda satu sama lain, yaitu lonian, dorian, phrygian, lydian, mixolydian, aeolian, dan locrian. Pastikan kamu mengingatnya dengan urutan yang benar, sehingga kamu tidak hanya perlu mengingat namanya saja tapi juga urutannya.
Selanjutnya, perlu kamu ketahui juga bahwa ada beberapa skala modal yang berupa mode mayor dan beberapa bagian lagi berupa mode minor. Hal ini perlu diketahui secara tepat, karena masing-masing nada yang seperti ini akan menghasilkan nuansa musik yang berbeda.
2. Tangga Nada Penuh
Nama lain dari urutan tangga nada yang satu ini adalah skala penuh, dan istilah ini memiliki arti skala nada yang memiliki jarak antar nada satu dengan not penuh. Dengan begitu, segala hal yang ada di dalam skala penuh ini jarak antar nadanya tidak ada yang bisa berjarak setengah.
Untuk lebih jelasnya, kamu bisa memahaminya dengan cara membandingkan skala penuh dengan skala mayor. Pada dasarnya, jarak nada yang ada di skala mayor akan memiliki interval nada yakni 1,1,1/2, 1, 1,1,1/2.
Jika hal ini diselesaikan pada tangga nada C, maka akan menjadi C-D-E-F-G-A-B-C. Nantinya, pada bagian ini akan ditemukan interval nada yang berjarak satu not penuh, yang dimana antar notnya akan terlihat not asal, 2nd, 3rd, #4, #5, b7.
Ketika jarak antar not tersebut dimainkan pada skala nada Do=C, maka akan menjadi C, D, E, F#, G#, Bb. Sementara itu, alasan mengapa hal ini perlu kamu ketahui secara jelas adalah untuk membantumu dalam memiliki pengetahuan yang lebih luas mengenai not pada musik.
Jenis-Jenis Tangga Nada
Hampir sama dengan urutannya yang cukup beragam, untuk jenisnya sendiri akan lebih beragam dari urutannya tadi. Dengan demikian, kamu akan membutuhkan konsentrasi dan daya ingat yang lebih untuk memahami penjelasan tentang jenis-jenisnya berikut ini:
1. Jenis Diatonis
Tangga nada diatonis adalah sebuah skala nada yang memiliki 7 nada berbeda meski berada di dalam 1 oktaf yang sama. Nantinya, ketujuh nada yang ada di dalamnya ini akan diakhiri dengan 1 nada yang berulang-ulang.
Sementara itu, jarak antara not maupun nada diatonisnya adalah satu dan setengah, dan contoh untuk jenis ini adalah C mayor, yang dimana nada ini akan dimulai dari do dan diteruskan ke A minor yang pada dasarnya akan dimulai dari La.
Pada dasarnya, diatonis itu sendiri merupakan salah satu pengetahuan yang paling dasar dalam sebuah teori musik, sehingga sebagian besar orang yang sudah pernah bergelut di dunia musik seperti ini, pasti sudah paham dengan jenis nada yang satu ini.
Nah, di dalam tangga nada diatonis ini nanti akan dibagi lagi menjadi 2 jenis yang berbeda, yang antara lainnya adalah:
Tangga Nada Diatonis Mayor
Tangga nada mayor ini merupakan salah satu jenis skala nada yang umum digunakan pada sebuah musik tertentu. Untuk jarak antar notnya sendiri adalah 1-1-1/2-1-1-1-1/2, dan contohnya adalah C mayor. Skala nada ini terdiri dari do, re, mi, fa, sol, la, si, do.
Biasanya, ketika jenis nada ini dimainkan maka akan menghasilkan nuansa musik yang ceria dan juga menyenangkan. Berikut adalah beberapa contoh lagu daerah yang menggunakan diatonis mayor, yaitu:
- Berkibarlah Benderaku
- Bangun Pemudi Pemuda
- Balonku
- Bintang Kecil
- Gebyar-Gebyar
Melihat contoh lagu di atas, kamu pasti akan semakin yakin bahwa nada ini mampu menghasilkan nuansa musik yang ceria dan menyenangkan, karena kelima lagu di atas memiliki nuansa yang sama, yaitu menyenangkan.
Tangga Nada Diatonis Minor
Berbeda dengan jenis skala nada yang sebelumnya, untuk tangga nada minor adalah sebuah susunan nada yang ketika dimainkan akan menghasilkan nuansa musik yang melankolis dan cenderung menyedihkan, atau bahasa yang lebih mudah dimengerti sekarang adalah lagu ballad.
Dengan melihat fakta tersebut, kamu pasti akan semakin tahu bahwa jenis susunan nada yang satu ini akan sangat berbeda dengan jenis susunan nada yang sebelumnya, meski pada dasarnya kedua jenis nada ini sama-sama termasuk dalam jenis nada diatonis.
Selain memiliki perbedaan pada nuansanya, kedua jenis nada ini juga memiliki perbedaan di bidang lainnya yaitu jarak antar notnya. Untuk jarak antar not pada diatonis minor ini, 1-1/2-1-1-1/2-1-1. Sementara itu, untuk contohnya sendiri adalah A minor, dan nadanya akan terdiri dari la, si, do, re, mi, fa, sol, la.
Untuk contoh-contoh lagu daerah yang menggunakan nada diatonis minor adalah:
- Syukur
- Bagimu Negeri
- Ambilkan Bulan
- Bintang Kejora
- Indonesia Pusaka
Kelima contoh lagu daerah yang menggunakan nada diatonis minor tersebut memang sama-sama memiliki nuansa yang cukup melankolis, sehingga kamu bisa semakin tahu apa yang dimaksud dengan jenis nada diatonis minor dengan melihat contoh-contoh lagunya tersebut.
2. Jenis Pentatonis
Untuk jenis yang satu ini juga sering disebut juga dengan istilah skala pentatonis. Skala pentatonis merupakan jenis skala nada yang paling umum digunakan pada sebuah musik tertentu.
Jika melihat pernyataan yang datang dari Encyclopedia Britannica, maka jenis skala nada yang satu ini pada dasarnya memiliki 5 nada yang berbeda satu sama lain. Dengan begitu, bisa disimpulkan bahwa skala nada ini memiliki 5 nada yang berbeda meski berada di 1 oktaf yang sama.
Pada dasarnya, skala pentatonis sudah ada sejak pertama kali musik mulai berkembang. Hal ini bisa dibuktikan dengan melihat banyaknya lagu maupun musik yang ada sejak beberapa puluh tahun yang lalu, yang telah menggunakan jenis skala nada yang satu ini.
Untuk penggunaan nada dengan jenis ini dapat digunakan pada musik modern maupun musik tradisional, sehingga tidak ada acuan tersendiri pada penggunaan jenis skala nada yang satu ini. Kendati demikian, skala pentatonis akan lebih sering digunakan untuk pembuatan musik tradisional.
Sementara itu, untuk jenis tangga nada yang bernama pentatonis ini sendiri akan dibagi menjadi 2 jenis lagi, seperti jenis diatonis yang sebelumnya. Berikut adalah kedua jenis skala nada pentatonis yang perlu kamu ketahui secara jelas:
Pelog
Untuk jenis skala nada yang satu ini akan memberikan kesan menyenangkan dan penghormatan terhadap lagu atau musik yang dibuat dengan jenis nada pelog. Keunikan dari jenis skala nada ini terletak pada perbedaan jaraknya yang cukup besar pada kelima nada yang dimilikinya.
Nada dalam jenis ini akan terdiri dari do, mi, fa, sol, si, dan untuk contoh lagu daerah yang menggunakan jenis skala nada pelog adalah:
- Gundul-Gundul Pacul, lagu daerah yang berasal dari Jawa Tengah
- Ngusak Asing, lagu daerah yang berasal dari Bali
- Karatagan Pahlawan, lagu daerah yang berasal dari Jawa Barat
Dengan mengamati ketiga contoh yang telah disebutkan di atas, kamu bisa semakin memahami bahwa kesan yang diberikan oleh nada jenis ini adalah menyenangkan dan dilengkapi dengan rasa hormat yang ditunjukkan pada lagu tersebut.
Salendro
Meskipun memiliki kesan yang hampir sama dengan skala nada pelog, akan tetapi untuk jenis nada salendro akan lebih memberikan kesan yang menyenangkan dan lincah terhadap sebuah lagu yang menggunakan jenis nada satu ini.
Selain itu, perbedaan lain antara jenis nada yang satu ini dengan skala nada pelog adalah perbedaan jaraknya yang cukup kecil untuk skala nada salendro, dan di antara lainnya adalah do, re, mi, sol, la. Dengan melihat urutan ini, kamu bisa menilai sendiri terkait perbedaan jarak antar notnya tersebut.
Sementara itu, untuk contoh lagu daerah yang menggunakan jenis nada ini adalah:
- Lir Ilir, lagu daerah yang berasal dari Jawa Tengah
- Te Kate Dipanah, lagu daerah yang berasal dari Jawa Tengah
- Cublak-Cublak Suweng, lagu daerah yang berasal dari Jawa Tengah
Ketiga contoh lagu tersebut memiliki kesan yang hampir sama, yaitu menyenangkan dan lincah. Sehingga, tidak sedikit orang yang mendengarkan lagu ini akan merasa bahagia dan juga bersemangat.
3. Jenis Kromatis
Untuk jenis skala nada ini akan memiliki 12 nada yang tersusun dengan interval setengah nada yang ada di setiap notnya. Hal ini akan menjadi keunikan tersendiri bagi skala nada kromatis. Sementara itu, perlu diketahui juga bahwa sebenarnya jenis nada yang satu ini merupakan turunan dari diatonis mayor.
Dalam hal ini, di bagian nada lain yang ada di jenis nada diatonis mayor akan dipecah menjadi ½ dan ½ yang diposisikan pada jenis nada kromatis. Dengan melihat fakta tersebut, akan membawa kita ke genre lagu atau musik seperti jazz, rohani, pop, dan beberapa lagu rock.
Namun, meskipun jenis nada yang satu ini akan lebih sering digunakan untuk pembuatan lagu atau musik yang berada di genre tersebut, tetap saja jenis nada ini juga pernah digunakan untuk pembuatan lagu daerah Indonesia, dan untuk contoh-contohnya itu sendiri adalah:
- Bungong Jeumpa, lagu daerah yang berasal dari Aceh
- Indonesia Pusaka, lagu kebangsaan yang diciptakan oleh Ismail Marzuki
Dengan mendengarkan kedua contoh lagu tersebut, kamu bisa menilai sendiri apa kesamaan kesan yang diberikan oleh kedua lagu tersebut. Dengan mengetahui kesamaan kesan tersebut, kamu bisa mengetahui juga bagaimana kesan yang akan diberikan oleh jenis nada yang satu ini.
Contoh Tangga Nada
Untuk semakin memahami suatu hal tertentu, biasanya seseorang akan melihat dan memahami contohnya secara lebih dalam. Dengan memahami contohnya tersebut, seseorang dapat semakin mengetahui secara jelas terkait topik yang sedang dibahas atau diperbincangkan.
Hal ini juga akan berlaku ketika kamu sedang mempelajari tentang tangga nada. Topik ini memang bisa dibilang cukup rumit untuk dipelajari, apalagi untuk kamu yang memang masih sangat awam dalam dunia musik. Maka dari itu, perhatikan dengan baik beberapa contohnya berikut ini:
1. Contoh Diatonis Mayor
Dalam hal ini, kami akan memberikan contoh pada jenis diatonis mayor terlebih dahulu. Jika di dalam diatonis mayor akan terdiri dari nada-nada do, re, mi, fa, sol, la, si, do, maka untuk dijadikan jenis pentatonis nada fa dan si harus dihilangkan terlebih dahulu.
Ketika nada fa dan si ini dihilangkan, maka nada-nadanya akan meliputi do, re, mi, sol, la, do. Dengan demikian, pola interval nadanya pun akan sedikit berbeda, yaitu 1-1-1+1/2-1-1+1/2 atau bisa juga disebut dengan W-W-WH-W-WH.
2. Contoh Skala Nada Modal
Untuk contoh yang satu ini penjelasannya akan sedikit berbeda dengan contoh sebelumnya. Contohnya itu sendiri adalah ketika kamu bermain di skala nada C, lalu kamu memainkan melodi dari A minor. Maka yang akan terjadi selanjutnya adalah skala nada A yang kamu mainkan tersebut menjadi Aeolian.
Hal ini akan berbeda ketika kamu memainkan musik tertentu yang berada di skala nada D, maka yang akan terjadi adalah nada tersebut akan menjadi skala D Dorian.
Memahami keseluruhan penjelasan tentang tangga nada yang ada di atas, akan membuatmu semakin pintar dalam bermain alat musik jenis apapun itu. Jadi, jika kamu ingin bergelut di dunia musik, kamu perlu mengantongi ilmu tentang hal ini terlebih dahulu.
Klik dan dapatkan info kost di dekatmu: