Bagaimana Konflik yang Terjadi antara Sultan Ageng Tirtayasa dan Sultan Haji? Ini Cerita Singkatnya

Sultan Ageng Tirtayasa merupakan penguasa Kesultanan Banten pada periode 1651–1683.

Pada masa itu, Banten berkembang menjadi salah satu kerajaan besar dengan perdagangan yang maju dan pengaruh politik yang kuat.

Namun, kejayaan tersebut tidak berjalan mulus karena muncul konflik besar di dalam lingkungan kerajaan, khususnya antara Sultan Ageng Tirtayasa dan putranya sendiri, Sultan Haji. Lalu, apa penyebab dan bagaimana akhir konfliknya? Yuk, simak penjelasan berikut! 📖✨

Inilah Penjelasan Awal Mula Konflik

Akar konflik ini bermula dari perbedaan sikap terhadap VOC. Sultan Ageng Tirtayasa dikenal sebagai pemimpin yang menentang keras campur tangan Belanda.

Ia berusaha mempertahankan kedaulatan Banten dengan berbagai cara, termasuk menyerang dan melemahkan posisi VOC di wilayah sekitar. Beberapa aksi perlawanan dilakukan, seperti perusakan fasilitas ekonomi VOC dan penyerangan terhadap pos-pos pertahanan Belanda.

Sebaliknya, Sultan Haji memiliki pandangan yang berbeda. Saat itu, ia diberi kepercayaan oleh ayahnya untuk mengurus urusan dalam negeri kesultanan. Namun, kondisi ini dimanfaatkan oleh VOC untuk mendekatinya.

Perjanjian Sultan Haji dan VOC
Belanda menghasut Sultan Haji dengan menyatakan pembagian tugas tersebut adalah upaya Sultan Ageng Tirtayasa untuk menyingkirkan Sultan Haji dari kekuasaan. Hasutan ini perlahan memengaruhi sikap Sultan Haji hingga akhirnya ia memilih bekerja sama dengan VOC.

Kerja sama tersebut tidak datang tanpa syarat. Sultan Haji harus menerima berbagai perjanjian yang sangat merugikan Banten, seperti penyerahan wilayah, monopoli perdagangan lada oleh VOC, serta penarikan pasukan Banten dari beberapa daerah strategis.

Walaupun perjanjian ini melemahkan kesultanan, Sultan Haji tetap menyetujuinya demi memperoleh kekuasaan.

Pertempuran Terbuka
Konflik pun berubah menjadi pertempuran terbuka antara ayah dan anak. Sultan Ageng Tirtayasa terus melakukan perlawanan, tetapi kekuatan VOC akhirnya berhasil menangkapnya. Ia kemudian dipenjara di Batavia hingga wafat pada tahun 1692 (usia 61 tahun).

Setelah itu, Sultan Haji naik takhta. Namun, masa pemerintahannya justru menandai kemunduran Kesultanan Banten karena semakin besarnya pengaruh dan kendali VOC.

Penutup

Demikian penjelasan tentang konflik Sultan Ageng Tirtayasa dengan anaknya, Sayyidi Syeikh Maulana Mansyuruddin (Sultan Haji). Baca artikel tentang sejarah kerajaan di Indonesia di blog Mamikos Info, ya!

Referensi:


Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu:

Kost Dekat UGM Jogja

Kost Dekat UNPAD Jatinangor

Kost Dekat UNDIP Semarang

Kost Dekat UI Depok

Kost Dekat UB Malang

Kost Dekat Unnes Semarang

Kost Dekat UMY Jogja

Kost Dekat UNY Jogja

Kost Dekat UNS Solo

Kost Dekat ITB Bandung

Kost Dekat UMS Solo

Kost Dekat ITS Surabaya

Kost Dekat Unesa Surabaya

Kost Dekat UNAIR Surabaya

Kost Dekat UIN Jakarta