Cara Mengevaluasi Teks Anekdot untuk Mencari Maknanya yang Benar
Cara Mengevaluasi Teks Anekdot untuk Mencari Maknanya yang Benar – Anda mungkin sudah familiar dengan teks anekdot, meskipun nyatanya tidak sedikit yang masih bingung bagaimana mengevaluasi teks anekdot untuk mencari maknanya. Pasalnya, walaupun ditulis dalam bentuk short story, namun anekdot dibalut dengan humor dan sarkasme yang misterius.
Cara Mengevaluasi Teks Anekdot
Daftar Isi
Daftar Isi
Teks anekdot dapat dipahami sebagai suatu bentuk penyadaran sosial. Sebab, penulis bisa mengajak atau memberikan nasihat kepada masyarakat melalui cerita yang unik, penuh humor, menghibur, dan pastinya tidak terlepas dari pesan moral, amanat, maupun kebenaran yang akurat secara umum. Di masyarakat juga telah banyak ditemukan contoh teks anekdot.
Apa Itu Teks Anekdot?
Sebelum membahas cara mengevaluasi teks anekdot untuk mencari maknanya, ada baiknya Anda juga memahami pengertian anekdot terlebih dahulu. Dengan begitu, akan lebih mudah menggali makna yang tersurat dan tersirat. Sebab, teks anekdot erat nasihat dan juga kritik yang membangun.
Menurut KBBI (2008), teks anekdot merupakan cerita singkat yang dikemas secara lucu dan mengesankan, sedangkan cerita yang diangkat biasanya tentang orang terkenal. Segi pesan dalam anekdot umumnya dihadirkan sebagai bentuk kepedulian terhadap persoalan yang sedang terjadi.
Dalam buku berjudul “Teks dalam Kajian Struktur dan Kebahasaan”, Taufiqur Rahman menyebutkan, bahwa teks anekdot merupakan cerita singkat yang mengandung unsur humor dan dibuat dengan maksud mengkritik. Topiknya biasanya berhubungan dengan politik, layanan publik, sosial, dsb.
Ciri Ciri Teks Anekdot
1. Bermuatan Unsur Lucu
Salah satu ciri khas dari teks anekdot adalah memiliki unsur lucu, sebab anekdot adalah suatu karya yang bersifat mengundang tawa aka menghibur. Namun, tetap memiliki makna berupa kritik terhadap tema atau topik yang sedang hangat dibicarakan pada saat itu.
2. Sarkasme/Sindiran
Meskipun dikemas secara humoris, namun anekdot tetap mengandung unsur sarkasme atau sindiran. Hal inilah yang membuat anekdot berbeda dengan teks lain. Sebab, bagaimanapun anekdot memang didesain sebagai bentuk kritik pada kondisi yang berlangsung di sekeliling.
3. Melibatkan Partisipan
Dalam anekdot ada partisipan yang dijadikan objek untuk bahan cerita. Partisipan ini dapat diambil dari tokoh atau public figure. Namun, hal tersebut bukanlah mutlak, karena siapa saja bisa dijadikan partisipan untuk menulis sebuah teks anekdot, yang penting relevan.
4. Mengandung Konjungsi
Konjungsi merupakan kata hubung antar kalimat, klausa, dan frasa. Ada berbagai macam konjungsi berdasarkan fungsinya, seperti aditif, disjungtif, pertentangan, waktu, kausal, konsekutif, kondisional, perbandingan, korelatif, tak bersyarat, penjelas, konsesif, dsb.
5. Realistik
Apabila dilihat dari segi penyampaian pesan atau makna, teks anekdot tetap mengedepankan logika sehingga tulisan yang dimuat selalu realistis. Oleh sebab itu, tidak semua orang dapat menulis anekdot, sebab membutuhkan skill mumpuni agar bisa membuat pembaca terkesan.
6. Penyuguhan Cerita Seperti Dongeng
Jika diperhatikan dengan seksama, teks anekdot disuguhkan sama seperti tulisan dongeng. Meskipun begitu, ditinjau dari segi pesan, tulisan harus tetap real dan bukan imajinatif.
7. Bersifat Menggelitik
Menggelitik yang dimaksud disini lebih merujuk pada memicu adrenalin dan emosi pembaca. Dengan kata lain, anekdot memiliki sifat humoris, berbau lelucon, namun tetap mempunyai ciri khas sindiran. Jadi, pembaca merasa terinspirasi untuk turut berkomentar juga.
Struktur Teks Anekdot
Abstrak
Menggambarkan isi tulisan secara umum, sehingga pembaca dapat memberikan ilustrasi mengenai isi cerita dari sudut pandangnya atau sesuai dengan pemahamannya sendiri.
Orientasi
Awal peristiwa pada cerita atau bagian yang menjelaskan tentang latar belakang penyebab kenapa kejadian utama bisa terjadi. Jadi, orientasinya adalah pada sebab dan bukan akibat.
Krisis
Bagian krisis menjelaskan mengenai pokok utama masalah yang ditulis dalam cerita. Tidak bisa dipungkiri, bahwa saat menulis anekdot tentu ada hal tidak menyenangkan. Contoh mudahnya adalah saat mengangkat masalah unik yang pernah dialami oleh penulis.
Tokoh Faktual
Dalam struktur penulisan teks anekdot ada yang namanya tokoh faktual. Ini merujuk pada tokoh yang cukup populer dan dikenal publik. Penggunaan sosok terkenal lebih mudah, sebab kemungkinan besar pembaca akan lebih gampang menangkap pesan yang disampaikan.
Reaksi
Bagian ini merupakan pelengkap dalam bentuk penyelesaian suatu masalah. Reaksi berasal dari penemuan pengalaman yang akan mendorong penulis untuk menyelesaikan masalah.
Koda
Koda adalah bagian akhir dari cerita. Tidak sedikit penulis menuliskan kode dengan kisah menarik dan unik. Namun, ada pula yang menulis dalam bentuk kesimpulan mengenai peristiwa yang dialami penulis. Jadi, koda ini beragam sesuai keinginan pengarang cerita.
Kaidah Kebahasaan Teks Anekdot
1. Menggunakan Kata Kerja Lampau
Kaidah paling menonjol dari teks anekdot adalah kata kerja atau waktu lampau. Ini bisa merujuk pada waktu, tanggal atau hari, bulan, atau tahun yang sudah lewat.
2. Menggunakan Kata Penghubung
Sebagaimana yang ditulis di ciri-ciri, harus ada konjungsi atau kata penghubung dalam teks anekdot. Konjungsi terdiri atas dua kelompok, yakni konjungsi antarkalimat dan konjungsi antar kata. Jangan lupa, ada juga konjungsi antar paragraf yang satu dengan paragraf lain.
3. Ditulis Secara Kronologis
Menulis teks anekdot haruslah berdasarkan pada kronologi waktu kejadian. Jadi, tulisan lebih mudah dipahami pembaca. Apalagi, teks anekdot merupakan hiburan bersifat aktual. Oleh sebab itu, unsur waktu dan juga kronologi merupakan kaidah yang tidak bisa diabaikan.
4. Menggunakan Kata Verba
Verba adalah sebuah kata yang mengilustrasikan proses, tindakan, atau kondisi yang bisa berubah bentuk sesuai sistem konjugasi dalam kalimat. Kata verba berfungsi sebagai predikat. Contoh verba antara lain adalah, tertawa, menangis, terdiam, berjalan, dsb.
5. Menggunakan Kalimat Perintah
Terdapat kalimat perintah dalam anekdot yang berpotensi mempersuasi pembaca. Contoh, Jangan coba-coba mengkonsumsi narkoba atau Anda tidak akan berumur panjang! Secara tidak langsung, kalimat tersebut memerintahkan Anda agar tidak mengkonsumsi narkoba.
6. Menggunakan Pertanyaan Retorik
Pada teks anekdot kadang dilengkapi pertanyaan retorik, atau pertanyaan yang tidak wajib dijawab. Umumnya isi pertanyaan retorik ini sangat menggelitik, jadi teks terasa lebih unik.
Bagaimana Cara Mengevaluasi Teks Anekdot untuk Mencari Maknanya?
Ada berbagai cara yang dapat dilakukan untuk mengevaluasi anekdot, dengan tujuan mencari makna atau isi pesan dalam teks. Salah satunya adalah memperhatikan berbagai aspek sebagai berikut:
- Makna tersurat
- Makna tersirat
- Unsur kebahasaan
- Isi teks
- Struktur teks
Selain beberapa aspek di atas, isi dari teks anekdot juga bisa dievaluasi dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini:
- Siapa yang disindir?
- Siapa tokoh atau partisipan dalam teks?
- Apakah rangkaian peristiwa yang ditulis sudah runtut?
- Apakah teks mengandung unsur humor, konyol, atau sindiran?
- Bagaimana kelengkapan bagian struktur teks orientasi, abstraksi, reaksi, krisis, dan koda?
- Apakah teks sudah sesuai dengan topik?
- Bagaimana akurasi penggunaan bahasa pada teks?
- Apakah teks anekdot yang ditulis mampu memberikan pencerahan untuk pembaca?
Setelah memahami cara mengevaluasi teks anekdot untuk mencari maknanya, Anda akan mengerti bahwa tujuan dari penulisan teks anekdot bukan hanya sebatas hiburan untuk membangkitkan tawa pembaca. Lebih dari itu, jenis teks ini bisa jadi kritik dan saran tidak langsung.
Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu: