Apa Pengaruh Organisasi Budi Utomo Pada Sejarah Sumpah Pemuda?
Apa Pengaruh Organisasi Budi Utomo Pada Sejarah Sumpah Pemuda? — Sejak kita duduk di sekolah dasar, saat menemui pelajaran sejarah, kita sudah diberikan berbagai informasi dari histori tentang negara ini. Mulai dari masa-masa suram saat penjajah datang dan menginvasi Indonesia. Sampai terjadinya banyak pergerakan untuk memperjuangkan kemerdekaan mutlak agar dapat menjadi negara yang berdaulat.
Salah satu peristiwa yang tidak akan terlupa dan menjadi salah satu materi pelajaran sejarah sejak bangku sekolah dasar adalah mengenai Sumpah Pemuda. Jika menyinggung mengenai Hari Sumpah Pemuda maka kita akan langsung ingat isi Sumpah Pemuda tersebut yang wajib dihafalkan saat duduk di kelas lima dan dibacakan di depan kelas satu per satu oleh guru.
Namun ada sebuah pengaruh yang besar dari organisasi Budi Utomo terhadap peristiwa bersejarah tersebut dan mungkin sedikit kamu lupa. Makanya, di artikel ini Mamikos akan coba menyegarkan ingatan kamu dengan memberikan wawasan seputar pengaruh Budi Utomo terhadap kejadian sejarah Sumpah Pemuda tersebut.
Mengenal Pengaruh Boedi Oetomo Pada Sumpah Pemuda
Daftar Isi
Daftar Isi
- Mengenal Pengaruh Boedi Oetomo Pada Sumpah Pemuda
- 1. Mengenang Kembali Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928
- 2. Kilas Balik Sejarah dan Peristiwa Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928
- 3. Muatan Teks Sumpah Pemuda
- 4. Seberpengaruh Apa Budi Utomo Pada Momen Sumpah Pemuda?
- 5. Mengenang Sejarah adalah Tugas Bersama Bangsa
Seperti yang sudah Mamikos singgung di atas bahwa ada sebuah pengaruh yang serius dari organisasi Budi Utomo sebelum peristiwa sejarah Sumpah Pemuda terjadi. Makanya, jika kamu segera ingin tahu seperti apa pengaruh dari organisasi tersebut, maka simak terus artikel ini sampai akhir.
1. Mengenang Kembali Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928
Untuk langkah pertama menyegarkan ingatan kita bersama, maka mari simak kembali mengenai kejadian keputusan Kongres Pemuda Kedua yang terselenggara selama dua hari berturut-turut yakni mulai dari tanggak 27 sampai 28 Oktober 1928. Kongres Pemuda Kedua tersebut berlangsung di Jakarta yang pada masa itu masih bernama Batavia.
Dalam kongres tersebut kemudian terjadi beberapa rumusan yang berujung pada sebuah keputusan untuk menegaskan apa tujuan atau cita-cita dari tanah air Indonesia, bangsa Indonesia, serta bahasa Indonesia. Banyak yang mengharapkan keputusan tersebut juga menjadi landasan yang berlaku bagi hampir semua organisasi atau perkumpulan kebangsaan Indonesia. Keputusan yang telah dirumuskan tersebut juga perlu untuk diberitakan atau disiarkan dalam berbagai media berita seperti surat kabar hingga dibacakan pada muka rapat dalam organisasi atau sebuah perkumpulan.
2. Kilas Balik Sejarah dan Peristiwa Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928
Masyarakat Indonesia perlu untuk mengingat kembali bahwa peristiwa Sumpah Pemuda adalah peristiwa penting dalam sejarah bangsa Indonesia. Sebab dalam peristiwa tersebut, masyarakat Indonesia seakan menjadi tersadarkan bahwa saat itu mereka masih berada di bawah penjajahan Belanda.
Masyarakat Indonesia pun menyadari bahwa persatuan dan kesatuan menjadi amat penting untuk mereka miliki jika ingin terbebas dari penjajahan. Kesadaran atas pentingnya persatuan dan kesatuan tersebut kemudian yang menjadi pendorong juga bagi para pemuda di seluruh Indonesia dan dari berbagai suku yang berbeda untuk segera untuk mengambil sikap dan tindakan seorang patriotisme.
Apalagi saat itu kondisi penjajah Belanda mulai melarang banyak kegiatan organisasi yang justru mendorong lebih kuat keinginan para pemuda untuk datang dari penjuru nusantara demi bisa berkumpul di Batavia (Jakarta). Kongres Pemuda tersebut terselenggara pada 27 hingga 28 Oktober 1928 dan melahirkan sebuah peristiwa yang kemudian kita kenal sebagai Sumpah Pemuda.
Peristiwa tersebut juga menjadi inspirasi seluruh lapisan masyarakat Indonesia dan menyadari betapa penting dan utamanya sebuah persatuan dan kesatuan. Meskipun para pemuda yang berkumpul berbeda bahasa, suku, hingga adat yang diyakini, namun mereka tetap bersatu saat itu dan membacakan isi rumusan sebuah sumpah dengan lantang. Sumpah tersebut bukan hanya retorika namun adalah sebuah janji para pemuda yang mewakili seluruh lapisan masyarakat Indonesia untuk kembali bersatu dan membangun negara yang merdeka dan berdaulat.
3. Muatan Teks Sumpah Pemuda
Meskipun sudah sejak kita kecil kita sudah sering membacanya di buku sejarah atau menghafalnya satu persatu di depan kelas, mungkin saja diantara kamu ada yang terlupa muatan teks atau isi dari Sumpah Pemuda tersebut. Oleh sebab itu, di sini, Mamikos coba tuliskan muatan Sumpah Pemuda di bawah ini:
- Satu: Kami Putra dan Putri Indonesia, mengaku bertumpah darah satu tanah air Indonesia.
- Dua: Kami Putra dan Putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu bangsa Indonesia.
- Tiga: Kami Putra dan Putri Indonesia, menjunjung tinggi bahasa persatuan bahasa Indonesia.
Selain mengucapkan ikrar seperti yang tertulis di atas, ketika itu juga kali pertama lagu Indonesia Raya diperdengarkan pada masyarakat Indonesia. Lagu yang merupakan karya dari Wage Rudolf Supratman atau yang mungkin lebih dikenal sebagai WR. Supratman tersebut semakin meningkatkan semangat juang untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Setelah peristiwa itu pula, lagu Indonesia Raya resmi dideklarasikan sebagai lagu kebangsaan Indonesia tercinta.
4. Seberpengaruh Apa Budi Utomo Pada Momen Sumpah Pemuda?
Setelah membaca sejarah singkat mengenai peristiwa Sumpah Pemuda dan muatan dari ikrar yang dirumuskan para pemuda, maka kini saatnya kamu mengetahui seberapa besar pengaruh organisasi Budi Utomo terhadap momen ikrar para pemuda hingga lahirlah Sumpah Pemuda tersebut.
1. Seberapa besar pengaruh organisasi Budi Utomo pada peristiwa Sumpah Pemuda tahun 1928 tersebut?
Soempah Pemoeda (ejaan lama) atau yang kini kita tahu sebagai Sumpah Pemuda adalah salah satu kejadian sejarah yang berisi rumusan pengakuan dari para pemuda dan pemudi Indonesia. Mereka semua berasal dari penjuru nusantara yang sengaja berkumpul untuk mengikrarkan janji akan satu tanah air, satu bangsa, satu bahasa secara masif.
Sumpah Pemuda pertama kali dibacakan pada tanggal 28 Oktober tahun 1928. Setelah sebelumnya seluruh pemuda dari latar belakang, suku, adat, dan budaya berbeda sengaja mengumpulkan diri. Mereka berencana untuk merumuskan muatan yang akan menjadi ikrar dari landasan cita-cita bangsa Indonesia di masa depan. Pertemuan tersebut juga dikenal dengan Kongres Pemuda II. Setelah membacakan ikrar tersebut, kemudian hingga hari ini kita selalu memperingati Hari Sumpah Pemuda tiap tanggal 28 Oktober.
Kesadaran Para Pemuda Pelopor Kongres Pemuda
Perjuangan para pemuda dan pemudi nusantara dalam perkumpulan kepemudaan pada waktu itu lah yang melahirkan Sumpah Pemuda sebagai bagian landasan dari cita-cita Indonesia. Sumpah Pemuda juga menjadi sebuah babak baru bagi perjuangan bangsa. Sebab perjuangan yang semula hanya terjadi secara tidak merata dan hanya berdasarkan daerah saja, kini telah menjadi sebuah perjuangan bersama dan merata hingga nasional.
Para pemuda tersebut menyadari bahwa perjuangan yang hanya terjadi di beberapa tempat bakal menjadi sia-sia. Namun jika menyamakan landasan dengan persatuan dan kesatuan, maka cita-cita merdeka dan menjadi negara berdaulat lebih mungkin untuk diraih.
Perkumpulan atau organisasi pemuda Boedi Oetomo / Budi Utomo yang berdiri kala itu menjadi salah satu motor yang kuat terhadap kemunculan berbagai perkumpulan pemuda sejenis di beberapa daerah. Misalnya saja Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Minahasa, Jong Celebes dan organisasi lainnya. Maka bisa dibilang pengaruh organisasi Budi Utomo adalah menjadi perintis di mana ide serta juangnya diikuti oleh pemuda lain demi mencapai negara yang merdeka.
2. Mengapa kala itu Belanda membatasi aktivitas perkumpulan atau organisasi di kalangan masyarakat?
Pada tulisan di atas Mamikos sudah menyebut bahwa karena Belanda mulai membatasi gerak masyarakat kita makanya para pemuda jadi semakin bersemangat untuk membentuk suatu organisasi untuk merumuskan ikrar Sumpah Pemuda yang jadi landasan cita-cita Indonesia bersama. Alasan saat itu Belanda membatasi kegiatan sebab Belanda mulai khawatir bahwa kegiatan kelompok atau organisasi akan semakin menyadarkan masyarakat Indonesia secara luas bahwa mereka berada di bawah penjajahan.
Belanda juga mulai panik dan merasa untuk segera membatasi masyarakat Indonesia yang mulai menyadari betapa pentingnya persatuan serta kesatuan untuk dapat melawan penjajahan. Pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa yang kemudian semakin disadari itulah yang lalu mendorong para pemuda dari seluruh suku, adat, dan latar belakang berbeda yang ada di nusantara untuk segera mengambil aksi patriotisme.
Apalagi saat penjajahan Belanda mulai semakin mengetatkan pengawasan dan larangan dalam melakukan kegiatan bersama atau perkumpulan, maka dorongan dalam hati para pemuda dari berbagai penjuru nusantara pun semakin besar. Mereka kemudian memutuskan untuk berkumpul di Batavia guna merumuskan aksi patriotisme tersebut.
5. Mengenang Sejarah adalah Tugas Bersama Bangsa
Selalu ingat jasmerah alias Jangan Sekali-kali Meninggalkan Sejarah seperti yang diucapkan Soekarno dalam pidato terakhirnya pada 17 Agustus ‘66. Karena sejarah merupakan asal-usul adanya kita maka sudah sepatutnya kita ingat dan kenang. Dengan begitu kita bisa lebih menghargai jasa para pahlawan yang telah susah payah memperjuangkannya.
Namun ada pendapat yang berbeda mengenai fakta tersebut. Seorang sejarawan bernama Rushdy Hoesein sempat menyatakan keterangan bahwa pernyataan dari singkatan Jasmerah sebagai judul pidato sebenarnya bukan berasal dari Presiden Pertama Indonesia, Ir. Sukarno.
Fakta Berbeda Diungkap Sejarawan Indonesia
Rusdhy Hoesein mengatakan dalam sebuah bedah pidato Bung Karno yang berlokasi Gedung Perpustakaan Nasional, berdasarkan informasi dari AH Nasution, ‘Jasmerah’ merupakan satu judul yang diberikan dari Kesatuan Aksi 66 pada pidato Presiden, namun bukan judul yang secara langsung diberikan Soekarno. Sejarawan Rushdy juga menyebutkan bahwa Bung Karno tidak ada menyinggung istilah Jasmerah sama sekali kala membacakan pidatonya yang terakhir pada 17 Agustus ‘66.
Apapun pernyataan dan apa fakta yang sebenarnya, ungkapan dan makna yang terkandung dalam Jasmerah tersebut tetaplah harus kita lestarikan. Karena sudah menjadi tugas kita sebagai bangsa Indonesia untuk selalu mengenang dan ingat akan sejarah. Dan kelak perlu menceritakannya ulang pada anak dan cucu kita.
Setelah membaca ulasan mengenai seriusnya pengaruh dari organisasi Budi Utomo terhadap peristiwa aktual Sumpah Pemuda di atas, mungkin kamu merasa kagum dan kehilangan kata-kata karena luar biasanya sebuah kelompok memengaruhi lahirnya sebuah gerakan yang menjadi cita-cita mulia negara ini di masa depan.
Selain untuk selalu ingat akan sejarah, kamu juga harus tetap ingat bahwa situs web dan aplikasi Mamikos menjadi media pencari pencari hunian terbaik yang dapat memberikan kemudahan bagi para penggunanya. Dengan satu situs atau aplikasi saja, kamu bisa menelusuri info hunian sesuai keperluan kamu dengan praktis dan lebih efisien. Jangan tunda untuk akses atau unduh aplikasi Mamikos sekarang di ponselmu apabila kamu sedang kesulitan mencari info hunian.
Klik dan dapatkan info kost di dekatmu: