9 Contoh Cerita Karangan tentang Kegiatan Hari Raya Idul Fitri untuk Anak SD Singkat 2026
Idul Fitri adalah perayaan besar yang menjadi momen kemenangan bagi seluruh umat Islam.
Momen kemenangan ini diraih setelah umat Islam berpuasa di bulan Ramadhan untuk mengendalikan hawa nafsu dan berbagai kemungkaran.
Selain itu, Idul Fitri juga merupakan waktu dimana umat Islam dapat saling memaafkan. 🤝✨🌙
Daftar Isi
- Contoh Cerita Karangan tentang Kegiatan Hari Raya Idul Fitri untuk Anak SD
- 1. Liburan Idul Fitri
- 2. Mudik Lebaran
- 3. Membuat Kue Lebaran
- 4. Takbir Keliling
- 5. Tradisi Hari Raya Idul Fitri
- 6. Silaturahmi ke Rumah Saudara
- 7. Malam Takbiran di Masjid
- 8. Berbagi dengan Tetangga
- 9. Mengunjungi Wisata Religi
- Penutup
Daftar Isi
- Contoh Cerita Karangan tentang Kegiatan Hari Raya Idul Fitri untuk Anak SD
- 1. Liburan Idul Fitri
- 2. Mudik Lebaran
- 3. Membuat Kue Lebaran
- 4. Takbir Keliling
- 5. Tradisi Hari Raya Idul Fitri
- 6. Silaturahmi ke Rumah Saudara
- 7. Malam Takbiran di Masjid
- 8. Berbagi dengan Tetangga
- 9. Mengunjungi Wisata Religi
- Penutup
Contoh Cerita Karangan tentang Kegiatan Hari Raya Idul Fitri untuk Anak SD
Momen penting tersebut tentunya dapat dituangkan ke dalam sebuah catatan harian yang bisa anak buat untuk mengabadikan momen Hari Raya Idul Fitri dan kegiatan-kegiatan setelahnya.
1. Liburan Idul Fitri
Saya sangat bersemangat hari ini. Saya bangun pagi, sholat subuh berjamaah masjid dan membaca ayat-ayat Al-Qur’an.
Kegembiraan yang tidak biasa ini karena saya dan keluarga saya akan pergi ke kebun binatang hari ini untuk merayakan Idul Fitri.
Ayah saya menyiapkan mobil terlebih dahulu, sementara ibu saya menyiapkan makanan untuk dibawa untuk bekal nanti. Saya membantu ibu di dapur sementara adik saya menyapu lantai.
Semua orang terlihat sangat bersemangat. Setelah semua persiapan selesai, kami berangkat bersama setelah sarapan.
Sesampainya di kebun binatang, kami langsung membuat rencana menantang untuk rute yang akan kami tempuh di kebun binatang ini. Rencananya disusun dengan rapi dan kami memulai tur kebun binatang.
Ada banyak binatang di kebun binatang ini dan pengunjung di kebun binatang ini juga sangat ramai. Meski begitu, kita tetap bisa menikmati pemandangan karena kebun binatang ini sangat luas.
Saya paling suka saat kita memasuki sangkar burung yang sangat besar. Ratusan burung bebas terbang kesana kemari dan kita juga bisa memberi makan mereka secara langsung.
Untuk mengabadikan momen, saya mengambil foto bersama ibu, ayah, dan adik di depan kandang harimau dan kandang binatang lainnya. Kami meminta petugas untuk memotret kamu berempat.Perayaan Idul Fitri kali ini sungguh menyenangkan.
2. Mudik Lebaran
Rasanya senang sekali karena hari ini akhirnya tiba. Hari yang ditunggu-tunggu oleh seluruh umat Islam dunia setelah sebulan penuh berpuasa dan menahan lapar dan dahaga.
Pagi hari kami melaksanakan sholat Idul Fitri berjamaah di masjid dekat rumah. Setelah kembali dari masjid, saya meminta maaf kepada ayah, ibu, saudara dan semua kerabat saya.
Kami semua berkeliling untuk bersilaturahmi dan juga meminta maaf kepada kerabat dan tetangga di rumah. Semoga hal ini bisa mensucikan kita kembali, amin.
Pada hari Sabtu dan Minggu, saya dan salah satu saudara saya pergi ke lapangan untuk menonton pertandingan sepak bola antar desa.
Kami sangat senang melihatnya, apalagi saat tim kampung kami bertanding. Alhamdulillah desa kami menang.
Senin 29 Maret 2026, ini adalah hari yang menyedihkan karena saya dan keluarga harus berpisah dengan saudara saya. Kita harus kembali ke Depok. Setelah berpamitan jam 7, kami berangkat.
Kondisi lalu lintas pada pagi hari cukup tenang. Namun, setelah mereka melewati Kota Ciamis dan menuju Kota Rajapolah, kemacetan mulai terjadi.
Kami tidak tahu apa yang menyebabkan penyumbatan ini. Apakah karena jalannya menyempit atau ada sebab lain? Kemacetan lalu lintas ini sangat serius.
3. Membuat Kue Lebaran
Tidak ada salahnya merayakan Hari Raya Idul Fitri dengan membuat kue atau masakan khas. Baik itu kue lebaran khas, ketupat, opor, atau mungkin sate ayam dan hidangan favorit anggota keluarga.
Kegiatan lebaran kali ini juga bisa seru karena aku bisa membuat kue dan ketupat sambil bercanda ria bersama keluarga. Karena seluruh keluarga ada di rumah, kami sekalian menghias kue lebaran dan meracik dessert yang bisa kami siapkan untuk lebaran esok.
Aku dan ibu membuat kue lebaran dan memasak di dapur. Sedangkan, ayah dan adik membuat ketupat dengan sabar karena menurut mereka membuatnya ternyata susah.
Setelah semuanya selesai, akhirnya kami bisa menikmatinya di malam takbiran. Dikarenakan kami membuat banyak kue lebaran, pada keesokan harinya (Hari Raya Idul Fitri), kami menyajikan kue tersebut kepada para tamu yang datang ke rumah.
4. Takbir Keliling
Merayakan festival keagamaan yang saya hadiri yakni Idul Fitri setiap tahunnya adalah hal yang amat menyenangkan. Hari tersebut memiliki kekhasan sendiri dibanding hari lainnya termasuk Ramadhan.
Masa takbiran adalah saat yang membahagiakan bagi semua orang terutama adik dan ayah. Setelah sore akhir Ramadhan, mereka biasanya berkumpul di mushola terdekat untuk menabuh bedug dan takbir.
Kami juga takbir berjamaah di jalan raya dalam satu kendaraan. Beberapa mobil dilengkapi dengan speaker dan drum berjalan beriringan. Di dalam kendaraan, beberapa orang mengulang takbir di tengah jalan.
Takbir keliling ini dilakukan dengan berjalan kaki keliling kampung. Malam menuju Hari Raya Idul Fitri pun menjadi sangat meriah.
Mulai dari Pak RT dan Pak RW hingga ibu-ibu turut memeriahkan takbiran keliling pada tahun ini. Kami beramai-ramai menyuarakan “Allahu Akbar” dan suara tersebut terdengar menyejukkan walaupun orang-orang berteriak menyebutnya.
5. Tradisi Hari Raya Idul Fitri
Idul Fitri merupakan hari yang istimewa bagi umat Islam karena merupakan hari kemenangan bagi umat Islam yang telah bisa menahan hawa nafsunya selama berpuasa di bulan Ramadhan.
Saat Idul Fitri, setiap keluarga memiliki tradisinya masing-masing, baik umat Islam di Indonesia maupun di luar negeri. Ketika Idul Fitri tiba di keluarga saya, semua anggota keluarga berkumpul untuk melakukan sholat Idul Fitri bersama.
Setelah shalat kami menikmati makanan yang disajikan di atas meja. Kami biasanya makan opor ayam dengan kue beras dan kentang renyah. Ibu menyiapkan makanan untuk Idul Fitri sejak sore hari.
Ibu membeli bahannya dua hari sebelumnya dan kami membantunya menyiapkannya.
Setelah menikmati makanan, kami berkumpul di ruang tamu untuk saling meminta maaf dan bernyanyi untuk Ayah dan Ibu.
Idul Fitri merupakan momen berkumpulnya keluarga yang hangat. Kami pun mudik ke rumah kakek dan nenek yang terletak di Garut, dengan jarak kurang lebih 60 km dari rumah.
Di hari raya pun, lalu lintas nampak macet di beberapa ruas utama bahkan bisa memakan waktu lebih dari tiga jam jika kendaraan tidak bergerak secara signifikan.
Doa dan ratapan sering keluar dari mulut kita. Sesampainya di Kabupaten Garut, kemacetan mulai terurai. Polisi lalu lintas di kawasan itu mulai menerapkan sistem “buka-tutup” atau “satu arah”.
Saat kami sampai di kota Nagreg waktu sudah menunjukkan pukul 6 malam. Kami memutuskan untuk istirahat dulu di rest area.
Kami pun makan bakso di sana dengan suasana hati yang bahagia karena setelah satu bulan berpuasa kami tidak menyantap makanan berkuah tersebut.
Setelah perut kami kenyang, kami melanjutkan perjalanan ke rumah nenek meskipun waktu sudah menunjukkan pukul 8 malam. Saat sebentar lagi mencapai lokasi, kemacetan nampaknya sudah terurai.
Alhasil, kami bisa sampai ke rumah nenek pada pukul 10 malam. Setibanya di rumah nenek, kami berpelukan dan saling maaf-maafan. Kakek dan nenek pun sangat bahagia menyambut kedatangan kami.
6. Silaturahmi ke Rumah Saudara
Hari Raya Idul Fitri selalu menjadi momen yang saya nantikan setiap tahun. Suasana hangat dan penuh kebahagiaan selalu terasa begitu kuat sejak pagi hari.
Setelah melaksanakan salat Idul Fitri berjamaah di lapangan dekat rumah, saya dan keluarga langsung bersiap untuk melakukan silaturahmi ke rumah saudara-saudara kami. Ini merupakan tradisi keluarga yang tidak pernah terlewatkan sejak saya kecil.
Kami memulai perjalanan menuju rumah kakek dari pihak ayah terlebih dahulu. Sepanjang jalan, kami melihat banyak warga lain yang juga melakukan hal yang sama; semua mengenakan pakaian terbaik mereka dan membawa senyum tulus di wajah.
Ketika tiba di rumah kakek, suasana langsung terasa hangat. Sepupu-sepupu saya sudah berkumpul dan langsung menyambut kedatangan kami dengan gembira.
Setelah saling bermaafan, kami menikmati hidangan khas Idul Fitri seperti opor ayam, ketupat, sambal goreng ati, serta kue-kue kering yang tersusun rapi di meja ruang tamu.
Saya sangat menikmati momen ketika seluruh keluarga besar duduk bersama sambil bercengkerama dan saling bercerita tentang pengalaman selama satu tahun terakhir.
Setelah beberapa jam di rumah kakek, kami melanjutkan perjalanan ke rumah saudara lainnya. Meskipun jarak antara rumah-rumah saudara cukup jauh, rasa lelah terasa ringan karena suasana hari raya benar-benar membuat hati bahagia.
Setiap rumah yang kami kunjungi selalu menawarkan kehangatan yang sama. Ada yang membagikan angpao untuk anak-anak kecil, ada pula yang membawakan oleh-oleh makanan khas daerah.
Menjelang sore, kami kembali pulang dengan hati penuh syukur. Bagi saya, silaturahmi saat Idul Fitri bukan hanya sekadar tradisi, tetapi juga kesempatan untuk mempererat hubungan keluarga yang mungkin jarang bertemu.
Hari itu selalu menjadi pengingat indah bahwa kebersamaan adalah hadiah terbesar Idul Fitri.
7. Malam Takbiran di Masjid
Malam takbiran adalah salah satu momen favorit saya menjelang Hari Raya Idul Fitri. Suasana yang muncul menjelang pergantian dari bulan Ramadhan ke hari kemenangan selalu terasa sangat meriah dan penuh harapan.
Tahun ini, saya menghabiskan malam takbiran di masjid lingkungan rumah bersama teman-teman dan warga sekitar.
Sejak setelah salat Isya, masjid sudah dipadati jamaah yang ingin mengikuti kegiatan takbir bersama. Suara gema takbir yang lantang dan penuh penghayatan terdengar bersahut-sahutan dari segala penjuru.
Anak-anak membawa lampion dan berjalan berkeliling halaman masjid sambil mengumandangkan kalimat “Allahu Akbar” dengan penuh semangat.
Di dalam masjid, beberapa orang dewasa menabuh bedug dengan irama khas yang membuat suasana semakin meriah. Saya pun ikut membantu menyiapkan peralatan seperti pengeras suara dan mikrofon agar kegiatan dapat berjalan lancar.
Tak lama kemudian, acara takbir keliling dimulai. Kami berjalan bersama melewati gang-gang kecil di sekitar perumahan sambil melantunkan takbir dengan penuh suka cita.
Sepanjang perjalanan, beberapa warga keluar dari rumah untuk menyapa dan ikut bertakbir. Ada juga yang membagikan air mineral serta makanan ringan untuk peserta takbir keliling. Ini membuat suasana semakin hangat dan penuh kebersamaan.
Setelah selesai takbir keliling, kami kembali ke masjid untuk menikmati hidangan ringan yang telah disiapkan ibu-ibu PKK, seperti kue basah, teh hangat, serta kolak pisang. Semua dinikmati bersama sambil bercerita dan bercanda.
Bagi saya, malam takbiran bukan hanya sekadar kegiatan merayakan datangnya Idul Fitri, tetapi juga momen yang menguatkan rasa persaudaraan antarwarga.
Setiap orang—baik anak-anak maupun orang dewasa—berkumpul dan saling berbagi kebahagiaan. Malam itu selalu menjadi pengingat betapa indahnya kebersamaan dalam sebuah komunitas.
8. Berbagi dengan Tetangga
Hari Raya Idul Fitri tidak hanya identik dengan salat Id dan saling bermaafan, tetapi juga dengan tradisi saling berbagi. Tahun ini, keluarga saya memutuskan untuk melakukan sesuatu yang sedikit berbeda.
Kami menyiapkan paket makanan dan kue kering untuk dibagikan kepada para tetangga, terutama mereka yang jarang merayakan Idul Fitri bersama keluarga besar.
Sehari sebelum hari raya, ibu sudah menyiapkan berbagai macam hidangan seperti rendang, opor ayam, sambal goreng kentang, serta beberapa toples kue.
Saya membantu mengemasnya menjadi paket-paket kecil agar lebih mudah dibagikan. Sementara itu, ayah dan adik menata paket tersebut agar tidak mudah tumpah saat dibawa.
Setelah melaksanakan salat Idul Fitri, kami mulai berjalan mengelilingi kompleks rumah. Setiap rumah yang kami datangi menerima paket makanan tersebut dengan wajah penuh senyum. Beberapa dari mereka bahkan tampak terharu karena merasa dihargai dan diperhatikan.
Ada seorang nenek yang tinggal sendirian dan mengucapkan terima kasih berkali-kali karena merasa senang mendapatkan kunjungan kami. Momen itu membuat saya merasa hangat dan bersyukur.
Di rumah tetangga yang lain, kami disambut dengan teh panas dan ajakan untuk masuk sebentar. Meskipun kunjungan kami singkat, tetapi suasana kekeluargaan terasa begitu kental. Anak-anak kecil berlarian sambil menunjukkan angpao yang mereka dapatkan dari anggota keluarga mereka.
Sore hari, kami kembali ke rumah dengan hati yang sangat bahagia. Saya sadar bahwa kebahagiaan Idul Fitri tidak hanya dirasakan dengan menerima, tetapi juga melalui memberi.
Tradisi berbagi ini membuat saya mengerti bahwa kepedulian terhadap sesama adalah salah satu nilai penting dalam Idul Fitri. Tahun ini menjadi salah satu hari raya yang paling berkesan bagi saya.
9. Mengunjungi Wisata Religi
Setelah beberapa tahun merayakan Idul Fitri hanya di rumah dan bersilaturahmi, tahun ini keluarga saya mencoba melakukan sesuatu yang berbeda.
Kami memutuskan untuk mengunjungi salah satu tempat wisata religi yang cukup terkenal di kota kami. Ayah mengusulkan untuk pergi ke sebuah masjid bersejarah yang telah berdiri sejak ratusan tahun lalu.
Pagi setelah salat Id, kami bersiap-siap untuk berangkat. Ibu menyiapkan bekal sederhana seperti nasi kuning, telur balado, dan beberapa kue kering untuk dimakan saat istirahat nanti. Kami berangkat sekitar pukul delapan pagi, dan jalanan sudah tampak ramai oleh kendaraan yang juga ingin berlibur di hari raya.
Saat tiba di masjid bersejarah tersebut, saya langsung terpesona oleh arsitektur bangunannya. Dinding-dindingnya dipenuhi ukiran indah yang menggambarkan ayat-ayat Al-Qur’an dan motif khas budaya lokal.
Banyak wisatawan datang untuk berdoa, berfoto, dan menikmati suasana damai di sekitar kompleks masjid.
Kami berkeliling sambil mendengarkan penjelasan dari pemandu wisata yang menceritakan sejarah masjid tersebut. Ternyata, masjid itu pernah menjadi pusat penyebaran agama Islam ratusan tahun lalu.
Mengetahui hal ini membuat saya merasa lebih menghargai perjalanan spiritual masyarakat di masa lampau.
Setelah berkeliling cukup lama, kami duduk di taman dekat kolam air mancur sambil menikmati bekal yang dibawa. Angin sepoi-sepoi membuat suasana semakin nyaman. Anak-anak kecil berlarian di sekitar taman, sementara orang dewasa menikmati momen tenang sambil berbincang.
Perjalanan wisata religi ini tidak hanya menambah wawasan saya tentang sejarah Islam, tetapi juga mempererat kebersamaan keluarga. Idul Fitri tahun ini terasa lebih bermakna karena kami bisa merayakannya dengan cara yang lebih penuh refleksi dan rasa syukur.
Penutup
Itulah 9 contoh cerita karangan tentang kegiatan Hari Raya Idul Fitri untuk anak SD singkat 2026 yang bisa kamu jadikan inspirasi. Semoga bermanfaat.📖😊✨
FAQ
Di hari raya Idul Fitri, biasanya orang-orang akan saling mengucapkan selamat Idul Fitri dengan berjabat tangan dan pelukan, saling memaafkan, dan melakukan kegiatan bersama keluarga, seperti mudik atau liburan, ibadah bersama, hingga belanja lebaran.
Hari Raya Idul Fitri adalah perayaan besar yang menjadi pertanda kemenangan umat muslim setelah menjalankan ibadah puasa dengan berjuang mengendalikan nafsu di bulan Ramadan.
Tujuan perayaan hari raya Idul Fitri dan Idul Adha adalah merayakan momen kemenangan dan menunjukkan pengorbanan dan kepedulian melalui berkurban.
Menurut bahasa, Idul Fitri artinya hari raya atau perayaan berbuka puasa, sedangkan menurut istilah, Idul Fitri berasal dari dua kata, yaitu id yang artinya festival al-fitr yang artinya berbuka puasa.
Idul Fitri tahun 2026 diperkirakan akan jatuh pada tanggal 19 – 20 Maret 2026.
Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu: