Apa itu PKI? Tujuan G30S/PKI, Lambang dan Pemimpinnya
Apa itu PKI? Tujuan G30S/PKI, Lambang dan Pemimpinnya — Saat ini, masyarakat Indonesia tidak begitu mengenal apa itu Partai Komunis Indonesia atau yang juga lebih dikenal dengan istilah PKI. Padahal, sebuah sejarah kelam pernah terjadi yang akhirnya membuat pemerintah melarang adanya partai tersebut.
Partai Komunis Indonesia / PKI merupakan sebuah partai politik yang terbentuk pada tanggal 23 Mei 1914. Sebelum resmi dilarang dan dibubarkan pada tanggal 12 Maret 1966, PKI adalah salah satu partai terbesar yang ada di Indonesia. Apabila kamu ingin tahu itu PKI lebih dalam, tujuan gerakan atau G30S/PKI hingga seperti apa lambang dan siapa pemimpinya, maka perlu membaca artikel ini sampai akhir.
Mengetahui Apa Itu PKI, Tujuan G30S/PKI, hingga Lambang dan Pemimpinnya di Sini
Daftar Isi
- Mengetahui Apa Itu PKI, Tujuan G30S/PKI, hingga Lambang dan Pemimpinnya di Sini
- Awal Mula PKI Terbentuk
- Beberapa Tokoh di Balik Partai Komunis Indonesia
- Tujuan Utama Pemberontakan PKI Pada 30 September ‘65
- Histori Singkat Gerakan 30S/PKI dan Tewasnya Para Jenderal
- Pernyataan Soeharto Untuk Mengendalikan Keadaan Akibat G30S/PKI
Daftar Isi
- Mengetahui Apa Itu PKI, Tujuan G30S/PKI, hingga Lambang dan Pemimpinnya di Sini
- Awal Mula PKI Terbentuk
- Beberapa Tokoh di Balik Partai Komunis Indonesia
- Tujuan Utama Pemberontakan PKI Pada 30 September ‘65
- Histori Singkat Gerakan 30S/PKI dan Tewasnya Para Jenderal
- Pernyataan Soeharto Untuk Mengendalikan Keadaan Akibat G30S/PKI
Sebagai salah satu partai politik, Partai Komunis Indonesia pernah menjadi salah satu partai yang amat besar dan namanya diketahui oleh seluruh masyarakat Indonesia. Namun jika menyinggung PKI, ada sederet peristiwa naas dan menyakitkan bagi Indonesia. Karena PKI menjadi pihak yang paling bertanggung jawab atas peristiwa pada 30 September yang menewaskan banyak pahlawan.
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai PKI dan seluruh peristiwa terkaitnya, kamu bisa membaca artikel yang sudah Mamikos rangkum berikut ini.
Awal Mula PKI Terbentuk
Partai Komunis Indonesia pada mulanya merupakan sebuah organisasi yang dikenal dengan nama Indische Social Democratische Vereniging atau di singkat ISDV. Seorang kaum sosialis Hindia Belanda bernama Henk Sneevliet di tahun 1914 lah yang mendirikan ISDV tersebut. Henk Sneevliet mempunyai sebuah misi khusus untuk menanamkan paham Marxisme-Komunisme pada perjuangan nasional yang terjadi di Indonesia.
Henk Sneevliet melakukan sebuah cara dalam menyebarkan pemahamannya itu. Yakni melalui organisasi atau perkumpulan buruh kereta api di Semarang. Dalam sebuah kongres ISDV yang diselenggarakan di Semarang pada Mei 1920, nama perkumpulan atau organisasi tersebut kemudian berubah menjadi Perserikatan Komunis Hindia atau PKH. Saat itu, tokoh Semaun menjadi ketua dalam PKH tersebut dan didukung oleh Darsono sebagai wakil ketua.
Nama Semaun bukanlah orang sembarangan. Semaun adalah salah satu sosok penting dalam organisasi atau perkumpulan yang bernama Sarekat Islam. Dalam organisasi tersebut, Semaun rupanya juga berupaya untuk menanamkan paham komunisme. Penanaman paham komunis yang dilakukan Semaun nyatanya memecah dua kubu dalam organisasi.
Dua kudu tersebut disebut juga Si Merah untuk yang mengikuti paham Komunis dan Si Putih untuk mereka yang masih memegang teguh ajaran Agama (agamis). Lalu sekitar tahun 1924, kongres Komintern kelima berlangsung. Dalam kongres tersebut kembali terjadi perubahan nama dari PKH menjadi Partai Komunis Indonesia yang kita kenal.
Beberapa Tokoh di Balik Partai Komunis Indonesia
Mungkin kamu penasaran dengan tokoh-tokoh lain di balik Partai Komunis Indonesia tersebut. Berikut ini nama-nama tokoh di balik Partai Komunis Indonesia (PKI) yang perlu kamu ketahui.
- Henk Sneevliet
- Musso
- Semaun
- Darsono
- Amir Syarifuddin
- DN Aidit
- Abdul Latief Hendraningrat
- Alimin Prawirodirdjo
- Utomo Ramelan
- Misbach
Tujuan Utama Pemberontakan PKI Pada 30 September ‘65
Setelah tokoh-tokoh di balik Partai Komunis Indonesia seperti yang sudah kamu baca di atas, tujuan utama dari aksi G30S/PKI pasti membuat kamu sangat penasaran. Rupanya, gerakan pemberontakan Partai Komunis Indonesia pada tanggal 30 September ‘65 tersebut adalah untuk merampas kekuasaan dan pemerintahan yang sah. Selain itu, PKI juga hendak menukar gagasan pancasila dengan gagasan yang dianggap PKI lebih baik.
Sebelum pemberontakan 30 September, PKI sudah pernah melancarkan aksi pemberontakan juga di Madiun, tepatnya pada 1948. Hanya saja pada saat itu aksi PKI berhasil digagalkan oleh A.H Nasution dan Musso berhasil ditembak mati. Tak disangka, dua tahun setelah itu, PKI kembali muncul dan terlibat dalam kehidupan politik di Tanah Air.
Dipa Nusantara Aidit, atau yang juga dikenal sebagai DN. Aidit menjadi tokoh penting kembalinya PKI di atas puncak dengan sangat cepat. DN Aidit jugalah sosok penting yang membuat PKI menjadi salah satu partai politik terkuat di dunia setelah Rusia dan China. PKI juga kemudian dapat muncul sebagai lima partai besar yang ada di Indonesia tepat pada tahun 1955.
Apalagi saat masa Demokrasi Terpimpin, kondisi sosial dan politik justru membuat PKI untuk bergerak bebas jauh lebih besar. Hingga lama kelamaan, pengaruh dari Partai Komunis Indonesia semakin berkembang luas layaknya virus di berbagai kalangan di Tanah Air. Dosen, mahasiswa, seniman, guru, watawan, kaum cendekiawan, sampai merembet ke kalangan militer.
Histori Singkat Gerakan 30S/PKI dan Tewasnya Para Jenderal
Tanggal 30 September ‘65, Partai Komunis Indonesia semakin nekat melangsungkan aksi pemberontakan mereka. PKI kemudian menculik serta membunuh dengan keji enam perwira tinggi serta seorang perwira pertama Angkatan Darat yang identitasnya tercatat sebagai luka kelam bangsa Indonesia. Para jenderal yang tewas terbunuh tersebut ialan Letnan Jenderal Ahmad Yani, Mayor Jendral R. Soeprapto, Mayor Jenderal M.T. Haryono, Mayor Jenderal. S. Parman, Brigadir Jenderal D. I. Panjaitan, Brigadir Jenderal Soetoyo Siswomiharjo, dan Letnan Satu Pierre Andreas Tendean.
Terdapat seorang lagi korban yakni putri bungsu dari dari A.H Nasution bernama Ade Irma Suryani Nasution yang tewas tertembak peristiwa naas tersebut. Konon Ade Irma yang kala itu baru berusia lima tahun mencoba menjadi tameng ayahandanya yang hendak ditembak oleh PKI.
Pada pagi harinya, tepat 1 Oktober ‘65, PKI berhasil menduduki studio Radio Republik Indonesia (RRI) dan kantor PN Telekomunikasi. Letnan Kolonel Untung menyiarkan via RRI bahwa Gerakan 30 September tersebut ditujukan kepada Dewan Jenderal yang memiliki rencana untuk mengudeta Presiden Soekarno.
Hal tersebut kemudian membuat Mayjen Soeharto segera beraksi dan menumpas Gerakan 30 September dengan mengerahkan pasukan yang dimilikinya. Langkah pertama yang Mayjen Soeharto lakukan adalah dengan menetralisir serta menyadarkan kesatuan para TNI yang telah dipengaruhi oleh PKI.
Pernyataan Soeharto Untuk Mengendalikan Keadaan Akibat G30S/PKI
Mayjen Soeharto pun meluncurkan beberapa pernyataan untuk menyadarkan mereka dari pengaruh PKI. Pernyataan tersebut diantaranya adalah:
- Gerakan 30 September merupakan sebuah pemberontakan untuk merebut kekuasaan dan pemerintahan.
- Ada enam Perwira Tinggi Angkatan Darat telah diculik.
- Presiden Soekarno saat itu dalam keadaan aman, sehat, dan baik.
- Rakyat Indonesia diharapkan untuk tetap tenang namun tetap waspada.
Aksi PKI dalam Gerakan 30 September tersebut tentu saja membuat rakyat Indonesia murka teramat sangat. Masyarakat bahkan turun tangan untuk berdemonstrasi semata-mata untuk menuntut pembubaran Partai Komunis Indonesia beserta ormas mereka, dan segera mengadili para tokoh di balik PKI. Akhirnya Partai Komunis Indonesia dan ormas-ormasnya resmi ditiadakan. Sejak saat itu, pemerintah pun menyatakan bahwa PKI merupakan perkumpulan atau organisasi terlarang.
Amat menyakitkan jika teringat akan nasib naas para pahlawan revolusi yang gugur dan diperlakukan tidak manusiawi oleh PKI. Maka, sudah sepatutnya kita sebagai bangsa yang bermartabat mengenang jasa-jasa para pahlawan yang telah gugur tersebut.
Klik dan dapatkan info kost di dekatmu: