Apa yang Dimaksud dengan Inflasi? Penyebab beserta Contoh dan Dampaknya
Apa yang Dimaksud dengan Inflasi? Penyebab beserta Contoh dan Dampaknya – Inflasi adalah salah satu istilah dalam ekonomi dan para pelaku ekonomi sudah semestinya mengetahui perihal naik-turunnya harga barang. Fenomena itu yang disebut dengan inflasi, di mana inflasi berpengaruh dalam menentukan harga pasar dari barang-barang kebutuhan sehari-hari.
Inflasi menjadi gejala ekonomi yang diperhatikan oleh banyak pihak, di mana bukan hanya mendapat perhatian di kalangan masyarakat, tetapi juga pihak pemerintah yang akan membuat sejumlah kebijakan dalam mengatasi inflasi itu sendiri.
Benarkah Inflasi Adalah Kenaikan Harga?
Daftar Isi
Daftar Isi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), inflasi adalah merosotnya nilai uang (kertas) dikarenakan banyaknya dan cepatnya peredaran uang (kertas) yang membuat harga barang-barang menjadi naik.
Sementara, Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan bahwa inflasi adalah situasi perekonomian negara di mana naiknya harga dan jasa cenderung berlangsung dalam periode yang lama. Fenomena ini dikarenakan adanya arus uang dan barang yang tidak seimbang.
Bank Indonesia memiliki pengertian sederhana, di mana arti inflasi adalah kenaikan harga secara umum dan terus-menerus dalam jangka waktu tertentu.
Pengertian Inflasi Menurut Para Ahli
Berikut rangkuman definisi inflasi menurut beberapa tokoh ahli ekonomi:
- Menurut Boediono, inflasi adalah kecenderungan harga yang naik secara umum serta berlangsung secara terus-menerus.
- Nopirin menyatakan bahwa inflasi diartikan sebagai proses meningkatnya harga-harga umum secara terus-menerus dalam periode tertentu.
- Manullang berpendapat bahwa inflasi merupakan satu situasi di mana nilai uang turun secara senantiasa.
- Sadono Sukirno mengatakan bahwa inflasi diibaratkan sebuah proses meningkatnya harga-harga yang berlaku di dalam suatu sistem perekonomian.
- Dwi Eko Waluyo mengungkapkan bahwa inflasi merupakan penyakit ekonomi yang tidak jarang di hampir semua negara di dunia. Kecenderungan dari kenaikan suatu harga-harga dan terjadi secara umum dan secara terus-menerus.
- Rahardja mengungkapkan bahwa inflasi adalah kecenderungan atas harga berguna yang mengalami peningkatan terus-menerus secara umum. Dengan kata lain, harga barang mengalami kenaikan hampir sebagian besar dari harga barang pada umumnya.
Perhitungan Inflasi
Badan Pusat Statistik (BPS) yang akan melakukan perhitungan inflasi, di mana ketika harga satu atau dua barang saja yang naik, itu masih belum bisa disebut inflasi. Kecuali, kenaikan itu terjadi secara meluas pada jenis barang-barang lainnya.
Tingkat inflasi dapat diukur dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) dan dikelompokkan dalam tujuh kelompok pengeluaran, di antaranya sebagai berikut:
- Kelompok bahan makanan
- Kelompok makanan jadi, minuman, rokok, tembakau
- Kelompok perumahan, air, gas, listrik, bahan bakar
- Kelompok sandang
- Kelompok kesehatan
- Kelompok pendidikan, olahraga, rekreasi
- Kelompok transportasi, komunikasi, jasa keuangan
Penyebab Terjadinya Inflasi
Inflasi merupakan fenomena yang terjadi bukan tanpa sebab. Seperti yang telah disinggung sebelumnya, kondisi ini timbul oleh beberapa faktor, di antaranya adalah sebagai berikut.
1. Jumlah Permintaan Meningkat
Inflasi adalah fenomena yang terjadi karena adanya permintaan (demand) suatu jenis barang atau jasa yang meningkat. Saat permintaan meningkat tetapi stok tidak memadai, maka kenaikan harga terjadi.
2. Biaya Produksi Meningkat
Meningkatnya biaya produksi dapat menjadi penyebab inflasi, di mana biaya dapat meningkat karena adanya kenaikan harga barang baku atau kenaikan upah pegawai.
3. Peredaran Uang
Inflasi juga dapat terjadi saat jumlah uang yang beredar di masyarakat dalam keadaan tinggi, sebab dengan meningkatnya jumlah uang, maka harga barang ikut naik. Kenaikan daya beli di saat stok barang terbatas akan menyebabkan harga barang ikut meningkat.
Jenis-Jenis Inflasi
Bila tadi kamu sudah membaca tentang penyebab terjadinya inflasi, sekarang saatnya melihat apa-apa saja jenis inflasi berdasarkan ketentuan yang mengikutinya. Poin-poin itu dapat disimak melalui penjelasan berikut ini.
1. Berdasarkan Dampak Ekonomi
- Inflasi ringan, yaitu inflasi yang masih mudah untuk dikendalikan serta tidak terlalu mengguncang perekonomian negara. Kenaikan harga barang atau jasa secara umum berada di bawah 10% per tahun.
- Inflasi sedang, yaitu inflasi yang dapat menurunkan tingkat kesejahteraan masyarakat dengan penghasilan tetap, namun belum membahayakan perekonomian negara. Inflasi ini berada di kisaran kenaikan harga sebesar 10%-30% per tahun.
- Inflasi berat, yaitu inflasi yang menyebabkan kekacauan perekonomian suatu negara di mana masyarakat memilih untuk menyimpan barang dan tidak mau menabung karena bunganya lebih rendah daripada nilai inflasi, dengan kenaikan harga sebesar 30%-100% per tahun.
- Inflasi sangat berat, yaitu jenis inflasi yang dapat mengacaukan perekonomian negara, pun sulit dikendalikan meski kebijakan moneter dan fiskal ada. Kenaikan harga mencarap 100% ke atas per tahun.
2. Berdasarkan Sumber
- Inflasi domestik, yaitu inflasi yang terjadi dan sumbernya dari dalam negeri, di mana uang yang beredar lebih banyak daripada yang dibutuhkan. Inflasi ini dapat terjadi juga saat barang atau jasa berkurang sementara permintaan pasar stagnan, sehingga harga harus naik.
- Inflasi luar negeri, atau imported inflation, yaitu inflasi yang berasal dari luar negeri karena harga barang impor semakin mahal disebabkan oleh harga yang naik di negara produksi.
3. Berdasarkan Sebab
- Demand pull inflation, yaitu inflasi yang terjadi oleh sebab permintaan barang atau jasa lebih banyak dibanding yang bisa dipenuhi oleh produsen.
- Cost push inflation, yaitu inflasi yang terjadi oleh sebab biaya produksi meningkat sehingga harga penawaran barang juga mengalami kenaikan.
- Bottle neck inflation, atau inflasi campuran adalah inflasi yang penyebabnya adalah campuran faktor penawaran dan faktor permintaan.
Dampak yang Ditimbulkan oleh Inflasi
Inflasi adalah ancaman di bidang ekonomi, di mana dapat pula mempengaruhi kestabilan mata uang suatu negara. Ada dua aspek dalam kestabilan yang dimaksud, yakni kestabilan kurs terhadap barang dan jasa dan terhadap mata uang negara lain. Berikut adalah dampak-dampak inflasi lainnya.
1. Terhadap Pendapatan
Di situasi tertentu, inflasi ringan akan mendorong pengusaha dalam memperluas produksi untuk meningkatkan perekonomian. Namun, inflasi berdampak buruk bagi mereka yang berpenghasilan tetap karena nilai uang akan tetap, sedangkan harga barang atau jasa naik.
Inflasi dapat memberi kerugian pada konsumen oleh sebab gaji atau penghasilan akan stagnan, namun pengeluaran untuk belanja meningkat karena naiknya harga barang atau jasa yang terdapat dalam kebutuhan utama.
2. Terhadap Minat Menabung
Inflasi juga dapat mempengaruhi minat menabung, khususnya di bank. Ini dikarenakan bunga simpanan di tabungan mengecil oleh karena tergerus inflasi. Sementara menabung di bank memerlukan biaya administrasi setiap bulan, maka bunga nasabah akan semakin minim.
3. Terhadap Kalkulasi
Inflasi menjadi perhitungan dalam ketetapan harga pokok menjadi lebih sukar, bisa jadi terlalu kecil atau terlalu besar. Persentase inflasi di masa depan seringnya tak bisa diprediksi secara akurat.
4. Terhadap Ekspor
Dampak berikutnya adalah mempengaruhi kemampuan ekspor suatu negara. Inflasi dapat menghambat ekspor karena biaya ekspor menjadi lebih mahal dan daya saing produk ekspor menjadi menurun dan dapat membuat devisa berkurang.
5. Terhadap Efisiensi
Inflasi bisa mengubah pola alokasi faktor-faktor produksi. Perubahan ini terjadi lewat kenaikan permintaan akan berbagai macam barang. Perubahan dalam produksi beberapa barang tertentu menyebabkan alokasi faktor produksi menjadi tidak efisien.
Inflasi tinggi tidak akan menggalakkan perkembangan ekonomi. Biaya yang terus meningkat mengakibatkan kegiatan produktif sangat tidak menguntungkan. Ini membuat pemilik modal memakai uangnya untuk tujuan spekulasi.
Tujuan itu di antaranya seperti membeli harta-harta tetap seperti tanah, rumah dan bangunan. Inflasi membuat pengusaha memilih kegiatan investasi tersebut, di mana pilihan tersebut akan menyebabkan lebih banyak pengangguran.
Mengatasi Inflasi
Inflasi adalah fenomena yang cukup berdampak bagi perekonomian suatu negara, salah satu dampaknya adalah mengurangi daya beli di masyarakat. Saat pembelian menurun, masyarakat akan mengurangi aktivitas berbelanja, sementara ekonomi bergerak dari kegiatan konsumsi oleh masyarakat.
Biasanya, bila terjadi inflasi di Indonesia, pemerintah telah memiliki rencana sendiri. Seperti halnya pemerintah Indonesia dan Bank Indonesia (BI) sendiri mempunyai target setiap tahun untuk mengatasi terjadinya inflasi.
Sebagai masyarakat biasa, kamu juga bisa ikut mengatasi inflasi. Caranya adalah, dengan membeli kebutuhan secara tidak berlebihan, dan tidak melakukan panic buying hanya karena produksi suatu barang menurun dan harganya melonjak.
Inflasi juga dapat diatasi dengan mengurangi ekspor dan menambah impor. Selain itu, dapat juga dilakukan dengan menambah lapangan pekerjaan dan mengurangi subsidi.
Peran Bank Sentral dalam Mengatasi Inflasi
Bank sentral punya peran penting dalam mengendalikan dan mengatasi inflasi. Pada umumnya, bank sentral berusaha mengendalikan tingkat inflasi sampai tingkat yang wajar. Beberapa bahkan memiliki kewenangan independen di mana kebijakannya tidak boleh diintervensi.
Umumnya, bank sentral mengandalkan jumlah uang beredar dan tingkat suku bunga untuk mengendalikan harga. Selain itu, tingkat nilai tukar mata uang domestik juga dikendalikan, sebab nilai suatu mata uang bisa bersifat internal (dicerminkan oleh tingkat inflasi) maupun eksternal (kurs).
Bank sentral akan bersedia dengan kebijakan yang dapat mengontrol jumlah uang beredar untuk mengendalikan inflasi. Biasanya, bank sentral di seluruh dunia, termasuk Bank Indonesia, menggunakan tiga kebijakan moneter utama yang dapat disimak sebagai berikut.
1. Operasi Pasar Terbuka
Bank sentral akan membeli dan menjual obligasi negara, di mana pialang obligasi akan diinstruksikan untuk membeli dari publik di pasar obligasi nasional. Uang yang dibayarkan untuk obligasi itu dapat meningkatkan jumlah uang yang beredar di suatu negara.
Dalam mengurangi jumlah uang yang beredar, pemerintah akan melakukan hal yang sebaliknya.
2. Tingkat Diskonto
Melalui regulasi, bank sentral akan menaikkan atau menurunkan tingkat bunga pinjaman untuk bank-bank umum di bawahnya. Bank umum akan meminjam dari bank sentral bila mempunyai sedikit cadangan untuk memenuhi syarat cadangan tersebut.
Saat bank sentral memberi pinjaman kepada bank umum, sistem perbankan akan memiliki cadangan lebih banyak daripada sebelumnya, di mana cadangan tambahan ini dapat membuat sistem perbankan menciptakan uang lebih banyak.
Bila tingkat diskonto yang ditetapkan bank sentral terhadap bank umum semakin tinggi, maka bank akan mengurangi pinjaman cadangan dari bank sentral. Naiknya tingkat diskonto akan mengurangi cadangan sistem perbankan dan mengurangi jumlah uang yang beredar.
3. Syarat Cadangan Kas Minimum
Bank sentral bisa menaikkan atau mengurangi syarat cadangan kas minimum yang harus ada oleh bank umum di negaranya. Ini lantas membuat bank harus menyimpan cadangan lebih lagi dalam meminimalisir pinjaman dari setiap unit yang disimpan.
Hal ini menyebabkan rasio cadangan meningkat dan menurunkan penggandaan uang, diikuti oleh turunnya jumlah uang yang beredar. Sebaliknya, apabila syarat cadangan minimum turun, maka rasio cadangan turun, ini menyebabkan penggandaan uang meningkat pun jumlah uang yang beredar.
Setelah dipaparkan dalam tulisan di atas, inflasi adalah fenomena di mana harga-harga akan melonjak seiring merosotnya produksi yang disebabkan oleh beberapa faktor. Tapi kamu juga bisa tidak hanya diam menghadapinya, namun juga ikut serta dalam mengatasi dampak terjadinya inflasi tersebut.
Klik dan dapatkan info kost di dekatmu: