5 Cara Menghitung Harga Wajar Saham untuk Investasi dan Contohnya
5 Cara Menghitung Harga Wajar Saham untuk Investasi dan Contohnya β Banyak investor pemula bersemangat membeli saham ketika melihat harganya naik turun setiap hari.
Padahal, tidak semua menyadari apakah harga tersebut sudah wajar atau justru terlalu tinggi. Akibatnya, keputusan investasi bisa berujung pada kerugian, lho. ππ
Nah, untuk menghindari hal tersebut, kamu perlu memahami cara menghitung harga wajar saham yang bisa dilakukan dalam beberapa metode. Seperti apa? Yuk, Mamikos akan membahas tentang harga wajar saham hingga contoh perhitungannya lengkap. π
Daftar Isi
Daftar Isi
Apa itu Harga Wajar Saham?
Harga wajar saham adalah ukuran nilai sebenarnya dari sebuah saham berdasarkan kondisi fundamental perusahaan. Nilai tersebut mencerminkan seberapa sehat kinerja keuangan perusahaan, prospek pertumbuhan ke depan, risiko yang mungkin dihadapi, dan potensi arus kas yang bisa dihasilkan.
Berbeda dengan harga pasar yang bisa naik turun karena sentimen investor atau berita sementara, harga wajar memberikan gambaran realistis mengenai nilai saham itu sendiri.
Sehingga, memahami dan mengetahui cara menghitung harga wajar saham akan membantu investor menilai apakah suatu saham sedang dihargai terlalu tinggi, terlalu rendah, atau sudah seimbang dengan nilai sesungguhnya.
Dengan informasi itulah nantinya keputusan membeli atau menjual saham bisa dibuat secara lebih bijak dan terukur.
Secara sederhana, berikut adalah beberapa alasan harga wajar penting untuk dipahami, antara lain:
- Memberikan petunjuk kapan saham layak dibeli karena harganya lebih rendah daripada nilai sebenarnya.
- Membantu menghindari membeli saham dengan harga yang terlalu tinggi.
- Menjadi acuan dalam menilai jenis investasi tersebut secara rasional, sehingga tidak hanya bergantung pada spekulasi pasar.
Cara Menghitung Harga Wajar Saham
Selanjutnya, harga wajar saham dapat dihitung berdasarkan berbagai metode analisis fundamental yang menilai kondisi keuangan perusahaan, prospek pertumbuhan, dan potensi arus kasnya.
Nantinya, investor dapat menilai apakah saham sedang dihargai murah, terlalu mahal, atau sudah sesuai nilainya, sehingga keputusan beli atau jual bisa dilakukan secara lebih tepat.
Nah, berikut adalah beberapa metode populer yang biasa digunakan untuk menghitung harga wajar saham, beserta contoh perhitungannya:
1. Metode Earning per Share (EPS)
Metode Earning per Share (EPS) digunakan untuk menilai harga wajar saham berdasarkan laba bersih perusahaan per lembar saham.
Konsepnya juga sederhana, yaitu semakin tinggi laba per saham, semakin besar kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham.
Rumus EPS dasar:
EPS = Laba Bersih / Jumlah Saham Beredar
Setelah EPS diketahui, harga wajar saham dapat dihitung dengan menggunakan PER (Price to Earnings Ratio) yang sesuai dengan industri atau kondisi perusahaan:
Harga Wajar = EPS x PER
Contoh Perhitungan
Misalkan sebuah perusahaan memiliki data sebagai berikut:
- Laba bersih: Rp 10 miliar
- Jumlah saham beredar: 5 juta lembar
- PER rata-rata industri: 15
Langkah 1 β Hitung EPS:
EPS = 10.000.000.000 / 5.000.000
EPS = Rp 2.000 per saham
Langkah 2 β Hitung Harga Wajar:
Harga Wajar = EPS x PER
Harga Wajar = 2.000 x 15
Harga Wajar = Rp 30.000 per saham
Berdasarkan perhitungan ini, harga wajar saham perusahaan diperkirakan Rp 30.000 per lembar. Jika harga pasar saat ini lebih rendah, saham dianggap undervalued dan jika lebih tinggi, mungkin overvalued.
2. Metode Price Earnings to Growth Ratio (PEG)
Price Earnings to Growth Ratio, atau yang biasa disingkat PEG, adalah pendekatan untuk menilai harga saham dengan membandingkan harga saham terhadap pertumbuhan laba perusahaan.
Secara sederhana, PEG membandingkan Price to Earning Ratio (PER) dengan pertumbuhan Earning per Share (EPS) yang disetahunkan.
Metode ini membantu investor melihat apakah harga saham saat ini sudah sebanding dengan pertumbuhan laba perusahaan di masa depan.
Semakin rendah nilai PEG, semakin baik, karena artinya harga saham saat ini relatif lebih murah dibandingkan pertumbuhan laba yang diperkirakan.
Rumus PEG:
PEG = PER / Pertumbuhan Laba Tahunan (%)
Contoh Perhitungan
Misalkan sebuah perusahaan memiliki:
- PER saat ini: 15
- Pertumbuhan laba tahunan: 20%
Langkah perhitungan:
PEG = PER / Pertumbuhan Laba
PEG = 15 / 20
PEG = 0,75
Hasil PEG 0,75 menunjukkan harga saham saat ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan laba perusahaan, sehingga menjadi pertimbangan bagi investor untuk membeli saham.
3. Metode Price to Book Value (PBV)
Selanjutnya ada metode Price to Book Value atau PBV, yang merupakan cara menilai harga saham dengan membandingkan harga saham saat ini dengan nilai buku perusahaan per lembar saham. Nilai buku sendiri dihitung dari total aset perusahaan dikurangi total kewajiban.
Metode ini sering digunakan oleh investor yang fokus pada nilai intrinsik perusahaan. PBV akan membantu melihat apakah harga saham saat ini sudah mencerminkan nilai aset yang dimiliki perusahaan.
Selain itu, saham perusahaan yang sedang dalam tahap pemulihan atau belum menghasilkan laba tetap bisa dianalisis menggunakan PBV, lho.
Rumus PBV:
PBV = Harga Saham / Nilai Buku per Saham
Contoh Perhitungan
Misalkan sebuah perusahaan memiliki:
- Harga saham saat ini: Rp 5.000
- Nilai buku per saham: Rp 4.000
Langkah perhitungan:
PBV = 5.000 / 4.000
PBV = 1,25
Hasil PBV 1,25 menunjukkan harga saham saat ini sedikit lebih tinggi dibandingkan nilai aset perusahaan per saham, sehingga investor bisa mempertimbangkan apakah saham tersebut layak dibeli atau menunggu harga lebih sesuai dengan nilai buku.
4. Metode Dividend Yield (DY)
Dividend Yield atau DY digunakan untuk menghitung persentase dividen yang diterima investor dari harga saham. Metode yang satu ini membantu investor menilai seberapa besar keuntungan dari dividen dibandingkan dengan harga saham saat ini.
Rumus Dividend Yield:
DY (%) = Dividen per Saham / Harga Saham x 100%
Contoh Perhitungan
Misalkan sebuah perusahaan membagikan dividen sebesar Rp 200 per lembar saham, dan harga saham saat ini adalah Rp 4.000 per lembar.
DY = 200 / 4.000 x 100%
DY = 5%
Artinya, investor akan menerima dividen sebesar 5% dari harga saham setiap tahunnya. Semakin tinggi Dividend Yield, semakin besar keuntungan yang diperoleh dari dividen, sehingga metode ini cocok untuk investor yang fokus pada pendapatan pasif dari dividen.
5. Metode Price to Earning Ratio (PER)
Metode Price to Earning Ratio (PER) adalah cara menilai harga wajar saham dengan membandingkan harga saham per lembar dengan laba bersih perusahaan per saham (EPS). EPS sendiri dihitung dari laba bersih perusahaan dibagi jumlah saham yang beredar.
Rumus PER:
PER = Harga Saham / EPS
PER menunjukkan berapa banyak investor membayar untuk setiap unit laba yang dihasilkan perusahaan. Semakin tinggi PER, artinya investor membayar lebih untuk setiap rupiah laba, sedangkan PER yang lebih rendah menunjukkan harga saham relatif lebih terjangkau dibanding laba yang dihasilkan.
Untuk menilai apakah harga saham wajar, PER sebuah perusahaan sebaiknya dibandingkan dengan PER rata-rata perusahaan lain di industri yang sama.
Contoh Perhitungan
Misalkan sebuah perusahaan memiliki:
- Harga saham: Rp 12.000
- Laba bersih: Rp 6 miliar
- Jumlah saham beredar: 2 juta lembar
Langkah 1 β Hitung EPS:
EPS = 6.000.000.000 / 2.000.000
EPS = Rp 3.000 per saham
Langkah 2 β Hitung PER:
PER = 12.000 / 3.000
PER = 4
Jika rata-rata PER perusahaan lain di industri sama adalah 6, maka harga saham perusahaan ini lebih rendah dibanding rata-rata industri, sehingga bisa dipertimbangkan sebagai harga yang lebih terjangkau dibanding laba yang dihasilkan.
Cara Menghitung Harga Saham Per Lembar
Setelah memahami berbagai metode untuk menghitung harga wajar saham, sebagai investor, kamu juga perlu mengetahui harga saham per lembar.
Harga saham per lembar adalah nilai nominal saham yang biasanya dicatat di pasar, yaitu harga satu unit saham yang diperdagangkan.
Mengetahui harga per lembar akan membantumu sebagai investor untuk memahami berapa biaya untuk membeli satu saham dan mempermudah perhitungan jumlah saham yang bisa dibeli sesuai modal.
Rumus sederhana:
Harga Saham per Lembar = Modal / Jumlah Saham yang Diterbitkan
Contoh Perhitungan
Misalkan sebuah perusahaan memiliki:
- Modal ditempatkan: Rp 10.000.000.000
- Jumlah saham yang diterbitkan: 2.000.000 lembar
Langkah perhitungan:
Harga Saham per Lembar = 10.000.000.000 / 2.000.000
Harga Saham per Lembar = Rp 5.000
Artinya, setiap lembar saham perusahaan bernilai Rp 5.000. Jika investor ingin membeli 100 lembar saham, maka total biayanya adalah Rp 500.000.
Studi Kasus Contoh Perhitungan Harga Wajar Saham
Agar gambaran perhitungan harga wajar saham lebih mudah dimengerti, Mamikos akan memberikan contoh berdasarkan studi kasus.
Disclaimer terlebih dahulu bahwa harga saham pada contoh perhitungan ini Mamikos ambil dari website Stockbit per Rabu, 17 September 2025. Sedangkan EPS dan PER didapat dari data terbaru Q2 masing-masing bursa yang bersumber dari IPOTNEWS indopremier.com.
Contoh Perhitungan Harga Wajar Saham BBCA
Mari kita ambil contoh saham Bank Central Asia (BBCA) dengan data terbaru kuartal II 2025:
- EPS (Earnings Per Share): Rp237,84
- PER (Price to Earnings Ratio): 35,21x
- Laba bersih semester 1 2025: Rp29,02 triliun
- BVPS (Book Value per Share): Rp2.145,17
- Harga saham per 17 September 2025: Rp7.850
Menggunakan Metode PER
Rumus dasar:
Harga Wajar= EPSΓPER Industri
Jika menggunakan rata-rata PER industri perbankan (12x β 18x), maka:
- PER 12x β Rp237,84 Γ 12 = Rp2.854
- PER 15x β Rp237,84 Γ 15 = Rp3.568
- PER 18x β Rp237,84 Γ 18 = Rp4.281
Hasilnya: harga wajar BBCA dengan asumsi PER industri berada di kisaran Rp2.854 β Rp4.281.
Menggunakan Metode PBV (Price to Book Value)
Rumus dasar
Harga Wajar = PBV Industri Γ BVPS
Misalnya, rata-rata PBV sektor perbankan ada di kisaran 2x β 3x. Maka:
- PBV 2x β Rp2.145,17 Γ 2 = Rp4.290
- PBV 3x β Rp2.145,17 Γ 3 = Rp6.435
Hasilnya: harga wajar BBCA dengan asumsi PBV sektor ada di rentang Rp4.290 β Rp6.435.
Kesimpulan
Jika dilihat dari dua pendekatan:
- PER β Rp2.854 β Rp4.281
- PBV β Rp4.290 β Rp6.435
Sedangkan harga pasar BBCA per 17 September 2025 ada di Rp7.850. Itu berarti harga BBCA saat ini lebih tinggi dibanding estimasi nilai wajarnya, sehingga bisa disebut diperdagangkan pada valuasi premium.
Artinya, potensi keuntungan jangka panjang menjadi lebih kecil, sementara risikonya justru lebih besar. Malah kalau harga saham suatu saat turun mendekati nilai wajarnya (misalnya ke Rp4.000βRp6.000), justru investor bisa mengalami kerugian.
Contoh Perhitungan Harga Wajar Saham BBRI
Selain BBCA, mari kita coba menghitung harga wajar saham Bank Rakyat Indonesia (BBRI) dengan data terbaru kuartal II 2025. Berikut datanya:
- EPS (Earnings Per Share): Rp175,18
- PER (Price to Earnings Ratio) BBRI saat ini: 21,18x
- Harga saham per 17 September 2025: Rp4.140
Menggunakan Metode PER
Rumus perhitungan:
Harga Wajar = EPSΓPER Industri
Dengan asumsi rata-rata PER sektor perbankan 12x β 18x:
- PER 12x β Rp175,18 Γ 12 = Rp2.102
- PER 15x β Rp175,18 Γ 15 = Rp2.627
- PER 18x β Rp175,18 Γ 18 = Rp3.153
Harga wajar BBRI dengan pendekatan PER ada di kisaran Rp2.102 β Rp3.153 per lembar.
Selanjutnya kita bandingkan dengan harga saham BBRI per 17 September 2025 yang berada di Rp4.140, maka lebih tinggi dari estimasi harga wajarnya.
Kesimpulan
Berdasarkan perhitungan sederhana ini, saham BBRI diperdagangkan di atas nilai wajar. Artinya, jika investor membeli di harga sekarang, risikonya adalah harga bisa saja turun mendekati kisaran harga wajarnya (sekitar Rp2.100 β Rp3.100). Potensi keuntungan menjadi lebih terbatas, sementara potensi rugi justru lebih besar.
Margin of Safety sebagai Keamanan dalam Investasi
Selain belajar cara menghitung harga wajar saham, ada satu hal penting yang tidak boleh dilewatkan oleh investor, yaitu Margin of Safety (MoS).
Dalam analisis saham, hasil perhitungan harga wajar biasanya masih berupa estimasi. Tidak ada jaminan bahwa harga pasar akan selalu bergerak sesuai angka yang kita hitung. Untuk itulah banyak investor menggunakan prinsip Margin of Safety (MoS) sebagai bentuk pengaman.
Margin of Safety berarti membeli saham dengan harga yang lebih rendah dari nilai wajarnya. Tujuannya agar investor tetap memiliki ruang aman jika perhitungan meleset atau jika kondisi pasar berubah.
Contoh sederhana
- Jika hasil analisis menunjukkan harga wajar suatu saham ada di kisaran Rp5.000,
- Investor sebaiknya membeli saham tersebut di bawah harga tersebut, misalnya Rp4.000.
Melalui strategi ini investor bisa mengurangi atau menekan risiko kerugian ketika pasar bergejolak atau terjadi koreksi, sekaligus menjaga peluang keuntungan jangka panjang.
Penutup
Semoga pembahasan Mamikos mengenai pengertian, cara menghitung harga saham wajar dan contoh nyatanya tadi sudah cukup jelas, ya. π
Selanjutnya, kalau kamu ingin belajar lebih banyak tentang investasi seperti reksadana, emas, atau keuangan lainnya, jangan lupa mampir ke blog Mamikos.
Referensi:
6 Cara Menghitung Harga Wajar Saham [Daring]. Tautan: https://mstock.miraeasset.co.id/blog/cara-menghitung-harga-wajar-saham
Analisis Lengkap Harga Wajar Saham BBCA 2025 [Daring]. Tautan: https://www.kabarbursa.com/market-hari-ini/analisis-lengkap-harga-wajar-saham-bbca-2025
Begini Cara Termudah Menghitung Harga Wajar Saham [Daring]. Tautan: https://pina.id/artikel/detail/begini-cara-termudah-menghitung-harga-wajar-saham-j54fm34p9rj
Simak Cara Menghitung Nilai Wajar Saham untuk Investasi Lebih Cerdas! [Daring]. Tautan: https://reku.id/campus/cara-menghitung-nilai-wajar-saham
Klik dan dapatkan info kost di dekatmu:
Kost Jogja Murah
Kost Jakarta Murah