Cerita Hikayat Sri Rama beserta Unsur Intrinsik dan Ekstrinsiknya dan Pesan Moralnya
Penasaran dengan cerita hikayat Sri Rama yang diadaptasi dari epos Ramayana? Baca ceritanya di artikel berikut.
Cerita Hikayat Sri Rama beserta Unsur Intrinsik dan Ekstrinsiknya dan Pesan Moralnya – Hikayat Sri Rama banyak dijumpai di daerah-daerah yang menuturkan Bahasa Melayu.
Meski demikian, jejak keberadaan hikayat Sri Rama juga bisa ditemukan di daerah lain di Indonesia seperti di Jawa, Bali, dan Kalimantan.
Sebenarnya seperti apa cerita hikayat Sri Rama itu dan bagaimana unsur intrinsik-ekstrinsiknya beserta apa pesan moralnya? Baca ulasannya di artikel berikut.
Cerita Hikayat Sri Rama
Daftar Isi [hide]

Hikayat Sri Rama merupakan karya adaptasi dari epos Ramayana yang digubah menggunakan Bahasa Melayu, dan disesuaikan pendekatan kebudayaannya.
Hikayat sendiri, apabila merujuk pada KBBI, memiliki makna karya sastra Melayu berbentuk prosa yang bersifat fiktif.
Teks Hikayat Sri Rama ada begitu banyak, tersebar di Indonesia, Malaysia, Singapore, hingga ke Negeri Inggris dan Belanda, serta negara-negara lainnya.
Mengingat Hikayat Sri Rama adalah turunan dari epos Ramayana, tentu alur cerita dan sebagian besar tokohnya punya kemiripan.
Di dalam artikel ini cerita Hikayat Sri Rama yang diangkat bersumber dari alihaksara yang dikerjakan Putri Susanti dengan obyek naskah Hikayat Sri Rama berkode ML 136 yang tersimpan di Perpustakaan Nasional Indonesia.

Advertisement
Detail Cerita Hikayat Sri Rama
Cerita Hikayat Sri Rama sebenarnya tidak berbeda jauh dengan epos Ramayana. Bahkan alur yang ada pun hampir sama.
Hanya saja terdapat penyesuaian dengan kebudayaan Melayu, mengingat epos Ramayana bersumber dari India.
Untuk memudahkan kamu dalam menyerap cerita hikayat Sri Rama, di bawah ini adalah inti dari Hikayat Sri Rama yang telah diolah menjadi empat kisah utama.
Episode 1 – Kelahiran Sri Rama
Suatu ketika ayah Sri Rama, bernama Dasarata, mendirikan suatu negeri yang kemudian diberi nama Mandupura.
Setelah negeri tersebut berdiri, tidak berselang lama Dasarata menikahi seorang putri yang bernama Putri Mandudari. Pesta pernikahan pun digelar untuk merayakannya.
Ketika pesta pernikahan berlangsung, terjadi sebuah insiden, yakni patahnya roda kereta parade yang dinaiki Dasarata dan Putri Mandudari.
Beruntungnya, mereka masih selamat berkat aksi Baliadari. Oleh Dasarata, Baliadari ikut disunting sebagai wujud balas budi.