Bagaimana Manusia Purba Menyikapi Fenomena Alam yang Keras dan Tidak Stabil? Berikut Keterangannya
Bagaimana Manusia Purba Menyikapi Fenomena Alam yang Keras dan Tidak Stabil? Berikut Keterangannya – Saat ini kita mengalami berbagai perkembangan pesat yang membuat kita dapat hidup dengan nyaman dan mudah.
Namun, tidak halnya dengan manusia purba yang hidup dengan berbagai keterbatasan hingga ancaman hewan buas yang berkeliaran.
Lalu, bagaimana caranya mereka bertahan ya? Simak, penjelasannya berikut ini.
Manusia Purba dalam Menyikapi Fenomena Alam
Manusia purba belajar mengenali pola alam, seperti berbagai perubahan cuaca hingga migrasi hewan, yang membuat mereka menyesuaikan diri.
Selain itu, mereka juga mengembangkan diri dalam bertahan hidup dengan cara membuat alat-alat dari batu, mencari tempat tinggal, dan mencari sumber makanan.
Adapun, pembahasan lebih jauhnya mengenai cara manusia purba dalam menyikapi fenomena alam, yaitu:
1. Gua sebagai Tempat Berlindung
Manusia purba memilih gua sebagai rumah mereka. Hal ini karena gua dapat melindungi mereka dari cuaca dan juga binatang buas.
Khususnya pada zaman Mesolithikum, gua-gua menjadi tempat tinggal manusia purba. Dugaan ini muncul dari perkakas yang ditemukan, seperti ujung panah, flakes, batu penggiling, alat-alat dari tulang dan tanduk, yang tertinggal di dalam gua.
Penyelidikan awal pada gua-gua yang dijadikan tempat tinggal dan berlindung, dilakukan oleh Dr. Van Stein Callenfels di gua Lawa dekat Sampung, Ponorogo, Jawa Timur pada tahun 1928-1931.
2. Berburu dan Mengumpulkan Makanan
Untuk memenuhi kebutuhan makanannya, manusia purba melakukan cara dengan berburu. Di masa ini manusia purba sangat bergantung besar pada apa yang disediakan oleh alam.
Pada umumnya, mereka akan berburu hewan seperti rusa, kerbau liar, banteng, hingga badak untuk manusia purba yang tinggal di hutan. Sedangkan manusia purba yang tinggal di dekat pantai akan menangkap ikan dan kerang.
Tidak hanya itu saja, mereka juga mengumpulkan makanan lainnya seperti ubi-ubian, buah, kacang-kacangan, dan sayuran.
3. Pakaian dari Kulit Hewan
Untuk menghadapi cuaca dingin, manusia purba melindungi diri mereka dengan pakaian yang terbuat dari kulit hewan. Selain pakaian, mereka juga membuat kantor tidur dan juga gendongan bayi.
Menariknya, pakaian yang dikenakan manusia purba juga ada yang terbuat dari kulit kayu. Khususnya, pada zaman Neolithikum yang diketahui melalui penemuan alat pemukul kayu di daerah Kalimantan dan Sulawesi Selatan.
Hal itu diperkuat juga dengan adanya pakaian dari suku Dayak dan suku Toraja, yang dibuat dengan menggunakan alat pemukul kayu tersebut.
Penutup
Menghadapi fenomena alam, tidak adanya transportasi, hingga berburu, membuat manusia purba memiliki fisik yang lebih kuat. Hal tersebut juga membuat mereka lebih unggul daripada manusia modern dalam hal menyelam, berenang, dan juga memanjat pohon.
Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu: