Apa itu Micromanaging dalam Dunia Kerja dan Apakah Memiliki Dampak Buruh?

Apa itu Micromanaging dalam Dunia Kerja dan Apakah Memiliki Dampak Buruh – Seiring dengan berkembangnya dunia kerja, kini muncul berbagai sikap kepemimpinan dari atasan, salah satunya adalah micromanaging.

Nah, alih-alih melakukan pengawasan untuk meningkatkan produktivitas kerja, micromanaging dapat menjadi senjata makan tuan bagi para atasan

Simak ulasan lengkap terkait pengertian hingga dampak micromanaging bagi para buruh berikut ini.

Berikut Penjelasan Micromanaging dalam Dunia Kerja Lengkap

unsplash.com/campaign_creators

Saat ini, micromanaging merupakan sebuah sistem kepemimpinan yang dianggap dapat berdampak buruk terhadap kinerja karyawan.

Metode
kepemimpinan yang identik dengan kontrol berlebih dari atasan ini nyatanya dapat
menghambat produktivitas serta moral para pekerja.

Lantas, seperti apa sih bentuk dari gaya kepemimpinan satu ini? Apakah sistem tersebut sudah tidak lagi efektif? Dan bagaimana dampaknya bagi buruh? Yuk, simak selengkapnya dalam rangkuman Mamikos berikut ini.

Pengertian Micromanaging dalam Dunia Kerja

Micromanagement atau yang juga dikenal dengan micromanaging menurut kamus Merriam Webster diartikan sebagai suatu tindakan mengontrol penuh terhadap seseorang maupun golongan tertentu.

Dalam dunia kerja, micromanagement atau micromanaging merupakan gaya kepemimpinan dari atasan terhadap bawahan, bersifat penuh kontrol dan agak memaksa.

Sementara itu, menurut International Journal of Business and Management Invention, micromanaging adalah cara atasan memimpin dengan melakukan pengamatan yang berlebihan terhadap kinerja bawahan.

Nah, micromanagement atau micromanaging ini lahir dari tidak adanya kepercayaan terhadap sebuah tim.

Hal ini bisa dikarenakan pengalaman sebelumnya dalam memimpin tim lain, atau memang atasan yang memiliki watak trust issue.

Dari
watak tersebut, mereka cenderung melakukan kontrol berlebih dan memerintahkan
hal-hal yang kurang jelas hingga melakukan delegasi tugas yang kacau.

Tak heran jika pada akhirnya gaya kepemimpinan micromanaging ini bisa menyebabkan hilangnya kepercayaan diri para karyawan dalam melakukan tugasnya secara mandiri.

Jika terus berlanjut, karyawan akan cenderung bergantung pada perintah atasannya, tidak kreatif, susah fokus, paranoid, tidak percaya dengan atasan, terjadi penurunan performa, merasa tidak dihargai, dan lainnya.

Kenali Ciri Micromanaging

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, sistem micromanaging merupakan sebuah perilaku yang dapat menurunkan kualitas kerja serta moral para karyawan.

Sayangnya, masih banyak pekerja yang tidak sadar bahwa atasan mereka adalah seorang micromanager. Oleh sebab itu, rasanya penting bagi semua karyawan untuk mengetahui ciri-ciri sistem micromanagement.

Nah, berikut adalah penjelasan ciri-ciri micromanage yang perlu kamu ketahui.

1. Tidak pernah puas dengan hasil kerjamu

Micromanagement atau micromanaging merupakan sebuah sistem di mana atasan tidak akan memberi kamu feedback.

Pada gaya kepemimpinan satu ini, atasan justru cenderung memberikan kritik yang tidak solutif.

Bentuk kritik yang diberikan akan menjatuhkan mental dan semangat para karyawan. Maka, wajar saja jika produktivitas karyawan akan terhambat.

Tipe kepemimpinan dalam dunia kerja yang seperti ini bisa dibilang toxic. Karena tak hanya mengurangi angka produktivitas saja, micromanage juga dapat menimbulkan gosip di antara sesama pekerja.

2. Emosi yang berlebihan

Tak hanya kritik kosong, perkataan seorang pemimpin yang menganut micromanaging biasanya sangat menyinggung sehingga dapat merusak suasana di kantor.

Seorang micromanager tidak akan merasa pernah merasa malu untuk meluapkan emosinya.

Jika ia frustasi terhadap hasil kinerja kamu, biasanya emosi seorang micromanager akan meluap-luap hingga melupakan batas etika profesional.

Atasan
yang menganut gaya kepemimpinan satu ini akan menghiraukan perasaan dan psikis
pekerjanya tetapi akan selalu menuntut hasil yang sempurna.

3. Fokus berlebih pada progress pekerjaan

Alih-alih memberikan detail dan deskripsi tugas yang memadai, micromanage malah justru merupakan sistem yang mendorong atasan untuk berfokus pada proses pelaksanaan tugas.

Atasan
hanya akan memerintahkanmu untuk bekerja sesuai standarnya hingga mengacuhkan cara
kerja tim yang dipimpin.

Selain
itu, atasan juga akan memberikan opini pada setiap tahap pekerjaan. Parahnya, atasan
juga akan memberikan hukuman jika detail pekerjaanmu tidak sesuai rencana yang
telah ia rancang.

4. Ingin selalu tahu di mana karyawannya berada dan apa yang sedang dikerjakan

Dalam gaya kepemimpinan micromanage, atasan juga fokus untuk mengetahui di mana pekerjanya berada, serta detail tugas yang mereka kerjakan.

Bagi
mereka, mengetahui keberadaan karyawan serta rincian tugas itu penting untuk
menerapkan kendali yang ketat.

Atasan
yang menganut gaya kepemimpinan satu ini juga tak segan untuk memberi tumpukan
pekerjaan baru jika karyawannya sedang memiliki waktu luang.

Setelah itu, atasan akan memperhatikan bagaimana cara karyawan menuntaskan tugas barunya.

Atasan akan memonitor kinerja karyawan dalam setiap kesempatan tanpa memberi sebuah jarak agar karyawan bisa fokus bekerja.

5. Menuntut update secara terus-menerus

Anggap
saja kamu memiliki deadline project pada jam 7 malam. Project ini merupakan
sebuah perintah yang sudah kamu terima pada pukul 12 siang sebelumnya.

Supaya
dapat mempresentasikan hasil kerja yang diharapkan, tentu penting bagi kamu dan
anggota tim lain untuk bekerja secara independen tanpa kontrol yang berlebih.

Wajar
bagi karyawan jika mereka membutuhkan ruang dan waktu agar dapat bekerja secara
maksimal.

Nah, namun tugas seorang atasan yang menganut gaya kepemimpinan micromanage adalah untuk membantu proses kerja karyawan yang terkadang cukup rumit dan memakan waktu.

Dalam masa proses kerja ini, tentu masukan dari atasan akan terasa bermanfaat untuk menghadapi semua pekerjaan yang sudah menumpuk.

Sayangnya, seorang micromanager tidak akan melakukan hal yang diharapkan itu.

Mengingat dalam micromanage, tugas seorang atasan adalah untuk menuntut update dari pekerjaan karyawannya secara terus-menerus.

Awalnya, mungkin hal ini tidak akan terasa tidak berat. Namun, seorang micromanager dapat menyebabkan rasa stres yang cukup tinggi bagi karyawan pada ujungnya.

Dampak Micromanaging bagi Buruh

Apapun alasan dari aksi micromanage atau micromanaging, dampaknya tentu tidak bisa dianggap sepele, khususnya untuk karyawan.

Nah, dampak micromanaging bagi karyawan dapat berakibat negatif terhadap kreativitas dan inovasi. Adapun berikut beberapa dampak negatif micromanage yang perlu kamu ketahui.

1. Dapat menghambat kreativitas

Gaya kepemimpinan micromanage cenderung terlalu banyak mengatur hal kecil dalam pekerjaan dan membatasi kreativitas karyawan untuk bereksperimen atau mengembangkan ide-ide baru.

Akibatnya,
mungkin saja karyawan akan merasa ragu dan takut untuk mengambil inisiatif atau
mengambil risiko yang diperlukan untuk menciptakan suatu inovasi yang baru.

2. Menurunnya motivasi dan keterlibatan

Saat
karyawan merasa bahwa setiap langkah dan tindakan mereka dipantau oleh atasan secara
detail, tentu mereka dapat kehilangan motivasi dan rasa keterlibatan.

Hal
ini bisa mengakibatkan penurunan produktivitas dan performa karyawan. Tentu
sangat disayangkan dan dapat merugikan perusahaan dalam banyak aspek.

3. Kurangnya inisiatif dan kemandirian

Atasan yang menganut gaya kepemimpinan micromanage sering kali menghambat perkembangan karyawan dalam hal mengambil keputusan secara mandiri dan mengatasi tantangan.

Karyawan
mungkin mengandalkan manajer untuk setiap keputusan kecil, yang menghambat
perkembangan keterampilan dan kepercayaan diri mereka.

4. Meningkatnya Stres dan Ketegangan

Katika diperhatikan dan diawasi secara ketat secara terus menerus tentu dapat meningkatkan tingkat stres dan ketegangan pada karyawan.

Hal ini dapat mengurangi kepuasan kerja dan meningkatkan risiko kelelahan atau kelelahan mental mereka.

Cara Menyikapi Atasan Micromanaging

Jika kamu memiliki atasan micromanaging, kamu tidak perlu merasa tertekan. Mari coba ikuti beberapa cara menyikapi atasan micromanaging berikut ini.

1. Hadapi dengan berani

Jika
atasan kamu meminta progress pekerjaanmu se-detail mungkin, coba untuk merasa tidak
takut.

Kumpulkan
keberanian kamu dan bicarakan bahwa kamu masih membutuhkan waktu untuk
menyelesaikannya. Tegaskan kepada atasan bahwa ia bisa bertanya kembali sesuai
dengan waktu yang kamu berikan.

2. Mengubah pola pikirmu

Kamu
perlu mengingatkan kembali pada dirimu bahwa tidak ada satu hal yang bisa kamu
kendalikan di dunia ini selain diri kamu sendiri.

Meskipun tidak dapat mengendalikan perilaku atasanmu yang micromanaging, kamu bisa mengubah pola pikirmu. Cobalah pelan-pelan memahami bahwa gaya kepemimpinannya memang berbeda.

3. Cari tahu ekspektasinya

Menurut Forbes, cara yang efektif untuk membangun rasa kepercayaan dari atasan yang menganut gaya kepemimpinan micromanaging adalah dengan memahami ekspektasi atasan terhadap karyawannya.

Ketika atasanmu mengevaluasi pekerjaan kamu, tak perlu takut untuk bertanya apa ekspektasinya terhadap pekerjaanmu.

Hal ini akan membantu kamu untuk mengetahui apa yang seharusnya menjadi jobdesc kamu.

4. Jadilah proaktif dalam pekerjaanmu

Jika atasan kamu menuntut update secara berkala, kamu bisa coba bersikap proaktif.

Dengan bersikap demikian, akan membuatmu mampu mengidentifikasi masalah dengan lebih sigap karena sudah memetakannya, termasuk kapan dan apa saja update yang harus kamu sampaikan ke atasan.

5. Tentukan OKR (Objectives and Key Result)

OKR merupakan teknik manajemen yang menyediakan segala elemen penting micromanagement tanpa kontrol yang berlebih.

Nah,
OKR yang ditetapkan tiap kuartal dalam kalender kantor tentunya dapat memberikan
ruang bagi karyawan untuk dapat bekerja secara matang dan terbebas dari kendali
berlebih.

Menentukan
OKR akan jauh lebih efektif karena berdasar persetujuan atasan dan para
karyawan mengenai hak serta kewajiban masing-masing pihak. Dengan ini,
kebebasan dalam beraspirasi juga akan turut tercipta.

Nah, itulah pengertian hingga dampak micromanagement atau micromanaging yang bisa Mamikos bagikan kepada kamu.

Dalam dunia kerja, micromanagement atau micromanaging merupakan gaya kepemimpinan dari atasan terhadap bawahan, bersifat penuh kontrol dan agak memaksa.

Bagi kamu yang ingin mengulik lebih banyak lagi contoh kempimpinan yang baik atau tips seputar dunia kerja lainnya, kamu bisa kunjungi situs blog Mamikos dan temukan informasinya di sana.

FAQ

Apa yang dimaksud dengan Micromanagement?

Micromanaging atau micromanagement merupakan sebuah sistem kepemimpinan yang dianggap dapat berdampak buruk terhadap kinerja karyawan.

Bagaimana ciri Micromanagement?

Seorang micromanaging tidak pernah merasa puas dengan kinerja karyawan, memiliki emosi yang berlebihan, memiliki fokus berlebih terhadap progres pekerjaan, hingga menuntut update secara terus-menerus.

Bagaimana cara mengidentifikasi Micromanagement?

Sifat micromanager tidak pernah berubah, ia tidak akan melimpahkan sebuah tugas secara cuma-cuma. Ia akan membuat anak buahnya mengerti menganai bagaimana cara ia bekerja.

Apa dampak Micromanagement bagi pekerja?

Micromanaging adalah sebuah gaya kepemimpinan yang dapat mengganggu para pekerja dari segi fokus hingga psikis. Selain itu, sistem manajemen micromanagement juga tidak memiliki parameter keberhasilan.

Apa solusi untuk Micromanagement?

OKR (Objectives and Key Results) adalah solusi untuk micromanage.


Klik dan dapatkan info kost di dekat mu:

Kost Jogja Murah

Kost Jakarta Murah

Kost Bandung Murah

Kost Denpasar Bali Murah

Kost Surabaya Murah

Kost Semarang Murah

Kost Malang Murah

Kost Solo Murah

Kost Bekasi Murah

Kost Medan Murah