3 Cerita Dongeng Anak Islami tentang Akhlak Kejujuran hingga Sholat Penuh Pesan Moral
3 Cerita Dongeng Anak Islami tentang Akhlak Kejujuran hingga Sholat Penuh Pesan Moral – Hingga saat ini ada banyak cara yang bisa kamu lakukan untuk mengenalkan pesan-pesan kejujuran dan pentingnya menjaga akhlak bagi anak-anak.
Salah satunya adalah dengan mengajarkan nilai-nilai moral mulai dari pentingnya menjaga akhlak, kejujuran hingga pentingnya menjaga sholat melalui dongeng anak islami.
Nah, di artikel berikut ini Mamikos akan memberikan informasi lengkap tentang contoh dongeng anak islami yang penuh dengan pesan moral. Jadi, pastikan membacanya sampai selesai, ya! ☪️🧒
Daftar Isi
Daftar Isi
3 Cerita Dongeng Anak Islami
Dongeng anak islami hingga saat ini masih sering menjadi andalan dalam upaya mengajarkan nilai moral dan kebaikan kepada anak.
Hal ini dikarenakan kebanyakan anak akan merasa nyaman saat dibacakan dongeng orang tua maupun guru di kelasnya.
Maka, tidaklah mengherankan apabila dongeng anak islami termasuk genre cerita yang dapat ditemui dalam berbagai bentuk mulai dari buku hingga tulisan yang ada di intenet.
Dongeng anak islami ini penting dibaca atau didongengkan untuk anak karena memiliki banyak fungsi penting bagi pertumbuhan anak.
Adapun beberapa manfaat dari dongeng anak islami ini antara lain adalah dapat menjadi sarana untuk menumbuhkan sifat jujur, bertanggungjawab, dan berakhlak pada anak sejak usia dini.
Nah, berikut ini adalah beberapa contoh dongeng anak islami yang bisa kamu jadikan referensi apabila ingin membuatnya sendiri di lain waktu nanti
1. Kejujuran Abdul Qadir Jilani
Abdul Qadir Jilani merupakan sosok penting dalam penyebaran islam. Beliau lahir di Persia sekitar abad 11 M.
Selain memiliki pengetahuan yang luas, beliau juga dikenal sebagai sosok yang jujur. Ada kisah menarik yang bisa diteladani dari beliau.
Sedari kecil Abdul Qadir Jilani sangat senang belajar. Semua buku dibacanya hingga tuntas. Setiap hari beliau selalu menghabiskan waktunya untuk belajar dan beribadah.
Suatu hari beliau ingin belajar ke Baghdad untuk mendapatkan pengetahuan yang lebih luas. Keinginan ini beliau sampaikan kepada sang ibu.
Mendengar keinginan anaknya yang ingin belajar ke Baghdad untuk menuntut ilmu tentu membuat sang ibu merasa bahagia.
Kala itu Baghdad merupakan pusat ilmu pengetahuan. Banyak orang-orang dari berbagai belahan dunia yang datang ke Baghdad untuk menuntut ilmu.
“Baiklah, Nak. Kalau kamu ingin pergi ke Baghdad untuk menuntut ilmu. Ibu akan dengan senang hati memberimu restu. Namun, ibu memiliki satu syarat yang tidak boleh engkau langgar.
“Apa itu ibu?” tanya Abdul Qadir Jilani pernuh rasa ingin tahu.
“Apapun yang terjadi padamu, jangan sekalipun kamu berdusta. Sebab, perkataan yang jujur akan selalu mendatangkan kebaikan untukmu,” kata sang ibu.
“Baik, Bu. Saya akan selalu melaksanakan perintah ibu,” ujar Abdul Qadir Jilani.
Beberapa hari kemudian, tibalah saat bagi Abdul Qadir Jilani untuk berangkat ke Baghdad. Sebelum Abdul Qadir Jilani berangkat, sang ibu memberikan sebuah mantek khusus. Di dalam mantel itu terdapat 40 dirham uang emas yang dijahit rapi.
“Nak, di dalam mantel ini terdapat 40 dirham emas untuk bekal perjalanan dan pendidikan,” ucap sang ibu sembari menyerahkan mantel kepada anaknya.
Setelah mengucapkan terima kasih kepada sang ibu, Abdul Qadir Jilani pun bergegas berangkat menuju ke Baghdad.
Sebenarnya waktu itu Abdul Qadir Jilani belum tahu secara pasti letak kota Baghdad yang hendak dia tuju, tetapi beruntung baginya karena ada seorang kafilah yang berkenan memberinya tumpangan.
Saat hampir sampai di kota Baghdad, perjalanan Abdul Qadir Jilani dihadang oleh beberapa orang yang bertampang galak dan mengerikan.
Ternyata sosok itu adalah perampok yang sering menjarah harta para musafir yang hendak menuju ke Baghdad.
Karena kalah jumlah dan tidak memiliki senjata, kafilah yang membersamai Abdul Qadir Jilani hanya bisa pasrah dengan nasib yang akan diterimanya.
Perampok itu lalu menanyai orang-orang yang satu rombongan dengan Abdul Qadir Jilani. Tujuannya adalah ingin mengetahui apa yang dibawa para pengelana.
Semua yang ditanyai perampok mengatakan jawaban yang sama. Semua yang ditanyai mengatakan bahwa tidak membawa harta.
Namun saat perampok itu bertanya kepada Abdul Qadir Jilani yang memberikan jawaban berbeda dan membuat perampok ternganga.
“Apakah kamu memiliki barang berharga?” tanya pimpinan perampok memastikan.
“Tentu, aku memiliki barang yang berharga,” jawab Abdul Qadir Jilani tanpa sedikitpun rasa takut.
Ketua perampok lantas meminta anak buahnya mencari barang berharga milik Abdul Qadir Jilani. Tetapi, sayangnya sang anak buah tidak berhasil menemukannya.
“Di manakah kamu sembunyikan barang berhargamu? Atau jangan-jangan kamu sedang berdusta?” tanya pemimpin perampok.
“Tidak. Aku tidak berdusta. Aku memang membawa barang berharga. Carilah dengan teliti niscaya kamu akan menemukannya!”
Pimpinan perampok itu lalu membantu anak buahnya mencari barang berharga yang dimaksud oleh Abdul Qadir Jilani.
Akhirnya barang berharga milik Abdul Qadir Jilani berhasil ditemukan. Bentuknya berupa koin emas yang dijahit sedemikian rupa.
“Lantas untuk apakah ini?”
“Sebenarnya aku ingin menuntut ilmu di Baghdad. Ibuku memberikan uang ini sebagai bekalku untuk menuntut ilmu!”
Jawaban dari Abdul Qadir Jailani ini memberikan dampak yang ajaib. Sang perampok menjadi sadar bahwa yang dilakukannya selama ini adalah salah.
Ia lalu meminta maaf dan bertobat. Ia berjanji tidak akan mengulangi perbuatan buruknya lagi. Para perampok ini sekarang menjadi kelompok yang menjadi penjaga keamanan bagi mereka yang hendak menuju Baghdad.
2. Ali dan Penjual Mainan Misterius
Siang saat hendak akan main ke rumah Aldo, di tengah perjalanan Ali mendengar suara adzan dari Masjid Nurul Iman.
Ali selalu ingat pesan dari ibunya bahwa sholat itu adalah suatu kewajiban yang harus disegerakan dan tidak boleh sampai ditinggalkan.
Saat itu Ali juga ingat pesan ibunya tentang pentingnya shalat berjamaah. Teringat akan pesan ibunya ini membuat Ali ingin segera menemukan masjid yang barusan mengumandang adzan.
Tidak butuh lama bagi Ali untuk menemukannya. Tetapi, saat hendak menuju masjid dia melihat sosok penjual mainan yang misterius.
Sosoknya tinggi besar dan memakai masker. Mainan yang dijualnya bermacam-macam. Selain bagus, mainan yang dijual pedagang itu juga jauh lebih murah.
Ali tertarik ingin membeli mainan itu. Apalagi hari ini dia membawa uang yang cukup banyak dari hasil dia mengumpulkan uang sakunya sendiri.
Sesaat perhatian Ali teralihkan pada mainan yang dijual oleh lelaki bermasker itu. Ali semakin lupa dengan tujuannya yang hendak sholat ke masjid ketika lelaki itu ingin memberikan hadiah khusus kepada Ali.
“Kamu adalah pembeliku yang ke-25 hari ini. Kalau kamu mau ikut denganku. Aku akan memberimu hadiah ekstra. Bagaimana? Apakah kamu mau?” tanya lelaki itu.
Hampir saja Ali menyetujui permintaan lelaki itu. Namun, saat akan pergi bersama lelaki itu terdengarlah suara iqomat dari masjid Nurul Iman.
Ali segera teringat dengan tujuannya semula. Apalagi bersamaan dengan itu orang-orang mulai bergegas menuju masjid Nurul Iman.
“Wah, maaf Pak. Saya mau sholat dulu, takut terlambat. Saya tidak jadi mengambil hadiahnya,” ujar Ali.
Lelaki itu mencoba meyakinkan dan mengatakan bahwa Ali bisa sholat di rumahnya. Tetapi, keinginan Ali sudah bulat.
Setelah membayar mainan yang diinginkan, Ali langsung bergegas ke masjid. Beberapa saat kemudian Ali sudah selesai shalat dhuhur berjamaah di masjid.
Saat keluar dari masjid ada pemandangan yang membuat Ali terkejut. Ia melihat lelaki penjual mainan itu diamankan polisi.
Berdasarkan keterangan orang-orang yang menyaksikan penangkapan itu mengatakan kalau lelaki penjual mainan itu ditangkap karena terlibat penculikan anak.
Seketika Ali lemas dan mengucap rasa syukur yang tidak terkira kepada Allah Swt. Ia tidak bisa membayangkan bagaimana nasibnya apabila mengikuti permintaan lelaki itu tadi.
Ali merasa sangat bersyukur bahwa Allah Swt telah melindunginya berkat keteguhan Ali menjalankan pesan dari ibunya.
3. Umar Anak yang Jujur
Suatu hari di bulan puasa Umar baru saja pulang mengaji. Di tengah jalan, dia melewati kebun kurma milik pak Sulam.
Ketika itu Umar mendapati sebuah dompet terjatuh di tengah jalan. Ia lalu memungut dompet itu dan membukanya.
Di dalam dompet itu selain terdapat uang cukup banyak juga terdapat sebuah identitas yang menunjukkan bahwa dompet itu milik pak Sulam.
Umar yang saat itu belum punya baju lebaran sebenarnya ingin mengambil uang itu. Namun, Umar teringat pesan ibunya bahwa dompet yang dia temukan bukan haknya dan harus dikembalikan kepada pemiliknya.
Saat berjalan menuju ke kediaman pak Sulam. Umar melihat sebuah plastik tergeletak di pinggir jalan. Ia curiga dengan isi dari plastik itu.
Ketika dibuka, ternyata plastik itu berisi buah kurma. Di sekitar tempat itu, hanya terdapat kebun kurma pak Sulam saja.
Jadinya, Umar berpikir bahwa kurma di dalam plastik itu milik pak Sulam. Umar lantas membawa kurma dan dompet itu ke rumah pak Sulam.
Sementara itu, pak Sulam merasa sangat bingung karena dompet dan buah kurmanya jatuh. Ia sudah mencarinya kemana-mana, tetapi tidak berhasil menemukannya.
Di tengah rasa bingungnya ini tiba-tiba pintu rumahnya diketuk dan sesaat kemudian terdengar suara salam dari anak kecil.
“Assalamualaikum!” ucap Umar dari luar.
“Waalaikumsalam,” jawab pak Sulam sambil bergegas membukakan pintu. “Kamu, siapa ya dik? Dan tujuanmu ke sini untuk apa kalau boleh tahu?”
“Perkenalkan, nama saya Umar, pak. Saya dari kampung sebelah. Tadi, saya menemukan dompet bapak dan menemukan plastik ini. Saya kira kurma di plastik ini adalah milik bapak.”
Kata-kata dari Sulam ini tentu membuat pak Sulam senang bukan main. Sebab, barang yang dicarinya sudah ditemukan dalam keadaan utuh.
Sebagai ucapan rasa terima kasih, pak Sulam memberikan sejumlah hadiah kepada Umar yang telah berlaku jujur.
Umar sebenarnya tidak mengharapkan hadiah dari pak Sulam, tetapi karena tidak ingin membuat pak Sulam kecewa. Hadiah dari pak Sulam itu pun akhirnya diterima.
Penutup
Demikian contoh dongeng anak islami yang penuh moral yang dapat Mamikos rekomendasikan untuk kamu jadikan referensi.
Jika kamu ingin mencari informasi lain tentang Referensi Membuat Cerita Fabel Pendek atau tentang, Referensi Judul Dongeng Mitos yang Terkenal di Indonesia, pastikan hanya mencarinya di blog Mamikos, ya! 📖🧒
Referensi:
6 Dongeng Anak Islami yang Sarat Akan Pelajaran Hidup [Daring]. Tautan: https://www.optimaise.co.id/dongeng-anak-islami-yang-sarat-akan-pelajaran/#buah-kurma-yang-tidak-jadi-dimakan
Cerpen Anak Inspiratif Islami: Kisah Ali dan Pentingnya Shalat [Daring]. Tautan: https://www.genmuslim.id/fiksi/632752718/cerpen-anak-inspiratif-islami-kisah-ali-dan-pentingnya-shalat
9 Kumpulan Cerita Islami Anak, Penuh dengan Pesan Moral [Daring]. Tautan: https://www.haibunda.com/parenting/20230103114442-61-293714/9-kumpulan-cerita-islami-anak-penuh-dengan-pesan-moral
Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu: