Cara Membedakan Frasa dan Klausa beserta Contohnya, Catat Perbedaannya!
Ketika mempelajari bahasa Indonesia di kelas 12, kamu akan menemukan materi tentang frasa dan klausa. Kira-kira apa yang dimaksud dengan frasa dan klausa? Nah, frasa dan klausa ini menjadi unsur paling penting yang terdapat dalam suatu kalimat.
Banyak yang mengira bahwa frasa dan klausa adalah dua istilah yang sama. Padahal, kedua istilah ini berbeda karena memiliki karakteristiknya masing-masing.
Untuk membantu kamu lebih memahami perbedaan frasa dan klausa, kamu bisa baca artikel berikut hingga bagian akhir, ya. 🧐📝
Daftar Isi
Daftar Isi
Berikut Cara Membedakan Frasa dan Klausa beserta Contohnya
Ketika kamu diberikan tugas oleh guru untuk membuat artikel, tentunya kamu harus mengetahui unsur-unsur apa saja yang harus terdapat di dalam artikel tersebut agar mudah dipahami. Nah, diantara banyaknya unsur, dua unsur terpenting adalah frasa dan klausa.
Secara sederhana frasa dapat diartikan sebagai satuan tata bahasa yang terdiri dari dua kata dan menjadi pemadu suatu kalimat.
Sedangkan, klausa adalah kelompok kata yang terdiri dari subjek dan predikat yang nantinya akan berpotensi jadi kalimat utuh.
Agar kamu bisa membedakan keduanya, berikut Mamikos akan coba menjelaskan pengertian, tujuan, jenis, ciri-ciri, perbedaan hingga contoh menggunakan frasa dan klausa dalam kalimat.
Apa itu Frasa?
Frasa merujuk pada kombinasi dua atau lebih kata yang terikat dan bertindak sebagai satu kesatuan, tetapi tidak mengandung pasangan subjek-predikat. Sederhananya, frasa adalah gabungan dua kata atau lebih yang memiliki makna.
Tujuan utama keberadaan frasa adalah untuk memberikan penjelasan atau keterangan. Meskipun frasa hanya terdiri dari dua kata atau lebih, sebuah frasa tidak memiliki predikat dan tidak bisa menjadi sebuah kalimat, ya.
Namun, frasa bisa menjadi sebuah subjek, predikat, atau unsur lainnya dalam sebuah kalimat. Jadi, frasa juga merupakan penyusun sebuah kalimat, ya.
Jenis-jenis Frasa dan Contohnya
Frasa dapat dikelompokkan ke dalam beberapa macam kategori berdasarkan unsur-unsur penyusunnya. Berikut adalah beberapa jenis frasa dan contohnya yang Mamikos kutip dari laman pijarbelajar.id:
1. Frasa Eksosentris
Jenis frasa pertama adalah frasa eksosentris merupakan frasa yang terdiri dari kata-kata yang kedudukannya tidak setara, sehingga salah satu katanya tidak bisa menggantikan fungsi dari frasa tersebut.
Contohnya:
- Budi sedang berkemah di atas gunung. Penjelasan: Frasa “di atas” merupakan frasa eksosentris karena kedudukan unsur-unsurnya tidak bisa saling menggantikan fungsi dari frasa tersebut. Jika kata “di” dihilangkan, maka kalimatnya menjadi “Budi sedang berkemah atas gunung”. Wah, kalimatnya jadi agak sulit dipahami, ya? Oleh karena itu, kata “di atas” merupakan frasa eksosentris.
- Pak Kepala Sekolah akan pergi dinas ke luar daerah Penjelasan: Frasa “ke daerah ” merupakan frasa eksosentris karena kedudukan unsur-unsurnya tidak bisa saling menggantikan fungsi dari frasa tersebut. Misalnya, kalimat di atas tidak bisa dibuat menjadi “Pak Kepala Sekolah akan pergi dinas ke” atau ” Pak Kepala Sekolah akan pergi dinas daerah “. Makanya, kata “ke daerah” disebut frasa.
2. Frasa Endosentris
Kedua, ada frasa endosentris yang merupakan jenis frasa dengan unsur-unsur penyusun terdistribusi secara setara di dalam frasa tersebut.
Setiap unsur frasa memiliki posisi atau letak yang sama terhadap unsur lainnya. Nah, karena unsur di dalam frasa endosentris berposisi setara, maka keduanya dapat dihubungkan menggunakan kata “dan” atau “atau”.
Frasa endosentris sendiri dapat dibagi menjadi dua macam yakni frasa endosentris koordinatif dan frasa endosentris subordinatif.
Contohnya:
- “Sedikit kaku” (frasa endosentris subordinatif)
- “Siang malam” (frasa endosentris koordinatif karena bisa diselipkan menjadi “siang dan malam”)
- “Suami istri” (frasa endosentris koordinatif karena bisa diselipkan menjadi “Suami dan istri “)
3. Frasa Adjektiva
Jenis frasa yang ketiga adalah frasa adjektiva. Frasa adjektival ini merupakan frasa yang unsur intinya berupa kata sifat atau adjektiva.
Contohnya:
- tampan sekali
- sangat baik
- dermawan sekali
- lebih pelit
- sangat nakal
4. Frasa Nomina
Frasa nomina merupakan jenis frasa yang unsur intinya berupa nomina atau kata benda. Cara membentuk jenis frasa satu ini adalah dengan memberi tambahan keterangan pada nomina baik di depan atau di belakang kata utama.
Selain nomina, dalam bahasa Indonesia nomina juga bisa digunakan untuk menyebut orang atau persona. Nah, jenis kata yang menggantikan nomina atau frasa nomina disebut pronomina.
Diketahui, pronomina digolongkan ke dalam beberapa jenis, yakni pronomina persona (kata ganti orang), pronomina interogatif (kata ganti penanya), pronomina relatif (kata ganti penghubung), pronomina kepemilikan dan lainnya.
Contohnya:
- Baju biru
- Tangan panjang
- Buah bibir
- Ulang tahun
5. Frasa Verba
Frasa verbal merupakan jenis frasa yang unsur intinya berupa kata kerja atau verba. Kata kerja tersebut diperluas dengan cara memberikan unsur tertentu yang menghasilkan frasa pada sintaksis yang sama.
Sebagai contoh, kata kerja pergi bisa diperluas menjadi frasa verbal sudah pergi atau tidak pergi. Frasa verbal dan kata kerja verba bisa menduduki fungsi berbeda di dalam kalimat.
- sedang menulis
- sudah pulang
- tidak pergi
- akan bekerja
6. Frasa Adverbial
Frasa adverbial merupakan frasa yang unsur intinya berupa kata keterangan atau adverbial. Kata keterangan tersebut bisa ditempatkan di bagian awal kalimat, tengah maupun akhir.
Frasa adverbial ada berbagai macam seperti adverbial tempat, adverbial waktu, adverbial cara, adverbial tujuan dan lainnya.
Contohnya:
- dengan cara musyawarah (frasa adverbial cara)
- dengan (memakai) pisau (frasa adverbial alat)
- sebelum mandi (frasa adverbial waktu)
7. Frasa Preposisional
Frasa preposisional adalah frasa yang unsur intinya berupa kata depan atau preposisi dan letaknya biasanya ada di depan kata nomina. Nah, biasanya frasa preposisional ini di awal dengan kata dari, ke, dengan, dan di.
Contohnya:
- dengan lambat
- di pasar
- ke luar kota
- pada pagi hari
- atas kehadirannya
- terhadap pasal berlapis ini
Apa itu Klausa?
Supaya kamu bisa lebih memahami perbedaan frasa dan klausa, maka kamu juga wajib memahami pengertian dari klausa itu sendiri.
Klausa merupakan gabungan dari dua kata atau lebih yang kata tersebut berposisi sebagai subjek serta predikat.
Jika dilihat sekilas, klausa sudah memenuhi syarat menjadi kalimat efektif karena terdiri dari subjek dan predikat. Namun, klausa tidak mempunyai tanda baca seperti tanda tanya, tanda titik, tanda seru dan sebagainya.
Oleh karena itu, klausa kadang disebut sebagai kalimat yang belum diakhiri karena tidak mengandung tanda baca.
Jenis-jenis Klausa dan Contohnya
Klausa juga dapat dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan unsur penyusunnya serta kemampuan klausa untuk mandiri membentuk kalimat tersendiri.
Berikut adalah beberapa jenis klausa dan contoh klausa yang Mamikos kutip dari laman pijarbelajar.id:
1. Klausa Bebas
Klausa bebas merupakan jenis klausa yang tersusun dari unsur pembentuk kalimat lengkap, yakni minimal mengandung unsur subjek dan predikat.
Biasanya, klausa bebas digunakan sebagai kalimat utama pada kalimat majemuk sehingga dapat berdiri sendiri tanpa membutuhkan keterangan lain dan konjungsi.
Agar kamu lebih mudah memahami bagaimana bentuk klausa bebas, berikut beberapa contoh klausa bebas:
- Budi bekerja
- Kucing tertinjak
- Pak Guru menyanyi
2. Klausa Terikat
Klausa terikat merupakan jenis klausa yang tidak bisa menjadi kalimat sendiri karena tidak memiliki subjek serta predikat.
Umumnya, klausa terikat digunakan pada kalimat majemuk sebagai anak kalimat. Klausa terikat dihubungkan dengan klausa bebas memakai konjungsi atau kata hubung. Nah, salah satu ciri lainnya adalah umumnya klausa terikat di awali dengan konjungsi.
Berikut adalah beberapa contoh klausa terikat:
- Beni pergi sejak kemarin pagi
- Karena ibu sakit adik menjadi sedih
- Ani berbelanja dan tersandung
Perbedaan Frasa dan Klausa
Setelah melihat pengertian, jenis-jenis hingga contoh dari frasa dan klausa di atas, tentu kamu sudah bisa menyimpulkan perbedaan frasa dan klausa bukan?
Meskipun frasa dan klausa merupakan gabungan dari dua kata atau lebih dan menjadi bagian dari unsur kalimat, frasa dan klausa tetap berbeda. Berikut adalah dua perbedaan mencolok dari frasa dan klausa:
1. Unsur Pembentuk
Perbedaan frasa dan klausa pertama dan paling mencolok tentu saja unsur pembentuknya. Klausa terbentuk dari unsur subjek dan predikat. Sementara itu, frasa terdiri dari unsur utama dan unsur keterangan.
2. Gagasan yang Disampaikan
Perbedaan frasa dan klausa juga bisa kamu lihat dari gagasan yang disampaikan gabungan kata tersebut.
Sebagaimana yang sudah dijelaskan sebelumnya, klausa pada kondisi tertentu bisa berkedudukan sebagai kalimat karena mengandung subjek dan predikat.
Oleh karena itu, klausa disebut sebagai pernyataan mandiri dan bisa berdiri sendiri, serta sudah bisa mengungkapkan gagasan dan pemikiran.
Berbeda dengan klausa, frasa tidak memiliki unsur subjek dan predikat sehingga tidak bisa berdiri sendiri. Frasa juga tidak bisa dijadikan kalimat karena tidak dapat mengungkapkan gagasan tertentu.
Nah, di atas tadi ada informasi yang bisa Mamikos bagikan terkait perbedaan frasa dan klausa lengkap dengan contohnya.🧐📝
Jika kamu ingin mencari informasi edukasi lainnya, seperti kamu bisa kunjungi situs blog Mamikos dan temukan informasinya di sana.
FAQ
Secara sederhana frasa adalah satuan tata bahasa yang terdiri dari dua kata dan menjadi pemadu suatu kalimat. Sedangkan klausa adalah kelompok kata yang terdiri dari subjek dan predikat yang nantinya akan berpotensi jadi kalimat utuh.
Frasa, seperti “di pagi hari” atau “di atas meja”, tidak dapat berdiri sendiri sebagai kalimat. Klausa, seperti “Dia berlari” atau “Dia sedang membaca buku”, dapat berdiri sendiri sebagai kalimat independen atau bergantung pada klausa lain sebagai klausa dependen. Frasa tidak memiliki subjek atau kata kerja, sementara klausa memiliki subjek dan kata kerja.
Klausa adalah kelompok kata yang terdiri dari subjek dan predikat yang dapat berfungsi sebagai bagian dari kalimat atau sebagai kalimat itu sendiri. Misalnya, “Dia makan” adalah sebuah klausa karena memiliki subjek (Dia) dan predikat (makan).
Sebuah kumpulan kata yang dikatakan sebagai klausa jika ia memiliki predikat dan sebuah subjek, sedangkan sebuah frasa kemudian berisi kata kerja tanpa subjek atau berisi subjek tanpa menggunakan predikat di dalamnya.
Contoh: Dipenuhi kegembiraan, gadis itu melompat-lompat. Pria berjaket merah itu adalah ayahku. Frasa juga dapat mendeskripsikan kata kerja atau kata keterangan dengan menjelaskan bagaimana atau mengapa sesuatu terjadi.
Referensi:
Perbedaan Frasa dan Klausa yang Sobat Pijar Wajib Tahu [Daring]. Tautan: https://www.pijarbelajar.id/blog/perbedaan-frasa-dan-klausa
Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu: