5 Cerita Rakyat Jawa Tengah yang Tak Terlupakan Secara Singkat dan Jelas

5 Cerita Rakyat Jawa Tengah yang Tak Terlupakan Secara Singkat dan Jelas – Setiap daerah di Indonesia hampir bisa dipastikan memiliki cerita rakyat. Isi dari cerita rakyat yang ada di Indonesia kebanyakan memberikan petuah-petuah kehidupan.

Meskipun cerita rakyat ini terkadang kebenarannya sulit untuk dibuktikan. Namun, tidak sedikit yang memiliki keyakinan bahwa di masa lalu kisah ini terjadi sungguhan.

Salah satu ciri khas yang dimiliki cerita rakyat adalah tidak diketahui siapa pengarangnya dan kapan cerita ini dibuat.

Penyebaran cerita rakyat seringkali melalui seni tutur yang artinnya tidak dituliskan. Hal inilah yang kemudian membuat cerita rakyat mempunyai banyak variasi.

Dalam artikel ini kamu akan diberikan contoh beberapa cerita rakyat yang paling terkenal dan tak terlupakan dari Jawa Tengah. Jadi, baca terus artikel berikut sampai selesai, ya!

Berikut Cerita Rakyat Jawa Tengah yang Tak Terlupakan

https://gaekon.com/

Di bawah ini kamu akan diberikan beberapa contoh cerita rakyat tak terlupakan dari Jawa Tengah

Contoh 1 Cerita Rakyat Jawa Tengah yang Tak Terlupakan

1. Asal Mula Rawa Pening

Betapa terkejutnya Endang Sawitri ketika anak yang dilahirkannya berupa cahaya yang kemudian menjelma menjadi seekor naga raksasa.

Sang anak yang berwujud naga raksasa itu kemudian bertanya kepada ibunya mengenai siapa ayahnya.

“Ayahmu adalah Ki Ageng Salokantara,” jawab Endang Sawitri.

Sang naga kemudian menemui nama yang disebutkan ibunya. Namun, Ki Ageng Salokantara menolak mengakui naga tadi sebagai anaknya.

Ki Ageng Salokantara hanya mau mengakui sang naga sebagai anaknya kalau wujudnya sudah berubah menjadi manusia.

“Bagaimana cara agar aku bisa berwujud manusia?” tanya sang naga yang saat itu diberi nama Baru Klinting.

“Bertapalah dengan melingkari Gunung Telomoyo. Saat tubuhmu mampu melingkari Gunung Telomoyo. Saat itulah kamu akan dapat berubah wujud menjadi manusia.”

Baru Klinting segera menuruti perintah Ki Ageng Salokantara. Seiring berjalannya waktu tubuh Baru Klinting semakin besar dan semakin memanjang.

Suatu hari ketika Baru Klinting sedang menjalankan tapanya. Tiba-tiba ada seorang pemburu yang menancapkan tombaknya secara tidak sengaja ke tubuh Baru Klinting.

Sontak saja saat tombak itu diangkat darah segera mengucur. Saat tahu bahwa tombaknya telah menancap pada tubuh seekor ular raksasa. Sang Pemburu langsung memotong-motong tubuh Baru Klinting.

Kabar mengenai pemburu yang berhasil menangkap ular raksasa segera tersebar luas. Sehingga banyak penduduk yang turut mengambil daging Baru Klinting.

Ajaibnya, setelah beberapa dagingnya diambil. Baru Klinting berubah menjadi seorang anak kecil.

Setelah bertapa dalam waktu yang lumayan lama. Anak kecil yang merupakan perubahan dari Baru Klinting merasa sangat lapar.

Ia kemudian mendatangi penduduk yang telah mengambil dagingnya untuk meminta makan. Sayangnya, hampir semua penduduk tidak memberinya makan.

Untungnya ia bertemu dengan seorang nenek baik hati. Nenek itu memberinya makan. Usai makan Baru Klinting meminta agar nenek yang memberinya makan untuk naik lesung.

Sebab, tidak lama lagi akan ada air bah yang akan menenggelamkan kampung tesebut. Setelah itu Baru Klinting berjalan menuju suatu lapangan.

Ia kemudian menancapkan satu batang lidi. Saat itu di lapangan sedang banyak orang berpesta makan daging ular.

Baru Klinting menantang semua orang yang ada di sana. Ia berkata bahwa siapapun yang berhasil mencabut lidi tersebut akan diberi daging ular dengan jumlah yang sangat banyak,

Semua orang yang ada di tempat itu tergiur dengan sayembara tersebut. Tetapi, tidak ada satu orang pun yang berhasil mencabutnya.

Saat orang terakhir tidak mampu mencabut lidi yang ditancapkan Baru Klinting. Ia meminta agar lidi tersebut dicabut Baru Klinting.

Begitu lidi dicabut keluarlah air dari dalam tanah. Awalnya hanya kecil tetapi seiring dengan berjalannya waktu. Air semakin membesar hingga menenggelamkan kampung tersebut.

Semua warga kecuali nenek yang baik hati tadi tenggelam karena mereka lebih mementingkan harta yang dimilikinya dibanding nyawanya sendiri.

Contoh 2 Cerita Rakyat Jawa Tengah yang Tak Terlupakan

2. Kisah Nawangwulan

Nawangwulan sangat sedih karena selendang yang membuatnya bisa kembali ke kahyangan hilang dicuri orang.

Saat ditinggal saudara-saudaranya kembali ke kahyangan. Nawangwulan semakin ketakutan. Ia saat itu berjanji kepada siapa saja yang menolongnya jika laki-laki akan dijadikan suami.

Sementara apabila yang menolongnya perempuan akan dijadikannya saudara.

Tidak lama kemudian datanglah seorang pemuda tampan bernama Jaka Tarub yang memberinya pertolongan.

Seperti yang sudah diucapkannya, Nawangwulan pun akhirnya menjadikan Jaka Tarub sebagai suaminya.

Setelah menikah dengan Jaka Tarub kehidupan Nawangwulan sangat bahagia. Selang beberapa bulan kemudian Nawangwulan dan Jaka Tarub dikaruniai seorang anak perempuan bernama Nawangsih.

Saat Jaka Tarub sedang berburu ke dalam hutan. Nawangwulan mengambil gabah di lumbung yang akan ditumbuk menjadi beras.

Alangkah terkejutnya Nawangwulan ketika tahu bahwa di lumbung itu dia melihat ada selendangnya yang hilang.

Saat itu dia sadar bahwa sosok yang telah mencuri selendangnya adalah suaminya sendiri. Saat itu Nawangwulan sangat marah.

Ia kemudian segera memakai selendang itu. Bertepatan saat sedang memakai selendangnya datanglah Jaka Tarub yang menggendong anaknya dalam keadaan menangis.

Namun, karena masih marah atas perbuatan suaminya. Nawangwulan terbang kembali ke kahyangan meninggalkan suami dan anaknya.

Nawangwulan berjanji akan sering mengunjungi anaknya. Dan apabila ketika anaknya akan menikah. Nawangwulan sendiri yang akan merias putri kesayangannya.

Contoh 3 Cerita Rakyat Jawa Tengah yang Tak Terlupakan

4. Ki Ageng Selo Sang Penangkap Petir

Suatu hari ketika sedang bekerja di sawah Ki Ageng Selo merasa kesal dengan petir yang terus menyambar.

Beberapa kali Ki Ageng Selo mengingatkan agar petir tidak mengganggunya saat bekerja. Tapi, ucapan Ki Ageng Selo ini tidak digubris oleh petir.

Merasa kesal karena perkataannya tidak dituruti. Saat petir kembali menyambar. Ki Ageng Selo segera menangkapnya dan mengikatnya pada pohon gandrik.

Petir yang tertangkap pun meronta-ronta dan mengamuk. Namun, hal itu dibiarkan saja oleh Ki Ageng Selo. Kabar tentang Ki Ageng Selo yang berhasil menangkap petir ini sampai di telinga Sultan Demak.

Sang Sultan ingin melihat bagaimana wujud petir yang ditangkap Ki Ageng Selo. Saat melihat langsung Sang Sultan sangat takjub.

Meski demikian Sultan meminta agar Ki Ageng Selo melepaskan petir yang diikat pada pohon gandrik tadi. Sebab, amukan petir itu telah menyebabkan banyak kerusakan.

Perintah dari Sultan Demak ini pun dituruti Ki Ageng Selo. Setelah dibebaskan petir kembali menyambar dan membuat salah satu dahan pohon gandrik terbakar.

Hingga saat ini dahan pohon gandrik ini masih menyala dan disimpan di sebuah masjid yang letaknya tidak jauh dari makam Ki Ageng Selo di Purwodadi, Jawa Tengah.

Contoh 4 Cerita Rakyat Jawa Tengah yang Tak Terlupakan

4. Ajisaka Melawan Prabu Dewatacengkar

Pada jaman dahulu hiduplah seorang raja jahat yang bernama Prabu Dewatacengkar.

Kegemarannya menyantap daging manusia membuat dirinya berubah menjadi raksasa yang sangat besar.

Di bawah kepemimpinan Prabu Dewatacengkar rakyat kerajaan Medangkamulan sangat menderita. Sebab, setiap hari ada saja warga yang menjadi kekejaman sang raja.

Suatu hari utusan sang raja kesulitan mencari rakyat untuk dijadikan mangsa rajanya. Di saat itu utusan sang raja hanya menemukan seorang janda tua.

Ketika janda tua itu akan dibawa ke kerajaan untuk kemudian disantap sang raja. Mereka bertemu dengan seorang pemuda tampan bernama Ajisaka.

Pemuda itu menawarkan dirinya untuk menggnatikan janda tua tadi untuk menjadi santapan sang raja.

Tawaran ini tentu membuat utusan raja senang. Ajisaka lalu dibawa ke istana. Sesampainya di istana Ajisaka bertemu dengan Prabu Dewatacengkar.

Meski berhadapan dengan sosok manusia tinggi besar yang wajahnya sangat menyeramkan. Ajisaka tak gentar. Prabu Dewatacengkar sangat senang melihat calon mangsanya masih muda.

Sang raja kemudian berkata, “Mintalah apapun kepadaku dan aku akan mengabulkan semua permintaanmu.”

“Aku hanya meminta tanah seluas ikat kepalaku,” jawab Ajisaka.

Jawaban Ajisaka ini membuat Prabu Dewatacengkar terkekeh. Selepas itu Ajisaka segera melepas ikat kepalanya.

Ajaibnya saat ditarik ikat kepala Ajisaka semakin panjang. Ketika Prabu Dewatacengkar sampai di tepi laut selatan.

Ikat kepala itu dikibaskan oleh Ajisaka. Akibatnya Prabu Dewatacengkar jatuh ke laut dan berubah menjadi buaya putih.  

Sepeninggal Prabu Dewatacengkar rakyat kerajaan Medangkamulan dapat hidup dengan tenang dan tentram di bawah kepemimpinan Ajisaka.

Contoh 5 Cerita Rakyat Jawa Tengah yang Tak Terlupakan

5. Kisah Bandung Bondowoso dan Roro Jonggrang

Kecantikan Roro Jonggrang terkenal hampir ke seluruh pulau Jawa. Sudah banyak pangeran yang melamarnya. Namun, semua lamaran itu ditolaknya.

Hingga suatu ketika datanglah pangeran dari Kerajaan Pengging yang bernama Bandung Bondowoso untuk melamar Roro Jonggrang.

Saat itu Roro Jonggrang mengatakan bahwa dirinya mau menerima lamaran Bandung Bondowoso dengan satu syarat.

Roro Jonggrang meminta untuk dibuatkan seribu candi yang harus selesai dalam satu malam. Syarat ini pun akhirnya disetujui oleh Bandung Bondowoso.

Malam harinya Bandung Bondowoso mengerahkan bala tentaranya yang berasal dari bangsa jin untuk membantunya membuat seribu candi.

Hanya dalam waktu yang singkat ratusan candi sudah berhasil diselesaikan. Rupanya apa yang dilakukan Bandung Bondowoso ini diketahui Roro Jonggrang.

Ia merasa bahwa Bandung Bondowoso telah berlaku curang karena meminta bantuan jin. Maka dari itu Roro Jonggrang mencari akal untuk menggagalkan usaha Bandung Bondowoso.

Roro Jonggrang memerintahkan para emban dan penjaga istana untuk mengumpulkan jerami dalam jumlah yang sangat banyak.

Jerami yang dikumpulkan itu lalu ditumpuk menjadi gunungan jerami. Setelah itu Roro Jonggrang meminta agar gunungan jerami itu dibakar.

Sementara abdi pria membakar gunungan jerami tadi. Roro Jonggrang meminta agar abdi perempuannya untuk menabuh lesung.

Cahaya merah dari gunungan jerami yang dibakar dan suara dari lesung yang ditabuh membuat tentara jin yang membantu Bandung Bondowoso kabur.

Setelah mengetahui tentara jin yang membantu Bandung Bondowoso kabur. Roro Jonggrang kemudian menemui Bandung Bondowoso.

Saat itu Bandung Bondowoso sangat marah hingga ia mengeluarkan kutukan kepada Roro Jonggrang.

Akibat dari kutukan itu Roro Jonggrang berubah menjadi batu yang kemudian menjadi pelengkap 1000 candi yang dibangun Bandung Bondowoso.

Penutup

Demikian beberapa contoh cerita rakyat dari Jawa Tengah yang tidak terlupakan. Semoga artikel ini bermanfaat bagi yang membutuhkan.


Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu:

Kost Dekat UGM Jogja

Kost Dekat UNPAD Jatinangor

Kost Dekat UNDIP Semarang

Kost Dekat UI Depok

Kost Dekat UB Malang

Kost Dekat Unnes Semarang

Kost Dekat UMY Jogja

Kost Dekat UNY Jogja

Kost Dekat UNS Solo

Kost Dekat ITB Bandung

Kost Dekat UMS Solo

Kost Dekat ITS Surabaya

Kost Dekat Unesa Surabaya

Kost Dekat UNAIR Surabaya

Kost Dekat UIN Jakarta