Cara Menghitung Cicilan KPR Rumah secara Manual beserta Contohnya Lengkap

Cara Menghitung Cicilan KPR Rumah secara Manual beserta Contohnya Lengkap – Pada artikel kali ini, Mamikos akan membahas topik yang mungkin banyak dari kita temui dalam kehidupan sehari-hari, yaitu KPR.

KPR (Kredit Pemilikan Rumah) adalah salah satu cara populer untuk membeli rumah impian Anda, tetapi perhitungan cicilannya terkadang bisa membuat kepala kita pusing.

Jangan khawatir, artikel ini akan membantu Anda memahami cara menghitung cicilan KPR secara manual dengan bahasa yang mudah dipahami. Yuk, simak!

Jenis Bunga KPR

pexels.com/@karolina-grabowska

Sebelum Anda memutuskan untuk mengajukan Kredit Pemilikan Rumah (KPR), penting untuk memahami cara menghitung cicilan bulanannya dengan baik.

Salah satu hal yang perlu Anda ketahui adalah jenis suku bunga KPR. Mengapa ini penting? Karena suku bunga KPR dapat sangat memengaruhi seberapa besar atau kecil cicilan bulanannya.

Jadi, jika Anda memilih tenor
KPR yang lebih lama, biasanya suku bunganya akan lebih tinggi. Sebaliknya, jika
Anda memilih tenor yang lebih pendek, suku bunganya cenderung lebih rendah.

Mari kita lihat dengan lebih
detail tentang berbagai jenis suku bunga yang digunakan dalam cicilan KPR,
mulai dari yang tetap hingga yang kombinasi.

1. Suku
Bunga Tetap (Fixed)

Suku bunga tetap adalah jenis suku bunga yang besarnya sudah ditentukan pada awal perjanjian KPR dan tidak akan berubah selama jangka waktu tertentu, misalnya 1, 5, atau 10 tahun.

Hal ini memudahkan Anda untuk merencanakan anggaran karena cicilan bulanannya tetap dan stabil selama periode tersebut.

Namun, perlu diingat bahwa setelah periode tersebut berakhir, suku bunga bisa saja disesuaikan sesuai dengan kondisi pasar.

2. Suku Bunga Mengambang (Floating)

Suku bunga mengambang adalah jenis suku bunga yang dapat berubah sesuai dengan kondisi pasar. Suku bunga ini bisa naik atau turun tergantung pada kebijakan bank sentral dan perubahan ekonomi.

Meskipun awalnya mungkin memiliki cicilan yang lebih rendah, namun cicilan bulanan Anda dapat berubah-ubah selama masa pinjaman.

Ini bisa menjadi tantangan karena Anda perlu memantau dan mempersiapkan diri untuk kemungkinan kenaikan suku bunga di masa mendatang.

3. Suku
Bunga Capped

Suku bunga capped adalah kombinasi antara suku bunga tetap (fixed) dan suku bunga mengambang (floating).

Pada awal perjanjian KPR, suku bunga mungkin akan ditetapkan tetap selama periode tertentu, misalnya 1-5 tahun.

Setelah periode ini berakhir, suku bunga bisa beralih ke suku bunga mengambang yang bisa berubah sesuai dengan kondisi pasar.

Namun, ada batasan atau “capped” di mana suku bunga tidak akan melewati batas tertentu, sehingga Anda tetap memiliki batasan maksimal untuk suku bunga yang harus dibayar.

4. Suku Bunga Gabungan/Hybrid

Suku bunga gabungan adalah kombinasi dari dua atau lebih jenis suku bunga yang berbeda. Misalnya, kombinasi antara suku bunga tetap dan suku bunga mengambang.

Pada awal pinjaman, suku bunga pinjaman mungkin tetap dan stabil. Namun, setelah periode tertentu, suku bunga dapat berubah sesuai dengan indeks tertentu seperti tingkat suku bunga pasar.

Hal ini memberikan fleksibilitas dengan potensi penurunan suku bunga seiring waktu.

Cara
Menghitung Cicilan KPR Secara Manual

Anda bisa menghitung cicilan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) secara manual dengan menggabungkan jumlah yang harus Anda bayar setiap bulan.

Hasil perhitungan cicilan KPR akan bergantung pada jumlah pinjaman, tingkat bunga tetap, dan berapa lama Anda akan melunasi pinjaman tersebut.

Berikut ini rumus sederhana
yang perlu Anda ketahui untuk menghitung cicilan KPR secara manual:

  1. Cicilan Pokok adalah bagian dari pinjaman yang Anda bayarkan setiap bulan. Anda dapat menghitungnya dengan cara: Jumlah Pinjaman / Lama Tenor (dalam bulan).
  2. Cicilan Bunga per Bulan adalah bagian dari pinjaman yang merupakan bunga tetap setiap bulan. Anda bisa menghitungnya dengan rumus: Jumlah Pinjaman x Tingkat Bunga Tetap (%) x Lama Tenor (dalam tahun) / Lama Tenor (dalam bulan).
  3. Total Cicilan KPR per Bulan adalah jumlah keseluruhan yang harus Anda bayar setiap bulan dan dapat dihitung dengan menjumlahkan Cicilan Pokok dan Cicilan Bunga per Bulan.

Simulasi Cara Menghitung Cicilan KPR Secara Manual Berdasarkan
Bunganya

Cara Menghitung Cicilan KPR dengan Simulasi Fixed Rate

Contohnya, bayangkan Anda
membeli rumah di Lituhayu Village dengan skema kredit. Bank memberikan tingkat
bunga tetap sebesar 5% per bulan sampai KPR berakhir.

Harga rumah di perumahan itu
adalah Rp250.000.000. Mari kita asumsikan bahwa pengembang properti memberikan
promo tanpa uang muka dan biaya lainnya.

Kemudian, Anda memutuskan
untuk mengambil tenor kredit selama 10 tahun atau 120 bulan. Inilah cara menghitung
cicilan KPR secara manual dengan rumus perhitungan cicilan pokok yang
perlu Anda ketahui:

Harga Rumah / Tenor dalam
Bulan = Rp250.000.000 / 120 = Rp2.084.500 per bulan.

Maka, besarnya bunga tetap
adalah:

(Rp250.000.000,00 x 5% x 10) /
120 bulan = Rp1.042.000.

Jadi, total cicilan KPR untuk
rumah di Lituhayu Village yang harus Anda bayarkan adalah Rp2.084.500,00
(cicilan pokok) + Rp1.042.000,00 (bunga tetap) = Rp3.126.500.

Selama 10 tahun, Anda akan
membayar cicilan KPR dengan jumlah yang sama setiap bulannya, yaitu
Rp3.126.500.

Cara Menghitung Cicilan KPR dengan Simulasi Floating Rate

Simulasi KPR dengan tingkat bunga mengambang tidak jauh berbeda dari tingkat bunga tetap. Namun, nasabah perlu menghitungnya secara berkala sesuai dengan perubahan suku bunga pasar.

Misalkan, Anda membeli rumah
tipe Anggrek di Gardenia Permai seharga Rp400.000.000,00 dengan KPR Mandiri.

KPR Mandiri menawarkan tingkat
bunga tetap selama satu tahun sebesar 4,5% dan tenor maksimal 20 tahun. Inilah cara
menghitung cicilan KPR secara manual berupa besarnya cicilan per bulan
selama satu tahun:

Rp400.000.000,00 / 240 =
Rp1.667.000.

(Rp400.000.000,00 x 4,5% x 1)
/ 12 bulan = Rp1.500.000.

Jadi, cicilan KPR selama satu
tahun adalah Rp3.167.000 per bulan. Tahun berikutnya, nasabah akan dikenakan
tingkat bunga fluktuatif sebesar 8%.

Maka, cara menghitung cicilan
KPR secara manual berdasarkan jumlah bunga dalam cicilan per bulan
menjadi (Rp400.000.000,00 x 8% x 1) / 12 bulan = Rp2,667.000 ditambah cicilan
pokok Rp1.667.000.

Total cicilan tahun kedua
menjadi Rp4.334.000 per bulan. Selanjutnya, cara menghitung cicilan KPR secara manual
akan disesuaikan dengan perubahan tren suku bunga pasar.

Cara Menghitung Cicilan KPR dengan Simulasi Suku Bunga Capped

Selanjutnya, kita akan membahas jenis suku bunga capped atau terbatas. Namun, tidak semua bank menyediakan pilihan cicilan KPR ini.

Dalam suku bunga ini, tingkat
bunga mengikuti perubahan pasar, tetapi bank akan menetapkan batas maksimalnya.
Misalnya, jika suku bunga pasar saat itu adalah 8,75%, bank akan membatasinya
pada angka 10,5%.

Ketika suku bunga pasar naik hingga 12%, cicilan KPR akan tetap sesuai dengan batas maksimalnya, yaitu 10,5%.

Dengan demikian, nasabah mendapat manfaat ketika suku bunga pasar turun, sementara cicilan saat suku bunga naik tidak akan melebihi batas yang telah ditentukan.

Cara menghitung cicilan KPR secara manual dengan suku bunga capped sebenarnya mirip dengan suku bunga mengambang, namun perlu diingat bahwa ada batasan tingkat bunga.

Berikut adalah contoh cara menghitung cicilan KPR secara manual dengan suku bunga capped:

Misalkan Anda meminjam Rp300
juta untuk membeli rumah dengan bunga tetap 5% selama satu tahun awal. Tenor
pinjaman adalah 10 tahun atau 120 bulan. Bank menetapkan batasan bunga sebesar
10%.

Anda harus membayar
Rp3.750.000 setiap bulan pada tahun pertama.

Namun, setelah itu, jika suku bunga pasar berada pada 10% atau di bawahnya, Anda mengikuti tren pasar.

Tetapi, jika suku bunga pasar melebihi 10%, Anda harus mengikuti batas bunga bank. Dengan demikian, perhitungan cicilan menjadi seperti ini:

Cicilan bunga per bulan =
Rp300.000.000 x 10% x 10 / 120 = Rp2.000.000

Total cicilan KPR per bulan =
Rp3.750.000 + Rp2.000.000 = Rp5.750.000

Cara Menghitung Cicilan KPR dengan Simulasi Suku Bunga Gabungan/Hybrid

Terakhir, ada jenis suku bunga hybrid atau kombinasi. Suku bunga jenis ini menggabungkan elemen suku bunga tetap, mengambang, dan mungkin juga memasukkan batasan (capped).

Konsepnya adalah bank akan
membagi masa pinjaman ke dalam segmen-segmen yang menggunakan jenis suku bunga
berbeda selama tahunan.

Misalkan, jika Anda mengajukan
tenor pinjaman selama 15 tahun, bank dapat menawarkan cicilan KPR dengan
rincian sebagai berikut:

Pertama, tingkat bunga tetap
sebesar 5% selama tiga tahun pertama. Selama periode ini, cicilan KPR Anda
tidak akan mengalami perubahan.

Kemudian, pada dua tahun
berikutnya, suku bunga menjadi 10%, dengan suku bunga terbatas (capped)
sebesar 5%. Selama periode ini, cicilan KPR bisa berubah, tetapi tidak akan
melebihi batas yang telah ditentukan.

Setelah itu, sisa masa
pinjaman akan menggunakan tingkat bunga mengambang selama sepuluh tahun. Selama
periode ini, cicilan Anda akan terus berfluktuasi sesuai dengan suku bunga
pasar.

Cara menghitung cicilan KPR secara
manual dengan suku bunga hybrid adalah dengan mengikuti
perhitungan yang sesuai dengan jenis suku bunga yang berlaku pada setiap
tahunnya.

Penutup

Dalam artikel cara menghitung cicilan KPR secara manual, Anda telah memahami berbagai jenis suku bunga seperti tetap, mengambang, terbatas, dan kombinasi.

Setiap jenis suku bunga memiliki kelebihan dan kelemahannya masing-masing, serta cara perhitungan yang berbeda.

Sekarang, dengan pengetahuan yang Anda miliki, Anda dapat melangkah maju dengan lebih percaya diri dalam mengelola keuangan Anda dan merencanakan kepemilikan rumah dengan bijak.

Semoga artikel ini telah memberikan panduan yang berguna untuk memahami cara menghitung cicilan KPR secara manual. Sukses dalam perjalanan keuangan Anda!


Klik dan dapatkan info kost di dekat mu:

Kost Jogja Murah

Kost Jakarta Murah

Kost Bandung Murah

Kost Denpasar Bali Murah

Kost Surabaya Murah

Kost Semarang Murah

Kost Malang Murah

Kost Solo Murah

Kost Bekasi Murah

Kost Medan Murah