Belajar Hukum Mendel 1 dan 2 Beserta Contohnya Dilengkapi Perbedaan dan Persamaan

Belajar Hukum Mendel 1 dan 2 Beserta Contohnya Dilengkapi Perbedaan dan Persamaan – Sebelum membahas hukum Mendel 1 dan 2 beserta contohnya, kamu harus pan lebih dulu mengetahui apa hukum mendel itu.

Artikel ini akan membahas mengenai hal-hal yang berkaitan dengan hukum mendel, seperti hukum mendel 1 dan 2 beserta contohnya.

Yuk, Belajar Hukum Mendel 1 dan 2 Beserta Contohnya 

Mari mulai dengan mempelajari dulu apa itu hukum mendel beserta hukum mendal 1 dan 2 berikut ini:

Hukum Mendel

Hukum mendel merupakan materi yang membahas mengenai pewarisan watak pada sebuah organisasi.

Hukum Mendel terbagi menjadi dua, yaitu hukum mendel 1 dan 2 beserta contohnya yang akan dijelaskan pada artikel ini.

Hukum ini pertama kali ditemukan oleh seorang biarawan asal Australia bernama Gregor Johann Mendel. Mendel melakukan penelitian mengenai pewarisan sifat dengan objek kacang kapli.

Alasan Mendel menggunakan kacang Kaili sebagai objek percobaannya adalah karena masa hidup kacang ini singkat. Mudah untuk disilangkan, memiliki bunga sempurna, juga memiliki jumlah 7 sifat yang berbeda-beda.

Melalui penelitiannya ini, Mendel berhasil menemukan dasar-dasar ilmu genetika yang banyak digunakan sekarang. Hukum genetika menjadi lebih dikenal dengan hukum Mendel 1 dan 2 beserta contohnya pada saat ini.

Karena hasil penelitiannya jugalah Mendel mendapat gelar sebagai Bapak Genetika. Keberhasilan Mendel ini menjadi acuan dari perkembangan ilmu genetika yang ada sekarang ini.

Hukum Mendel 1

Dalam belajar hukum Mendel 1 dan 2 beserta contohnya kamu harus tahu bahwa ada dua hukum yang isinya berbeda. Karena itu, dua hukum ini akan dibahas secara terpisah.

Dimulai dengan hukum Mendel 1, hukum ini dikenal dengan nama hukum segregasi. Hukum segregasi juga memiliki arti sebagai cara pemisahan gen yang sealel.

Di dalam hukum Mendel 1 dikemukakan bahwa, setiap organisme memiliki dua buah alel dalam satu sifat. Selama proses gamer berlangsung, dua alel terpisah sehingga satu gamet hanya mengandung satu alel dalam satu sifat.

Ketika dua gamet bertemu dalam satu fertilisasi, maka dihasilkan keturunan yang memiliki dua alel untuk satu sifat.

Hukum Mendel 1 sangat sesuai dengan teori penurunan sifat tentang alel yang diturunkan terus dalam satu generasi.

Karena teori ini, terungkaplah kenapa seorang anak bisa memiliki alel yang berbeda-beda dari satu orang tua yang sama.

Untuk membuktikan teori hukum Mendel 1, maka bisa dilakukan dengan membuat persilangan monohibrid, atau persilangan dengan satu sifat berbeda.

Sebelum menuju contoh persilangan monohibrid, maka harus diketahui dahulu istilah yang dipakai dalam percobaan. Parietal (P), adalah orang tua atau induk.

Filial (F), atau disebut juga dengan keturunan. Keturunan pertama (F1) sebagai anak, dan keturunan kedua (F2) sebagai cucu.

Genotipe, sifat menurun yang tidak terlihat, dilambangkan dengan AA, AABB, Aa, aa,dan AaBB. Gamet, sel kelamin dari genotipe, disimbolkan dengan huruf misalnya Aa, gamet A dan gamet a.

Fenotipe, sifat menurun yang bisa dilihat dari luar. Dominan, sifat yang biasanya memiliki ekspresi kuat.

Resesif, sifat tidak muncul karena kalah oleh pasangannya. Homozigot dan heterozigot, pasangan gen sifat yang sama dan tidak sama.

Contoh Persilangan Monohibrid

Persilangan monohibrid adalah persilangan yang bisa membuktikan teori pada hukum Mendel 1.

Dalam hukum Mendel 1 dan 2 beserta contohnya ada dua jenis persilangan, dan salah satunya adalah persilangan monohibrid ini.

Persilangan ini adalah contoh yang terkait dengan hukum Mendel 1. Dalam percobaan ini, Mendel menggunakan tanaman kapri galur yang murni dengan batang rendah dan batang tinggi.

Hasil dari persilangan ini menunjukan bahwa F1 memiliki sifat yang persis dengan salah satu P, yaitu memiliki batang tinggi.

Setelah itu, Mendel membuat persilangan sesama F1, dengan perbandingan hasil F2 adalah 3 : 1, dengan 3 batang tinggi. Untuk mendalami materi bisa dilihat gambar yang ada di bawah ini.

https://www.wikiwand.com/en/Gregor_Mendel

Lalu, bagaimana sebenarnya hal seperti itu bisa dijelaskan? Karena pada contoh di atas, tanaman tinggi memiliki gen T juga genotipe TT atau homozigot dominan.

Hukum Mendel 2

Mengenai hukum Mendel 1 dan 2 beserta contohnya berikutnya adalah teori hukum Mendel 2. Hukum ini lebih dikenal dengan istilah hukum asortasi, atau pengelompokkan gen dengan bebas.

Hukum Mendel 1 dan 2 beserta contohnya bagian ini menyatakan jika dua individu dengan dua sifat maka akan diturunkan.

Maksudnya penurunan sifat ini akan dilakukan secara bebas tanpa tergantung oleh sifat yang satunya.

Dari pengertian ini, bisa diketahui bahwa alel dengan sifat yang berbeda-beda tidak akan saling mempengaruhi. Hal ini menegaskan bahwa yang menentukan adalah gen.

Misalnya adalah warna juga bentuk dari suatu biji tidak akan mempengaruhi. Contoh ini berlaku untuk persilangan dihibrid.

Contoh Persilangan Dihibrid

Hukum Mendel 1 dan 2 beserta contohnya yang akan dibahas kali ini adalah persilangan dihibrid. Persilangan ini masuk kedalam contoh persilangan hukum Mendel 2.

Syarat dari persilangan ini adalah dua sifat yang berbeda dari dua organisme. Persilangan ini dilakukan Mendel dengan menggunakan dua biji galur murni.

Biji pertama adalah biji dengan bentuk bulat dan berwarna kuning. Biji kedua adalah biji yang sudah keriput dan memiliki warna hijau.

Dari persilangan tersebut, biji bulat kuning lebih dominan dari pasangannya. Sehingga menghasilkan F1 yang dengan bentuk bulat berwarna kuning.

Setelah itu, Mendel kembali menyilangkan F1 dengan F2 yang menghasilkan 4 kombinasi fenotipe. Kombinasi yang dihasilkan adalah biji bulat kuning, biji bulat hijau, biji keriput kuning, dan keriput hijau.

Perbandingan dari hasil persilangan yang menghasilkan 4 kombinasi memiliki perbandingan 9 : 3 : 3 : 1. Hasil ini menunjukkan bahwa dua pasang gen dikelompokkan secara bebas.

Hasil dari kombinasi di atas menunjukkan pengelompokan dua gen dengan bebas, yang akhirnya dikenal dengan nama hukum Mendel 2.

Misal gen bulat disimbolkan dengan huruf B, kemudian alel dari biji keriput diberi huruf b.

Kemudian, untuk biji berwarna kuning diberi simbol K, lalu alel biji hijau diberi simbol k. Dari permisalan di atas dapat dituliskan pengelompokan dari gen yang terbentuk.

Pertama, gen B berkelompok bersama K yang ada dalam gamet BK. Kedua, gen B berkelompok bersama k yang ada dalam gamet Bk.

Ketiga, gen b berkelompok bersama K yang ada dalam gamet bK. Kemudian yang terakhir adalah gen b berkelompok bersama k yang ada dalam gamet bk.

Perbedaan dan Persamaan Hukum Mendel 1 dan km 2 Beserta Contohnya

Perbedaan kedua hukum adalah pada prinsip segregasi, pembentukan sel kelamin, gen yang sudah berpasangan akan memisahkan diri secara bebas.

Pada prinsip hukum 2 juga dalam pembentukan gamet, gen yang sudah berpisah berpasangan dengan bebas.

Sedangkan persamaan dari kedua hukum adalah adanya kebutuhan pembentukan sel kelamin untuk melakukan proses pengulangan.

Kesimpulan

Seperti yang sudah dijabarkan dalam artikel di atas mengenai hukum Mendel, diharapkan kamu bisa lebih memahami materi tentang penyilangan.

Kamu harus memahami materi dasar ini agar bisa memahami materi selanjutnya. Semoga pemaparan dalam artikel ini bisa membuatmu makin paham mengenai hukum Mendel.


Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu:

Kost Dekat UGM Jogja

Kost Dekat UNPAD Jatinangor

Kost Dekat UNDIP Semarang

Kost Dekat UI Depok

Kost Dekat UB Malang

Kost Dekat Unnes Semarang

Kost Dekat UMY Jogja

Kost Dekat UNY Jogja

Kost Dekat UNS Solo

Kost Dekat ITB Bandung

Kost Dekat UMS Solo

Kost Dekat ITS Surabaya

Kost Dekat Unesa Surabaya

Kost Dekat UNAIR Surabaya

Kost Dekat UIN Jakarta