Berikut Tanaman Herbal Yang Dapat Mencegah Virus Corona Covid-19
Virus Corona Covid-19 – Sejak wabah Virus Corona (Covid-19) masuk ke Indonesia, masyarakat pun berbondong-bondong mengkonsumsi berbagai tanaman herbal yang mengklaim bisa mencegah virus dari Wuhan tersebut. Beberapa tanaman herbal tersebut antara lain, curcumin, jahe, kunyit, dan temulawak. Deretan tanaman herbal tersebut diklaim bisa meningkatkan daya tahan tubuh sehingga bisa menangkal transmisi virus Corona. Namun, benarkah klaim tersebut? Untuk info lebih banyak, mari kita cek faktanya di bawah ini.
Untuk Cegah Virus Corona Covid-19, Benarkah Tanaman Herbal Bisa Diandalkan?
Menghadapi wabah virus Corona (Covid-19) yang merajalela, masyarakat memang banyak beralih ke ramuan tanaman herbal yang berasal dari bahan-bahan alami. Banyak yang percaya bahwa ramuan tanaman herbal tersebut dapat membuat tubuh kita menangkal virus tersebut. Sayangnya, hingga sekarang pengembangan bahan alam asli dari Indonesia masih sebatas sebagai antioksidan dan pencegahan penyakit level dasar saja. Riset ramuan tanaman herbal tersebut belum terbukti dapat menangkal virus yang berasal dari Wuhan, China ini.
Sebelum membahas kandungan dalam curcumin, jahe dan tanaman herbal lainnya, ada baiknya kita memahami terlebih dahulu sistem kerja imun seperti apa. Tubuh manusia dan hewan memiliki mekanisme unik untuk menangkal berbagai patogen berbahaya seperti virus, bakteri, jamur, dan parasit. Mekanisme “penjaga gerbang” dari sistem kekebalan tubuh itu ditemukan oleh Bruce Beutler dan Jules Hoffmann. Mereka mengungkapkan bahwa respon imun punya fase bawaan dan adaptif untuk menangkal patogen. Seperti dilansir dari laman Nature, patogen menginvasi tubuh lewat luka terbuka atau mukosa. Karenanya untuk mencegah penularan virus Corona, kita pun dihimbau agar rajin mencuci tangan dan menghindari memegang wajah.
Apakah curcumin bisa menangkal virus Corona?
Nidom, yang menjabat sebagai Ketua Riset Corona dan Formulasi Vaksin di Profesor Nidom Foundation (PNF) mengatakan bahwa beliau bersama timnya tengah mengembangkan formulasi obat dari curcumin. Berdasar hasil riset yang pernah dibuatnya tahun 2007-2008 tentang curcumin untuk wabah flu burung (H1N1), kini dia membuat formulasi dari curcumin untuk melawan Covid-19. Nidom melanjutkan, karena penelitian menjadikan tanaman herbal sebagai antiviral, antivirus, antibakterial, atau antiparasit tidak banyak. Saat ini pihaknya telah membuat beberapa formulasi untuk melawan virus yang menyerang pernapasan. Baik itu virus influenza, H1N1, hingga virus corona.
Penelitian untuk formulasi obat dari curcumin sejauh ini sudah diujikan ke hewan coba, yakni hewan ferret, yang direkomendasikan WHO untuk menguji vaksin atau obat-obatan yang berkaitan dengan saluran pernapasan. Pengujian ini memang sudah berlangsung dan sudah menunjukkan beberapa hasil. Akan tetapi dikatakan Nidom masih dibutuhkan beberapa pengujian lagi untuk meningkatkan Antiviral terhadap uji rangsang virus.
Apakah jahe, kunyit, dan temulawak ampuh mencegah virus Corona?
Sudah sejak lama ramuan jahe dipercaya memiliki kemampuan untuk meredakan berbagai macam gejala penyakit seperti pilek, mual, radang sendi, migrain, dan hipertensi. Fakta ini tercantum dalam edisi kedua Herbal Medicine: Biomolecular and Clinical Aspects. Herbal yang lazim dikonsumsi dengan madu ini menawarkan senyawa anti-inflamasi termasuk antioksidan zat yang melindungi tubuh dari kerusakan oleh radikal bebas. Studi oleh Sepide Mahluji, dkk (2013) menyimpulkan bahwa suplemen jahe yang dikonsumsi oral berhasil mengurangi peradangan pada pasien diabetes tipe 2. Suplemen jahe juga dapat mengurangi gangguan pencernaan, kembung, dan kram usus.
Sementara penelitian lain yang diterbitkan di jurnal Ethnopharmacol (2013) menyebut, seduhan jahe segar (wedang jahe) memiliki khasiat antivirus dan sifat antibakteri. Tim peneliti menemukan bahwa wedang jahe bisa menangkal virus penyebab infeksi pernapasan (HRSV). Hanya saja takaran jahe dalam penelitian tersebut rata-rata berdosis tinggi. Sehingga, belum diketahui efek ramuan jahe “penangkal” virus Corona yang rata-rata dosisnya tidak pasti atau takarannya disupervisi oleh ahli.
Ketua Umum Perhimpunan Dokter Herbal Medik Indonesia (PDHMI) Hardhi Pranat menyebut tanaman herbal lain, yakni kunyit yang mengandung zat kurkumin yang bekerja meningkatkan daya tahan tubuh. Manfaat serupa diberikan oleh zat polifenol dalam jahe. Kunyit juga memiliki zat anti kataral yang dapat memperbanyak produksi lendir. Di mana lendir tersebut bisa membatu mengeluarkan virus saat menyerang saluran pernapasan.
Hanya saja, beliau menggarisbawahi bahwa efek-efek tersebut baru bisa didapat setelah mengonsumsi tanaman herbal ini secara rutin dalam jangka waktu panjang. Khasiatnya juga cuma membantu meningkatkan daya tahan tubuh saja, bukan membunuh virus maupun bakteri. Terlebih, virus Corona dalam klaim penyembuhan obat tersebut belum tentu SARS-CoV-2 pemicu Covid-19. Namun, bisa saja virus Corona penyebab pilek biasa.
Dapatkan air garam mencegah virus Corona?
Selain tanaman-tanaman herbal di atas, ada pula yang menyebarkan informasi di internet terkait air garam yang dapat menangkal virus Corona (Covid-19) masuk ke dalam tubuh. Menurut Johns Hopkins Medicine di Amerika Serikat, sudah ada beberapa anggapan jika menenggak dan kumur-kumur dengan minyak, air garam atau ramuan lain bisa mengobati virus Corona. Professor Purcell pun menambahkan bahwa, jika kamu sudah terkena virus maka kecil kemungkinannya dengan meminum air garam ataupun ramuan herbal bisa membantu. Mengingat virus ini membawa material genetis ke dalam tubuh, jadi kita sendiri lah yang harus mengusir sel itu tersebut. Ketika virus sudah memasuki tubuh kita, kita hanya bisa mengurangi virus yang masuk saja, hal ini tentunya memerlukan sistem kekebalan tubuh untuk memeranginya.
Professor Oliver di pusat kesehatan Johns Hopkins juga mengatakan hal yang sama. Meskipun beliau berpendapat obat-obatan tradisional memiliki khasiat untuk beberapa kondisi tertentu. Karena meskipun obat-obatan tradisional tersebut bekerja, mereka tidak dapat bekerja semaksimal obat-obatan yang diproduksi secara kimiawi. Ramuan seperti teh herbal atau yang lainnya bisa menyembuhkan, namun tidak berarti keesokan harinya hal itu akan terjadi lagi. Sementara, obat yang dibuat di laboratorium telah diuji sehingga akan berkhasiat sama setiap kali digunakan dan kita pun juga tahu kadar keselamatan ketika menggunakan obat-obat tersebut.
Apa solusi mencegah virus Corona selain tanaman herbal?
Dari Vietnam mungkin kita bisa berlajar bahwa mencegah penyakit virus Corona (Covid-19) ini perlu andil pemerintah yang besar dalam upaya preventif dan penanganan. Dr Kidong Park, perwakilan WHO di Vietnam, mengatakan keberhasilan Vietnam adalah buah usaha pemerintah proaktif dan konsisten. Dua pekan setelah kasus Covid-19 pertama kali diumumkan, Kementerian Kesehatan Vietnam langsung melarang sekitar 10 ribu penduduk Son Loi keluar rumah selama 20 hari. Mereka juga meliburkan sekolah, menghentikan impor, dan melarang konsumsi hewan liar. Di waktu bersamaan pemerintah Vietnam meningkatkan pengawasan intensif, pengujian laboratorium, memastikan pencegahan dan pengendalian infeksi dan manajemen kasus di fasilitas kesehatan, serta memberikan komunikasi risiko, dan kolaborasi multi-sektoral.
World Health Organization (WHO) juga sudah memperingatkan bahwa antibiotik tak manjur menyembuhkan Covid-19karena hanya berfungsi pada infeksi bakteri. Sementara infeksi virus seperti SARS-CoV obatnya hanyalah vaksin, bukan curcumin, jahe atau tanaman herbal lainnya. Sebagian besar virus (termasuk SARS-CoV-2) tersusun dari RNA, protein dan lipid. Bentuk virus ini serupa tembok yang disusun dari batu bata dengan perekat berupa kombinasi ikatan hidrogen. Mereka semakin menempel kuat pada permukaan kasar seperti kayu, kain, dan kulit karena permukaan kasar membentuk lebih banyak ikatan hidrogen.
Pondasi kuat virus ini pun hanya bisa diruntuhkan dengan kelembaban, sinar matahari (sinar UV), dan panas (gerakan molekuler). Jadi, cuci tangan dengan sabun terbukti paling ampuh meruntuhkan benteng virus Covid-19 dan jenis virus lainnya. Dilihat dari struktur penyusunnya, sabun mengandung zat seperti lemak yang dikenal sebagai amphiphiles (secara struktural mirip lipid dalam membran virus). Ringkasnya, sabun melarutkan perekat yang menyatukan virus. Disinfektan, atau cairan, tisu, gel, dan krim yang mengandung alkohol memiliki efek serupa tetapi tidak seefektif sabun. Untuk itu, mencuci tangan dengan bersih adalah solusi paling tepat hingga sekarang ini untuk bisa mencegah virus Corona sampai vaksin untuk virus tersebut ditemukan.
Adapun berikut Mamikos sampaikan pula cara mencuci tangan seperti yang dianjurkan oleh WHO:
- Basahi kedua telapak tangan kamu setinggi pertengahan lengan memakai air yang mengalir
- Selanjutnya, ambil sabun secukupnya lalu usap dan gosokkan pada kedua telapak tangan kamu secara lembut
- Usap dan gosok juga kedua punggung tangan secara bergantian
- Jangan lupa jari-jari tangan, gosok sela-sela jari hingga bersih yang dilakukan secara bergantian
- Bersihkan juga ujung jari secara bergantian dengan mengatupkannya
- Gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian
- Letakkan ujung jari ke telapak tangan kemudian gosok perlahan. Bersihkan kedua pergelangan tangan secara bergantian dengan cara memutar
- Kemudian, akhiri mencuci tangan dengan membilas seluruh bagian tangan menggunakan air bersih yang mengalir dan keringkan memakai handuk atau tisu bersih.
Tanaman herbal yang dapat melawan virus
Jauh sebelum munculnya virus Corona (Covid-19) di dunia, tanaman herbal memang sudah dikenal sebagai perawatan alami untuk berbagai penyakit, termasuk infeksi virus. Tak hanya itu saja, tanaman herbal pun dikenal sebagai antivirus pula. Karena memiliki konsentrasi senyawa tanaman yang kuat, sederetan tanaman herbal pun dianggap dapat menangkal virus masuk ke dalam tubuh. Tak heran jika banyak herbal sangat disukai oleh para praktisi pengobatan alami. Nah, kira-kira apa saja sih tanaman herbal yang dapat menjinakkan virus ini? Berikut Mamikos berikan daftarnya untuk kamu ya.
1. Astragalus
Merupakan ramuan berbunga yang populer dalam pengobatan Cina tradisional, Astragalus Polysaccharide (APS) memiliki kualitas penambah kekebalan dan antivirus yang signifikan. Di dalam penelitian tabung dan hewan, astragalus menunjukkan dapat memerangi virus herpes, hepatitis C, dan virus avian influenza H9. Tak hanya itu saja, penelitian tabung juga telah menunjukkan bahwa Astragalus Polysaccharide (APS) ini dapat melindungi sel-sel astrosit manusia dari infeksi herpes.
2. Adas
Dikenal sebagai tanaman rasa licorice, adas dianggap dapat melawan beberapa virus tertentu. Sebuah penelitian tabung menunjukkan bahwa ekstrak adas menunjukkan efek antivirus yang kuat terhadap virus herpes dan parainfluenza tipe-3 (PI-3), yang menyebabkan infeksi pernapasan pada sapi. Terlebih lagi, komponen utama minyak atsiri adas (trans-anethole) juga telah menunjukkan efek antivirus yang kuat terhadap virus herpes ini. Penelitian pada hewan juga menunjukkan bahwa adas ini dapat dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh manusia hingga dapat membantu manusia dalam memerangi infeksi virus.
3. Basil
Berbagai jenis kemangi termasuk varietas manis dan suci dikenal pula dapat melawan infeksi virus tertentu. Kemangi suci contohnya, tanaman herbal yang juga dikenal sebagai tulsi ini telah terbukti meningkatkan kekebalan tubuh yang dapat membantu melawan infeksi virus. Sebagai contoh, dalam suatu studi tabung ditunjukkan bahwa adanya ekstrak basil manis termasuk senyawa seperti apigenin dan asam ursolat menunjukkan efek potensial terhadap virus herpes, hepatitis B, dan enterovirus. Dalam suatu studi pada 24 orang dewasa yang dilakukan selama 4 minggu, tambahan 300 mg ekstrak basil suci dapat meningkatkan secara signifikan tingkat sel T helper dan sel pembunuh alami. Keduanya yakni ekstrak basil manis dan ekstrak basil suci terbutki dapat membantu melindungi tubuh kita dari infeksi virus.
4. Bawang putih
Bawang putih memang sudah sejak lama dikenal sebagai obat alami populer untuk beragam kondisi, termasuk infeksi virus. Di dalam sebuah penelitian yang ditujukan pada 23 orang dewasa yang memiliki kutil karena human papillomavirus (HPV), menerapkan ekstrak bawang putih ke daerah yang terkena sebanyak dua kali sehari ternyata dapat menghilangkan kutil tersebut setelah 1 hingga 2 minggu. Tak hanya sampai disitu saja, penelitian tabung reaksi yang lebih lama juga telah mencatat bahwa bawang putih mungkin memiliki aktivitas antivirus terhadap influenza A dan B, HIV, HSV-1, pneumonia virus, dan rhinovirus, yang menyebabkan flu biasa. Sedangkan, penelitian pada hewan dan tabung menunjukkan bahwa bahwa bawang putih dapat meningkatkan respons sistem kekebalan dengan merangsang sel-sel kekebalan pelindung yang dapat melindungi terhadap infeksi virus.
5. Dandelion
Meskipun secara luas dandelion dianggap sebagai gulma, namun tanaman herbal yang satu ini ternyata memiliki efek antivirus potensial. Tabung reaksi penelitian menunjukkan bahwa dandelion dapat memerangi hepatitis B, HIV, dan influenza. Tak hanya itu saja, suatu penelitian tabung juga mencatat bahawa ekstrak dandelion dapat menghambat replikasi dengue virus yang ditularkan oleh nyamuk demam berdarah.
6. Echinacea
Dikenal karena khasiatnya yang dapat meningkatkan kesehatan, echinacea juga cukup populer di dalam pengobatan herbal. Hampir seluruh bagian dari echinacea ini dapat digunakan sebagai obat alami, mulai dari akarnya, daun, hingga bunganya. Faktanya, echinacea purpurea merupakan varietas yang menghasilkan bunga berbentuk kerucut dan digunakan oleh penduduk asli Amerika untuk mengobati beragam kondisi, termasuk infeksi virus. Beberapa studi tabung juga telah menunjukkan bahwa varietas tertentu pada echinacea, termasuk E. pallida, E. angustifolia, dan E. purpure ini sangat efektif dalam memerangi infeksi virus seperti herpes dan influenza. Terlebih, E. purpurea yang sudah hingga kini memang dikenal bisa mengobati infeksi virus.
7. Ginseng
Dapat ditemukan dalam varietas Korea dan Amerika, ginseng merupakan akar tanaman yang masuk dalam keluarga Panax. Ginseng pun sudah lama digunakan dalam pengobatan Tiongkok tradisional dan sudah terbukti efektif dalam memerangi virus. Dalam penelitian pada hewan dan tabung percobaan, ekstrak ginseng merah Korea telah menunjukkan efek yang signifikan terhadap RSV, virus herpes, dan hepatitis A. Selain itu, senyawa dalam ginseng yang disebut ginsenosides juga memiliki efek antivirus terhadap hepatitis B, norovirus, dan virus coxsackie. Senyawa dalam ginseng ini juga memiliki efek antivirus yang berhubungan dengan beberapa penyakit serius lho, termasuk infeksi otak yang disebut meningoencephalitis.
8. Jahe
Ramuan, teh hingga tablet hisap berbahan dasar dari jahe memang telah dikenal sebagai obat alami yang populer. Jahe telah terbukti memiliki aktivitas antivirus yang mengesankan berkat konsentrasi tinggi dari senyawa tanaman yang manjur. Penelitian tabung juga telah menunjukkan bahwa ekstrak jahe memiliki efek antivirus terhadap avian influenza, RSV, dan feline calicivirus (FCV), yang sebanding dengan norovirus manusia. Selain itu, senyawa spesifik dalam jahe seperti gingerol dan zingerone juga terbukti dapat menghambat replikasi virus dan mencegah virus memasuki sel inang.
9. Lemon balm
Merupakan tanaman lemon yang digunakan dalam pembuatan teh dan bumbu, lemon bal juga dikenal dapat menjadi obat alami untuk menangkal virus lho. Ekstrak yang terkandung di dalam lemon balm merupakan sumber terkonsentrasi dari minyak atsiri dan senyawa tanaman yang memiliki aktivitas antivirus. Penelitian tabung juga telah menunjukkan bahwa ekstrak lemon balm ini memiliki efek antivirus terhadap avian influenza (flu burung), virus herpes, HIV-1, dan enterovirus 71 yang dapat menyebabkan infeksi parah pada bayi dan anak-anak.
10. Licorice
Telah digunakan sejak lama dalam pengobatan tradisional Tiongkok dan praktik alami lainnya, licorice memiliki sifat antivirus yang kuat. Glycyrrhizin, liquiritigenin, dan glabridin adalah beberapa zat aktif dalam licorice yang populer. Dalam suatu studi tabung juga telah menunjukkan bahwa ekstrak akar licorice efektif terhadap HIV, RSV, virus herpes, dan coronavirus terkait sindrom pernafasan akut (SARS-CoV) yang menyebabkan jenis pneumonia yang serius lho.
11. Oreogano
Sebagai ramuan populer di dalam keluarga mint, oreogano terkenal memiliki kualitas obat yang mengesankan. Senyawa tanaman yang terkandung di dalam oreogano seperti carvacrol, terbukti menawarkan sifat antivirus. Dalam studi tabung reaksi, baik minyak oregano dan carvacrol yang terisolasi dapat mengurangi aktivitas murine norovirus (MNV) dalam waktu 15 menit setelah terpapar. Di mana seperti yang diketahui, MNV ini sangat menular dan dapat menyebabkan flu perut pada manusia. Tak hanya itu saja, minyak oregano dan carvacrol juga telah terbukti menunjukkan aktivitas antivirus terhadap virus herpes simplex tipe-1 (HSV-1), rotavirus yang menjadi penyebab umum diare pada bayi dan anak-anak, dan respiratori syncytial virus (RSV) yang menyebabkan infeksi pada saluran pernapasan.
12. Sage
Masuk dalam salah satu anggota keluarga mint, sage merupakan ramuan aromatik yang telah lama digunakan dalam pengobatan tradisional untuk mengobati infeksi virus. Sifat antivirus sage sebagian besar dikaitkan dengan senyawa yang disebut safficinolide dan sage satu yang ditemukan di daun dan batang tanaman. Di dalam penelitian tabung juga telah menunjukkan bahwa sage terbukti dapat melawan human immunodeficiency virus tipe 1 (HIV-1) yang dapat menyebabkan AIDS. Tak hanya itu saja, ekstrak bijak secara signifikan juga dapat menghambat aktivitas HIV dengan mencegah virus memasuki sel target lho. Sage pun terbukti pula dapat memerangi HSV-1 dan Indiana vesiculovirus yang biasanya menginfeksi hewan ternak seperti babi, kuda, dan sapi.
13. Sambucus
Sering disebut juga sebagai penatua, sambucus dapat dibuat menjadi berbagai produk, seperti elixir dan pil, yang digunakan untuk mengobati infeksi virus secara alami seperti flu dan pilek. Sebuah studi pada tikus menentukan bahwa jus sambucus terkonsentrasi menekan replikasi virus influenza dan menstimulasi respon sistem kekebalan tubuh. Terlebih lagi, dalam ulasan 4 studi di 180 orang, suplemen sambucus ditemukan untuk secara substansial mengurangi gejala pernapasan atas yang disebabkan oleh infeksi virus.
14. Peppermint
Dikenal memiliki kualitas antivirus yang kuat, peppermint biasanya ditambahkan pada teh, ekstrak, dan tincture untuk mengobati infeksi virus secara alami. Daun peppermint dan minyak atsiri sendiri mengandung komponen aktif, termasuk mentol dan rosmarinic asam yang memiliki aktivitas antivirus dan anti-inflamasi. Dalam penelitian tabung reaksi, ekstrak daun peppermint menunjukkan aktivitas antivirus yang manjur terhadap virus syncytial respirasi (RSV) dan secara signifikan menurunkan tingkat senyawa inflamasi.
15. Rosemary
Selain sering digunakan untuk memasak, rosemary ternyata memiliki aplikasi terapeutik karena memiliki banyak senyawa tanamannya. Salah satunya saja ada asam oleanolic. Di mana asam oleanolic ini telah menunjukkan aktivitas antivirus terhadap virus herpes, HIV, influenza, dan hepatitis dalam penelitian pada hewan dan tabung percobaan. Selain itu, ekstrak rosemary juga telah menunjukkan efek antivirus terhadap virus herpes dan hepatitis A yang mempengaruhi hati lho.
Oke, di atas tadi Mamikos sudah menjelaskan fakta seputar tanaman herbal yang katanya dapat mencegah virus Corona (Covid-19). Kamu pun tidak dilarang untuk mengkonsumsi tanaman herbal untuk memperkuat daya tahan tubuh. Namun, perlu diluruskan sekali lagi bahwa cuci tangan pakai sabun adalah cara terampuh untuk mengusir virus-virus Corona ini. Oh iya, jika kamu berencana ingin merantau di kota impian maka jangan lupa install aplikasi Mamikos di ponsel Android atau iOS kamu ya! Di aplikasi Mamikos, kamu bisa menemukan info sewa kost-kostan, apartemen, hingga rumah kontrakan dengan praktis tanpa harus turun ke jalanan.
Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idaman mu:
- Kost dekat kampus UI Depok
- Kost dekat kampus UNINDRA Jakarta Selatan
- Kost dekat kampus UNDIP Semarang
- Kost dekat kampus UGM Yogyakarta
- Kost dekat kampus UNY Yogyakarta
- Kost dekat kampus UMY Yogyakarta
- Kost dekat kampus ITB Bandung
- Kost dekat kampus ITS Surabaya
- Kost dekat kampus Atma Jaya Jakarta
- Kost dekat kampus UNJ Jakarta
- Kost dekat kampus UBAYA Surabaya
- Kost dekat kampus UNPAD Dipatiukur
- Kost dekat kampus STAN Jakarta
- Kost dekat kampus IPB Bogor
- Kost dekat kampus UPI Bandung
- Kost dekat kampus UIN Jakarta
- Kost dekat kampus UIN Yogyakarta
- Kost dekat kampus UNAIR Surabaya
- Kost dekat kampus ITS Surabaya
- Kost dekat kampus UNESA Surabaya
- Kost dekat kampus UIN Surabaya
- Kost dekat kampus UNHAS Makassar
- Kost dekat kampus UKI Paulus Makassar
- Kost dekat kampus Universitas Muhammadiyah Makassar
- Kost dekat kampus Universitas Fajar Makassar
- Kost dekat kampus STMIK Dipanegara Makassar
- Kost dekat kampus lainnya…