10 Cerpen Terkenal Karya Para Sastrawan Indonesia yang Wajib Kamu Tahu
10 Cerpen Terkenal Karya Para Sastrawan Indonesia yang Wajib Kamu Tahu – Di Indonesia, kamu bisa menemukan banyak sekali sastrawan yang berbakat dan produktif dalam menulis cerita pendek (cerpen).
Bagi kamu yang sedang berusaha untuk lebih banyak membaca, mungkin cerpen bisa jadi salah satu media bacaan pilihanmu. Karena dengan membaca cerpen, kamu bisa tetap membaca sesuatu dengan waktu yang lebih minim.
Nah, dalam artikel ini ada beberapa contoh cerpen terkenal karya para sastrawan Indonesia yang bisa jadi referensi bacaan kamu.
Berikut Kumpulan Cerpen Terkenal Karya Para Sastrawan Indonesia
Daftar Isi
- Berikut Kumpulan Cerpen Terkenal Karya Para Sastrawan Indonesia
- 1. Robohnya Surau Kami – A. A. Navis
- 2. Dilarang Mencintai Bunga-Bunga – Kuntowijoyo
- 3. Sepotong Senja untuk Pacarku – Seno Gumira Ajidarma
- 4. Seribu Kunang-kunang di Manhattan – Umar Kayam
- 5. Maukah Kau Menghapus Bekas Bibirnya di Bibirku dengan Bibirmu? – Hamsad Rangkuti
- 6. Lukisan Kaligrafi – A. Mustofa Bisri
- 7. Senyum Karyamin – Ahmad Tohari
- 8. Godlob – Danarto
- 9. Tegak Lurus dengan Langit – Iwan Simatupang
- 10. Dilarang Mencintai Bunga-Bunga – Kuntowijoyo
Daftar Isi
- Berikut Kumpulan Cerpen Terkenal Karya Para Sastrawan Indonesia
- 1. Robohnya Surau Kami – A. A. Navis
- 2. Dilarang Mencintai Bunga-Bunga – Kuntowijoyo
- 3. Sepotong Senja untuk Pacarku – Seno Gumira Ajidarma
- 4. Seribu Kunang-kunang di Manhattan – Umar Kayam
- 5. Maukah Kau Menghapus Bekas Bibirnya di Bibirku dengan Bibirmu? – Hamsad Rangkuti
- 6. Lukisan Kaligrafi – A. Mustofa Bisri
- 7. Senyum Karyamin – Ahmad Tohari
- 8. Godlob – Danarto
- 9. Tegak Lurus dengan Langit – Iwan Simatupang
- 10. Dilarang Mencintai Bunga-Bunga – Kuntowijoyo
Umumnya, cerpen lebih pendek dibandingkan dengan novel atau karya sastra yang lebih panjang. Meskipun pendek, cerpen tetap harus memiliki struktur cerita yang lengkap, ya. Mulai dari awalan, permasalahan, klimaks, dan penyelesaian.
Di antara banyaknya judul cerpen yang ada saat ini, terdapat beberapa cerpen yang wajib kamu masukkan ke dalam daftar bacaan kamu.
Apa saja cerpen tersebut? Berikut 10 cerpen Indonesia karya para sastrawan legendaris yang wajib kamu baca.
Cerpen terkenal pertama berjudul Robohnya Surau Kami karya A. A. Navis. Cerpen yang satu ini awalnya terbit pada tahun 1956, menceritakan dialog Tuhan dengan Haji Saleh, seorang warga Negara Indonesia yang selama hidupnya hanya beribadah dan beribadah.
Perlu kamu ketahui bahwa cerpen ini dipandang sebagai salah satu karya monumental dalam dunia sastra Indonesia, lho.
Dalam buku Robohnya Surau Kami karya A. A. Navis ini, A. A. Navis menampilkan wajah Indonesia di zamannya dengan penuh dengan kata-kata satir, penuh kegetiran, dan cemoohan akan kekolotan pemikiran manusia Indonesia saat itu yang sampai sekarang masih relevan.
2. Dilarang Mencintai Bunga-Bunga – Kuntowijoyo
Dilarang Mencintai Bunga-Bunga merupakan cerpen yang berkisah tentang keakraban seorang anak lelaki dengan tetangganya. Serta, sang kakek yang menemukan makna kedamaian dan keindahan hidup dalam bunga-bunga yang dirawatnya setiap hari.
Permasalahan sehari-hari yang diangkat dalam cerpen ini membuat jalan ceritanya terasa ringan, tapi sarat makna.
Dengan keapikan kata yang dirangkai oleh Kuntiwijoyo, membawa cerpen ini menjadi pemenang pertama Sayembara Cerpen Majalah Sastra pada 1968.
“Menangis adalah cara yang sesat untuk meredakan kesengsaraan. Kenapa tidak tersenyum, Cucu. Tersenyumlah. Bahkan, sesaat sebelum orang membunuhmu. Ketenangan jiwa dan keteguhan batin mengalahkan penderitaan. Mengalahkan, bahkan kematian.”
Sepotong kutipan cerpen tersebut tampak sederhana namun menghanyutkan. Begitulah ciri khas dari cerpen-cerpen karya Kuntowijoyo.
3. Sepotong Senja untuk Pacarku – Seno Gumira Ajidarma
Sepotong Senja untuk Pacarku merupakan buku novel yang berisikan cerpen karya Seno Gumira Ajidarma yang di dalamnya memuat cerita tentang senja dan memiliki banyak kutipan-kutipan indah.
Di dalam novel cerpen ini, terdiri dari 13 komposisi cerpen, yang menjadi penyalur kisah-kisah renungan tentang kehidupan.
Seno menulis novel ini dengan gaya bahasa yang unik namun juga absurd, sehingga membuat novel ini menarik dan penuh makna ketika dibaca.
Telah menulis banyak novel sastra yang terkenal, Seno Gumira Ajidarma juga populer dengan beberapa tulisannya seperti Atas Nama Malam, Dilarang Menyanyi di Kamar Mandi, hingga Negeri Senja.
Hingga sekarang, Seno telah memiliki puluhan cerpen yang dimuat di beberapa media massa. Selain menjadi penulis dan ilmuwan sastra, Seno juga bekerja sebagai penulis skenario dan cerita untuk beberapa film, lho.
4. Seribu Kunang-kunang di Manhattan – Umar Kayam
Seribu Kunang-kunang di Manhattan adalah judul kumpulan cerpen karya Umar Kayam, seorang sastrawan Indonesia yang menggeluti kisah cerita berlatar Jawa pada umumnya.
Dalam Seribu Kunang-kunang di Manhattan tertulis sejumlah cerita pendek, mulai dari Seribu Kunang-kunang di Manhattan, Chief Sitting Bull, Istriku, Madame Schlitz dan Sang Raksasa, Sibil, Secangkir Kopi dan Sepotong Donat dan There Goes Tatum.
Cerpen ini menceritakan tentang citra masyarakat modern di Manhattan, New York, Amerika. Saat itu, Umar Kayam memang bermukim di sana sebagai pengamat sastra dan budaya. Ia mencoba merekam situasi masyarakat di sana.
Namun tampaknya, Umar sangat cermat, mengingat ia tidak semata-mata mencurahkan pengalaman yang didapat dalam cerpennya, melainkan perlu perenungan kembali dan membungkusnya dengan pengetahuan yang selama ini digelutinya.
5. Maukah Kau Menghapus Bekas Bibirnya di Bibirku dengan Bibirmu? – Hamsad Rangkuti
Maukah Kau Menghapus Bekas Bibirnya di Bibirku dengan Bibirmu? merupakan kumpulan cerita pendek karya seorang sastrawan Indonesia bernama Hamsad Rangkuti.
Cerpen-cerpen yang ia tulis, sebagaimana dalam kumpulan Maukah Kau Menghapus Bekas Bibirnya di Bibirku dengan Bibirmu? ini memperlihatkan bagaimana Hamsad Rangkuti mengolah pengalaman yang merangsang imajinasinya.
Hamsad Rangkuti mengatakan bahwa dirinya adalah seorang “pengelamun yang parah”, orang yang suka melamun atau menghayalkan sesuatu. Saat ia merasa ada sesuatu yang menarik, ia pun dapat mengembangkannya menjadi sebuah alur cerita.
6. Lukisan Kaligrafi – A. Mustofa Bisri
Lukisan Kaligrafi merupakan buku cerpen yang memuat potongan kisah tentang fenomena ke-Islaman di sekitar kita.
Cukup sederhana dengan bahasanya yang ringan dan mudah dipahami, namun santun dan mampu mengguncang kesadaran juga.
Sekali-kali kisahnya dapat membuat pembaca tertawa miris dengan keadaan sekitar kita. Salah satu judul cerpen di buku ini adalah “Lukisan kaligrafi”, yang mengisahkan tentang sebuah lukisan yang dianggap si pembelinya bermakna amat dalam.
Dalam cerpen tersebut, si pelukis benar-benar melukis tanpa memikirkan filosofis yang ingin disampaikannya lewat lukisan itu dan hanya melukis huruf alif.
Namun, begitulah fenomana beragama, seringkali masyarakat terlalu berlebihan melihat sesuatu yang berbau agama. Padahal, alif ya cuma alif, cuma huruf arab. Yang kebetulan memiliki kesamaan dengan tulisan dalam sebuah kitab suci.
Cerpen ini ditulis oleh Dr. K. H. Ahmad Mustofa Bisri, atau lebih populer dengan nama Gus Mus, yang merupakan seorang tokoh Islam dari Indonesia dan Ketua Penasihat Nahdlatul Ulama yang kesembilan.
Dr. K. H. Ahmad Mustofa Bisri juga merupakan pemimpin Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin, Leteh, Rembang, Jawa Tengah.
7. Senyum Karyamin – Ahmad Tohari
Senyum Karyamin adalah kumpulan cerita pendek yang berisi 13 cerpen Ahmad Tohari yang ditulis antara tahun 1976 dan 1986.
Seperti dalam karya-karyanya yang lain, dalam kumpulan cerpen ini pun, Tohari, menyajikan kehidupan pedesaan dan kehidupan orang-orang kecil yang lugu dan sederhana.
Gaya bahasa Tohari yang lugas, jernih, tapi juga sederhana, di samping kuatnya gaya bahasa metafora dan ironi, menjadikan cerpen ini layak kamu baca.
8. Godlob – Danarto
Godlob adalah kumpulan cerpen karya Danarto yang pertama kali terbit tahun 1975. Nah, Godlob sendiri terdiri dari 9 judul cerpen yaitu, Armageddon, ABRACADABRA, Godlob, Rintrik, Sandiwara Atas Sandiwara, Nostalgia, Labyrinth, Asmaradana, dan Kecubung Pengasihan.
Sang penulis, Danarto sendiri besar dari dunia seni rupa dan merupakan pelopor aliran sastra realisme magis di Indonesia.
9. Tegak Lurus dengan Langit – Iwan Simatupang
Tegak Lurus dengan Langit merupakan cerpen yang ditulis oleh Iwan Simatupang. Di mana cerpen ini menggambarkan tentang sebuah keluarga yang gelisah, nyaris separuh gila semuanya dikarenakan kehilangan sosok yang menjadi ayah dan suami di keluarga mereka.
Kehilangan sosok ayah dan suami di keluarga mereka tersebut melahirkan rasa frustasi. Si ibu tidak bisa disebut janda, karena jelas mereka belum cerai. Sementara, anak-anak juga tidak bisa disebut yatim karena tak ada kabar ayah mereka telah mati.
Alhasil, situasi status serba tak menentu tersebut melahirkan tekanan sosial yang berimpilikasi psikologis kepada mereka semua.
Karakter dalam cerpen-cerpen Iwan Simatupang memiliki ciri yang sangat khas. Mulai dari karakter-karakter yang asing, misterius, hilang, dan tersesat dalam rimba labirin filosofis atau terasing dari realitas kehidupan sosial.
Karakter-karakter ini dalam kehidupan sehari-hari sangat mungkin kita kenal sebagai tetangga atau sahabat kita yang secara fisik biasa-biasa saja, namun secara sosial mungkin kita anggap aneh karena pikiran dan tingkah lakunya yang rumit dan tidak biasa.
10. Dilarang Mencintai Bunga-Bunga – Kuntowijoyo
Dilarang Mencintai Bunga-Bunga merupakan cerpen yang mengisahkan mengenai keakraban seorang anak lelaki dengan tetangganya seorang kakek yang menemukan makna kedamaian dan keindahan hidup dalam bunga-bunga yang dirawatnya setiap hari.
Dengan keapikan kata yang dirangkai, Kuntowijoyo membawa cerpen ini menjadi pemenang pertama Sayembara Cerpen Majalah Sastra pada 1968.
“Menangis adalah cara yang sesat untuk meredakan kesengsaraan. Kenapa tidak tersenyum, Cucu. Tersenyumlah. Bahkan, sesaat sebelum orang membunuhmu. Ketenangan jiwa dan keteguhan batin mengalahkan penderitaan. Mengalahkan, bahkan kematian.”
Sederhana namun sangat menghanyutkan, begitulah cerpen-cerpen karya Kuntowijoyo. Permasalahan sehari-hari yang diangkat membuat jalan ceritanya terasa ringan, tapi sarat makna.
Nah, di atas tadi merupakan informasi terkait kumpulan cerpen terkenal karya para sastrawan Indonesia yang bisa Mamikos bagikan.
Buat kamu yang ingin mengulik lebih banyak lagi tentang cerpen lainnya, seperti Contoh Cerpen Anak Sekolah Singkat hingga Cerpen Karya Putu Wijaya Berbagai Judul, kamu bisa kunjungi situs blog Mamikos dan temukan informasinya di sana.
FAQ
Deretan cerpen karya AA Navis antara lain, Robohnya Surau Kami (1955), Hudjan Panas (1963), Bianglala (1963), Hujan Panas dan Kabut Musim (1990), Jodoh (1999), Kabut Negeri si Dali (2001), Bertanya Kerbau Pada Pedati (2002), Antologi Lengkap Cerpen A.A. Navis (2005), dll.
Jika kamu ingin membuat cerpen namun bingung harus membuat cerpen apa, bisa simak contoh tema cerpen berikut ini. Mulai dari tema lingkungan, kesehatan, pengalaman, pendidikan, persahabatan.
Meskipun ada banyak gaya cerita pendek yang berbeda, terdapat tiga jenis cerita pendek yang populer: liris, fiksi kilat, dan cerita pendek pendek.
Jenis-jenis cerpen antara lain ada cerpen pendek, cerpen sedang, dan cerpen panjang.
Cerita pendek adalah cerita fiksi yang panjangnya lebih dari 1.600 kata dan kurang dari 20.000 kata. Salah satu contoh cerita pendek yang terkenal adalah “Gooseberries” karya Anton Chekhov yang ditulis pada tahun 1898.
Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu: