Cara Menghitung Persen Bunga Pinjaman per Bulan Beserta Contoh Kasusnya
Cara Menghitung Persen Bunga Pinjaman per Bulan Beserta Contoh Kasusnya – Ketika memutuskan untuk meminjam uang ke bank, maka kamu harus mencermati besarnya bunga pinjaman. Mengetahui cara menghitung persen bunga pinjaman per bulan sangat penting untuk memudahkan kamu dalam pengaturan budget selama jangka waktu kredit sehingga angsuran lancar.
Rumus Cara Menghitung Persen Bunga Pinjaman per Bulan
Daftar Isi
Daftar Isi
Banyaknya jenis produk pinjaman yang bank tawarkan memang sangat membantu masyarakat untuk mencapai tujuan masing-masing. Setiap produk pinjaman tersebut membebankan biaya berupa bunga pinjaman kepada para nasabah.
Bunga pinjaman bank adalah balas jasa yang ditetapkan oleh suatu bank kepada nasabah atas dana pinjaman yang sudah diperoleh. Sederhananya, karena keuangan kamu sudah dibantu oleh bank, maka perlu ada balas jasa yang diberikan atas bantuan tersebut.
Tapi, bukan nasabah saja yang harus membayar jasa, bank juga dikenai bunga simpanan. Pengertian bunga simpanan merujuk pada kewajiban bank untuk membayar sejumlah harga kepada nasabah yang menyimpan uang di bank tersebut.
Spesifiknya lagi, bunga pinjaman terbagi menjadi beberapa macam yakni bunga flat, bunga efektif, bunga tetap, bunga mengambang dan bunga anuitas. Agar kamu dapat membedakan ketiganya dengan benar, simak penjelasan di bawah ini, ya!
1. Menghitung Bunga Tetap
Pengertian bunga tetap adalah suku bunga yang sudah pasti dan tidak berubah sampai tanggal jatuh tempo yang ditetapkan oleh bank. Maka dari itu, bunga flat disebut juga dengan fixed rate karena besaran jumlah bunga bersifat tetap selama jangka waktu cicilan.
Produk pinjaman yang biasanya menggunakan sistem bunga flat yakni Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan kredit kendaraan bermotor.
Cara menghitung persen bunga pinjaman per bulan bisa menggunakan rumus di bawah ini:
Persentase bunga x Plafon kredit
Persentase bunga pinjaman bisa didapat dari penghitungan:
(Total Cicilan – P) P x 100%
Keterangan:
P = jumlah pinjaman awal
2. Menghitung Bunga Flat
Bunga flat adalah adalah suku bunga bank yang penghitungannya berpatokan pada pokok pinjaman awal. Hasil penghitungan tersebut akan dijadikan sebagai besaran bunga untuk setiap periode cicilan yang dibebankan pada debitur.
Dibandingkan dengan jenis lain, suku bunga flat paling gampang untuk dihitung karena rumusnya cukup sederhana. Biasanya, sistem flat diterapkan pada produk pinjaman jangka pendek seperti Kredit Tanpa Agunan (KTA).
Lalu, bagaimana cara menghitungnya? Bunga flat dihitung dengan menggunakan rumus:
Bunga flat per bulan = ( p x i x t) : Jb
Keterangan:
P = jumlah pokok pinjaman awal
t = jumlah tahun dalam jangka waktu cicilan
i = suku bunga per tahun
Jb = jumlah bulan dalam jangka waktu cicilan
3. Menghitung Bunga Efektif
Selanjutnya, produk pinjaman bank juga ada yang menerapkan bunga efektif. Pengertian bunga efektif adalah suku bunga yang berpatokan pada sisa cicilan yang dimiliki oleh peminjam atau debitur. Dengan kata lain, besaran jumlah bunganya tidak sama seperti pada sistem flat.
Pada sistem flat, jumlah bunga dihitung berdasarkan total awal dari pokok pinjaman. Sedangkan pada sistem bunga efektif, jumlahnya selalu berubah karena dihitung sesuai sisa pinjaman yang belum dilunasi oleh debitur.
Cara menghitung persen bunga pinjaman per bulan memakai rumus sebagai berikut:
Bunga efektif = SP x i x (30/360)
Keterangan:
SP = jumlah saldo pokok dari pinjaman pada bulan sebelumnya
i = suku bunga per tahun
30 = total hari dalam satu bulan
360 = total hari dalam satu tahun
4. Menghitung Bunga Anuitas
Bunga anuitas adalah suku bunga pinjaman yang penghitungannya memodifikasi metode efektif sehingga jumlah angsuran tetap sama setiap bulannya. Walaupun total angsurannya sama, tapi komposisi besaran pokok cicilan dan bunga mengalami perubahan secara periodik.
Sebagai gambaran, komposisi bunga lebih besar pada masa awal angsuran dibandingkan dengan komposisi angsuran pokok. Nantinya, saat mendekati tanggal jatuh tempo, komposisi angsuran pokoklah yang lebih besar, sedangkan besaran bunganya menjadi kecil.
5. Menghitung Bunga Mengambang
Bank juga menetapkan jenis balas jasa lain yang disebut dengan suku bunga mengambang (floating rate). Pengertian floating rate adalah suku bunga yang besarannya tidak tetap karena mengikuti perubahan harga yang terjadi di pasaran.
Jika nilai suku bunga di pasaran naik, maka bunga yang harus dibayarkan akan naik, begitu juga sebaliknya. Sistem suku bunga mengambang dapat kamu temui pada produk pinjaman KPR selama periode tertentu.
Cara menghitung persen bunga pinjaman per bulan pada sistem floating rate bisa berpatokan pada skema berbeda, misalnya fixed rate pada periode awal lalu floating rate pada periode berikutnya.
Contoh Cara Menghitung Persen Bunga Pinjaman per Bulan
Sekarang, saatnya kamu memperdalam pengetahuan tentang penghitungan bunga pinjaman berdasarkan beberapa kasus:
Contoh Kasus Bunga Flat
Seorang nasabah bernama Ardi meminjam uang sebesar Rp360.000.000 pada Bank AB. Suku bunga yang ditetapkan oleh bank tersebut sebanyak 10% per tahun. Setelah mencermati ketentuan yang ada, Ardi memutuskan untuk mengambil tenor kredit selama 12 bulan.
Maka, cara menghitung persen bunga pinjaman per bulan berdasarkan kasus dengan sistem flat rate tersebut antara lain:
Total pinjaman : 360.000.000
Suku bunga/tahun : 10%
Jangka waktu : 12 bulan
Pertama, hitung dulu jumlah cicilan yang harus dibayar oleh Ardi setiap bulannya:
360.000.000 12 = 30.000.000 per bulan
Setelah itu, baru menghitung besaran suku bunga per tahun:
360.000.000 x 10% = 36.000.000
Kemudian, hitung bunga yang harus dibayarkan setiap bulannya:
36.000.000 12 = 3.000.0000
Jadi, setiap bulannya Ardi harus menyetor ke Bank AB sebanyak Rp30.000.000 + Rp3.000.000 yakni Rp33.000.000.
Contoh Kasus Bunga Efektif
Pak Danang mengajukan pinjaman ke sebuah sebanyak Rp120.000.000 dalam jangka waktu 12 bulan. Suku bunga yang ditetapkan oleh bank per tahunnya sebesar 10%.
Berdasarkan data tersebut, maka jumlah angsuran per bulannya sebanyak:
120.000.000 12 = 10.000.000 per bulan
Pada sistem bunga efektif, besar angsuran per bulan akan berbeda karena menyesuaikan dengan bunga yang semakin mengecil. Penghitungannya sebagai berikut:
Jumlah bunga pada bulan pertama:
120.000.000 x 10% x (30/360)
120.000.000 x 10% x 1/12 = 1.000.000
Jadi, total angsuran pada bulan pertama sebesar Rp10.000.000 + Rp1.000.000 = Rp11.000.000
Jumlah bunga pada bulan kedua:
Hitung dulu sisa pinjaman yang belum dibayar
120.000.000 – 10.0000.000 = 110.000.000
110.000.000 x 10% x (30/360)
110.000.000 x 10% x 1/12 = 916.667
Jadi, total angsuran pada bulan kedua menjadi Rp10.000.000 + Rp916.667 = Rp10.916.667
Jumlah bunga pada bulan ketiga:
Pertama, hitung dulu sisa pinjaman yang masih menjadi tanggungan:
110.000.000 – 10.000.000 = 100.000.000
100.000.000 x 10% x (30/360)
100.000.000 x 10% x 1/12 = 833.334
Jadi, jumlah angsuran pada bulan ketiga menjadi Rp100.000.000 + Rp833.334 = Rp10.833.334
Berdasarkan penghitungan 3 bulan pertama, sudah terlihat bahwa besaran bunga semakin menurun. Mulai dari bulan pertama sebesar 1 juta rupiah kemudian berkurang menjadi sekitar 916 ribu rupiah lalu berkurang lagi menjadi sekitar 833 ribu rupiah pada bulan ketiga.
Contoh Kasus Bunga Tetap
Selanjutnya, perhatikan kasus berikut agar kamu bisa lebih memahami cara menghitung persen bunga pinjaman per bulan ketika mengajukan pinjaman:
Bu Anwar meminjam uang sebanyak Rp120.000.000 pada Bank Cemerlang sebagai modal memulai bisnis fashion. Bank tersebut membebankan jumlah angsuran sebesar Rp11.000.000 per bulan selama 1 tahun. Maka, langkah penghitungannya sebagai berikut:
Total pinjaman = Rp120.000.000
Angsuran per bulan = Rp11.000.000
Tenor = 1 tahun atau 12 bulan
Total angsuran = Rp132.000.000
Persentase bunga pinjamannya menjadi
(132.000.000 – 120.000.000) 120.000.000 x 100% = 10%
Jadi, sudah bisa diketahui bahwa persentase bunga yang dibebankan oleh Bank Cemerlang kepada Bu Anwar sebesar 10%.
Contoh kasus yang lain. Seorang nasabah mendapatkan pinjaman sebesar Rp240.000.000. Jumlah cicilan pokok yang ditetapkan yaitu Rp15.000.000 per bulan dalam jangka waktu 16 bulan. Penghitungannya sebagai berikut:
Pokok pinjaman = Rp240.000.000
Cicilan per bulan = Rp15.000.000
Tenor = 16 bulan
Total cicilan = Rp255.000.000
Persentase bunganya adalah:
(255.000.000 – 240.000.000) 240.000.000 x 100% = 6,25%
Dengan demikian, bisa diketahui bahwa suku bunga yang ditetapkan sebesar 6,25%
Contoh Kasus Bunga Anuitas
Pinjaman bank yang didapatkan oleh nasabah A sebanyak 120 juta rupiah dengan tenor selama 10 tahun. Suku bunga yang diberlakukan oleh bank tersebut sebesar 11% dalam 1 tahun. Lalu, bagaimana penghitungannya?
Pertama, kamu perlu mengetahui besaran cicilan setiap bulannya. Rumus yang digunakan untuk menghitung yakni:
P x (i/12) (1-(1+(i/12)-t)
Simbol P merujuk pada jumlah pinjaman, I merujuk pada bunga dalam setahun dan t merupakan tenor pembayaran.
120.000.000 x (11%/12) (1-(1+(1/12)-10)
1.653.000. Jadi, diketahui bahwa angsuran per bulan yang harus dibayar sebanyak Rp1.653.000
Selanjutnya, masuk ke penghitungan besaran bunga yang harus dibayarkan setiap bulannya:
Cicilan bunga bulan pertama:
120.000.000 x 11% 12 = 1.100.000
Cicilan bunga bulan kedua:
119.446.999 x 11% 12 = 1.094.930
Cicilan bunga bulan ketiga:
118.888.930 x 11% 12 = 1.089.815
Kamu bisa meneruskan penghitungan sampai tenor pembayaran habis.
Kemudian, berapa jumlah cicilan pokok yang ditanggung oleh nasabah A setiap bulannya? Berikut cara menghitungnya:
Cicilan pokok bulan pertama:
1.653.000 – 1.100.000 = 553.000
Cicilan pokok bulan kedua:
1.653.000 – 1.094.930 = 558.069
Cicilan pokok bulan ketiga:
1.653.000 – 1.089.815 = 563.184
Seterusnya kamu bisa menghitung sendiri berdasarkan pola yang sama sampai angsuran lunas.
Contoh Kasus Bunga Mengambang
Cara menghitung persen bunga pinjaman per bulan dengan skema floating rate biasanya menggunakan penghitungan bunga efektif dan anuitas. Perhatikan contoh penghitungan dengan skema bunga efektif berikut ini:
Seorang nasabah mengajukan KPR ke bank dengan skema floating rate. Pokok pinjaman yang disetujui sebesar Rp360.000.000 dalam jangka waktu 180 bulan atau 15 tahun. Suku bunga pada tahun pertama sebesar 10% sedangkan pada tahun kedua sebesar 12%.
Rumus yang dipakai untuk menghitung cicilan pokok yakni:
Total pinjaman tenor (dalam satuan bulan)
Rumus untuk menghitung angsuran bunga yaitu:
Saldo pinjaman di bulan sebelumnya x jumlah suku bunga x (30/360)
Berikut cara menghitung angsuran pokok pada bulan pertama di tahun pertama:
360.000.000 180 = 2.000.000
Selanjutnya, penghitungan angsuran bunga pada bulan pertama di tahun pertama yakni:
360.000.000 x 10% x (30/360) = 3.000.000
Jadi, jumlah angsuran yang harus dibayarkan sebesar Rp5.000.000
Kemudian, simulasi penghitungan untuk bulan kedua di tahun pertama yakni:
Cicilan pokok = 360.000.000 180 = 2.000.000
Angsuran bunganya sebesar:
358.000.000 x 10% x (30/360) = 2.983.333
Dengan mengetahui cara menghitung persen bunga pinjaman per bulan, kamu bisa melakukan simulasi sendiri sebelum mengajukan pinjaman ke bank. Gambaran tersebut berguna untuk memudahkan dalam pengelolaan uang sehingga kamu terhindar dari kredit macet.
Klik dan dapatkan info kost di dekatmu: